Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi bagi sivitas akademika UMTS, dengan adanya perpustakaan mendukung pemenuhan informasi
penggunanya. Oleh karena itu, perpustakaan sebagai penyedia informasi information provider, sudah saatnya memposisikan diri sebagai institusi
terdepan dimana saat ini seluruh masyarakat secara global telah mengarah kepada kebutuhan informasi sebagai komponen utama masyarakat modern.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan analisis tentang bagaimana pemanfaatan Perpustakaan UMTS, apakah sudah memenuhi
kebutuhan informasi dari pengguna perpustakaan? Jika belum, lalu indikator apakah yang masih kurang dan perlu diperbaiki oleh Perpustakaan UMTS agar
pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS, serta tugas dan fungsi utama Perpustakaan UMTS sebagai
perpustakaan perguruan tinggi dapat terpenuhi secara maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Pemanfaatan Perpustakaan dalam
memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan
UMTS.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.
Perpustakaan UMTS, sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan guna peningkatan pemanfaatan perpustakaan.
2. Peneliti lain, yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya. 3.
Peneliti, yaitu dapat memperdalam pengetahuan peneliti khususnya tentang pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi
Pengguna Perpustakaan UMTS.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam bidang kajian pengguna. Ruang lingkup penelitian ini adalah pemanfaatan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Tapanuli Selatan yang meliputi pemanfaatan koleksi perpustakaan, pemanfaatan layanan perpustakaan, sarana dan prasarana.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa “Perpustakaan adalah
institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, danatau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Perpustakaan perguruan tinggi seperti yang telah diketahui secara umum
merupakan salah satu fasilitas yang harus ada pada sebuah perguruan tinggi. Karena perpustakaan menjadi tempat pencarian dan perolehan informasi yang
dibutuhkan oleh mahasiswa perguruan tinggi dalam kegiatan pembelajaran dan menunjang kegiatan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Sutarno 2006, 36
perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: Perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Pemakainya
adalah sivitas akademika perguruan tinggi, dan tugas dan fungsinya yang utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hasugian 2009, 79 menyatakan pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah
Perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu terpenuhinya tujuan perguruan tinggi. Perpustakaan
perguruan tinggi sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi yang layanannya diperuntukkan sivitas
akademika perguruan tinggi yang bersangkutan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 24 ayat 1 dan ayat 2 menjelaskan bahwa,
“Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional pendidikan yang
memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, yang dimaksud dengan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang berada pada lingkungan
pendidikan tinggi yang dibentuk untuk memenuhi informasi sivitas akademika dan nilai suatu perguruan tinggi di pengaruhi oleh kondisi perpustakaannya.
Perpustakaan UMTS sebagai perpustakaan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan tinggi diperuntukkan bagi sivitas akademikanya untuk dapat
dimanfaatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma perguruan tinggi. Secara khusus adalah untuk membantu para dosen dan
mahasiswa, serta tenaga pendidikan di perguruan tinggi itu dalam proses pembelajaran dan menunjang penelitian.
Hasugian 2009, 80 menyebutkan “Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian
dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi”.
Sedangkan dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI 2004, 32 sebagai unsur penunjang
perguruan tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut: 1.
Mengadakan buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa dan staff lainnya bagi
kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi. 2.
Mengadakan buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia.
3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai
sejarah yang dihasilkan oleh sivitas akademika. 4.
Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pustaka
5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk
melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu memberikan pelatihan pengguna pustaka.
6. Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan
program kepustakaan. Berdasarkan pendapat di atas, tujuan perpustakaan yaitu untuk memenuhi
kebutuhan informasi staff pengajar dan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan menunjang penelitian. Tujuan perpustakaan UMTS yaitu untuk memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan informasi staff pengajar dan mahasiswa dengan menyediakan bahan pustaka serta menyediakan jasa peminjaman koleksi.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam
melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Menurut buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI
2004, 3, sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan memiliki berbagai fungsi yaitu:
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi
belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutahir sebagai bahan untuk melakukan penelitian
dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak
dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk
kepentingan pembangunan masyarakat dalam dalam berbagai bidang.
4. Fungsi rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan
daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni
sivitas akademika dan staf non-akademik.
6. Fungsi deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi
Universitas Sumatera Utara
yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa fungsi perguruan tinggi yaitu fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi deposit serta fungsi
interpretasi. Perpustakaan UMTS ikut berperan dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Maka perpustakaan UMTS memiliki beberapa
fungsi antara lain, fungsi edukasi untuk sumber belajar para sivitas akademika, fungsi informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi, fungsi riset
dalam mendukung pengguna untuk melakukan penelitian, serta fungsi publikasi dalam rangka mempublikasikan hasil karya yang dihasilkan oleh sivitas
akademika UMTS dan fungsi deposit.
2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Setiap perpustakaan memiliki tugasnya masing-masing. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki tugas yang berbeda dengan perpustakaan lainnya.
Tugas perpustakaan pada umumnya adalah menghimpun, mengelola, dan menyebar luaskan informasi kepada masyarakat luas. Menurut Yusup 2010, 21:
Perpustakaan perguruan tinggi bertugas mengelola sumber-sumber informasi yang mampu mendukung pelaksanaan kurikulum
perguruan tinggi yang bersangkutan, dan semua sumber informasi yang dimaksud dapat dimanfaatkan secara bersama oleh seluruh
sivitas akademikanya.
Selain itu dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI 2004, 3 mengenai perpustakaan perguruan
tinggi dikatakan bahwa “Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi
layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”. Berdasarkan uraian di atas, maka tugas perpustakaan perguruan tinggi
yaitu untuk mendukung pemanfaatan perpustakaan, memberikan layanan, mengembangkan koleksi serta mengolah dan merawat bahan pustaka.
Perpustakaan UMTS juga bertugas untuk melayani keperluan sivitas akademika UMTS dalam melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Fasilitas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Penyediaan fasilitas diperpustakaan merupakan sarana dalam pemanfaatan perpustakaan karena dapat menunjang pemenuhan informasi secara optimal
sehingga tugas dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat tercapai. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
RI 2004, 18: Fasilitas perpustakaan adalah perabotan dan peralatan yang harus
ada di perpustakaan, perabotan adalah perlengkapan fisik yang dibutuhkan didalam ruangan perpustakaan sebagai penunjang
fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku dan lain-
lain. Peralatan adalah perangkat atau benda pelayanan seperti mesin ketik, computer, printer, scanner, mesin fotokopi, alat baca
mikro dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, bahwa fasilitas perpustakaan Perguruan Tinggi
dimaksudkan untuk memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan dan koleksi perpustakaan, serta memudahkan kegiatan perpustakaan berjalan
dengan baik. Pada Perpustakaan UMTS terdapat beberapa fasilitas untuk penunjang pemanfaatan perpustakaan, antara lain tempat penitipan tas, meja dan
kursi baca, meja sirkulasilayanan, lemari arsip untuk tata usaha, papan pengumuman, kotak saran serta jam dinding.
2.2 Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya
koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program studi dari perguruan tinggi demi terwujudnya pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi,
Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi dimana
perpustakaan berada. Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi- koleksinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi
dan pengetahuan ilmiah, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademika masyarakat perguruan tinggi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI 2004, 11 dikatakan bahwa “Koleksi adalah semua bahan
pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan serta disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi”.
Menurut Darmono 2001, 60 “Koleksi perpustakaan adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak buku, majalah, surat kabar
dan bentuk tidak tercetak bentuk mikro, bahan audio visual, peta”. Berdasarkan uraian di atas, bahwa koleksi perpustakaan UMTS adalah
semua bahan pustaka yang terkumpul dalam perpustakaan dan berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS. Adapun bahan
perpustakaan UMTS terdiri dari koleksi tercetak dan tidak tercetak.
2.2.1 Jenis-Jenis Koleksi
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI 2004, 38 menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam
koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut; a.
Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.
b. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang
studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain.
c. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya
pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar. d.
Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain. e.
Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi
lainya. f.
Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus
perguruan tinggi yang bersangkutan. g.
Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek
tertentu, dan sebagainya. h.
Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya.
Menurut Sulistyo-Basuki 1993, 30, “Beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu 1 karya cetak, 2 karya noncetak; 3
bentuk mikro; dan 4 karya dalam bentuk elektronik.”
Universitas Sumatera Utara
1. Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a. Buku, adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh
dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO, tebal buku paling sedikit 49
halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
b. Terbitan berseri, merupakan bahan pustaka yang direncakan untuk
diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang dimaksud dalam bahan pustaka ini adalah harian surat kabar,
majalah mingguan, bulanan, dan lainnya, laporan yang terbit dengan jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulan dan
sebagainya.
2. Karya Noncetak
Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah,
melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk
bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah
sebagai berikut: a.
Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah
buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
a. Gambar hidup dan rekaman video, gambar hidup dan rekaman
suara terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk
pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.
b. Bahan Grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka
yang dapat dilihat langsung misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya dan yang harus dilihat dengan
bantuan alat misalnya slide, transparansi, dan filmstrip.
3. Bentuk Mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film
dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro reader. Bahan pustaka ini digolongkan
tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti
majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
a.
Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
Universitas Sumatera Utara
b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105
mm x 148 mm standar dan 75 mm x 125 mm. c.
Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar
mikrofis.
4. Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan
cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.
Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar audio visual juga merupakan koleksi
perpustakaan. Bahan pandang merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap
secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat
untuk bisa ditangkap oleh manusia.
Berdasarkan uraian diatas, jenis koleksi perpustakaan perguruan tinggi terdiri atas karya cetak, karya non cetak, bentuk mikro dan bentuk elektronik.
Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok perpustakaan. Jenis koleksi yang terdapat pada perpustakaan UMTS antara lain koleksi buku teks, terbitan berkala
serta koleksi grey literature.
2.2.2 Fungsi Koleksi
Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI 2004, 30 bahwa fungsi koleksi adalah: 1.
Fungsi pendidikan Untuk
menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan
dengan jenis dan tingkat program yang ada. 2.
Fungsi penelitian Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi,
perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
3. Fungsi referensi
Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis
yang diperlukan untuk menelusur informasi.
4. Fungsi umum
Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya, fungsi ini berhubungan dengan
Universitas Sumatera Utara
program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum. Maka jelaslah bahwa
koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan terencana.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi koleksi perpustakaan perguruan tinggi yaitu sebagai fungsi pendidikan, fungsi penelitian, fungsi referensi dan
fungsi umum. Fungsi koleksi pada perpustakaan UMTS berfungsi sebagai fungsi pendidikan dalam menunjang pendidikan, fungsi penelitian untuk menunjang
program penelitian yang dilakukan, sebagai fungsi referensi untuk melengkapi bahan-bahan referensi yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan untuk
memenuhi kebutuhan informasi. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang dibina secara teratur dan teratur.
2.3 Pemanfaatan Perpustakaan
Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna, faedah. Pemanfaatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan
Nasional RI edisi keempat 2005, 873 mendefinisikan bahwa, ”Pemanfaatan mengandung arti sebagai proses, cara, perbuatan memanfaatkan”. Sebuah
perpustakaan dapat dikatakan bermanfaat atau tidak bagi penggunanya berkaitan dengan upaya pembinaan koleksi serta layanannya agar dapat dikenal dan
dimanfaatkan oleh penggunanya. Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun
sebuah perpustakaan dikatakan berhasil bila dimanfaatkan oleh penggunanya. Julianda 2009, 2 menyebutkan secara umum manfaat perpustakaan adalah:
1. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber
informasi pengetahuan. 2.
Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta
3. Pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
4. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan
penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
5. Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha
mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Universitas Sumatera Utara
6. Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan
manusia. 7.
Penyediaan program layanan informasi yang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh customer, baik sivitas akademika
maupun masyarakat umum. 8.
Pengembangan SDM melalui penumbuhan budaya kerja dan sikap profesional.
9. Penyediaan sumber informasi di bidang Seni, Sains, Teknologi,
manajemen dan bisnis serta humaniora sebagai rujukan sivitas akademika dan umum menuju masyarakat produsen informasi.
10. Penyediaan media penyebarluasan informasi.
11. Mengkaji dan mengaplikasikan bentuk-bentuk kerjasama dengan
berbagai instansi baik dari dalam maupun luar negeri, yang memungkinkan untuk memperoleh informasi bagi sivitas
akademika dan masyarakat umum.
Berdasarkan uraian diatas, pemanfaatan perpustakaan adalah ketika pengguna perpustakaan yang menggunakan koleksi dan layanan perpustakaan
sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Pada perpustakaan UMTS pemanfaatan perpustakaan
berhubungan dengan proses yang dilakukan pengguna perpustakaan dalam menggunakan koleksi dan layanan yang ada pada perpustakaan UMTS sebagai
sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi.
2.3.1 Pemanfaatan Koleksi
Pemanfaatan koleksi adalah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat diperpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Pemanfaatan koleksi
perpustakaan adalah proses, cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan kegiatan utama pada
sebuah perpustakaan, yaitu membaca koleksi di perpustakaan maupun meminjam koleksi dari bagian sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan in library use dan meminjam
koleksi dari bagian sirkulasi out circulation use. Menurut Zulkarnaen 2007, 45, beberapa cara memanfaatkan koleksi
buku pada perpustakaan sebagai berikut: 1.
Meminjam Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi
perpustakaan setelah mendapatkan buku yang diinginkan. Dengan
Universitas Sumatera Utara
melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu yang lebih banyak untuk membaca buku yang dipinjam. Buku tersebut dapat
diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.
2. Membaca di tempat
Bagi pengguna yang memiliki waktu luang yang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih
beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya di perpustakaan.
3. Mencatat informasi dari buku
Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang diperoleh dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna
mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari berbagai buku yang berbeda.
4. Memperbanyak menggunakan jasa Foto copy
Dengan memanfaatkan fasilitas mesin Foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang diinginkan. Cara
seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan.
Dari penjelasan di atas, dijabarkan beberapa cara pemanfaatan koleksi yang biasa dilakukan oleh pengguna. Pemanfaatan koleksi merupakan cara proses,
cara dan perbuatan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pengguna dapat memanfaatkan koleksi yang tersedia dengan membaca di tempat, meminjam
koleksi, mencatat informasi dari buku serta memperbanyak koleksi.
2.3.2 Tujuan Pemanfaatan
Perpustakaan sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus mampu menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan
pemanfaatan koleksi perpustakaan akan tercapai. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk menyediakan berbagai sumber informasi dan bahan-bahan yang
relevan bagi penggunanya sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional RI edisi keempat 4 2005, 1216, “Tujuan bermakna arahan, haluan jurusan,
yang dituju, maksud, tuntutan yang dituntut”. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pemanfaatan adalah sebagai proses, cara dan
perbuatan pengguna dalam kegiatan pemanfaatan koleksi perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Frekuensi Pemanfaatan
Setiap pengguna perpustakaan akan memanfaatkan koleksi perpustakaan dimana pengguna sangat membutuhkan informasi. Kegiatan atau aktifitas
pengguna dalam mencari dan memanfaatkan perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkan berhubungan dengan frekuensi pemanfaatan
perpustakaan oleh pengguna. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional
RI edisi keempat 2005, 322, “Arti dari frekuensi pemanfaatan adalah kekerapan”. Sedangkan menurut Suwarno 2010, 93, dijelaskan bahwa
“Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”. Definisi frekuensi penggunaan adalah kekerapan pemakaian yang
dilakukan secara teratur. Bila dikaitkan dengan ilmu perpustakaan, frekuensi penggunaan adalah kekerapan pengguna dalam pemakaian perpustakaan sebagai
penyedia koleksi yang menyedikan informasi yang dibutuhkan dalam upaya pemecahan masalah yang dishadapi pengguna.
Dari uraian diatas, menjelaskan bahwa frekuensi pemanfaatan perpustakaan adalah proses pengulangan seorang pengguna perpustakaan untuk
menggunakan atau memanfaatkan koleksi perpustakaan dan layanan perpustakaan.
Berdasarkan uraian diatas, pemanfaatan perpustakaan adalah suatu proses kegiatan pengguna perpustakaan dalam menggunakan koleksi dan layanan
perpustakaan sebagai sumber informasi pengetahuan dan memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Adapun yang menjadi indikator pemanfaatan
perpustakaan adalah pemanfaatan koleksi dan pemanfataan layanan yang meliputi layanan sirkulasi dan layanan referensi.
2.4 Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan perpustakaan merupakan tugas penting dari setiap perpustakaan untuk melayani penggunanya. Yaitu suatu kegiatan untuk memberikan pelayanan
dan bantuan kepada pemakai agar memperoleh bahan pustaka yang dibutuhkan. Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI 2004, 53, “ Pelayanan perpustakaan adalah pemberian informasi kepada pengguna. Melalui pelayanan perpustakaan, pengguna dapat
Universitas Sumatera Utara
memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memanfaatkan berbagai perkakas penelusuran yang tersedia”.
Sedangkan Darmono 2007, 134 menyatakan bahwa “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki
perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.
Sehubungan dengan pendapat diatas, Moenir 2000, 410 menyatakan perwujudan pelayanan yang didambakan adalah:
1. adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan
pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang dibuat-buat.
2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu atau sindiran yang
mengarah kepada permintaan sesuatu, baik dengan alasan untuk dinas maupun kesejahteraan.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap
kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu. 4.
Pelayanan yang jujur dan terus terang. Berdasarkan uraian diatas, pelayanan perpustakaan adalah pemberian
informasi kepada pengguna. Selain itu, pelayanan perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk menyajikan informasi yang berguna untuk kepentingan
pelaksanaan proses belajar mengajar. Agar dapat melaksanakan pelayanan dengan baik, perpustakaan perguruan tinggi hendaknya mempunyai koleksi yang cukup
bervariasi dari jenis maupun isinya. Serta diharapkan adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan
yang kadang dibuat-buat dan mendapatkan pelayanan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan.
2.4.1 Layanan Sirkulasi
Salah satu pelayanan yang ada pada sebuah perpustakaan yaitu layanan sirkulasi. Layanan ini memberi kesempatan kepada pengguna untuk dapat
meminjam bahan perpustakaan untuk dibawa keluar perpustakaan. Jenis bahan pustaka yang dipinjamkan dapat berupa koleksi buku teks, jurnal, majalah serta
koleksi grey literature. Menurut Darmono 2007, 141 “Layanan Sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang
dimiliki oleh perpustakaan”.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi utama layanan sirkulasi adalah meminjamkan koleksi dalam jangka waktu tertentu. Tugas dari layanan sirkulasi yaitu untuk meminjamkan,
mengembalikan, mencatat pemesanan, memperpanjang masa peminjaman, menagih, memberikan sanksi dan memberikan keterangan bebasbersih
peminjaman. Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI 2004, 97 “Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan
maupun untuk dibawa keluar perpustakaan”. Rahayuningsih 2007, 97 penyelenggaraan layanan sirkulasi bertujuan
untuk: 1.
Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.
2. Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana
alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian, apabila koleksi itu diperlukan pengguna lain akan
segera dapat diketahui alamat peminjamdinantikan pada waktu pengembalian.
3. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas
dengan demikian kemana bahan pustaka akan terjaga. 4.
Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi
5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.
Berdasarkan uraian diatas, layanan sirkulasi adalah kegiatan langsung yang berhubungan dengan pengguna disediakan oleh perpustakaan untuk
melayani pengguna yang akan meminjam dan mengembalikan bahan pustaka. Pelayanan sirkulasi memiliki tugas untuk melakukan pendaftaran anggota,
peminjaman, perpanjangan waktu pinjam dan pengembalian buku, serta layanan yang berkaitan dengan peminjaman. Dengan adanya layanan sirkulasi, diharapkan
pengguna dapat memanfaatkan koleksi bahan pustaka dengan optimal.
2.4.2 Layanan Referensi
Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI 2004, 86 adalah :
“Layanan referensi adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusuri informasi dalam berbagai subjek. Dengan layanan
Universitas Sumatera Utara
referensi, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan cepat, menelusur informasi dengan lebih spesifik, dan dengan
pilihan subjek yang lebih luas, dan memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara optimal. Tugas dari layanan
rujukan adalah memberikan informasi yang bersifat umum, membantu menggunakan katalog dan memberikan petunjuk cara
memanfaatkannya, membimbing pengguna dalam penelusuran informasi, menjelaskan cara menggunakan bahan perpustakaan
rujukan, membantu pengguna untuk menemukan informasibahan perpustakaan yang dicarinya dan membuat jajaran vertikal yang
berisi prospektus, brosur dan sebagainya.”
Sedangkan Darmono 2001, 141 menyatakan bahwa: “Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh
perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus, seperti kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi
informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan, tetapi hanya untuk dibaca di
tempat.” Layanan referensi merupakan layanan rujukan untuk membantu pengguna
dalam menemukan informasi serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi. Tujuan layanan referensi menurut Rahayuningsih
2007, 104 antara lain: 1.
memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat
2. memungkinkan pengguna menelusuri informasi dengan pilihan
yang lebih luas 3.
memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna.
Berdasarkan uraian di atas, pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pengguna perpustakaan menemukan informasi dengan
cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan, memakai koleksi referensi.
2.5 Kebutuhan Informasi
Manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia memiliki banyak kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Salah satunya adalah kebutuhan
kognitif. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan
Universitas Sumatera Utara
lingkungannya. Pada perpustakaan UMTS kebutuhan informasinya berbeda-beda. Setiap fakultas di UMTS memiliki kebutuhan informasi sesuai dengan fakultas
dan jurusan masing-masing. Kebutuhan informasi merupakan salah satu kebutuhan seseorang untuk
melangsungkan hidupnya. Miranda dan Tarapanoff menyatakan 2008, 1: “Information need is defined as a state or process started when one perceives that
there is a gap between the information and knowledge available to solve a problem and the actual solution of the problem”. Miranda dan Tarapanoff
mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai sebuah keadaan atau proses yang diawali ketika seseorang mulai merasa informasi dan pengetahuan yang
dimilikinya masih belum cukup kurang, informasi juga dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah untuk menentukan solusi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Pengertian yang dinyatakan oleh Tarapanoff di atas memperkuat
pernyataan bahwa setiap orang memang membutuhkan informasi sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya. Kebutuhan informasi pengguna perpustakaan UMTS
juga berbeda-beda tergantung dari sivitas akademika UMTS tersebut. Tentunya memahami kebutuhan informasi sangat penting bagi lembaga
yang melayankan informasi seperti perpustakaan, seperti yang dinyatakan oleh Hiller 2004, 15 bahwa:
Memahami kebutuhan informasi pemakai sebenarnya untuk mengetahui antara lain:
1.
Siapa pemakai potensial perpustakaan
2.
Apa yang mereka pelajari dan teliti
3.
Sumber informasi dan layanan perpustakaan apa yang mereka butuhkan
4.
Bagaimana pengetahuan mereka tentang sumber informasi dan layanan yang ada di perpustakaan
5.
Bagaimana mereka menggunakan sumber informasi dan perpustakaan
6.
Bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya sebuah perpustakaan untuk mengetahui kebutuhan informasi penggunanya agar dapat
diketahui siapa pemakai, apa yang harus dilayankan, bagaimana ketergunaan dari
Universitas Sumatera Utara
sumber daya informasi yang terdapat pada perpustakaan dan bagaimana pemanfaatan dari perpustakaan itu sendiri.
Menurut Chowdhury 1999: 92 bahwa: “Kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang
menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu”. Seperti yang telah dikatakan oleh
Chowdhury 1999, 24: Sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain:
1. Mempunyai konsep yang relatif
2. Berubah pada periode tertentu
3. Berbeda antara satu orang dengan orang lain
4. Dipengaruhi oleh lingkungan
5. Sulit diukur secara kuantitas
6. Sulit diekspresikan
7. Seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi adalah kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar.
Kebutuhan informasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh pengguna berupa data yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata yang telah diolah dalam satu
bentuk sehingga menjadi lebih berguna dan lebih berarti.
2.5.1 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi
Jenis kebutuhan informasi pengguna sangat beraneka ragam. Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Jarverlin yang dikutip oleh Ishak 2003, 4, Klasifikasi
terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu: 1.
Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi,
misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang
dihadapi dalam membangun, konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas
hal yang sama.
2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari
pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah kontruksi jembatan,
wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis ini yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan
teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.
Universitas Sumatera Utara
3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan
bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam
upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra
mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan
yang dimiliki.
Dari uraian di atas menjelaskan bahwa untuk mendefenisikan dan mengukur kebutuhan informasi pengguna dapat dilihat dari keanekaragaman
kebutuhan dan permintaan informasi menuntut dilakukannya pendekatan terhadap kebutuhan pengguna, agar dapat memenuhi dan menyediakan informasi yang
mereka cari. Keempat pendekatan di atas, merupakan metode untuk mendefinisikan jenis-jenis kebutuhan informasi dari setiap pengguna agar
mempermudah proses pemenuhannya.
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Menurut Nicholas dalam Ishak 2006, 93 faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah:
1. Jenis pekerjaan
2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang
meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari
teman, kolega dan atasan
3. Waktu
4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal di dalam
organisasi atau eksternal di luar organisasi 5.
Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi Sehubungan dengan hal di atas Devadason 1996, 56 mengemukakan
bahwa kebutuhan informasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: 1.
Ketersediaan sumber informasi 2.
Kegunaan informasi 3.
Latar belakang, motivasi, kepentingan profesional, dan karakteristik lain yang dimiliki pemakai
4. Sosial, politik, ekonomi, hukum dan sistem yang berkaitan
dengan pemakai, 5.
Konsekuensi dari penggunaan informasi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Pannen 1990, 32 mengatakan bahwa “Faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan
profesi, disiplin ilmu yang meminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan”. Berdasarkan ketiga pernyataan di atas terdapat persamaan dan perbedaan
faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Persamaannya terdapat pada pekerjaan atau profesi, akses terhadap informasi dan faktor koleksi atau informasi
yang tersedia. Sedangkan perbedaannya terletak pada sistem sosial, ekonomi dan politik tempat pemakai berada, dan waktu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kebutuhan informasi setiap orang tersebut berbeda satu sama lain. Wilson dalam Ishak 2006, 93 menguraikan faktor yang secara bertingkat
mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu : 1.
Kebutuhan individu person Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan
psikologis psychological needs, kebutuhan afektif affectif needs dan kebutuhan kognitif cognitive needs.
2. Peran sosial social role
Peran sosial meliputi peran kerja work role dan tingkat kinerja performance level, akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang
ada dalam diri individu.
3. Lingkungan environment
Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja work environment, lingkungan sosial budaya socio-cultural
environment, lingkungan politik-ekonomi politic-economic environment dan lingkungan fisik physical environment
mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan
membentuk kebutuhan informasi.
Terdapat tiga tingkatan yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, efektif dan kognitif.
Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja dan faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya, lingkungan politik ekonomi
dan lingkungan fisik.
2.5.3 Karakteristik Kebutuhan Informasi
Menurut Leckie dkk. yang dikutip oleh Ishak 2006, 94 kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari
kebutuhan informasi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan dan usia. Semakin
tinggi seseorang semakin banyak kebutuhan informasinya. 2.
Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau eksternal. Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan
seseorang 3.
Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru. Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang
terbaru daripada informasi lama dan berulang. 4.
Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang
muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika seseorang mencari informasi tentang mata kuliah dan tiba-tiba muncul
dalam
5. benaknya untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan
mata kuliah tersebut, maka orang tersebut akan mencari dan menemukan informasi tersebut.
6. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat
urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari
dan menemukan informasi tersebut.
7. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit
untuk dipecahkan. Menurut Nicholas dalam Ishak 2006, 94 terdapat 11 karakteristik
kebutuhan informasi yaitu: 1.
Pokok masalah subject 2.
Fungsi function 3.
Sifat nature 4.
Tingkat intelektual intellectual level 5.
Titik pandang viewpoint 6.
Kuantitas quantity 7.
Kualitas quality 8.
Batas waktu informasi date 9.
Kecepatan pengiriman speed of delivery 10.
Tempat asal publikasi place 11.
Pemrosesan dan pengemasan processing and packaging.
2.5.4 Pengguna Informasi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi berbeda-beda sesuai dengan latar belakang kebutuhan pencari informasi, sebagaimana yang dinyatakan
oleh Prawati 2003, 27 “Hal tersebut untuk meningkatkan pengetahuan, mengikuti perkembangan baru, mendukung dan merencanakan penelitian,
mengajar, manajemen, serta mengutip sitasi bibliografi bagi karya tulis”.
Universitas Sumatera Utara
Brophy 2000, 56 mengatakan bahwa kelompok pengguna informasi pada perpustakaan perguruan tinggi dapat dikategorikan :
1. Mahasiswa under graduate
2. Mahasiswa postgraduate
3. Mahasiswa peneliti
4. Staf pengajar
5. Staf peneliti
6. Pihak manajemen kampus
7. Alumni
8. Anggota komunitas bisnis lokal
9. Anggota organisasi lokal
10. Pemerintah
11. Badan pendanaan kampus
12. Anggota dari komunitas perpustakaan lokal
13. Komunitas peneliti nasional dan internasional
14. Komunitas perpustakaan nasional dan internasional
15. Pustakawan dan profesional di bidang informasi
Berbagai macam kelompok pengguna ini memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap perpustakaan. Menurut Sulistyo Basuki 1993:201
“pengguna dapat di bedakan sebagai pengguna aktif dan yang tidak aktif. Dalam istilah yang luas dapat dikaitkan sebagai orang yang berhubungan dengan
perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan”. Setiap kelompok pengguna merefleksikan harapan
dan opini terhadap layanan perpustakaan yang mereka inginkan atau pernah mereka manfaatkan.
Pengguna Informasi pada perpustakaan perguruan tinggi dapat digolongkan menjadi, mahasiswa sebagai pelajar, dan dosen sebagai staf pengajar
perguruan tinggi.
1. Mahasiswa
Perpustakaan akademik memiliki hubungan yang erat dengan mahasiswa. Tingginya aktivitas akademik di sebuah perguruan tinggi akan meningkatkan
frekuensi kunjungan dan pemanfaatan layanan di perpustakaan. Hal ini akan menciptakan interaksi yang kuat antara perpustakaan dengan mahasiswa.
Menurut Jordan 1998, 23 menyatakan bahwa: “Kebutuhan mahasiswa terhadap perpustakaan pada umumnya tidak
dapat diidentifikasikan oleh mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang tidak dapat menjelaskan kebutuhan mereka terhadap layanan
Universitas Sumatera Utara
perpustakaan merupakan kelompok pengguna yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah. Pada umumnya tidak memiliki
kemampuan menyampaikan pendapat mereka terhadap layanan perpustakaan yang mereka inginkan secara spesifik sehingga
perpustakaan tidak dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dari layanan perpustakaan. Beberapa mahasiswa bahkan melakukan
tindakan instant dengan melakukan pencurian dan vandalism terhadap koleksi perpustakaan.”
Kebutuhan mahasiswa terhadap perpustakaan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Namun kebutuhan informasi akan mahasiswa tentu
berbeda jauh dari seorang pelajar SMASMP, seperti yang dikatakan oleh Tan dalam Yusup 2010, 98 “Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang
tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan-kebutuhan dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah”.
2. Dosen
Dosen merupakan seorang staf pengajar pada perguruan tinggi, yang memerlukan sumber informasi termutakhir. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
tentunya perpustakaan sangat berperan penting dalam menyediakan sumber informasi yang dibutuhkan. Harisanty 2008, 11 menyatakan bahwa:
“Pada perpustakaan perguruan tinggi saat ini, jumlah dosen yang memanfaatkan jasa perpustakaan masih relatif sedikit. Pengguna
perpustakaan, khususnya dosen, terdiri dari banyak sekali kelompok, strata sosial, lingkungan pendidikan, etnis suku, kebudayaan, agama,
dan kepercayaan, serta masih banyak lagi. Oleh karena itu sikap, pandangan, cara berpikir, wawasan dan persepsi terhadap sesuatu
juga berbeda. Akibat keterbatasan dari informasi dan komunikasi maka respon terhadap perpustakaan tidak sama.”
Berdasarkan uraian di atas, dijelaskan bahwa kebutuhan informasi adalah sesuatu kebutuhan yang datang dari diri seseorang atas tuntutan untuk mengetahui
sesuatu dalam rangka mengatasi segala kekurangan pengetahuannya. Bagi pihak perpustakaan sebagai penyedia informasi, dengan memahami kebutuhan informasi
pengguna dapat menjadikan tujuan perpustakaan akan lebih mudah tercapai. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi berhubungan dengan ketersediaan
koleksi, motivasi penggunaan koleksi serta fasilitas yang tersedia pada perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto 2005, 234 penelitian deskriptif adalah “penelitian
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono 2005, 11 penelitian deskriptif adalah: “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih indepeden tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variable satu dengan variabel yang lain”
Pada penelitian ini, peneliti memberikan suatu gambaran secara apa adanya data yang diperoleh dari fakta-fakta yang didapat di lapangan untuk
menganalisis pemanfaatan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi oleh pengguna Perpustakaan UMTS.
3.2 Lokasi Penelitian