1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian, pariwisata dan pusat kegiatan lainnya. Sebagai pusat kota, perkembangan
ekonomi suatu wilayah tergantung dari kegiatan sosial ekonomi, yang kegiatan itu sendiri ditentukan oleh permintaan barang dan jasa. Sehingga kegiatan ekonomi
erat kaitannya untuk mempertemukan permintaan dan penawaran, dan tempat kegiatannya dapat di jumpai dalam bentuk fisik yang disebut pasar.
Fadly 2009 dalam Adiyadnya 2015, pasar dianggap sebagai suatu tempat yang relatif memenuhi segala kebutuhan masyarakat untuk melakukan transaksi
berjual-beli barang. Pasar adalah tempat dimana calon pembeli dan penjual melakukan transaksi untuk memperoleh suatu barang dan jasa dengan sejumlah
pengorbanan. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli yang mempunyai syarat adanya barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada
pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Pasar tradisional menjadi salah satu jantung perekonomian masyarakat. Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki aktivitas jual beli yang
sederhana, terjadi tawar menawar dengan alat pembayaran berupa uang tunai. Kedudukan pasar tradisional masih tetap penting dan menyatu dalam kehidupan
2
masyarakat. Banyak masyarakat yang masih membutuhkan pasar tradisional dalam mencari pendapatan dan juga kebutuhan dalam transaksi jual beli.
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar terus mengoptimalkan pasar-pasar yang dikelolanya dengan berbagai cara, salah satunya dengan adanya program
revitalisasi pasar. Tujuan dari revitalisasi pasar adalah agar pasar menjadi bersih dan nyaman bagi pengunjung, dengan demikian akan berdampak meningkatkan
jumlah pengunjung dan meningkatkan pendapatan pedagang. Berikut data pasar tradisional yang telah direvitalisasi di Kota Denpasar.
Tabel 1.1 Revitalisasi Pasar Periode 2008 – 2014 Perusahaan Daerah Pasar di
Kota Denpasar
No Nama Pasar
Alamat Luasm2
Jumlah Pedagang Tanah
Bangunan Kios
Los Tanah
Pelataran 1
Kumbasari Jalan Gajah
Mada 7.000
12.572,16 490
448 -
- 2
Kreneng Jalan Kamboja
13.700 12.894,14
185 672
46 43
3 Badung
Jalan Sulawesi 6.230
8.016 311
1.387 -
- 4
Lokita Sari Jalan Thamrin
2.750 2.626
34 -
- -
5 Ketapian
Jalan Pucuk I 2.200
1.338 64
154 -
- 6
Anyasari Jalan Galunggug
20.900 4.275,35
347 221
1 12
7 Abiantimbul
Jalan Imam Bonjol
1.470 577,40
33 88
5 82
8 Gunung
Agung Utara Jalan Gunung
Agung 6.200
1.509 20
142 -
- 9
Satrya Jalan Abimanyu
1.234 2.500
43 208
5 37
10 Sanglah
Jalan Watorenggong
5.227 3.797,40
122 215
31 170
Sumber: Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar, 2015
3
Berdasarkan data yang telah diperoleh ada sepuluh pasar tradisional yang telah direvitalisasi dari tahun 2008-2014 di Kota Denpasar. Pasar tradisional
dengan kondisi yang kumuh dan kotor memberikan atmosfer yang tidak nyaman untuk berbelanja, ini menjadi salah satu kelemahan pasar tradisional. Sebaliknya,
pasar modern memberikan suasana nyaman dalam berbelanja dengan fasilitas belanja yang bersih dan higienis serta dengan pendingin ruangan, tidak salah bila
konsumen berbelanja memilih di pusat perbelanjaan modern dibandingkan pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional terancam dengan pasar modern yang
lebih memiliki keunggulan. Pasar modern yang memiliki eksistensi dibandingkan pasar tradisional menimbulkan persaingan antara kedua pasar tersebut. Pasar
modern yang berkembang pesat, tidak hanya di daerah perkotaan tapi hingga masuk ke pelosok desa. Minimarket, hypermarket, dan supermarket begitu
menjamur di kalangan masyarakat. Menurut Ayuningsasi 2010, keunggulan pasar modern dengan lingkungan
yang bersih serta ditunjang fasilitas lainnya seperti toilet, tempat parkir yang memadai sehingga memberikan kenyamanan berbelanja kepada konsumen.
Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih memilih bertransaksi di pasar modern menyebabkan peran pasar tradisional dalam kehidupan masyarakat mulai
terpinggirkan. Menurut Masitoh 2013, ekspansi besar-besaran pasar modern di daerah-daerah telah menghadapkan para pedagang kecil pada persaingan terbuka
yang keras. Persaingan akan menjadi tidak seimbang karena perbedaan modal antara pedagang di pasar tradisional dengan peritel modern.
4
Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan di kelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimilikidikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli
barang dagangan melalui tawar menawar. Kebijakan Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 53MDagPer122008 tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi persaingan
yang tidak seimbang antara pasar tradisional dengan pasar modern. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah diharapkan benar-benar dilaksanakan dengan tepat
khususnya oleh pelaku dalam pasar modern. Menurut Kasali 2007, pasar tradisional dikelola tanpa inovasi yang berarti
yang mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif. Revitalisasi pasar merupakan salah satu bentuk dari program yang dikeluarkan oleh
pemerintah terkait dengan pengembangan pembangunan Kota Denpasar. Program revitalisasi dikeluarkan untuk menghapus citra kurang baik yang biasanya melekat
pada pasar tradisional. Kelemahan-kelemahan yang ada di pasar tradisional berusaha untuk diperbaiki sehingga pengunjung pasar tradisional meningkat. Tata
5
kelola pasar yang menjadi titik lemah harus diperbaiki untuk menambah jumlah konsumen di pasar tradisional.
Menurut Sukriswanto 2012, menjelaskan pasar tradisional mempunyai peran strategis dalam perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa sehingga
tidak mampu menggeser peran pasar tradisional bagi masyarakat. Kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam merevitalisasi pasar tradisional masih
lebih menekankan pada perbaikan renovasi fisik bangunan pasar. Masih sangat jarang yang disertai dengan pembangunan kelembagaan institutional building
seperti mengembangkan organisasi organizational development pengelola dan pembina pasar tradisional, termasuk di dalamnya pengembangan sistem
manajemen pasar beserta sumber daya manusia SDM yang terlibat serta pedagang pasar.
Pasar tradisional juga memegang peran strategis dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain itu pasar tradisional memiliki tantangan untuk
dapat direvitalisasi ada beberapa tantangan dalam revitalisasi pasar tradisional, yaitu faktor desain, waktu operasional, kurang dalam penerapan teknologi,
kualitas barang yang kurang baik, belum menerapkan prinsip promosi penjualan, rendahnya tingkat keamanan, dan ketidakteraturan parkir. Ada dua tantangan
lainya yang perlu diperhatikan yaitu tantangan manajemen pasar dan pedagang pasar.
Tata kelola pasar yang masih menganut kebiasaan dan pola pikir status kuno menjadi penyebab kelambatan perkembangan pasar tradisional. Selain itu
transparansi dan profesionalisme mengelola pasar semakin menurunkan efektifitas
6
dan efisiensi operasional pasar. Tantangan ini dapat diselesaikan melalui pengembangan wawasan, dan peningkatan pengetahuan dan pengelola pasar,
selanjutnya pemerintah daerah perlu juga memiliki komitmen dalam menegakan peraturan terkait dengan operasional pasar tradisional. Peran pemerintah dan
pengelola pasar perlu ditingkatkan untuk memberdayakan para pedagang sehingga memahami praktek-praktek modern dalam arti yang sebenarnya. Solusi yang
dapat di usulkan dalam pemberdayaan pasar tradisional dengan memperhatikan berbagai tantangan diatas dapat dimulai dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Hal-hal yang patut dilakukan antara lain peningkatan kemampuan manajerial baik pengetahuan dan kepemimpinan, pembenahan struktur organisasi
pasar yang mengakomodir seluruh proses bisnis. Pemberdayaan pasar juga perlu memperhatikan ukuran-ukuran keberhasilan
yang mengakomodir kepentingan pengelola pasar, pemerintah desa dan para pedagang. Setiap pasar tradisional mempunyai ukuran-ukuran kinerja masing-
masing, sehingga pemerintah daerah dapat memformulasikan berbagai ukuran dasar untuk acuan para pengelola pasar tradisional. Intinya ukuran tersebut dapat
dirumuskan berdasarkan aspek pelanggan, aspek finansial, aspek bisnis internal, serta aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Pasar tradisional juga menjadi salah
satu pembangkit dari kemajuan ekonomi suatu wilayah dan dapat dijadikan sebagai indikator paling nyata dari kegiatan ekonomi masyarakat di suatu
wilayah. Ketidaknyamanan dalam masalah pasar tradisional adalah kebersihan
lingkungan. Banyak sampah-sampah yang berserakan di tengah kios-kios
7
pedagang, tidak di sediakannya tempat-tempat sampah di sekitar kios pedagang, membuat para pedagang merasa kurang nyaman berdagang di tempat ini,
sehingga banyak pedagang yang mengeluhkannya. Bau sampah yang sangat menyengat ketika pedagang itu membuka kiosnya, membuat sebagian
pedagang merasa kurangnya keterlibatan pihak pasar terhadap lingkungan di pasar. Sehingga rasa kenyamanan dalam berbelanja tidak di rasakan oleh para
pembeli. Benardin dan Russel dalam Moeljono 2003, menyatakan kinerja
merupakan hasil keluaran yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas kerja tertentu selama periode tertentu. Hal ini berarti kinerja identik dengan hasil upaya dalam
menjalankan tugasnya. Rendahnya kinerja usaha skala kecil dari hasil berbagai studi disebabkan karena kelemahan yang mendasar yang merupakan ciri
pengusaha kecil di Indonesia yaitu lemahnya akses terhadap permodalan, keterampilan dan penguasaan teknologi yang masih rendah serta pengelolaan
usaha yang rendah. Untuk mencapai kinerja yang tinggi pedagang di pasar tradisional dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana memilih berbagai
keputusan yang pada umumnya mereka mengambil keputusan dengan intuisi, sehingga pedagang pasar tradisional harus mulai mempertimbangkan suatu cara
yang tepat dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan kinerja usaha yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha pedagang pasar
tradisional menjadi penting agar dapat memberikan rangsangan bagi faktor pendukung dan mengurangi faktor-faktor penghambat bagi keberhasilan usaha
pedagang pasar tradisional.
8
Sumber daya atau “Resource” didefinisikan sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi dan merupakan komponen dari ekosistem
yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Sumber daya harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk
memanfaatkannya serta harus ada permintaan terhadap sumber daya tersebut. Revitalisasi bertujuan agar dapat lebih maksimal dan menambah jumlah
pelayanan publik dan peningkatan kinerja pedagang. Mengacu pada permasalahan tersebut, maka penelitian mengenai pengaruh revitalisasi pasar
tradisional dan sumber daya pedagang yang berkaitan dengan kinerja pedagang di pasar tradisional di Kota Denpasar penting untuk dilakukan.
1.2 Rumusan masalah