Pengaruh Revitalisasi Pasar Tradisional dan Sumber Daya Pedagang Terhadap Kinerja Pedagang Pasar di Kota Denpasar.

(1)

i

PENGARUH REVITALISASI PASAR TRADISIONAL

DAN SUMBER DAYA PEDAGANG TERHADAP KINERJA PEDAGANG PASAR DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Oleh :

A. A. GEDE PRATHIWA PRADIPTA NIM : 1206105004

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

PENGARUH REVITALISASI PASAR TRADISIONAL

DAN SUMBER DAYA PEDAGANG TERHADAP KINERJA PEDAGANG PASAR DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Oleh :

A. A. GEDE PRATHIWA PRADIPTA NIM : 1206105004

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis


(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 1 April 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Prof. Dr. I Made Sukarsa, SE., MS. ...

2. Sekretaris : Drs. I Gusti Putu Nata Wirawan, M.Si. ...

3. Anggota : Made Dwi Setyadhi Mustika, SE.,M.Si. ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Pembimbing

(Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE.,MS) (Drs. I Gusti Putu Nata Wirawan, M.Si)

NIP. 19540429 198303 1 002 NIP. 19521231 198503 1 004


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 3 Maret 2016

Mahasiswa,

A. A. Gede Prathiwa Pradipta 1206105004


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Revitalisasi Pasar dan Sumber Daya Pedagang Terhadap Kinerja Pedagang Pasar di Kota Denpasar” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS., dan Bapak Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE., ME., masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE., SU., sebagai Pembimbing Akademik.

5. Drs. I Gusti Putu Nata Wirawan, M.Si., selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

6. Made Dwi Setyadhi Mustika, SE.,M.Si., selaku dosen pembahas atas waktu yang telah diberikan, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

7. Prof. Dr. I Made Sukarsa, SE.,MS selaku ketua penguji atas waktu yang telah diberikan, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga tercinta, kedua orang tua penulis A.A. Putu Gede Bawa, Gusti Nyoman Ayu Sujarni, Kakak A.A. Made Satwika Bhawana. Atas dukungan serta doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

9. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 3 Maret 2016


(7)

vi

Judul : Pengaruh Revitalisasi Pasar Tradisional dan Sumber Daya Pedagang Terhadap Kinerja Pedagang Pasar di Kota Denpasar Nama : A. A. Gede Prathiwa Pradipta

NIM : 1206105004

Abstrak

Pasar adalah tempat dimana calon pembeli dan penjual melakukan transaksi untuk memperoleh suatu barang dan jasa dengan sejumlah pengorbanan. Pasar dibagi menjadi dua jenis yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Pasar modern merupakan pasar yang dikelola pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga. Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki aktivitas jual beli yang sederhana, terjadi tawar menawar dengan alat pembayaran berupa uang tunai. Kedudukan pasar tradisional masih tetap penting dan menyatu dalam kehidupan masyarakat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar dan untuk mengetahui pengaruh sumber daya pedagang terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis, yaitu analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Analisis faktor digunakan untuk memperoleh skor faktor dari variabel laten yang dibentuk oleh variabel indikator, sedangkan analisis regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hasil analisis menunjukkan secara parsial variabel revitalisasi pasar dan sumber daya pedagang berpengaruh signifikan terhadap kinerja pedagang di Kota Denpasar. Analisis terhadap faktor-faktor yang diuji dalam penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pedagang di Kota Denpasar adalah variabel revitalisasi pasar.

Kata kunci: pasar tradisional, revitalisasi pasar, sumber daya pedagang dan kinerja pedagang.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.5 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 12

2.1.1 Pasar ... 12

2.1.2 Pasar Tradisional ... 13

2.1.3 Revitalisasi Pasar Tradisional ... 15

2.1.4 Sumber Daya Pedagang ... 18

2.1.5 Kinerja Pedagang ... 21

2.2 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 26

3.2 Lokasi Penelitian ... 26

3.3 Obyek Penelitian ... 26

3.4 Identifikasi Variabel ... 27

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.6.1 Jenis Data ... 32

3.6.2 Sumber Data ... 33

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 33

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.9 Instrumen Penelitian ... 37

3.9.1 Uji Validitas ... 37


(9)

viii

3.10.3 Uji Asumsi Klasik ... 40

3.10.5 Uji Signifikansi Koefisien Secara Parsial ... 42

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 46

4.2 Karakteristik Responden ... 47

4.2.1 Umur dan Jenis Kelamin Responden ... 47

4.2.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 48

4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 49

4.3.1 Uji Validitas ... 49

4.3.2 Uji Realibilitas ... 50

4.4 Analisis Faktor ... 50

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

4.5.1 Uji asumsi klasik ... 54

4.6 Uji Kecocokan Model ... 56

4.6.1 Uji Hipotesis ... 57

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 62

5.2 Saran ... 62

DAFTAR RUJUKAN ... . 65


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Revitalisasi Pasar Periode 2008-2014 Perusahaan Daerah Pasar

di Kota Denpasar ... 2

3.1 Jenis dan Variabel Penelitian ... 28

3.2 Jumlah Tempat Dan Pedagang Pasar Tradisional di Kota Denpasar Setelah Direvitalisasi Tahun 2014... 34

3.3 Jumlah Populasi dan Sampel Pasar Tradisional Yang Telah Direvitalisasi di Kota Denpasar Tahun 2008-2014 ... 36

4.1 Pedagang Pasar Tradisional di Kota Denpasar Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 47

4.2 Pedagang Pasar Tradisional di Kota Denpasar Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 48

4.3 Hasil Uji Validitas ... 49

4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 50

4.5 Evaluasi Terhadap Validitas Variabel Konstruk ... 51

4.6 Hasil Communalities ... 53

4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 54


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 27 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Variabel

revitalisasi pasar (X1) ... 43 3.3 Derah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Variabel

Sumber Daya Pedagang (X2) ... 45 4.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho untuk Variabel

Revitalisasi pasar (X1) ... 58 4.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho untuk Variabel


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Kuisioner Penelitian ... 69

2. Tabulasi Data dan Karakteristik Responden... 72

3. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 75

4. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian ... 80

5. Analisis Faktor konfimatori………....83

6. skor faktor variabel………86 7. Regresi linier berganda………..89

8. Uji Normalitas………90

9. Uji Multikolinearitas ... 91

10. Uji Heteroskedastisitas ... 92

11. Tabel Distribusi F ; α = 0,05 ... 93


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian, pariwisata dan pusat kegiatan lainnya. Sebagai pusat kota, perkembangan ekonomi suatu wilayah tergantung dari kegiatan sosial ekonomi, yang kegiatan itu sendiri ditentukan oleh permintaan barang dan jasa. Sehingga kegiatan ekonomi erat kaitannya untuk mempertemukan permintaan dan penawaran, dan tempat kegiatannya dapat di jumpai dalam bentuk fisik yang disebut pasar.

Fadly (2009) dalam Adiyadnya (2015), pasar dianggap sebagai suatu tempat yang relatif memenuhi segala kebutuhan masyarakat untuk melakukan transaksi berjual-beli barang. Pasar adalah tempat dimana calon pembeli dan penjual melakukan transaksi untuk memperoleh suatu barang dan jasa dengan sejumlah pengorbanan. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli yang mempunyai syarat adanya barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Pasar tradisional menjadi salah satu jantung perekonomian masyarakat. Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki aktivitas jual beli yang sederhana, terjadi tawar menawar dengan alat pembayaran berupa uang tunai. Kedudukan pasar tradisional masih tetap penting dan menyatu dalam kehidupan


(14)

masyarakat. Banyak masyarakat yang masih membutuhkan pasar tradisional dalam mencari pendapatan dan juga kebutuhan dalam transaksi jual beli.

Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar terus mengoptimalkan pasar-pasar yang dikelolanya dengan berbagai cara, salah satunya dengan adanya program revitalisasi pasar. Tujuan dari revitalisasi pasar adalah agar pasar menjadi bersih dan nyaman bagi pengunjung, dengan demikian akan berdampak meningkatkan jumlah pengunjung dan meningkatkan pendapatan pedagang. Berikut data pasar tradisional yang telah direvitalisasi di Kota Denpasar.

Tabel 1.1 Revitalisasi Pasar Periode 2008 – 2014 Perusahaan Daerah Pasar di Kota Denpasar

No Nama Pasar Alamat

Luas/m2 Jumlah Pedagang

Tanah Bangunan Kios Los Tanah Pelataran 1 Kumbasari Jalan Gajah

Mada 7.000 12.572,16 490 448 - -

2 Kreneng Jalan Kamboja 13.700 12.894,14 185 672 46 43

3 Badung Jalan Sulawesi 6.230 8.016 311 1.387 - -

4 Lokita Sari Jalan Thamrin 2.750 2.626 34 - - -

5 Ketapian Jalan Pucuk I 2.200 1.338 64 154 - -

6 Anyasari Jalan Galunggug 20.900 4.275,35 347 221 1 12 7 Abiantimbul Jalan Imam

Bonjol 1.470 577,40 33 88 5 82

8 Gunung Agung Utara

Jalan Gunung

Agung 6.200 1.509 20 142 - -

9 Satrya Jalan Abimanyu 1.234 2.500 43 208 5 37

10 Sanglah Jalan

Watorenggong 5.227 3.797,40 122 215 31 170 Sumber: Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar, 2015


(15)

3

Berdasarkan data yang telah diperoleh ada sepuluh pasar tradisional yang telah direvitalisasi dari tahun 2008-2014 di Kota Denpasar. Pasar tradisional dengan kondisi yang kumuh dan kotor memberikan atmosfer yang tidak nyaman untuk berbelanja, ini menjadi salah satu kelemahan pasar tradisional. Sebaliknya, pasar modern memberikan suasana nyaman dalam berbelanja dengan fasilitas belanja yang bersih dan higienis serta dengan pendingin ruangan, tidak salah bila konsumen berbelanja memilih di pusat perbelanjaan modern dibandingkan pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional terancam dengan pasar modern yang lebih memiliki keunggulan. Pasar modern yang memiliki eksistensi dibandingkan pasar tradisional menimbulkan persaingan antara kedua pasar tersebut. Pasar modern yang berkembang pesat, tidak hanya di daerah perkotaan tapi hingga masuk ke pelosok desa. Minimarket, hypermarket, dan supermarket begitu menjamur di kalangan masyarakat.

Menurut Ayuningsasi (2010), keunggulan pasar modern dengan lingkungan yang bersih serta ditunjang fasilitas lainnya seperti toilet, tempat parkir yang memadai sehingga memberikan kenyamanan berbelanja kepada konsumen. Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih memilih bertransaksi di pasar modern menyebabkan peran pasar tradisional dalam kehidupan masyarakat mulai terpinggirkan. Menurut Masitoh (2013), ekspansi besar-besaran pasar modern di daerah-daerah telah menghadapkan para pedagang kecil pada persaingan terbuka yang keras. Persaingan akan menjadi tidak seimbang karena perbedaan modal antara pedagang di pasar tradisional dengan peritel modern.


(16)

Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan di kelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. Kebijakan Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 53/MDag/Per/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi persaingan yang tidak seimbang antara pasar tradisional dengan pasar modern. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah diharapkan benar-benar dilaksanakan dengan tepat khususnya oleh pelaku dalam pasar modern.

Menurut Kasali (2007), pasar tradisional dikelola tanpa inovasi yang berarti yang mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif. Revitalisasi pasar merupakan salah satu bentuk dari program yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan pengembangan pembangunan Kota Denpasar. Program revitalisasi dikeluarkan untuk menghapus citra kurang baik yang biasanya melekat pada pasar tradisional. Kelemahan-kelemahan yang ada di pasar tradisional berusaha untuk diperbaiki sehingga pengunjung pasar tradisional meningkat. Tata


(17)

5

kelola pasar yang menjadi titik lemah harus diperbaiki untuk menambah jumlah konsumen di pasar tradisional.

Menurut Sukriswanto (2012), menjelaskan pasar tradisional mempunyai peran strategis dalam perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa sehingga tidak mampu menggeser peran pasar tradisional bagi masyarakat. Kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam merevitalisasi pasar tradisional masih lebih menekankan pada perbaikan (renovasi) fisik bangunan pasar. Masih sangat jarang yang disertai dengan pembangunan kelembagaan (institutional building) seperti mengembangkan organisasi (organizational development) pengelola dan pembina pasar tradisional, termasuk di dalamnya pengembangan sistem manajemen pasar beserta sumber daya manusia (SDM) yang terlibat serta pedagang pasar.

Pasar tradisional juga memegang peran strategis dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain itu pasar tradisional memiliki tantangan untuk dapat direvitalisasi ada beberapa tantangan dalam revitalisasi pasar tradisional, yaitu faktor desain, waktu operasional, kurang dalam penerapan teknologi, kualitas barang yang kurang baik, belum menerapkan prinsip promosi penjualan, rendahnya tingkat keamanan, dan ketidakteraturan parkir. Ada dua tantangan lainya yang perlu diperhatikan yaitu tantangan manajemen pasar dan pedagang pasar.

Tata kelola pasar yang masih menganut kebiasaan dan pola pikir status kuno menjadi penyebab kelambatan perkembangan pasar tradisional. Selain itu transparansi dan profesionalisme mengelola pasar semakin menurunkan efektifitas


(18)

dan efisiensi operasional pasar. Tantangan ini dapat diselesaikan melalui pengembangan wawasan, dan peningkatan pengetahuan dan pengelola pasar, selanjutnya pemerintah daerah perlu juga memiliki komitmen dalam menegakan peraturan terkait dengan operasional pasar tradisional. Peran pemerintah dan pengelola pasar perlu ditingkatkan untuk memberdayakan para pedagang sehingga memahami praktek-praktek modern dalam arti yang sebenarnya. Solusi yang dapat di usulkan dalam pemberdayaan pasar tradisional dengan memperhatikan berbagai tantangan diatas dapat dimulai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal-hal yang patut dilakukan antara lain peningkatan kemampuan manajerial baik pengetahuan dan kepemimpinan, pembenahan struktur organisasi pasar yang mengakomodir seluruh proses bisnis.

Pemberdayaan pasar juga perlu memperhatikan ukuran-ukuran keberhasilan yang mengakomodir kepentingan pengelola pasar, pemerintah desa dan para pedagang. Setiap pasar tradisional mempunyai ukuran-ukuran kinerja masing-masing, sehingga pemerintah daerah dapat memformulasikan berbagai ukuran dasar untuk acuan para pengelola pasar tradisional. Intinya ukuran tersebut dapat dirumuskan berdasarkan aspek pelanggan, aspek finansial, aspek bisnis internal, serta aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Pasar tradisional juga menjadi salah satu pembangkit dari kemajuan ekonomi suatu wilayah dan dapat dijadikan sebagai indikator paling nyata dari kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah.


(19)

7

pedagang, tidak di sediakannya tempat-tempat sampah di sekitar kios pedagang, membuat para pedagang merasa kurang nyaman berdagang di tempat ini, sehingga banyak pedagang yang mengeluhkannya. Bau sampah yang sangat menyengat ketika pedagang itu membuka kiosnya, membuat sebagian pedagang merasa kurangnya keterlibatan pihak pasar terhadap lingkungan di pasar. Sehingga rasa kenyamanan dalam berbelanja tidak di rasakan oleh para pembeli.

Benardin dan Russel dalam Moeljono (2003), menyatakan kinerja merupakan hasil keluaran yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas kerja tertentu selama periode tertentu. Hal ini berarti kinerja identik dengan hasil upaya dalam menjalankan tugasnya. Rendahnya kinerja usaha skala kecil dari hasil berbagai studi disebabkan karena kelemahan yang mendasar yang merupakan ciri pengusaha kecil di Indonesia yaitu lemahnya akses terhadap permodalan, keterampilan dan penguasaan teknologi yang masih rendah serta pengelolaan usaha yang rendah. Untuk mencapai kinerja yang tinggi pedagang di pasar tradisional dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana memilih berbagai keputusan yang pada umumnya mereka mengambil keputusan dengan intuisi, sehingga pedagang pasar tradisional harus mulai mempertimbangkan suatu cara yang tepat dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan kinerja usaha yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha pedagang pasar tradisional menjadi penting agar dapat memberikan rangsangan bagi faktor pendukung dan mengurangi faktor-faktor penghambat bagi keberhasilan usaha pedagang pasar tradisional.


(20)

Sumber daya atau “Resource” didefinisikan sebagai sesuatu yang

dipandang memiliki nilai ekonomi dan merupakan komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Sumber daya harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk memanfaatkannya serta harus ada permintaan terhadap sumber daya tersebut. Revitalisasi bertujuan agar dapat lebih maksimal dan menambah jumlah pelayanan publik dan peningkatan kinerja pedagang. Mengacu pada permasalahan tersebut, maka penelitian mengenai pengaruh revitalisasi pasar tradisional dan sumber daya pedagang yang berkaitan dengan kinerja pedagang di pasar tradisional di Kota Denpasar penting untuk dilakukan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar?

2. Bagaimana pengaruh sumber daya pedagang terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan dalam penelitian ini, sebagai berikut:


(21)

9

1. Untuk mengetahui pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.

2. Untuk mengetahui pengaruh sumber daya pedagang terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.

1.4 Kegunaan penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka kegunaan penelitian ini adalah :

a. Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya ragam penelitian dan mampu menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi mahasiswa, mengenai revitalisasi pasar tradisional dan sumber daya pedagang sehingga dapat menambah referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan, khususnya pada bidang kinerja pedagang pasar.

b. Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai berbagai pertimbangan pengambilan kebijakan dalam bidang revitalisasi pasar tradisional dan sumber daya pedagang terkait halnya dengan peningkatan kinerja pedagang pasar.


(22)

1.5 Sistematika Penulisan

Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis

Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kaijan pustaka dibahas mengenai teori pasar, definisi pasar tradisional definisi revitalisasi pasar, dan sumber daya pedagang, diuraikan mengenai landasan teori yang mendukung dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yang digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah dalam laporan penelitian, hasil penelitian sebelumnya yang terkait yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini serta disajikan hipotesis atau dugaan sementara atas pokok permasalahan yang diangkat sesuai dengan landasan teori yang ada.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel,


(23)

11

dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta memberikan saran-saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar

Menurut Kottler (2005), menjelaskan bahwa pasar merupakan kumpulan seluruh pembeli dan potensial atas tawaran tertentu. Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat (Wikipedia, 2007). Pasar diartikan sebagai institusi ekonomi yang berperan dalam pertukaran ataupun tempat transaksi jual beli yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang. Ilmu ekonomi mengenal dua kegiatan ekonomi yaitu ekonomi subsisten dan ekonomi pasar.

Pasar menurut Sudirmansyah (2011), memiliki sekurang-kurangnya tiga fungsi utama, yaitu:

a. Fungsi Distribusi, pasar berperan sebagai penyalur barang dan jasa dari produsen ke konsumen melalui transaksi jual beli.

b. Fungsi Pembentukan Harga, di pasar penjual yang melakukan permintaan atas barang yang dibutuhkan.

c. Fungsi Promosi, pasar juga dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dari produsen kepada calon konsumennya.


(25)

13

b. Pasar modern : Dalam pasar modern, pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga.

2.1.2 Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan di kelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (Peraturan Presiden RI No. 112, 2007)

Penelitian ini juga dipaparkan beberapa potensi dan ciri pasar tradisional, yaitu:

a. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan sekitarnya.

b. Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian, perumahan, serta kebutuhan pokok masyarakat secara luas.

c. Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang membedakannya dari pasar modern.

d. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha untuk kaum wanita, dalam arti wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria dalam melayani konsumen.


(26)

e. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat dengan sistem pembayaran tunai.

Menurut Sukriswanto (2012), menjelaskan pasar tradisional mempunyai peran strategis dalam perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa sehingga tidak mampu menggeser peran pasar tradisional bagi masyarakat. Kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam merevitalisasi pasar tradisional masih lebih menekankan pada perbaikan (renovasi) fisik bangunan pasar. Pasar tradisional merupakan pasar yang dikelola dengan manajemen yang lebih tradisional dan simpel dari pada pasar modern.

Pasar tradisional cenderung menjual barang-barang lokal dan kurang ditemui barang impor, karena barang yang dijual dalam pasar tradisional cenderung sama dengan pasar modern, maka barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif sama dengan barang-barang di pasar modern. Menurut Utami dan Winarni (2013), secara kuantitas, pasar tradisional umumnya mempunyai persediaan barang yang jumlahnya sedikit sesuai dengan modal yang dimiliki pemilik atau permintaan dari konsumen, dari segi harga, pasar tradisional tidak memiliki label harga yang pasti karena harga disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh setiap pemilik usaha sendiri-sendiri. Selain itu, harga pasar selalu berubah-ubah, sehingga bila menggunakan label harga lebih repot karena harus mengganti-ganti label harga sesuai dengan perubahan harga yang ada dipasar.


(27)

15 2.1.3 Revitalisasi Pasar Tradisional

Revitalisasi merupakan suatu proses dan cara yang dilakukan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terperdaya. Menurut Danisworo (2000), revitalisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah hidup, namun mengalami degradasi oleh perkembangan jaman. Menurut Laretna (2002), mengemukakan revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tetapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratna Devi, L.V (2012), mengenai revitalisasi pasar tradisional pada masyarakat modern yang mengungkapkan bahwa dengan adanya pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional akan meningkatkan pendapatan pedagang.

Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern menyatakan bahwa dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala kecil dan menengah, usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka pasar tradisional perlu diberdayakan agar dapat tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan. Pasal 2 mengenai penataan pasar tradisional, lokasi pendirian pasar tradisional wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, termasuk Peraturan Zonasinya. Pendirian pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:


(28)

a. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern serta usaha kecil, termasuk koperasi, yang ada di wilayah yang bersangkutan

b. Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 (seratus meter persegi) luas lantai penjualan pasar tradisional.

c. Menyediakan fasilitas yang menjamin pasar tradisional yang bersih, sehat (higienis), aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.

Beberapa strategi yang perlu diperhatikan pemerintah dalam menjaga kebertahanan pasar tradisional diantaranya pembangunan fasilitas dan renovasi fisik pasar, peningkatan kompetensi pengelola pasar, melaksanakan program pendampingan pasar, penataan dan pembinaan pasar, yang dikemukakan dalam peraturan presiden No.112/2007 dan optimalisasi pemanfaatan lahan pasar. Persaingan usaha antara pasar modern dan pasar tradisional memang penuh dinamika, oleh karena itu memerlukan upaya dalam meningkatkan eksistensi pasar tradisional antara lain, dengan revitalisasi pasar tradisional dan pembatasan komoditas barang dari pasar modern untuk menjaga daya saing pasar tradisional serta regulasi zoning dengan pertimbangan ekonomi.

Menurut Adiyadnya (2015), program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin berdampak positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang, sehingga disarankan kepada pemerintah agar melanjutkan pelaksanaan dan meningkatkan kinerja program revitalisasi pasar


(29)

17

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional yang mencakup perbaikan tata kelola, infrastruktur, kebersihan hingga keamanan pasar akan mendukung kenyamanan konsumen untuk melakukan kegiatan transaksi.

Revitalisasi dalam membangun pasar tradisional yang mampu mendukung peningkatan ekonomi masyarakat tidak hanya bertumpu pada hal fisik saja melainkan perlu menciptakan pasar tradisional dengan berbagai fungsi, seperti tempat bersantai dan rekreasi bersama keluarga. Selain itu perlu meningkatkan kinerja pedagang pasar tradisional agar dapat mampu bersaing dengan pasar modern sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan para pedagang. Pada Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa revitalisasi pasar dapat diukur dengan beberapa indikator, indikator revitalisasi pasar tradisional terdiri atas :

a. Pendapatan

Menurut Sukirno (1995), pendapatan adalah hasil pencarian usaha. Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Faktor produksi akan memperoleh balas jasa, misalkan saja, tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah atau gaji, modal akan memperoleh balas jasa, dalam bentuk modal, serta keahliaan para entrepreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba.

b. Kondisi fisik

Lukman, dkk. (2012), menyatakan bahwa kondisi fisik pasar tradisional sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan fisik pasar modern yang disebabkan


(30)

oleh faktor umur (bangunan atau infrastruktur) relatif tua ditambah lagi dengan kurangnya perhatian pemerintah, pengelola dan pedagang pasar mengenai pemeliharaan pasar.

c. Tata kelola

Menurut Hadiwiyono (2011), tugas utama pengelola pasar selaku leading sector yakni memberikan fasilitas berupa tempat berdagang bagi pedagang tradisional yang telah membeli atau menyewa kios. Menurut Lukman, dkk. (2012), seorang pengelola pasar harus memiliki kemampuan manajerial yang memadai dan memiliki kemampuan teknis di bidang perencanaan, pengorganisasian serta pengawasan pasar.

2.1.4. Sumber Daya Pedagang

Pengembangan sumber daya manusia dalam arti peningkatan kualitas manusia, pada dasarnya harus merupakan suatu rangkaian proses berlanjut, dari pendidikan latihan dan pengembangan (education, training dan development) yang disesuaikan dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi maupun tuntutan pembangunan (Soeharsono, 1989:25).

Pengertian pedagang dalam kamus ekonomi, pedagang merupakan seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual barang kembali tanpa mengubah bentuk dan tanggung jawab sendiri dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Pedagang dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (1) Pedagang Besar, pedagang yang kegiatannya membeli barang dalam jumlah yang besar dan


(31)

19

jumlah sedang dan menjualnya kembali kepada konsumen akhir. (3) Pedagang menengah, pedagang yang membeli barang dagangan dalam jumlah besar dan menjualnya kembali kepada para pedagang kecil dalam jumlah sedang atau kecil (penyalur dan toko-toko besar).

Danim (1996), kualitas Sumber Daya Manusia adalah sumber daya yang memenuhi kriteria kualitas fisik dan kesehatan, kualitas intelektual (pengetahuan dan keterampilan), dan kualitas mental spiritual/kejuangan. Pengaruh kualitas sumber daya manusia dapat diukur dari indikator, tingkat pendidikan, kedisiplinan dan profesionalisme dalam bekerja. Sumber daya manusia dapat dikatakan berkualitas jika mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan. Kemampuan tersebut dapat dicapai apabila mempunyai bekal pendidikan, latihan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Sajogyo dan Pudjiwati (2002), Status sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari status sosial keluarga yang diukur melalui tingkat pendidikan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga, perbaikan lapangan pekerjaan dan tingkat penghasilan keluarga. Indikator status sosial ekonomi menurut Rogers (1985) adalah kasta, umur, pendidikan, status perkawinan, aspirasi, pendidikan dan partisipasi sosial. Melly G. Tan dalam Koentjaraningrat (1989), menyebutkan status sosial ekonomi seseorang diukur lewat pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.

Sumber daya pedagang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor sosial dan faktor ekonomi. Faktor sosial merupakan faktor-faktor yang


(32)

terkait dengan bidang sosial pedagang, yaitu tingkat pendidikan, pengalaman berdagang dan umur. Sedangkan faktor ekonominya yaitu modal. Dapat disimpulkan penelitian ini sumber daya pedagang diukur menggunakan beberapa indikator, yaitu modal, umur, pendidikan dan pengalaman.

a. Modal

Istilah “modal” dalam pemikiran ekonomi sebenarnya berarti sejumlah uang

yang terkumpul, yang dapat diinvestasikan dengan harapan mendapat keuntungan di masa mendatang (Field, 2011: 10).

b. Umur

Menurut Nuswantari (1998), istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama. Menurut Hoetomo (2005), usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).

c. Pendidikan

Menurut Ihsan Fuad (2005), pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.


(33)

21

d. Pengalaman

Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) ( KBBI, 2003). Berdasarkan hal tersebut pengalaman dapat diartikan mengalami, melakoni, menempuh, menghadapi, menanggung, mendapat, dan merasakan.

2.1.5 Kinerja Pedagang

Menurut Rivai (2005:14), kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang/perusahaan secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English Distionary, berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu:

(1) melakukan, menjalankan, melaksanakan, (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat, (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab, dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.

Sumber Daya Manusia memiliki peran penting diantara faktor-faktor yang lain dalam organisasi perusahaan, hal tersebut menuntut perusahaan perlu memperhatikan kinerjanya. Beberapa uraian tentang kinerja menurut Rivai (2005:15), adalah sebagai berikut: (1) Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (2) Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan


(34)

dapat dicapai dengan baik dan kinerja tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi tiga faktor yaitu kemampuan, keinginan dan lingkungan.

Mulyaningsih (2006), menyimpulkan bahwa harga, promosi, dan distribusi mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan. Adapun volume penjualan merupakan bagian dari kinerja pemasaran.

Kinerja pedagang merupakan suatu tujuan usaha yaitu dapat memberikan kepuasan kepada pembeli dan masyarakat yang lain dalam pertukarannya untuk sejumlah laba atau perbandingan antara penghasilan dan biaya menguntungkan (Swastha & Irawan, 2003). Indikator dari variabel kinerja pedagang yaitu: (1) Peningkatan pendapatan, (2) Naiknya jumlah pembeli atau pelanggan, (3) Peningkatan jumlah barang yang dijual (omset).

McDonald dan Lawton dalam (Ratminto dan Winarsih, 2005:174), mengemukakan indikator kinerja antara lain: output oriented measures throughput, efficiency, effectiveness.

Selanjutnya indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organsiasi.

Menurut Arifin (2012), analisis kinerja pedagang pakaian di pasar jepara satu hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang memperoleh


(35)

23

meningkat, trend jumlah pelanggan yang relatif meningkat, omzet penjualan meningkat, variasi barang yang dijual juga bervariasi sesuai trend. Meskipun secara umum pedagang memiliki kinerja yang meningkat, terdapat pula pedagang yang kinerjanya menurun. Pedagang yang kinerjanya menurun cenderung hanya bertahan dengan modal seadanya.

Kinerja merupakan sebuah cerminan dari tingkat keberhasilan yang ingin dicapai dalam suatu usaha yang dapat dilakukan oleh perseorangan, kelompok, organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan indikator kinerja pedagang sebagai berikut.

a. Peningkatan pembeli

Purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood

(2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.” Pendapat tersebut kurang lebih

mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.

b. Peningkatan penjualan

Menurut Swastha (2004:403), penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.


(36)

c. Peningkatan efisiensi

Menurut Miller and Mainers (2000:261), efisiensi lebih tertumpu pada hubungan antara output dan input. Dalam kaitannya yang bertumpu pada hubungan antara ouput dan input, efisiensi terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1) Efisiensi Teknis

Efisisensi teknis atau technical efisiensi mengharuskan adanya proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi menghasilkan output dalam jumlah yang sama.

2) Efisiensi Ekonomis

Konsep yang digunakan dalam efisiensi ekonomi adalah meminimalkan biaya artinya suatu proses produksi akan efisien serta ekonomis pada suatu tingkatan output apabila tidak ada proses lain yang dapat dihasilkan output serupa dengan biaya yang lebih murah.

Mengalokasikan sumber daya dalam proses produksi harus dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba di waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila dalam kegiatan produksi mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut mampu menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2003:2).


(37)

25 2.2 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1) Revitalisasi pasar tradisional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.

2) Sumber daya pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.


(1)

terkait dengan bidang sosial pedagang, yaitu tingkat pendidikan, pengalaman berdagang dan umur. Sedangkan faktor ekonominya yaitu modal. Dapat disimpulkan penelitian ini sumber daya pedagang diukur menggunakan beberapa indikator, yaitu modal, umur, pendidikan dan pengalaman.

a. Modal

Istilah “modal” dalam pemikiran ekonomi sebenarnya berarti sejumlah uang yang terkumpul, yang dapat diinvestasikan dengan harapan mendapat keuntungan di masa mendatang (Field, 2011: 10).

b. Umur

Menurut Nuswantari (1998), istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama. Menurut Hoetomo (2005), usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).

c. Pendidikan

Menurut Ihsan Fuad (2005), pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.


(2)

d. Pengalaman

Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) ( KBBI, 2003). Berdasarkan hal tersebut pengalaman dapat diartikan mengalami, melakoni, menempuh, menghadapi, menanggung, mendapat, dan merasakan.

2.1.5 Kinerja Pedagang

Menurut Rivai (2005:14), kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang/perusahaan secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English Distionary, berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan, (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat, (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab, dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.

Sumber Daya Manusia memiliki peran penting diantara faktor-faktor yang lain dalam organisasi perusahaan, hal tersebut menuntut perusahaan perlu memperhatikan kinerjanya. Beberapa uraian tentang kinerja menurut Rivai (2005:15), adalah sebagai berikut: (1) Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (2) Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan


(3)

dapat dicapai dengan baik dan kinerja tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi tiga faktor yaitu kemampuan, keinginan dan lingkungan.

Mulyaningsih (2006), menyimpulkan bahwa harga, promosi, dan distribusi mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan. Adapun volume penjualan merupakan bagian dari kinerja pemasaran.

Kinerja pedagang merupakan suatu tujuan usaha yaitu dapat memberikan kepuasan kepada pembeli dan masyarakat yang lain dalam pertukarannya untuk sejumlah laba atau perbandingan antara penghasilan dan biaya menguntungkan (Swastha & Irawan, 2003). Indikator dari variabel kinerja pedagang yaitu: (1) Peningkatan pendapatan, (2) Naiknya jumlah pembeli atau pelanggan, (3) Peningkatan jumlah barang yang dijual (omset).

McDonald dan Lawton dalam (Ratminto dan Winarsih, 2005:174), mengemukakan indikator kinerja antara lain: output oriented measures throughput, efficiency, effectiveness.

Selanjutnya indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organsiasi.

Menurut Arifin (2012), analisis kinerja pedagang pakaian di pasar jepara satu hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang memperoleh penghasilan yang jumlahnya sesuai target, memiliki trend penghasilan yang


(4)

meningkat, trend jumlah pelanggan yang relatif meningkat, omzet penjualan meningkat, variasi barang yang dijual juga bervariasi sesuai trend. Meskipun secara umum pedagang memiliki kinerja yang meningkat, terdapat pula pedagang yang kinerjanya menurun. Pedagang yang kinerjanya menurun cenderung hanya bertahan dengan modal seadanya.

Kinerja merupakan sebuah cerminan dari tingkat keberhasilan yang ingin dicapai dalam suatu usaha yang dapat dilakukan oleh perseorangan, kelompok, organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan indikator kinerja pedagang sebagai berikut.

a. Peningkatan pembeli

Purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.

b. Peningkatan penjualan

Menurut Swastha (2004:403), penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.


(5)

c. Peningkatan efisiensi

Menurut Miller and Mainers (2000:261), efisiensi lebih tertumpu pada hubungan antara output dan input. Dalam kaitannya yang bertumpu pada hubungan antara ouput dan input, efisiensi terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1) Efisiensi Teknis

Efisisensi teknis atau technical efisiensi mengharuskan adanya proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi menghasilkan output dalam jumlah yang sama.

2) Efisiensi Ekonomis

Konsep yang digunakan dalam efisiensi ekonomi adalah meminimalkan biaya artinya suatu proses produksi akan efisien serta ekonomis pada suatu tingkatan output apabila tidak ada proses lain yang dapat dihasilkan output serupa dengan biaya yang lebih murah.

Mengalokasikan sumber daya dalam proses produksi harus dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba di waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila dalam kegiatan produksi mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut mampu menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2003:2).


(6)

2.2 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1) Revitalisasi pasar tradisional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.

2) Sumber daya pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.