Hasil Penelitian yang Relevan Pengajuan Hipotesis Penelitian

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoretik dan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : “kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diterapkan model pembelajaran SSCS lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional”. 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelittian

Penelitian ini dilakukan disalah satu MTs di Bekasi. Waktu penelitian, yaitu semester ganjil tahun ajaran 20142015 di kelas IX selama satu bulan yaitu bulan November sampai dengan Desember 2014.

B. Desain Penelitian

Penelitan ini menggunakan metode eksperimen semu quasi eksperimen. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Dalam penelitian ini sampel diberikan perlakuan pembelajaran yaitu kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran SSCS dan kelompok kontrol diberikan perlakuan secara konvensional. Desain ekperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Two- group Post-Test Only Design yaitu pemilihan anggota dilakukan secara acak. 2 Desain Penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Treatment perlakuan Postest tes akhir E X E Y K X K Y Keterangan: E : Kelompok kelas eksperimen K : Kelompok kelas kontrol 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010, cet. 11, h. 114. 2 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011, cet. 6, h. 162-163. X E : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran SSCS X K : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional Y : Test akhir yang sama pada kedua kelas

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTs Darul ‘Amal Bekasi pada semester ganjil tahun ajaran 20142015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Cluster Random Sampling. 3 Teknik ini mengambil 2 kelas dari 5 kelas yang ada. Kemudian dari 2 kelas tersebut diundi, kelas mana yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kontrol, maka terpilih kelas IX-A dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas eksperimen dan IX-C dengan jumlah sisiwa 33 orang sebagai kelas kontrol.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berupa soal-soal uraian sebanyak 6 butir soal yang diberikan dalam bentuk post test. Instrumen tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan peluang, dimana tes yang diberikan kepada kedua kelas tersebut adalah sama. Adapun indikator yang akan diukur melalui tes uraian akan dijelaskan sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kreatif Matematis 3 Sugiyono, op. Cit., h. 121. Indikator Berpikir Kreatif Indikator Kompetensi No. Butir Soal Kelancaran fluency Menentukan percobaan-percobaan yang mungkin berdasarkan banyaknya anggota ruang sampel yang diketahui. 2 Menentukan kejadian-kejadian yang peluang 3 Sedangkan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif matematis, diperlukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Kriteria penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor rubrik yang dimodifikasi dari Nancy Bosch 2008 disajikan pada tabel berikut ini: 4 Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Tes kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Aspek yang diukur Respon Siswa terhadap Soal atau masalah Skor Kemampuan Berpikir Lancar Fluency Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban yang tidak relevan. Memberikan beberapa jawaban yang kurang relevan. 1 Memberikan kurang dari atau sama dengan dua jawaban yang relevan. 2 Memberikan lebih dari dua jawaban yang relevan. 3 Kemampuan Berpikir Luwes Tidak memberikan jawaban. Memberikan jawaban yang berbeda tanpa menggunakan konsep matematika. 1 4 Nancy Bosch, Rubric for Creative Thinking Skills Evaluation, diakses dari http:www.icyte.comsystemsnapshotsfs168426842aa3cbeee972f1441c7boc4433aeacf36961 bindex.html, pada 1 November 2014. suatu kejadian pada suatu percobaannya diketahui. Keluwesan flexibility Menentukan peluang komplemen suatu kejadian dengan cara yang berbeda. 6 Keaslian originality Menentukan frekuensi relatif dengan uraian jawaban yang unik. 4 Kerincian elaboration Menentukan ruang sampel dengan mendata titik sampelnya secara rinci. 1 Menentukan frekuensi harapan dengan memberikan alasan yang rinci. 5 Flexibility Memberikan jawaban yang berbeda tetapi belum menggunakan konsep matematika dengan tepat. 2 Memberikan jawaban yang berbeda dengan konsep matematika yang tepat. 3 Kemampuan Berpikir Orisinal Originality Tidak menjawab atau memberi jawaban yang salah. Memberikan jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak dapat dipahami. 1 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, jawabannya sudah terarah tetapi belum tepat. 2 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, jawabannya sudah terarah dan tepat. 3 Kemampuan Berpikir Rinci Elaboration Tidak memberikan jawaban. Memberikan sebagian jawaban yang benar dan tidak rinci. 1 Memberikan jawaban yang benar tetapi belum rinci. 2 Memberikan jawaban yang benar dan rinci. 3 Sebelum soal-soal tes digunakan, dilakukan uji coba instrumen. Soal-soal tes diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tersebut memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, selain itu juga untuk mengetahui tingkat kesuaran dan daya pembeda soal.

1. Validitas

Validitas adalah salah satu ciri yang menandai tes hasil belajar yang baik. Validitas dikatakan baik apabila mampu mengukur apa yang harus diukur. 5 Pengukuran validitas soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: 6 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, Ed. 2, Cet I, h. 73. 6 Ibid, h. 87.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Sscs (Search, Solve, Create And Share) Untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa

21 139 156

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Pengaruh model search, solve, create and share terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

1 18 214

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP : Penelitian Kuasi Eksperimen di salah satu SMP Negeri di Lembang.

0 2 40

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 4 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMA.

0 6 57

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa MTs melalui Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dengan Metode Hypnoteaching - repository UPI T MTK 1303183 Title

0 0 5