Interval Penggantian Komponen dengan Total Minimum Downtime

distribusi weibull dan distribusi normal 6

3.4. Interval Penggantian Komponen dengan Total Minimum Downtime

. Dalam pengolahan data digunakan software easy fit professional 5.0. 7 6 Sumber: O’Connor Patrick. Practical Reliability Engneering. Third Edition. John Willey Son New York. 7 Sumber: Sodikin, Jurnal Teknologi. IST Akprind Yogyakarta Pada dasarnya downtime didefinisikan sebagai waktu suatu komponen sistem tidak dapat digunakan tidak berada dalam kondisi yang baik, sehingga membuat fungsi sistem tidak berjalan. Berdasarkan kenyataan bahwa pada dasarnya prinsip utama dalam manajemen perawatan adalah untuk menekan periode kerusakan breakdown period sampai batas minimum, maka keputusan penggantian komponen sistem berdasarkan downtime minimum menjadi sangat penting. Pembahasan berikut akan difokuskan pada proses pembuatan keputusan penggantian komponen sistem yang meminimumkan downtime, sehingga tujuan utama dari manajamen sistem perawatan untuk memperpendek periode kerusakan sampai batas minimum dapat dicapai. Penentuan tindakan preventif yang optimum meminimumkan downtime akan dikemukakan berdasarkan interval waktu penggantian replacement interval. Tujuan untuk menentukan penggantian komponen yang optimum berdasarkan interval waktu, t p , diantara penggantian preventif dengan menggunakan kriteria meminimumkan total downtime per unit waktu, dapat dijelaskan melalui Gambar 3.2. Universitas Sumatera Utara Penggantian karena rusak Penggantian Preventif Tf Tf Tp tp Satu siklus Gambar 3.2. Penggantian Komponen Berdasarkan Interval Waktu Dari gambar 3.2, dapat dilihat bahwa total downtime per unit waktu untuk tindakan penggantian preventif pada waktu t p , dinotasikan sebagai Dt p adalah: p p p f p p T t T T t H t D + + = , dimana: Ht p = Banyaknya kerusakan kagagalan dalam interval waktu 0,t p , merupakan nilai harapan expected value T f = Waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena kerusakan. T p = Waktu yang diperlukan untuk penggantian komponen karena tindakan preventif komponen belum rusak. t p + T p = Panjang satu siklus. Dengan meminimumkan total minimum downtime, kan diperoleh tindakan penggatian komponen berdasarkan interval waktu t p yang optimum. Untuk komponen yang memiliki distribusi kegagalan mengikuti distribusi peluang tertentu dengan fungsi peluang ft, maka nilai harapan expected value Universitas Sumatera Utara banyaknya kegagalan yang terjadi dalam interval waktu 0,t p dapat dihitung sebagai berikut: [ ] ∫ ∑ + − = − − + = 1 1 1 1 i i t i p p dt t f i t H t H p H0 ditetapkan sama dengan nol, sehingga untuk t p = 0, maka Ht p = H0 = 0. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. PDM Indonesia, Jl. Brigdjen Zein Hamid Km 6,9 Titi Kuning Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian direncanakan pada April 2010.

4.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalan penelitian ini adalah data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dengan mencatat data dari laporan-laporan perusahaan yang ada atau dengan cara mereview laporan tersebut. Data sekunder yang dibutuhkan mencakup: a. Waktu lamanya downtime mesin akibat kerusakan komponen b. Interval waktu antar kerusakan c. Waktu penggantian komponen d. Kebutuhan tenaga kerja, meliputi jumlah tenaga kerja di bagian maintenance dan produksi e. Jumlah produksi rata-rata production rate dalam dua tahun terakhir. f. Biaya kehilangan produksi akibat downtime, biaya tenaga kerja dan biaya komponen Universitas Sumatera Utara