4
dan di luar kemampuan guru adalah kendala spontanitas dalam pengelolaan kelas. Dengan hadirnya kendala spontanitas suasana kelas biasanya terganggu yang
ditandai dengan pecahnya konsentrasi anak didik. Contohnya adalah ketidak tepatan memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran, adanya pembicaraan
guru yang bertele-tele seperti mengubah teguran menjadi ocehan, gaya guru yang monoton dan pemahaman guru tentang peseta didik.
Kondisi pengelolaan kelas di dunia pendidikan sejak dulu sampai sekarang memang masalah yang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru. Semua itu
tidak lain guna kepentingan belajar anak didik. Dengan adanya pengelolaan yang diterapkan seorang guru, siswa diharapkan rajin belajar dan tidak merasa bosan
pada mata pelajaran al- qur’an hadits. Pembelajaran al-qur’an hadits yang
seringkali dilakukan adalah dengan menerapkan satu strategi belajar. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar siswa tidak meningkat. Disamping itu, siswa
menganggap materi al- qur’an hadits merupakan materi yang kurang penting,
karena telah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kondisi di atas, maka penulis akan meneliti tentang
“Strategi Guru Al-
Qur’an Hadits DalamMeningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA di
Madrasah Aliyah Negeri MAN 2 Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Apa strategi guru Al- Qur’an Hadits dalam meningkatkan motivasi belajar?
2. Apakah penggunaan alat peraga di kelas dapat mendukung pembelajaran
Al-Q ur’an Hadits?
3. Apakah alat evaluasi yang tepat untuk mengukur pembelajaran Al-Qur’an
Hadits?
C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
5
Apa strategi guru Al-Q ur’an Hadits dalam meningkatkan motivasi belajar
dan bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Q ur’an Hadits di
Madrasah Aliyah Negeri 2 MAN Jakarta?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian dari skripsi ini adalah untuk: 1.
Untuk mengetahui strategi guru Al-Qur’an Hadits yang diterapkan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-
qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. E.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis baik dalam penggunaan strategi pembelajaran maupun dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di
sekolah. 2.
Bagi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta Sebagai sumbangan pemikiran mengenai masalah-masalah yang berkaitan
dengan strategi guru dalam peningkatan motivasi belajar siswa yang sedang dihadapi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta.
3. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk menambah khazanah perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus menjadi bahan referensi bagi mahasiswa untuk belajar dan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata ”motive” yang mempunyai arti ”dorongan”. Dorongan itu menyebabkan terjadinya tingkah laku atau perbuatan. Untuk
melakukan sesuatu hendaklah ada dorongan, baik dorongan itu yang datang dari dalam diri manusia maupun yang datang dari lingkungannya.
6
Menurut Oemar Hamalik, motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afeksi dan reaksi untuk mencapai tujuan.
7
Dari definisi ini dapat diartikan bahwa motivasi adalah sebab-sebab yang ada dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas atau perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pengertian motivasi menurut sebagian
pakar pendidikan adalah sebagai berikut: a.
Menurut James O. Whittaker, motivasi adalah kondisikondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk
6
H. Nashar, Peranan Motivasi dan kemampuan Awal , h. 13
7
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, h. 186
6
7
untuk bertikah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.
8
b. Menurut Guthrie motivasi hanya menimbulkan variasi respon pada
individu, dan bila dihubungkan dengan hasil belajar, motivasi tersebut bukan instrumental dalam belajar.
9
c. Fremount E. Kast dan James E. Roseinzweig memberi pengertian
bahwa motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.
10
d. Menurut Wood Worth dan Marques motif adalah suatu tujuan jiwa
yang menorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan tujuan tertentu terhadap situasi sekitarnya.
11
Sedangkan menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya ”feeling” dan di dahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem ”neurophysiological” yang
ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energy manusia walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia
penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2.
Motivasi ditandai dengan munculnya ”rasa””feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
8
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, h. 205
9
Ibid h. 206
10
Djali, Psikologi Pendidikan, h. 106
11
Mustaqim dan Abdul Wahid, Psikologi Pendidika., Jakarta: Rineka Cipta, h. 72