13
2 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi  yang  datangnya  dari  luar  diri  individu,  atau  motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti belajar karena
takut  kepada  guru,  atau  karena  ingin  lulus,  karena  ingin memperoleh  nilai  tinggi  yang  semuanya  itu  tidak  berkaitan
langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan.
22
Menurut  Syaiful  Bahri  Djamarah,  motivasi  ekstrinsik  adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-
motif  yang  aktif  dan  berfungsinya  karena  adanya  perangsang  dari luar.
23
Definisi  tersebut  menunjukkan  bahwa  motivasi  ekstrinsik  itu  adalah merupakan motivasi yang timbul karena adanya dorongan dari luar individu yang
tidak  secara  mutlak  berkaitan  dengan  aktivitas  belajar,  jadi  seorang  siswa  akan belajar  jika  ada  dorongan  dari  luar  seperti  ingin  mendapatkan  nilai  yang  baik,
hadiah  dan  lain-lain  dan  bukan  karena  semata-mata  ingin  mengetahui  sesuatu. Motivasi  intrinsik  maupun  motivasi  ekstrinsik,  keduaduanya  dapat  menjadi
dorongan untuk belajar. Namun tentunya agar aktifitas dalam belajarnya memberi kepuasan  atau  ganjaran  di  akhir  kegiatan  belajarnya  maka  sebaiknya  motivasi
yang  mendorong  siswa  untuk  belajar  adalah  motivasi  intrinsik.  Kekurangan  atau ketiadaan  motivasi,  baik  yang  bersifat  internal  maupun  eksternal  akan
menyebabkan  kurang  bersemangatnya  siswa  dalam  melakukan  proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam  perspektif  kognitif,  motivasi  yang  lebih  signifikan  bagi  siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung
pada  dorongan  atau  pengaruh  orang  lain.  Dorongan  mencapai  prestasi  dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya
member  pengaruh  lebih  kuat  dan  relatif  lebih  langgeng  dibandingkan  dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru.
24
22
Alisuf Sabri. Ibid., h. 85
23
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 37
24
Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. h. 137
14
3. Fungsi Motivasi
Dengan  mantapnya  di  siang  bolong,  si  abang  becak  mendayung  becak untuk mengangkut penumpangnya, demi mencari makan untuk anak dan istrinya.
Dengan  teguhnya  anggota  ABRI  itu  melintasi  sungai  dengan  meniti  tambang. Berjam-jam  tanpa  mengenal  lelah  para  pemain  sepak  bola  itu  berlatih  untuk
menghadapi  babak  kualifikasi  pra-piala  dunia.  Para  pelajar  mengurung  dirinya dalam  kamar  untuk  belajar,  karena  akan  menghadapi  ujian  pada  pagi  harinya.
Serangkaian  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  masing-masing  pihak  itu  sebenarnya dilatar  belakangi  oleh  sesuatu  atau  yang  secara  umum  dinamakan  motivasi.
Motivasi  inilah  yang  mendorong  mereka  untuk  melakukan  suatu  kegiatan  atau pekerjaan. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi.
Hasil  belajar  akan  menjadi  optimal,  kalau  ada  motivasi.  Makin  tepat motivasi  yang  diberikan,  akan  semakin  berhasil  pula  pelajaran  itu.  Jadi  motivasi
akan  senantiasa  menentukan  intensitas  usaha  belajar  bagi  para  siswa.  Perlu ditegaskan,  bahwa  motivasi  bertalian  dengan  suatu  tujuan.  Sepeti  di  singgung  di
atas, bahwa walaupun di siang bolong si abang becak itu juga menarik becaknya karena  bertujuan  untuk  mendapatkan  uang  guna  menghidupi  anak  dan  istrinya.
Juga  para  pemain  sepak  bola  rajin  berlatih  tanpa  mengenal  lelah,  karena mengharapkan  akan  mendapatkan  kemenangan  dalam  pertandingan  yang  akan
dilakukannya. Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:
a Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang  melepaskan  energi.  Motivasi  dalam  hal  ini  merupakan  motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di capai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan  yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
25
c Menyeleksi  perbuatan  perbuatan  kita,  artinya  menentukan  perbuatan-
perbuatan  mana  yang  harus  dilakukan  yang  serasi,  guna  mencapai tujuan,  dengan  menyampingkan  perbuatan-perbuatan  yang  tidak
25
Sardiman, Intraksi dan Motivasi Belajar mengajar, h. 84
15
bermanfaat  bagi  tujuan  itu.  Seseorang  benar-  benar  ingin  mencapai gelarnya  sebagai  sarjana,  tidak  akan  mengahambur-hamburkan
waktunya  dengan  berfoya-foya  bermain  kartu,  sebab  perbuatan  itu tidak cocok dengan tujuan.
26
d Di samping itu ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha  karena  adanya  motivasi.  Adanya  motivasi  yang  baik  dalam
belajar  akan  menunjukkan  hasil  yang  baik.  Dengan  kata  lain  dengan adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari adanya motivasi, maka
seseorang  yang  belajar  itu  akan  dapat  melahirkan  prestasi  yang  baik. Intensitas  motivasi  seorang  siswa  akan  sangat  menentukan  tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
27
4. Peranan Motivasi Dalam belajar
Motivasi  pada  dasarnya  dapat  membantu  dalam  memahami  dan menjelaskan  perilaku  individu,  termasuk  perilaku  individu  yang  sedang  belajar.
Ada  beberapa  peranan  penting  dari  motivasi  dalam  belajar  dan  pembelajaran, antara lain:
a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak di capai
c. Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar d. Menentukan ketekunan belajar.
1 Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi  dapat  berperan  dalam  penguatan  belajar  apabila  seorang anak  yang  belajar  dihadapkan  pada  suatu  masalah  yangmemerlukan
pemecahan,  dan  hanya  dapat  dipecahkan  berkat  bantuan  hal-hal  yang pernah  di  laluinya.  Sebagai  contoh,  seorang  anak  akan  memecahkan
materi  matematika  dengan  bantuan  tabel  logaritma.  Tanpa  bantuan
26
Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, h. 81
27
Sardiman, Intraksi dan Motivasi Belajar mengajar, h. 85
16
tabel  tersebut  ,  anak  itu  tidak  dapat  menyelesaikan  tugas  matematika. Dalam kaitan itu anak berusaha mencari buku tabel matematika. Upaya
untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Peristiwa di atas dapat dipahami bahwa
sesuatu  dapat  menjadi  penguat  belajar  untuk  seseorang,  apabila  dia sedang benarbenar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan
kata  lain,  motivasi  dapat  menentukan  hal-hal  apa  di  lingkungan  anak yang  dapat  memperkuat  perbuatan  belajar.  Untuk  seorang  guru  perlu
memahami  suasana  itu,  agar  dia  dapat  membantu  siswanya  dalam memilih  faktor-faktor atau keadaan  yang ada dalam  lingkungan siswa
sebagai  bahan  penguat  belajar.  Hal  itu  tidaklah  cukup  dengan  hanya memberitahukan  sumber-sumber  yang  harus  dipelajari,  melainkan
yang  lebih  penting  adalah  mengaitkan  isi  pelajaran  dengan  perangkat apapun yang berada paling dekat dengan siswa di lingkungannya.
2 Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran  motivasi  dalam  memperjelas  tujuan  belajar  erat  kaitannya dengan  kemaknaan  belajar.  Anak  akan  tertarik  untuk  belajar  belajar
sesuatu,  jika  yang  dipelajari  itu  sedikitnya  sudah  dapat  diketahui  atau di  nikmati  manfaatnya  bagi  anak.  Sebagai  contoh,  anak  akan
termotivasi belajar elektronik karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan  kemampuan  anak  dalam  bidang  elektronik.  Dalam  suatu
kesempatan misalnya, anak tersebut di minta membetulkan radio yang rusak,  dan  berkat  pengalamannya  dari  bidang  elektronik,  maka  radio
tersebut menjadi baik setelah di perbaikinya. Dari pengalaman itu anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah
mengetahui makna dari belajar itu.
3 Peran motivasi dalam menentukan ketekunan belajar
Seseorang  yang  telah  termotivasi  untuk  belajar  sesuatu,  akan berusaha  mempelajarinya  dengan  baik  dan  tekun,  dengan  harapan
17
memperoleh  hasil  yang  baik.  Dalam  hal  itu  tampak  bahwa  motivasi untuk  belajar  menyebabkan  seseorang  tekun  belajar.  Sebaliknya,
apabila  seseorang  kurang  atau  tidak  memiliki  motivasi  untuk  belajar, maka  dia  tidak  lama  belajar.  Dia  mudah  tergoda  untuk  mengerjakan
hal  yang  lain  dan  bukan  belajar.  Itu  berarti  motivasi  sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
28
5. Bentuk Motivasi Di Sekolah
Di  dalam  kegiatan  belajar-mengajar  peranan  motivasi  baik  intrinsic maupun  ekstrinsik  sangat  diperlukan.  Dengan  motivasi  pelajar  dapat
mengembangkan  aktivitas  dan  inisiatif,  dapat  mengarahkan  dan  memelihara ketekunan  dalam  melakukan  kegiatan  belajar.  Dalam  kaitan  itu  perlu  diketahui
bahwa  cara  dan  jenis  menumbuhkan  motivasi  adalah  bermacam-macam,  tetapi untuk  motivasi  ekstrinsik  kadang-kadang  tepat,  dan  kadang-kadang  juga  bisa
kurang  sesuai.  Hal  ini  guru  harus  hati-hati  dalam  menumbuhkan  dan  memberi motivasi  bagi  kegiatan  belajar  para  anak  didik.  Sebab  mungkin  maksudnya
memberikan  motivasi  tetapi  justru  tidak  menguntungkan  perkembangan  belajar siswa.  Ada  beberapa  bentuk  dan  cara  untuk  menumbuhkan  motivasi  dalam
kegiatan belajar di sekolah:
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka nilai yang
baik.  Sehingga  siswa  biasanya  yang  di  kejar  adalah  nilai  ulangan  atau nilai-nilai  pada  raport  angkanya  baik-baik.  Angka-angka  yang  baik  itu
bagi  para  siswa  merupakan  motivasi  yang  sangat  kuat.  Tetapi  ada  juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya
naik  kelas  saja.  Ini  menunjukkan  motivasi  yang  dimilikinya  kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka
yang  baik.  Namun  demikian  semua  itu  harus  di  ingat  oleh  guru  bahwa
28
Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, h. 27