mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen ikut berkembang pula.
C. Fosfat
1.
Keberadaan Fosfat di Lingkungan
Fosfor merupakan unsur utama yang digunakan oleh semua organisme untuk
pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme
Hutagalung et al, 1997. Menurut Berner dan Berner 1996, fosfor merupakan agen biologis yang paling aktif pada semua makronutrien, berarti rasio fosfat yang
tersimpan dalam energi biomassa sangatlah tinggi. Fosfor juga memegang peranan penting sebagai pembawa sifat gen yaitu pada DNA Deoxyribonucleic
Acid dan RNA Ribonucleic Acid. Sedangkan, di alam unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya, melainkan dalam bentuk senyawa
anorganik yang terlarut ortofosfat dan polifosfat dan senyawa organik yang berupa partikulat Schlesinger, 1991. Senyawa fosfor membentuk kompleks
dengan ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, tidak larut dalam air, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik.
Di alam, bentuk fosfor dapat mengalami perubahan terus menerus akibat proses dekomposisi bentuk organik dan bentuk anorganiknya akibat pengaruh mikroba.
Semua bentuk polifosfat akan terhidrolisis menjadi ortofosfat. Perubahan ini bergantung pada suhu, pH, dan jumlah bakteri yang terkandung di dalam air.
Ortofosfat yang merupakan produk ionisasi dari asam polifosfat adalah bentuk fosfor yang paling sederhana di perairan. Ortofosfat merupakan bentuk fosfor
yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik. Setelah masuk ke dalam tumbuhan, misalnya fitoplankton, fosfat anorganik mengalami
perubahan menjadi fosfat organik Effendi, 2003. Fosfor biasanya berada dalam bentuk oksianion PO
4 3-
. Konstanta disosiasi untuk fosfat adalah:
H
3
PO
4
aq →
H
+
aq + H
2
PO
4 -
aq Ka = 10
-2.2
H
2
PO
4 -
aq → H
+
aq + HPO
4 2-
aq Ka = 10
-7.2
HPO
4 2-
aq → H
+
aq + PO
4 3-
aq Ka = 10
-12.3
Dalam dunia pertanian, fosfat merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dan disebut sebagai salah satu nutrien. Keberadaan fosfat sering menjadi masalah karena beberapa faktor. Pertama, kandungan fosfat dalam tanah relatif rendah
yaitu dengan rentang 0,001 mgkg tidak subur hingga 1 mgkg sangat subur. Kedua, senyawa fosfat dan kompleksnya berada dalam bentuk yang tidak larut
dalam tanah sehingga tidak dapat diserap secara biologis dan yang terakhir kompleks fosfat juga dapat mempengaruhi bentuk fosfat terlarut menjadi bentuk
tidak terlarut yang tidak dapat diserap oleh tanaman. Defisiensi fosfat dapat menghambat berbagai proses perkembangan tanaman, antara lain fotosintesis,
pembuahan, dan fiksasi nitrogen Brady dan Weil, 1999. Ekosistem air tawar dan air laut sangat sensitif terhadap peningkatan fosfat
Reddy et al., 1999. Penambahan fosfat ke suatu danau biasanya dibatasi oleh air hujan dan fosfat di air danau yang di transfer ke sedimen. Namun, setelah kurun
waktu tertentu, fosfat yang berada pada sedimen akan dilepaskan lagi ke air melalui sorbsi oleh oksida besi dan alumunium Berner dan Berner, 1996,