Penggunaan sungai ini disesuaikan dengan kualitas air sungainya yaitu dengan melihat komposisi zat-zat kimia yang ada di dalam air tersebut. Mengingat
air itu semakin langka karena rusaknya sumber-sumber air sebagai akibat tidak terkendalinya pemanfaatan air melalui sumur-sumur artesis sehingga pencemaran
dalam bentuk perembesan air laut terjadi dikawasan yang tidak jauh dengan daerah lautan. Untuk penggunaanpengelolaannya dilakukan dengan monitoring
Pemerintah atau melalui pejabat yang ditunjuk. Sungai dengan segala bentuknya merupakan tulang punggung kehidupan sehingga pemanfaatannya secara
terkoordinir, pencemaran terhadap air tersebut akan membawa dampak yang lebih luas mengingat antara lain perikanan, peternakan, pertanian sangat
menggantungkan sekali air sungai, maka dengan kewaspadaan Pemerintah melakukan pemantauan kualitas air limbah melalui program kali bersih
PROKASIH Subagyo, 1992.
2.2 Total Zat Padat Terlarut
Total Dissolved Solid
Kelarutan zat padat dalam air atau disebut sebagai Total Dissolved Solid TDS adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di
dalam air, sebagai contoh adalah air permukaan apabila diamati setelah turun hujan akan mengakibatkan air sungai maupun kolam, kelihatan keruh yang
disebabkan oleh larutnya partikel tersuspensi di dalam air, sedangkan pada musim kemarau, air kelihatan berwarna hijau. Konsentrasi kelarutan zat padat ini dalam
keadaan normal sangat rendah, sehingga tidak kelihatan oleh mata telanjang Situmorang, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bahan buangan ini kalau tidak dapat larut
sempurna akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan menjadi koloidal. Endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan
menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan proses
fotosintesis, apabila sinar matahari tidak ada maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung, akibatnya kehidupan mikroorganisme jadi terganggu Wardhana,
1995. TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik dan gas terlarut.
Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula, akibatnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab
masalah tersebut Slamet, 1994. Zat padat terlarut di dalam air perlu diketahui untuk mengetahui
produktivitas air, karena produktivitas air terhadap kehidupan air sangat ditentukan oleh kelarutan zat padat di dalamanya. Produktivitas air akan tinggi
terhadap kehidupan organisme seperti tumbuhan dan mikroba apabila zat padat terlarut tersebut berupa nutrien berarti mempunyai daya dukung rendah terhadap
organisme disebut oligotrofik Situmorang, 2007. Zat padat didalam air juga merupakan indikasi ketidak normalan air, yaitu
terjadi penyimpangan air dari keadaan yang sebenarnya. Penyimpangan keadaan air ini paling banyak disebabkan oleh kegiatan manusia seperti pembuangan
sampah dapat berupa kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga dll.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian kesadaran manusia terhadap lingkungan dapat mengurangi kelarutan zat padat di dalam air Situmorang, 2007.
Dalam kenyataan sesuatu molekul organis polimer tetap bersifat yang terlarut, walaupun panjangnya lebih dari 10 µm sedangkan beberapa jenis zat
padat koloid mempunyai sifat dapat bereaksi seperti sifat zat-zat yang terlarut Alearts, 1987.
Pengukuran zat padat terlarut dapat dilakukan secara percobaan di laboratorium melalui penguapan air di dalam oven, kemudian mengukur berat
beker sebelum dan sesudah pengeringan air, dinyatakan sebagai total zat padat terlarut yang dinyatakan sebagai mg per liter atau part permillion ppm
Situmorang, 2007.
2.3 Total Zat Padat Tersuspensi