Total Zat Padat Tersuspensi

Dengan demikian kesadaran manusia terhadap lingkungan dapat mengurangi kelarutan zat padat di dalam air Situmorang, 2007. Dalam kenyataan sesuatu molekul organis polimer tetap bersifat yang terlarut, walaupun panjangnya lebih dari 10 µm sedangkan beberapa jenis zat padat koloid mempunyai sifat dapat bereaksi seperti sifat zat-zat yang terlarut Alearts, 1987. Pengukuran zat padat terlarut dapat dilakukan secara percobaan di laboratorium melalui penguapan air di dalam oven, kemudian mengukur berat beker sebelum dan sesudah pengeringan air, dinyatakan sebagai total zat padat terlarut yang dinyatakan sebagai mg per liter atau part permillion ppm Situmorang, 2007.

2.3 Total Zat Padat Tersuspensi

Total Suspended Solid Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan pada air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil daripada sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme dan sebagainya. Sebagai contoh, air permukaan mengandung tanah liat dalam bentuk suspense dapat bertahan sampai berbulan-bulan, kecuali jika keseimbangannya terganggu oleh zat-zat lain sehingga mengakibatkan terjadi penggumpalan, kemudian diikuti dengan pengendapan Fardiaz, 1992. Universitas Sumatera Utara TSS adalah zat-zat padat yang berada dalam suspensi dapat dibedakan menurut ukurannya sebagai partikel tersuspensi koloid dan partikel tersuspensi biasa Alearts, 1987. Jenis partikel koloid tersebut adalah penyebab kekeruhan dalam air efek Tyndall yang disebabkan oleh penyimpangan sinar nyata yang menembus suspensi tersebut. Partikel-partikel koloid tidak terlihat secara visual sedangkan larutannya tanpa partikel koloid yang terdiri dari ion-ion dan moleku-molekul tidak pernah keruh. Larutan menjadi keruh bila terjadi pengendapan yang merupakan keadaan kejenuhan dari suatu senyawa kimia. Partikel-partikel tersuspensi biasa, mempunyai ukuran lebih besar dari partikel koloid dan dapat menghalangi sinar yang akan menembus suspensi, sehingga suspensi tidak dapat dikatakan keruh, karena sebenarnya air diantara partikel-partikel tersuspensi tidak keruh dan sinar tidak menyimpang Alearts, 1987. Kekeruhan yang terjadi karena zat padat yang tersuspensi baik organik maupun anorganik. Zat organik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan yang organik biasanya berasal dari lapukan tanaman dan hewan. Buangan industri dapat menjadi sumber utama kekeruhan. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangbiakan. Bakteri ini merupakan zat organik tersuspensi sehingga pertumbuhannya akan menambah pula kekeruhan air. Air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindungi oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan bila mikroba itu patogen Slamet, 1994. Universitas Sumatera Utara Analisis padatan tersuspensi dilakukan dengan metode gravimetri. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap berat konstan. Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang dianalsis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil sehingga dapat diketahui berat tetapnya Rohman, 2007. Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya Rohman, 2007. Penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan, dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini dapat berupa sisa bahan, atau suatu gas yang terjadi atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang dianalisa itu. Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu dibedakan cara-cara gravimetri: cara evolusi dan cara pengendapan Harjadi, 1990. Syarat-syarat endapan gravimetri yang perlu diperhatikan agar hasil analisa dapat dianggap baik dan benar. Faktor-faktor tersebut adalah kesempurnaan endapan, kemurnian endapan dan susunan endapan Harjadi, 1990. Menurut Harjadi 1990, kalau ketiga sifat endapan tersebut diatas bersumber pada syarat-syarat teoritis, maka untuk mempermudah pembicaraan diatas ketiga persoalan ini, sebaiknya kita tinjau proses analisa gravimetri. Proses ini terdiri dari tahap-tahap : Universitas Sumatera Utara a. Melarutkan analit b. Mengatur keadaan larutan, misalnya pH dan tempratur c. Membentuk endapan d. Menumbuhkan kristal-kristal endapan digestion atau aging e. Menyaring dan mencuci endapan f. Memanaskan atau memijarkan untuk memperoleh endapan kering dan dengan susunan tertentu dan untuk menghilangkan kertas saring g. Mendinginkan lalu menimbang endapan Nilai TSS biasanya ditentukan dengan cara menuangkan air dengan volume tertentu, biasanya dalam ukuran liter, melalui sebuah filter dengan ukuran pori-pori tertentu. Sebelumnya, filter ini ditimbang dan kemudian beratnya akan dibandingkan dengan berat filter setelah dialirkan air setelah mengalami pengeringan. Berat filter tersebut akan bertambah disebabkan oleh terdapatnya partikel-partikel tersuspensi yang terperangkap dalam filter tersebut. Padatan yang tersuspensi ini dapat berupa bahan-bahan organik dan anorganik. Satuan TSS adalah milligram per liter mgl Suharto, 2011. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat

Analisis total zat padat terlarut Total Dissolved Solid dan total zat padat tersuspensi Total Suspended Solid dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit BTKL-PP Medan yang bertempat di jalan Wahid Hasyim no. 15 Medan.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah TDS meter, tisu, gelas ukur, beker gelas, desikator yang berisi silika gel, oven dengan suhu 103 C sd 105 C, neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg, corong penyaring, Erlenmeyer, botol semprot, pengaduk magnetik dan penjepit.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah air badan air dengan kode 395KABA022 014 tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan 432KABA022014 agak keruh, tidak berasa, tidak berbau, air suling, kertas saring dengan beberapa jenis whatman 934 AH dengan ukuran pori 1,5 µm, gelemen AF dengan ukuran pori 1,0 µm, saringan dengan ukuran pori 0,45 µm. Universitas Sumatera Utara