Trase saluran
menunjukkan belok
belokan pada
saluran. Kelengkungan yang landai dengan garis tengah yang besar akan
mengakibatkan nilai N yang relatif rendah, sedangkan kelengkungan yang tajam dengan belok belokan yang patah akan memperbesar nilai N.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh Scobey 1978, dengan memakai talang sebagi saluran, bahwa nilai N akan naik sebesar 0,001 untuk
setiap kelengkungan 20 dalam saluran sepanjang 100 kaki. Kelengkungan
dapat mengakibatkan bertumpuknya endapan sehingga secara tidak langsung akan memperbesar nilai N.
5. Vegetasi
Vegetasi dapat digolongkan dalam jenis kekasaran permukaan, tetapi hal ini juga memperkecil kapasitas saluran dan menghambat aliran.
Suatu aliran dengan kedalaman secukupnya cenderung melenturkan dan menenggelamkan tetumbuhan dan mengakibatkan nilai N lebih kecil.
Kemiringan yang besar menimbulkan kecepatan yang besar sehingga lebih mampu untuk melunturkan tumbuhan di sekitar saluran dan mengakibatkan
nilai N yang kecil. Berikut Tabel 4 Nilai Kekasaran dari saluran berdasarkan Vegetasi
Tabel 4. Tabel Nilai Kekasaran dari saluran berdasarkan Vegetasi Tetumbuhan
Nilai N Kekasaran Permukaan Rendah
0,005 - 0,010 Sedang
0,010 - 0,025 Tinggi
0,025 - 0,050 Sangat Tinggi
0,050 - 0,100 Chow, 1997
5. Pengendapan dan Penggerusan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Secara umum pengendapan dapat mengubah saluran yang sangat tidak beraturan menjadi cukup beraturan dan memperkecil nilai N,
sedangkan penggerusan dapat berakibat sebaliknya dan memperbesar nilai N. Namun efek utama dari pengendapan akan bergantung pada sifat alamiah
bahan yang diendapkan. Endapan yang tidak teratur seperti gelombang pasir dan alur alur pasir menjadikan saluran tidak beraturan dan kekasaran
meningkat. Sebab itu, dasar yang berpasir atau kerikil akan tererosi secara lebih seragam dibandingkan dasar yang berlempung. Pengendapan hasil
erosi di hulu akan cenderung memperbaiki ketidakteraturan saluran dibandingkan dengan tanah liat. Energi yang dipakai untuk menggerus dan
mengangkut bahan dalam suspensi atau menggulingkannya sepanjang dasar saluran juga akan memperbesar nilai N. Kecepatan aliran kritis adalah
kecepatan aliran yang tidak menimbulkan pengendapan atau penggerusan di saluran. Kennedy 1990, menggeluarkan persamaan kecepatan aliran
sebagai berikut: V
= 0,546 x D
0,64
………………………………………..6 Dimana D adalah kedalaman air di saluran, dalam satuan meter dan V
adalah kecepatan aliran Kritis ms. Rasio kecepatan aliran kritis adalah perbandingan antara kecepatan rata-rata aliran terhadap kecepatan kritis.
Rkk =
V V
atau m =
V V
……………………...……….7 Jika m = 1, tidak terjadi pengendapan atau penggrusan
m 1, terjadi penggerusan m 1, terjadi pengendapan Basak, 1999.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Rumus Chezy
Pada awal tahun 1769 seorang insinyur Perancis, Antoine Chezy membuat rumus yang mungkin merupakan pertama kali untuk aliran seragam, yaitu rumus
Chezy
2
yang terkenal, yang biasanya dinyatakan sebagai berikut : V = C x
√RS …………………………………………………….8 Sehingga, C =
V √
…………………………………….……………………9 Dengan V kecepatan rata
– rata ms, R jari jari Hidrolik m, S kemiringan Chow, 1997.
Rancangan Saluran Irigasi 1. Debit Air
Debit air adalah suatu koefisien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam
satuan liter per detik. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Pengukuran debit dengan bendung
2. Pengukuran debit berdasarkan kerapatan larutan obat
3. Pengukuran kecepatan aliran dan luas penampang melintang, dalam hal
ini untuk mengukur kecepatan arus digunakan pelampung atau pengukur arus dengan kincir
4. Pengukuran dengan menggunakan alat-alat tertentu seperti pengukuran
arus magnetis dan pengukuran arus gelombang supersonis Dumiary, 1992.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Menurut Kartasapoetra dan Sutedjo 1992 pengukuran debit air dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, dapat dilakukan
dengan beberapa metode dan alat-alat pengukur, sehingga dalam pelaksanaanya tidak mengalami kesulitan. Dalam pengukuran tidak
langsung yang sangat diperhatikan yaitu tentang kecepatan aliran v dan luas penampang aliran A, sehingga terdapat rumus pengukuran debit air
sebagai berikut: Q = V x A ..............................................................................10
Sehingga, V = …………………………………….………………....11
dimana: Q = debit air m
3
detik V = kecepatan aliran mdetik
A = luas penampang aliran m
2
. Debit air juga dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
sekat ukur tipe Thomson Segitiga 90
o
. Persamaannya adalah: Q = 0.0138H
52
.................................................................12 Di mana Q dalam liter per detik dan H dalam sentimeter. Sekat ukur segitiga
90
o
tipe Thomson baik digunakan untuk pengukuran aliran yang tidak lebih dari 112 ldet atau aliran dengan debit relatif kecil, selain itu sekat ukur
segitiga 90
o
tipe Thomson juga sangat mudah konstruksi dan pengaplikasiannya, Untuk lebih jelasnya sekat ukur tipe Thompson dapat
ditunjukkan pada Gambar 1.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Gambar 1. Sekat ukur tipe Thompson Lenka, 1991.
Pada alat pengukur Thomson, harus dipasang tegak lurus pada sumbu saluran pengukur. Pemasangan alat pengukur ini harus betul-betul
mendatar, dengan sudut siku-siku di sebelah bawah. Penentuan nilai H dari persamaan 3 diukur dari permukaan air yang meluap setelah disekat sampai
ke sudut 90 dari sekat yang telah dimodifikasi sebagai tempat pengeluaran
air Soekarto dan Hartoyo, 1981.
2. Kecepatan Aliran Rata Rata