dipisahkan antara analisis parsial usahatani dan analisis simultan usahatani. Jika sebidang lahan ditanami berbagai macam tanaman, maka disebut analisis
keseluruhan usahatani. Sebaliknya, jika hanya satu tanaman yaitu jagung yang diteliti, maka analisisnya disebut analisis parsial usahatani. Penerimaan total atau
pendapatan kotor ialah nilai produksi secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi.
Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya atau total biaya. Petani dalam memperoleh pendapatan bersih yang tinggi
maka petani harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah. Rahim dan Diah, 2008.
2.2.4 Return Cost Ratio RC dan Break Even Point BEP
Untuk melihat apakah suatu usahatani menguntungkan atau tidak, dapat digunakan kriteria RC Return Of Cost Ratio. RC dikenal sebagai perbandingan
atau nisbah antara penerimaan dan total biaya. BEP Break Event Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan total cost. BEP digunakan
untuk melihat pada tingkat harga berapa dan volume produksi berapa usahatani tersebut balik modal. Untuk menghitung BEP volume produksi adalah total biaya
dibagi dengan harga jual. Untuk menghitung BEP harga produksi adalah total biaya dibagi dengan jumlah produksi.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam proses produksi usahatani jagung, diperlukan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida untuk menghasilkan jagung. Input
Universitas Sumatera Utara
produksi yang digunakan berpengaruh pada proses produksi, tingkat biaya produksi dan keberhasilan usahatani. Oleh karena itu, usahatani perlu dilakukan
secara efektif dan efisien yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang maksimum pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber
daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat memanfaatkan sumberdaya yang mereka miliki agar menghasilkan keluaran yang maksimal sehingga dapat
dikatakan efisien. Efisiensi harus dilaksanakan sebaik mungkin agar biaya faktor-faktor produksi
selama proses produksi dapat ditekan seminimal mungkin sehingga output yang dihasilkan tidak memerlukan biaya yang tinggi. Dengan adanya analisis efisiensi
ini, dapat memberikan solusi dalam pemanfaatan faktor-faktor produksi untuk bisa menghasilkan produksi yang tinggi pula.
Hasil produksi usahatani tersebut yaitu jagung, kemudian dijual pada tingkat harga yang berlaku pada waktu panen. Hasil penjualan jagung tersebut merupakan
penerimaan petani dari usahataninya. Untuk mengetahui pendapatan bersih, maka penerimaan bersih dikurangi dengan biaya produksinya. Perbandingan antara
penerimaan dengan biaya dapat menunjukkan efisiensi usahatani tersebut sudah baik atau tidak. BEP harga dan BEP volume juga dapat diketahui, pada saat harga
dan volume berapa usahatani tersebut tidak untung dan tidak rugi atau biasa disebut balik modal sehingga petani tidak rugi dalam menjalankan usahataninya.
Dengan menekan biaya produksi dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, petani telah melakukan prinsip efisiensi. Adapun skema kerangka pemikiran dari
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Universitas Sumatera Utara
Produksi Yang mempengaruhi produksi:
1. Jumlah Tenaga kerja
orang 2.
Jumlah Bibit kg 3.
Jumlah Pupuk 4.
Jumlah pestisida Harga
Efisiensi Produksi
Penerimaan
Pendapatan RC
BEP harga dan volume
Biaya Produksi
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Jagung
Keterangan: Pengaruh
Hubungan
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian