Prinsip Analisa Metode Analisa

sedangkan padatan tersuspensi anorganik disebut juga padatan tersuspensi dan tak terurai. Besarnya padatan tersuspensi dapat digunakan untuk memperkirakan banyaknya lumpur yang akan membebani suatu unit pengendapan. Padatan terlarut atau dissolved solid DS merupakan jumlah padatan yang memiliki ukuran lebih kecil dari 1,2 mikrometer μm yang terkandung dalam limbah cair. Padatan terlarut = 200 mgliter berarti dalam 1 liter limbah cair terdapat 200 mg padatan terlarut. Padatan terlarut digunakan untuk memperkirakan banyaknya ion dan senyawa kimia yang terlarut. Besaran padatan terlarut padat diperoleh dari pengukuran laboratorium dengan menggunakan metode gravimetri. Walaupun demikian, jika kita sudah memiliki nilai padatan total atau total solid TS dan nilai padatan tersuspensi, maka nilai padatan terlarut umumnya dapat diperoleh melalui perhitungan matematis sebagai berikut : Training and Development Center PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 2003 Bahan –bahan tersuspensi dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan terutama TSS dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolam air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis Effendi, H. 2003.

2.4.2 Prinsip Analisa

Parameter ini adalah untuk mewakili banyaknya padatan yang mengendap dalam limbah cair. Parameter ini didapat dengan cara menyaring sejumlah limbah cair dengan kertas saring kemudian dipanaskan dalam tungku dengan temperatur 105 o C selama ± 1 jam untuk menghilangkan kadarnya. Kemudian ditimbang yang kering tersebut. Padatan yang tersaring yang masih basah dikurangkan dengan padatan yang kering tersebut dengan volume limbah cair yang disaring itulah padatan tersuspensi Training and Depelopment Center PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 2000. DS = TS - SS Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Metode Analisa

Besaran padatan tersuspensi diperoleh dari pengukuran laboratorium dengan menggunakan metode gravimetri. Metode gravimetri merupakan metode penentuan suatu kandungan senyawa berdasarkan beratnya setelah dipanaskan dalam suhu tertentu Training and Depelopment Center PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 2000. Analisa gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot, adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawa tertentu dari unsur suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Pengendapan merupakan metode yang mempunyai peranan penting dalam analisis gravimetri. Bahan yang akan ditetapkan diendapkan dari suatu larutan dalam bentuk yang begitu sedikit dapat larut, sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti bila endapan dipisahkan dengan menyaringnya dan ditimbang. Faktor-faktor yang menentukan dalam analisis gravimetri, adalah : 1. Endapan harus tak dapat larut, sehingga tidak akan terjadi kehilangan yang berarti, bila endapan yang dikumpulkan dengan menyaringnya. Dalam praktek ini, biasanya bahwa jumlah zat itu, yang tetap tinggal dalam larutan, tidak melampaui jumlah minimum yang terdeteksi oleh neraca analitik biasa yaitu 0,1 mg. 2. Sifat fisika endapan harus sedemikian, sehingga endapan dapat dengan mudah dipisahkan dari larutan dengan penyaringan, dan dapat dicuci sampai bebas dari zat pengotor yang larut. Kondisi ini menuntut bahwa partikelnya berukuran sedemikian, sehingga tidak lolos melalui medium penyaring, dan bahwa ukuran partikel tidak terpengaruh atau sedikitnya atau berkurang oleh proses pencucian. 3. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat yang murni dengan komposisi kimia tertentu. Ini dapat dicapai dengan pemijaran, atau dengan operasi- operasi kimia yang sederhana, seperti penguapan bersama cairan yang sesuai. Selama ini dianggap bahwa senyawa yang memisahkan dari lautan adalah larutan murni kimia, tetapi tidaklah selalu demikian halnya. Kemurnian endapan Universitas Sumatera Utara bergantung antara lain pada zat-zat yang ada dalam larutan,baik sebelum maupun sesetelah penambahan reagensia, dan juga pada kondisi eksperimen pengendapan yang tepat. Masalah-masalah yang timbul dengan endapan-endapan tertentu, meliputi koagulasi atau flokulasi suatu dispersi koloid dari zat-zat yang berbutir halus, untuk memungkinnya disaring dan untuk mencegah peptisai kembali darinya ketika endapan dicuci Vogel. 1994. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

Alat-alat yang digunakan  Oven  Desikator  Kertas saring whatman no. 41  Neraca analitis  Stopwatch  Filtering funnel  Corong bouchner  Gelas ukur  Beaker gelas  Botol air demineralisasi

3.2 Bahan-bahan yang digunakan

 Air Demineralisasi  Sampel dari inlet Primary Clarifier  Sampel dari outlet Primary Clarifier  Sampel dari Outlet Secondary Clarifier

3.3 Prosedur

• Ditimbang kertas saring whatman no. 41, kemudian dicatat berat kertas saring tersebut. • Dibersihkan tabung boucher dengan air demineralisasi. • Dimasukkan kertas saring tersebut ke dalam filtering funnel. • Dituangkan secara perlahan-lahan sampel sebanyak 200 ml ke atas filtering funnel tersebut. Universitas Sumatera Utara