Rasio Keuangan Model Altman Z”-Score

35 Selanjutnya, penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan menjumlahkan seluruh komponen yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai dengan 100. Tingkat kesehatan BPR dibagi dalam empat kategori, yaitu: 1. Sehat, nilai 81 sampai dengan 100 2. Cukup sehat, nilai 66 sampai dengan kurang dari 81 3. Kurang sehat, nilai 51 sampai dengan kurang dari 66 4. Tidak sehat, 0 sampai dengan kurang dari 51. 2. Analisis Altman Z”-score Menghitung rasio keuangan yang menjadi proxy dari variabel X 1 , X 2 , X 3 , dan X 4. Setelah diketahui nilai-nilai rasio keuangan kemudian dihitung ke dalam persamaan diskriminan model Altman sebagai berikut: Z = 6.56 X 1 + 3.26 X 2 + 6.72 X 3 + 1.05 X 4 Keterangan: Z = nilai Z-score X 1 = net working capitaltotal asset ratio X 2 = retained earnigntotal asset ratio X 3 = earning before interest and taxtotal asset ratio X 4 = book value of equitybook value of debt ratio Klasifikasi perusahaan yang diprediksi akan mengalami kegagalan usaha didasarkan pada nilai Z ”-score, yaitu: a. Z”-score kurang dari 1,10 distress zone. b. Z”-score 1,10 sampai dengan 2,60 grey zone. c. Z”-score lebih dari 2,60 safe zone.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis menggunakan model CAMEL, BPR yang mendapat predikat tidak sehat adalah PT BPR Lampung Bina Sejahtera tahun 2012. Sedangkan, BPR yang mendapat predikat kurang sehat antara lain: a. PT BPR Dhana Sewu, PT BPR Lampung Bina Sejahtera, dan PT BPR Swadaya Anugerah Utama pada tahun 2011; b. PT BPR Swadaya Anugerah Utama dan PT BPR Tunas Jaya Graha pada tahun 2012; c. PT BPR Lampung Bina Sejahtera, PT BPR Swadaya Anugerah Utama, dan PT BPR Tunas Jaya Graha pada tahun 2013. 2. Berdasarkan analisis menggunakan model Altman Z”-score, BPR yang berada pada distress zone atau diprediksi mengalami kegagalan usaha antara lain: a. PT BPR Dhana Sewu, PT BPR Lampung Bina Sejahtera, PT BPR Swadaya Anugerah Utama, PT BPR Trisurya Bumindo, dan PT BPR Tunas Jaya Graha pada tahun 2011; b. PT BPR Aji Caka, PT BPR Dhana Sewu, PT BPR Lampung Bina Sejahtera, PT BPR Swadaya Anugerah Utama, dan PT BPR Tunas Jaya Graha pada tahun 2012; c. PT BPR Dhana Sewu, PT BPR Lampung Bina Sejahtera, dan PT BPR Swadaya Anugerah Utama pada tahun 2013. 3. BPR yang mendapat predikat tidak sehat merupakan BPR yang diprediksi akan mengalami kegagalan usaha. Begitu pula BPR yang mendapat predikat kurang sehat pada tahun 2011, 2012, dan 2013 merupakan BPR yang diprediksi akan mengalami kegagalan usaha atau berada pada distress zone, kecuali PT BPR Tunas Jaya Graha pada tahun 2013 yang berada pada grey zone.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, antara lain: 1. Penelitian ini hanya berfokus pada bank perkreditan rakyat BPR konvensional di Bandar Lampung dengan rentang tahun 2011 – 2013. 2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor selain rasio keuangan.

5.3 Saran

1. Sebaiknya BPR yang mendapat predikat kurang sehat atau tidak sehat menurut CAMEL dan berada pada distress zone menurut Altman Z”-score dapat meningkatkan laba dengan cara menurunkan non performing loan, efisiensi biaya operasional, meningkatkan penyaluran dana yang berhasil dihimpun, dan mencari sumber dana dari pihak ketiga.