a. Hubungan pengalaman melaut dengan ketimpangan pendapatan
Untuk mengetahui hubungan pengalaman melaut dengan ketimpangan pendapatan maka digunakan analisis korelasi sederhana antara variasi
pendapatan dengan rata-rata pengalaman melaut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 30. Variasi pendapatan dan pengalaman melaut
Kelompok Variasi
pendapatan dalam juta
rupiah Rata-rata
pengalaman melaut
tahun x.y
x
2
y
2
I 4.306,3
17 7.321E+10
289 1.854E+19
II 27.070,7
15 4.061E+11
225 7.328E+20
III 26.035.7
14 3.645E+11
196 6.779E+20
IV 18.162.7
18 3.269E+11
324 3.299E+20
V 119.022.9
11 1.309E+12
121 1.417E+22
VI 277.300,9
19 5.269E+12
361 7.69E+22
n=6 Rata-rata :
78.649,9 Rata-rata :
15,67
∑
= xy
7.749E+12
∑
=
2
x
1516
∑
=
2
y
9.282E+22
Dari hasil analisis diperoleh korelasi antara pengalaman melaut dengan
ketimpangan pendapatan adalah 0,233 dengan nilai t-hitung sebesar 1,24. Koefisien korelasi sebesar 0,233 berarti pengalaman melaut dengan
ketimpangan pendapatan lemah. Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan bahwa pengalaman melaut dengan ketimpangan pendapatan
memiliki hubungan yang searah. Nilai t-hitung yang diperoleh lebih kecil dari t- tabel 1,24 3,54 dengan demikian Ho diterima, yang artinya tidak ada
hubungan antara pengalaman melaut dengan ketimpangan pendapatan . Hal ini terjadi karena untuk menjadi seorang nelayan tidak dibutuhkan
pengalaman. Jika ada satu orang saja yang berpengalaman dalam kapal, tentu saja nelayan yang memiliki pengalaman lebih sedikit tidak akan memperoleh
pendapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan nelayan yang memiliki pengalaman lebih banyak.
Universitas Sumatera Utara
b. Hubungan lama melaut dengan ketimpangan pendapatan
Untuk mengetahui hubungan lama melaut dengan ketimpangan pendapatan maka digunakan analisis korelasi sederhana antara variasi pendapatan dengan rata-rata
lama melaut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 31. Variasi pendapatan dan lama melaut
Kelompok Variasi
pendapatan dalam juta
rupiah Rata-rata
lama melaut
haritrip x.y
x
2
y
2
I 4.306,3
1 4.3E+09
1 1.85445E+19 II
27.070,7 1
2.7E+10 1 7.32823E+20
III 26.035.7
1 2.6E+10
1 6.77862E+20 IV
18.162.7 3
5.4E+10 9 3.29886E+20
V 119.022.9
4 4.8E+11
16 1.41665E+22 VI
277.300,9 4
1.1E+12 16 7.68958E+22
n=6 Rata-rata :
78.649,9 Rata-rata :
2,3
∑
= xy
1.7E+12
∑
=
2
x
44
∑
=
2
y
9.28214E+22
Dari hasil analisis diperoleh korelasi antara lama melaut dengan ketimpangan pendapatan adalah 0,75 dengan nilai t-hitung sebesar 6,003.
Koefisien korelasi sebesar 0,75 berarti lama melaut dengan ketimpangan pendapatan kuat. Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan bahwa lama
melaut dengan ketimpangan pendapatan memiliki hubungan yang searah. Nilai t-hitung yang diperoleh lebih besar dari t-tabel 6,003 3,54 dengan demikian
Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara lama melaut dengan ketimpangan pendapatan.
Hal ini dikarenakan lama melaut nelayan akan mempengaruhi jumlah tangkapan. Jumlah tangkapan tersebut tentu saja berhubungan dengan
pendapatan. Jumlah tangkapan yang banyak akan menyebabkan pendapatan meningkat dan menghubungkannya dengan ketimpangan pendapatan antar
nelayan.
Universitas Sumatera Utara
c. Hubungan jumlah tenaga kerja dalam kapal dengan ketimpangan pendapatan