Anal isis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm di Bogor, Jawa Barat

ANALISIS RISIKO DIVERSIFIKASI SAYURAN ORGANIK
PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM
DI BOGOR, JAWA BARAT

DIAN FERMY SUKAMTO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm di
Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum di ajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau di
kutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak di terbitkan dari penulis lain telah
di sebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian
akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Dian Fermy Sukamto
NIM H34086022

ABSTRACT
DIAN FERMY SUKAMTO. Diversification Risk Analysis On The Pinewood
Organic Vegetable Organic Farm. Guided by NUNUNG KUSNADI.
Vegetables as one of the parts of the horticulture and have a business
opportunity if managed properly. Vegetables is one of the organic agricultural
products of environmental friendly nature and get closer to nature concept, so as
to provide a good quality assurance compared to conventional vegetables. Besides
having the advantages of environmentally friendly farming organic vegetables
have a pretty big obstacle is the high level of risk, including the risk of
production. The purpose of this study was to analyze the activities of
specialization and develop alternative strategies commodity diversification by
presenting the right combination to reduce the magnitude of the risk of farming in

the specialization of activities. Meanwhile, the risk measure used include
opportunities, expected return, variance, standard deviation, and coefficient of
variation. The results of the analysis indicate that the specialization of activities
Broccoli is a commodity with the lowest coefficient of variation is equal to 0.17.
The combination of Broccoli and Carrots are the most diversified activities lower
risk than other commodity combinations
Keywords : Horticulture , Organic , Risk , Diversification
ABSTRAK
DIAN FERMY SUKAMTO. Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada
The Pinewood Organik Farm. Dibimbing oleh NUNUNG KUSNADI.
Sayuran sebagai salah satu dari bagian dari hortikultura dan memiliki
peluang usaha apabila dikelola dengan baik. Sayuran organik merupakan salah
satu dari hasil pertanian organik yang bersifat ramah lingkugan dan lebih
mendekatkan diri kepada konsep alam, sehingga mampu memberikan jaminan
kualitas yang baik dibandingkan dengan sayuran konvensional. Selain memiliki
keunggulan usahatani bersifat ramah lingkungan sayuran organik memiliki
kendala yang cukup besar yaitu tingginya tingkat risiko yang dihadapi,
diantaranya adalah risiko produksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
kegiatan spesialisasi dan menyusun alternatif strategi diversifikasi dengan
menyajikan kombinasi komoditas yang tepat untuk mengurangi besarnya risiko

usahatani pada kegiatan spesialisasi. Sedangkan, ukuran risiko yang digunakan
meliputi peluang, ekspected return, varians, standar deviasi, dan koefisien variasi.
Hasil analisis kegiatan spesialisasi menunjukkan bahwa Brokoli merupakan
komoditas dengan koefisien variasi terendah yaitu sebesar 0,17. Kombinasi
Brokoli dan Wortel merupakan kegiatan diversifikasi yang paling rendah
risikonya dibandingkan kombinasi komoditas yang lain
Kata Kunci : Hortikultura, Organik, Risiko, Diversifikasi

ANALISIS RISIKO DIVE
RSIFIKASI SAYURAN ORGANIK
PADA THE PINEWOOD ORGANIC FARM
DI BOGOR, JAWA BARAT

DIAN FERMY SUKAMTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis


DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Anal isis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada
The Pinewood Organic Farm di Bogor, Jawa Bamt
: Dian Fenny Sukamto
: H34086022

Disetujui Oleh

セ@

Dr.lr.Nunung Kusnadi, MS

Dosen Pembimbing

Diketahui Oleh

Tanggal Lulus :

1 1 FER 201 4

Judul Skripsi
Pinewood
Nama
NIM

:Analisa Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The
Organic Farm di Bogor, Jawa Barat
: Dian Fermy Sukamto
: H34086022

Menyetujui,
Pembimbing


Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002

Mengetahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran
Organik Pada The Pinewood Organic Farm ini dapat diselesaikan. Penyelesaian
skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
ini menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, Ms selaku dosen pembimbing, atas bimbingan,
arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Anna Fariyanti, Ms selaku dosen evaluator pada kolokium dan selaku
penguji pada ujian skripsi, atas arahan dan masukan yang telah diberikan
kepada penulis.
3. Tintin Sariantin, SP, MM selaku penguji perwakilan dari program studi pada
ujian skripsi atas arahan dan masukan yang telah diberikan kepada penulis.
4. Orang tua, adik-adik dan seluruh keluarga tercinta untuk setiap dukungan
cinta, kasih dan doa yang diberikan. Semoga skripsi ini menjadi persembahan
yang terbaik.
5. Support terbaiknya hingga skripsi ini selesai, thanks too buat koko fery.
6. Pihak The Pinewood Organik Farm atas waktu, kesempatan, informasi dan
kerja sama yang diberikan.
7. Teman-teman Agribisnis penyelenggaaan khusus terutama Afriliadi Eko
Wibowo,Walidatur Rosyidah dan Meli
yang telah membantu dan
memberikan semangat selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini, serta
seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya

Semoga Skripsi ini bermanfaat

Jakarta, Januari 2014

Dian Fermy Sukamto

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bekasi, Jawa Barat pada tanggal 02 Juli 1987.
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersodara, dari pasangan Bapak
Sukamto dan Ibu Nunuk.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di Sekolah
Dasar (SD) .SDN 071 Sopan Jaya Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Standar Koto
Baru dan lulus pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Dharmasraya dan diselesaikan pada tahun 2005.
Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut
Pertanian Bogor (IPB) pada Program Keahlian Diploma III Teknologi Industri
Benih melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun 2008 penulis
diterima pada program sarjana penyelenggaraan khusus, Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

xi
xii
xiii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
kegunaan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1

5
7
7
7

TINJAUAN PUSTAKA

7

Sumber-Sumber Risiko
Strategi Pengolahan Risiko

7
9

Metode Analisa Risiko
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis

10

10
10

Konsep dan definisi Risiko
Sumber sumber risiko
Managemen Risiko
Kerangka Opersional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu penelitian
Jenis Dan Sumber Data
Metode Pengolahan Data Dan Analisa Data
Definisi Operasional

11
12
13
14
15
15
15
16
20

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah dan Perkembangan The Pinewood Organic Farm
Visi Dan Misi The Pinewood Organic Farm
Wilayah The Pinewood Organic Farm
Keadaan Tanaman Dan Produksi The Pinewood Organic farm
Organisasi Dan manjemen Perusahan
Sumber Daya Perusahaan
Teknik Dan Teknologi Produksi
Pola Tanam Usaha Tani
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Risiko Produksi
Analisa Risiko
Analisis Risiko Komoditas Tunggal
Analisis Risiko Diversifikasi

20
20
20
21
21
22
22
23
25
26
26
29
29
30

Alternatif Penanganan Risiko
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

32
34
34
34
49

DAFTAR TABEL
1 Perkembangan PDB Holtikutira Tahun 2006 - 2010
2 Konsumsi Sayuran Per kapita Tahun 2006 - 2007
3 Produksi Luas Panen dan Produktifitas Sayuran Di Indonesia Tahun
2005 - 2009
4 Produktivitas Berbagai Sayuran di Indonesia Peride Tahun 2004 –
Tahun 2009
5 Perbedaan Sistem Organik dan Anorganik
6 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 2011
Hingga Agustus 2012
7 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 2011
Hingga Agustus 2012
8 Metode Pengolahan dan Analisa Data
9 Tingkat Produktivitas Sayuran Organik Komoditas Brokoli, Caisim,
dan Wortel Pada The The Pinewood Organic Farm
10 Jumlah Tenaga Kerja di The Pinewood Organic Fram Berdasarkan
Jenis Kelamin Tahun 2009
11 Rata rata Produksi, Produktivitas dan Pendafatan PT The Finewood
Organic farm pada Komoditas Brokoli,Caisin dan Wortel
12 Penilaian Expected Return Komoditas Brokoli, caisin danWortel
Pada The Pinewood Organic Farm
13 Penilain Risiko Pada Brokoli,Caisin dan Wortel
14 Penilaian Produksi Spesialis padaKomoditas Brokoli,Caisin dan
Wortel

1
2
2
3
3
5
6
16
17
22
26
29
30
30

DAFTAR GAMBAR

1
2

Kerangka Pemikiran Operasional
Ukuran Bedengan Sayuran Organik di The Pinewood Organic Farm

DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi The Pinewood Organic Farm
2. Data Produksi Brokoli Pada The Pinewood Organic Farm
September 2011 Hingga Agustus 2013
3 Data Produksi Caisim Pada The Pinewood Organic Farm
September 2011 Hingga Agustus 2013

15
25

4 Data Produksi Wortel Pada The Pinewood Organic Farm
September 2011 Hingga Agustus 2013
5 Tiga komoditas Unggulan The Pinewood Organic Farm

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam
komoditi pertanian. Pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peran
penting dalam perekonomian nasional karena memiliki kontribusi besar dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penyerapan tenaga
kerja. Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDB sekitar 14,5 persen
pada tahun 2009, menempati urutan kedua setelah sektor industri pengolahan1.
Subsektor utama dari pertanian yang cukup berpotensi adalah hortikultura.
Secara umum tanaman hortikultura terdiri atas komoditas tanaman sayur-sayuran,
buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan (biofarmaka). Besarnya
kontribusi hortikultura terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Nilai
kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB nasional terus mengalami
peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini mengindikasikan bahwa
subsektor hortikultura merupakan subsektor yang prospektif dan berperan penting
di masa yang akan datang.
Tabel 1 Perkembangan PDB Hortikulutura Tahun 2006 – 2010
Komoditas

Nilai PDB (Milyar Rp.)
2008

%

2009

%

2010

%

Buahan

47.059

56

48.436

55

45.482

52,54

Sayuran
Tanaman hias

28.205
4.960

34
6

30.506
5.494

35
6

31.244
6.174

36,09
7,13

Biofarmaka

3.853

5

3.897

4

3.665

4,23

Total

84.077

100

88.333

100

86.565

100

Buah-

Sumber: Direktorat Jendral Hortikultura (2011) (diolah)
Tabel 1 memperlihatkan bahwa sumbangan PDB dari buah-buahan,
sayuran, tanaman hias dan biofarmaka untuk subsektor hortikultura terus
mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Sayuran menempati
urutan kedua penyumbang terbesar PDB dalam hortikultura. Sayuran mengalami
peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan 2010 secara kuantitas dan secara
proporsi pertumbuhannya mengalami peningkatan (persentase). Hal ini
menunjukkan bahwa peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan lebih
lanjut.
Sayuran merupakan komoditi hortikultura yang berpotensi untuk
dikembangkan bagi pembangunan nasional, karena secara ekonomis memiliki
nilai tambah dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan apabila dikelola dengan baik sehingga konsumsi sayuran cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tabel 2 dapat dilihat
peningkatan konsumsi sayuran dari tahun 2006-2007.

Tabel 2 Konsumsi Sayuran Per Kapita Tahun 2006-2007
Komoditas
Sayuran
Buah-buahan
Jumlah

2003
34,52
29,44
63,96

2004
33,49
27,19
60,68

Konsumsi Per Kapita (Kg/tahun)
2005
2006
35,33
33,78
25,17
23,56
60,50
57,34

2007
39,39
34,06
73,45

Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2009)
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa konsumsi sayuran memiliki trend
meningkat, mengingat kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin
meningkat pula. Dalam memenuhi permintaan penduduk akan konsumsi sayuran,
maka di Indonesia produksi dan produktivitas terus ditingkatkan. Produksi sayursayuran di Indonesia akan terus mengalami peningkatan yang signifikan seiring
dengan meningkatnya kebutuhan akan pangan yang merupakan dampak dari
peningkatan populasi penduduk setiap tahun. Tabel 3 memperlihatkan produksi,
luas panen dan produktivitas sayuran di Indonesia tahun 2005 sampai dengan
2009.
Tabel 3 Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Sayuran di Indonesia tahun
2005-2009
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009

Produksi (ton)
9.101.987
9.527.463
9.455.464
10.035.094
10.510.054

Luas Lahan (Ha)
944.695
1.007.839
1.001.606
1.026.991
1.071.119

Produktivitas (ton/Ha)
9.63
9.45
9.44
9.77
9.81

Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2010)
Hal ini menunjukkan adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan sayuran
masyarakat dengan cara peningkatan produksi sayuran. dilihat pada Tabel 4
produktivitas berbagai sayuran di indonesia perode tahun 2005 hingga tahun
2009.
Tabel 4 memperlihatkan bahwa terdapat variasi produktivitas sayuran
yang diproduksi di Indonesia. Adanya variasi produktivitas menunjukkan
terjadinya fluktuasi dalam usaha produksi sayuran. Hal ini mengindikasikan
adanya risiko pada usaha sayuran. Namun demikian sebagian masyarakat
sekarang sudah mulai mengurangi konsumsi sayuran yang mengandung pupuk
kimia dan memilih sayuran yang aman pestisida karena kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan dan kesehatan sudah semakin tinggi. Selain itu, tingkat
pendidikan masyarakat yang semakin tinggi juga memberikan pengaruh pada
perubahan cara pandang mereka terhadap makanan. Tidak hanya kuantitas yang
dibutuhkan, kecukupan akan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh serta keamanan
pangan yang dimakan saat ini telah menjadi faktor yang sangat diperhatikan
dalam mengkonsumsi makanan.

Tabel 4 Produktivitas Berbagai Sayuran di Indonesia Peride Tahun 2004 –
2099
Produktivitas (Ton/Ha)

Komoditi
Brokoli
Bayam
Buncis
Caisim
Cabai Besar
Kangkung
Kentang
Labu Siam
Tomat
Wortel

2005
14,53
33,5
87,9
10,59
63,9
63,6
164
188,1
126,4
178,5

2006
13,63
3,49
7,75
10,3
6,51
6,6
169,4
170,7
11,77
167,1

2007
13,37
35,6
85,2
10,8
6,3
71,3
160,9
230,6
123,3
147,8

2008
12,31
36,6
85,2
10,36
6,37
68
167
317,3
136,6
149

2009
11,87
38,6
94,8
9,98
6,72
73,8
165,1
278,6
152,7
148,6

Tahun

Standar

Coefisien

Deviasi
1,06
14,6
36,22
0,3
25,68
28,24
3,19
61,25
56,18
13,93

Variation
0,08
0,5
0,5
0,02
1,43
0,49
0,01
0,25
0,51
0,08

Sumber : Dirjen Hortikultura (2014) (diolah)
Kesadaran akan bahaya zat-zat kimia yang terkandung pada komoditi
pertanian yang dikonsumsi, membuat masyarakat saat ini mencari produk-produk
makanan yang aman dari zat-zat kimia yang berasal dari pestisida dan zat
pembantu tumbuh lain.
Melihat adanya dampak negatif penggunaan pestisida kimia dan pupuk
buatan pabrik pada saat revolusi hijau, masyarakat pun kemudian berusaha
mencari teknik bertanam secara aman, baik untuk lingkungan maupun untuk
kesehatan. Hal tersebut kemudian melahirkan teknik bertanam secara organik atau
pertanian organik. Adanya perhatian yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan
manusia dalam janngka panjang dan kelestarian lingkungan berkelanjutan, juga
menjadi dasar peralihan sistem pertanian yang ada saat ini dari sistem pertanian
konvensional menjadi sistem pertanian organik. Perbedaan pertanian organik
dengan pertanian konvensional dapat dilihat Tabel 5.
Tabel 5 Perbedaan Sistem Organik dan Anorganik
Proses
Organik
Persiapan Benih
Berasal dari pertumbuhan
tanaman alami
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah
Minimum
Persemaian
Pertumbuhn bibit secara
alami
Penanaman
Kombinasi
tanaman (Polikultur)
Pengairan atau
Sumber air bebas residu
Penyiraman Tanaman
Pemupukan
Pupuk organik
Pengendalian
Hama, PHT lebih diutamakan
Penyakit dan gulma
Hasil Panen
Bebas residu kimia

Anorganik
Berasal dari rekayasa
genetika
Pengolahan tanah
Maksimum
Pertumbuhan
bibit
menggunakan sintetik
Satu
tanaman
(Monokultur)
Sumber air dari mana saja
Pupuk kimia
Pestisida kimia dominan
Mengandung residu kimia

Sumber : Pracaya (2006)
Sejauh ini masih sulitnya untuk mengumpulkan data dan informasi
mengenai luas area, produsen dan produk yang telah di sertifikasi. Menurut
Aliansi Organik Indonesia (AOI) (2009), luas area pertanian organik yang
disertifikasi lembaga sertifikasi cukup tinggi. Tidak terdokumentasikannya data
ini menyebabkan perkembangan pertanian organik di Indonesia tidak dapat
terukur secara menyeluruh. Begitu juga dengan data ekspor dan impor produk
organik. Sampai saat ini data tersebut masih belum dipisahkan dengan produk lain
(konvensional). AOI mengharapkan kedepan pemerintah mulai memberikan kode
khusus bagi produk organik yang berbeda dengan produk konvensional.
Sayuran organik merupakan salah satu dari hasil pertanian organik.
Sayuran organik sangat disukai oleh masyarakat karena cita rasanya yang alami
walaupun bentuknya tampak kurang menarik. Namun harga sayuran organik lebih
mahal bahkan bisa mencapai empat kali lipat jika dibandingkan dengan harga
sayuran yang dibudidayakan secara konvensional.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kandungan gizi pangan
organik memang lebih tinggi dari pada pangan non-organik. Contohnya,
dibandingkan dengan sayur dan buah non-organik, sayur organik mempunyai
kandungan yang lebih tinggi 27 persen vitamin C, 29 persen Fe (zat Besi), dan 14
persen Fosfor. Penelitian di Amerika menunjukkan kandungan mineral sayuran
buncis, kol, selada dan bayam organik memiliki kandungan mineral lebih tinggi
dari pada sayuran konvensional sejenis. Kadar senyawa berbahaya berbahaya,
seperti nitrat, oksalat, dan asam amino bebas, pada produk pangan sangat rendah
dibandingkan dengan produk pangan non-organik sehingga baik untuk kesehatan.
Menurut Internasional Federation of Organik Agriculture Movement,
(IFOAM) tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian
organik antara lain: (1) medorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem
usahatani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah,
tanaman serta hewan; (2) memberikan jaminan yang semakin baik bagi para
produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan
hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh
penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat,
dan (3) memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan
Disamping keunggulan dan keistimewaan karakter fisik sayuran organik,
namun terdapat pula risiko-risiko yang terkait dalam pengusahaan sayuran
organik. Risiko rentan yang terdapat dalam budidaya sayuran organik adalah
risiko produksi yang disebabkan oleh kondisi cuaca dan serangan penyakit. Risiko
lain dalam pertanian sayuran organik adalah risiko pemasaran dan risiko harga.
Indikasi risiko produksi yang terjadi pada perusahaan akan menyebabkan
penurunan penerimaan.
Jawa barat merupakan salah satu sentra sayuran di indonesia karena
didukung oleh iklim, cuaca, dan kondisi tanahnya. Pada saat ini pertanian organik
sudah semakin meningkat ditandai dengan semakin banyaknya produsen baru
dalam pertanian organik seperti Permata hati Organic farm, The Pinewood
organic farm, Royal Sun garden dan kebun Kita di Cisarua.

Perumusan Masalah
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan
kepedulian terhadap lingkungan yang semakin tinggi, maka sebagian masyarakat
sudah mulai menghindari mengkonsumsi sayuran yang menggunakan pupuk
sintesis dan memilih sayuran yang bebas pestisida kimia.
Sayuran organik sebagai salah satu produk yang dihasilkan dari pertanian
yang bersifat ramah lingkungan dan lebih mendekatkan diri kepada konsep alam,
sehingga mampu memberikan jaminan kualitas yang relatif lebih baik
dibandingkan dengan sayuran konvensional. Hal tersebut menimbulkan daya tarik
tersendiri bagi konsumen kelas tertentu yang kemudian mengubah pola konsumsi
sayurannya dari sayuran yang dibudidaya secara Anorganik kepada sayuran yang
Organik. Disebabkan dengan meningkatnya tingkat pendapatan dan pengetahuan
pentingnya makanan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga
berpengaruh terhadap peningkatan permintaan terhadap sayuran organik pada
khusunya.
Selain memiliki keunggulan usahatani bersifat ramah lingkungan,
pertanian organik juga memiliki kendala yang cukup besar yaitu tingginya tingkat
risiko yang dihadapi. Risiko yang ada antara lain risiko produksi, risiko
persaingan, dan risiko pemasaran. Keberadaan risiko tersebut dapat menyebabkan
variasi penerimaan yang diperoleh perusahaan, dimana variasi ini menunjukkan
adanya risiko. Apabila dikaitkan dengan penerimaan pendapatan kerugian yang
mungkin terjadi timbul karena produksi.
The Pinewood Organic Farm adalah salah satu perusahaan agribisnis yang
bergerak dalam bidang pertanian organik. Perusahaan mengusahakan sayuran
tersebut karena pertanian organik merupakan salah satu usaha yang cukup
prospektif, The Pinewood Organic Farm mengusahakan sayuran organik secara
keseluruhan. Tetapi tidak semua jenis sayuran di tanam bersamaan dalam waktu
yang sama. Komoditas unggulan perusahaan ini adalah Brokoli, caisim dan
wortel.
Tabel 6 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 2011 Hingga
Agustus 2012
No

Bulan

1
September
2
Oktober
3
November
4
Desember
5
Januari
6
Februari
7
Maret
8
April
9
Mei
10
Juni
11
Juli
12
Agustus
Standar deviasi
Koefisien Variasi

Sumber : The Pinewood Organic Farm

Brokoli
89,6
98
96
104,5
70,4
64,4
98,8
92,7
101,2
60,8
73,7
75,8
15,48
0,18

Komoditi
Caisim
94
74
68
84
118,7
88,7
104,2
137,2
88,7
55,9
61,8
45,7
26,41
0,31

Wortel
90,8
112,4
120,7
130,8
86,9
70,8
78,9
82,9
98,9
70,9
88,5
92,5
18,93
0,21

Tabel 7 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 2011 Hingga
Agustus 2012
No

Komoditi

Bulan
Brokoli

Caisim

Wortel

1

September

76,7

55,8

70

2

Oktober

65,5

48,9

85

3

November

95,8

69,7

90,8

4

Desember

110,5

70,8

100,8

5

Januari

85,9

96,4

114,5

6

Februari

72,9

88,7

122,8

7

Maret

86,7

74

114,5

8

April

90,7

94,8

122,8

9

Mei

108,8

105,7

129,8

10

Juni

115,4

98

80,2

11

Juli

92,7

80,5

89,9

12

Agustus

121,5

90,8

98,3

Standar deviasi

17,56

17,65

19,12

Koefisien Variasi

0,18

0,21

0,18

Sumber : The Pinewood Organic Farm
Berdasarkan tabel 5 dan 6 dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi jumlah
produksi pada Brokoli, Caisim dan Wortel. Hal ini menandakan The Pinewood
Organic Farm memiliki risiko produksi. The Pinewood Organik Farm Dalam
mengembangkan usahanya mempunyai risiko produksi. Risiko produksi dapat
disebabkan oleh kondisi cuaca yaitu curah hujan yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan kerusakan pada tanaman, serangan hama penyakit yaitu tanaman
berlubang, kerdil dan layu. Selain itu, hal yang mempengaruhi risiko produksi
adalah teknologi yang digunakan yaitu lahan terbuka dan greenhouse yang
digunakan oleh perusahaan. Salah satu manajemen risiko yang dilakukan
perusahaan untuk sayuran organik adalah penggunaan greenhouse. Penggunaan
greenhouse memberikan keuntungan melindungi tanaman dari risiko terpaan
hujan dan membantu memperpendek waktu penumbuhan tanaman.
The Pinewood Organic Farm melakukan diversifikasi produk yaitu
dengan mengusahakan berbagai jenis tanaman. Hal ini merupakan salah satu
alternatif untuk mengurangi risiko produksi dan harus secara maksimal
dilaksanakan. The Pinewood Organic Farm melakukan di versifikasi dengan
menanam brokoli, caisim dan wortel pada satu lahan. Selain untuk mengurangi
risiko diversifikasi juga untuk memenuhi permintaan pasar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di rumuskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana risiko produksi yang dihadapi oleh The Pinewood Organic
Farm?
2. Apakah diversifikasi sayuran organik yang dilakukan oleh The Pinewood
Organic Farm dapat meminimalisirkan risiko?

Tujuan Penelitian

1.
2.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Mempelajari sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh Perusahaan.
Mempelajari diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
meminimalkan risiko.
Kegunaan Penelitian

1.

2.
3.

Kegunaan dari penelitian ini adalah:
Sebagai masukan bagi perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan
dalam meminimalisir risiko, terutama memilih komoditi yang dapat
meminimalkan risiko dalam kegiatan produksi.
Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya
Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan
Ruang Lingkup Kegiatan

1. Produk yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah Sayuran
Brokoli,Caisim dan Wortel yang diusahakan oleh PT Saung Mirwan.
2. Data yang digunakan merupakan data primer berupa hasil wawancara dan
diskusi langsung kepada perusahaan dan data sekunder berupa data
penjualan, harga jual dan data produksi.
3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai analisis manajemen
risiko dikaitkan dengan diversifikasi yang diterapkan oleh The Pinewood
Organic Farm pada usaha sayuran organik Brokoli, Caisim dan Wortel

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber-Sumber Risiko
Sumber-sumber penyebab risiko pada pertanian sebagian besar disebabkan
faktor-faktor seperti hama dan penyakit, perubahan suhu, penggunakan input serta
kesalahan teknis dari tenaga kerja.
Hasil penelitian Wisdya (2009) tentang Risiko Produksi Anggrek
Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora menyebutkan bahwa faktor-faktor
penyebab risiko produksi antara lain curah hujan, serangan hama dan penyakit,
kontminasi dan kerusakan mekanis. Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan
persentase keberhasilan produksi anggrek menurun, hal ini dikarenakan pada
curah hujan yang tinggi akan menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan
hama penyakit seperti busuk daun atau Fusarium. Sementara serangan hama dan
penyakit tanaman yang menyerang anggrek akan menyebabkan turunnya
persentase keberhasilan produksi tanaman anggrek sedangkan untuk kontaminasi
dan kerusakan mekanis terjadi apabila alat yang dugunakan tidak steril sehingga
menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan virus. Untuk kerusakan mekanis

biasanya terjadi karena kesalahn handling atau penanganan oleh manusia maupun
serangan hama penyakit. Risiko produksi ini menyebabkan persentase
keberhasilan produksi tanaman anggrek menjadi rendah sehingga pendapatan
perusahaan akan semakin kecil. Penelitian ini menjelaskan juga bahwa kondisi
tingkat persentase keberhasilan produksi yang diperoleh perusahaan dalam
mengusahakan tanaman anggrek dengan teknik seedling dan mericlone lebih
sering memperoleh persentase keberhasilan produksi normal dibandingkan dengan
persentase keberhasilan produksi tertinggi dan terendah.
Demikian juga dengan hasil penelitian dari Utami (2009) tentang risiko
produksi dan perilaku penawaran bawang merah di kabupaten Brebes
menyebutkan bahwa dalam kegiatan produksi pertanian atau usahatani
ketidakpastian itu berasal dari faktor alam dan lingkungan. Selain itu, risiko dalam
kegiatan produksi pertanian juga dipengaruhi oleh ketidakpastian harga output dan
input produksi. Didalam penelitiannya ini Utami menjelaskan bahwa yang
menjadi sumber risiko didalam risiko produksi nya adalah faktor iklim dan cuaca.
Hal ini disebabkan karena perubahan cuaca sulit diprediksi secara pasti. Sama
seperti yang di utarakan oleh Wisdya (2009) bahwa Ketidakpastian iklim dan
cuaca yang tidak sesuai dengan siklus normalnya ini sangat mempengaruhi
pertumbuhan produksi. Hal ini menyebabkan produksi bawang merah mengalami
penurunan produksi karena iklim dan curah hujan tersebut menyebabkan bawang
merah terserang hama dan penyakit. Untuk sumber risiko produksi yang lain yang
menyebabkan risiko produksi mengalami penurunan hasil bawang merah adalah
hama penyakit tanaman. Hama penyakit tanaman akan menyerang dari akar,
umbi, batang, daun dan bahkan ujung daun. Hama dan penyakit ini tidak hanya
menyerang tanaman bawang merah ketika dilahan tetapi juga dapat menyerang
hingga tempat penyimpanan. Yang membedakan penelitian Utami (2009) dengan
Wisdya (2009) ini yang menyebabkan risiko produksi adalah tingkat kesuburan
lahan. Lahan merupakan faktor produksi yang sangat penting didalam produksi
bawang merah. Dan pada saat ini lahan merupakan faktor produksi yang langka
sehingga pemanfaatannya harus seefisien mungkin. Salah satu bagian dari daya
dukung lahan tersebut adalah tingkat kesuburan lahan. Karena lahan yang subur
akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan
yang kurang subur.
Sementara itu Firmansyah (2009) dalam penelitiannya tentang risiko
portofolio pemasaran sayur organik pada perusahaan Permata Hati Organik Farm
mengungkapkan ketidkpastian pesanan merupakan sumbr utama risiko pasar yang
dihadapi oleh perusahaan.Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Sari (2009)
yang meneliti tentang risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di
Indonesia. Hasil analisis risiko harga pada kedua komoditas tersebut menunjukkan
bahwa fluktuasi harga tidak terlepas dari pengaruh permintaan dan penawaran di
pasar. Harga cabai merah biasanya naik pada akhir tahun dimana banyak perayaan
hari-hari besar keagamaan sepert lebaran, natal dan tahun baru. Harga rendah
terjadi pada bulan-bulan Mei hingga Agustus dimana pada saat tersebut terjadi
oversupply diakibatkan adanya panen serentak lahan pertanian cabai Indonesia.

Strategi pengelolaan Risiko

Strategi pengelolaan risiko perlu dilakukan untuk menekan dampak yang
ditimbulkan risiko. Adapun strategi yang dilakukan untuk menghadapi risiko
(Kountur, 2006) antara lain 1) mencegah timbulnya risiko ( strategi pencegahan)
misalnya mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan kemungkinan
terjadinya, 2) mengurangi kerugian akibat risiko (strategi pengurangan risiko)
misalnya mengurangi kerugian akibat risiko untuk meminimalkan akibatnya, 3)
mengalihkan risiko kepihak lain (strategi pengalihan) misalnya sebisa mungkin
mengalihkan risiko ke pihak lain 4) mendanai risiko (strategi pendanaan)
misalnya mendanai risiko sekiranya terjadi.
Strategi penanganan risiko yang dilakukan didalam penelitian Wisdya
(2009) mengenai produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT Eka Karya Graha Flora
yaitu dengan dilakukannya pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada.
Alternatif untuk menangani risiko produksi dapat dilakukan dengan diversifikasi
(portofolio) pada lahan yang berbeda dan secara tumpang sari tetapi dalam waktu
yang sama. Dengan adanya diversivikasi maka akan menutupi kegiatan produksi
yang mengalami penurunan sehingga dapat mengatasi kegagalan atau risiko
produksi yang terjadi. Alternatif lain untuk meminimalkan risiko produksi adalah
kerjasama penyediaan bibit dengan konsumen. Bentuk kerja sama yang dapat
yang dapat dilakukan oleh PT Eka Karya Graha Flora yaitu melakukan kerjasama
dengan para pelanggan yang memiliki bibit dalam botol yang telah di akui
kualitasnya. Dimana PT Eka Karya Graha Flora melakukan pembesaran, hal ini
dimaksudkan agar perusahaan dapat menutupi jumlah permintaan untuk anggrek
tertentu yang tidak tersedia di perusahaan.
Berbeda halnya denga Firmansyah (2009) yang meneliti risiko portofolio
pemasaran sayuran organik. Strategi pengelolaan risiko portofolio pemasaran
sayuran organik adalah menjaga kestabilan pesanan produk agar berada pada
kondisi penjualan normal atau bahkan tinggi yaitu dengan cara memperbanyak
agen atau distributor. Selain itu perusahaan bisa menjalin kerjasama dengan
supermarket-supermarket yang ada atau toko-toko khusus yang menjual sayuran
organik agar penjualan produk konstan dan kontinyu.
Sementara itu Sari (2009) mengemukakan strategi pengendalian risiko
harga cabai merah harus terdapat integrasi yang baik antara tiga pihak yaitu
petani, penjual dan pemerintah. Strategi pengendalian risiko harga cabai merah
yang dapat dilakukan oleh petani antara lain penentuan masa tanam cabai yang
tepat, diversifikasi tanaman, rotasi tanaman, pembuatan produk olahan cabai dan
system kontrak. Penjual dapat melakukan strategi pengendalian risiko harga cabai
merah dengan cara menjual cabai pada industry makanan, dan pengeringan cabai
untuk mencegah jatuhnya harga akibat oversupply. Peran pemerintah dalam
pengendalian risiko cabai merah dapat dilakukan dengan cara pembentukan atau
pengaktifan koperasi dan kelompok tani, pengaturan pola produksi dan
penyuluhan yang efektif.

Metode Analisis Risiko

Pengukuran risiko dapat dilakukan dengan menggunakan metode nilai
standar dan Value at Risk untuk menghitung probabilitas dan dampak risiko,
sedangkan identifikasi sumber-sumber risiko menggunakan analisis deskriptif
pada aspek teknis dan ekonomi. Pada penelitian Wisdya (2009) metode analisis
yang digunakan yaitu koefisien variasi (coeffisient variation), ragam (variance)
dan simpangan baku (standard deviation) pada penelitiannya tentang Analisis
Risiko Anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di cikampek Jawa
Barat. Hal yang sama dilakukan ole Sembiring (2010) meneliti tentang Risiko
Produksi Sayuran Organik pada The Pinewood Organic Farm yaitu dengan
menggunakan analisis Variance, Standard Deviation dan Coeffisient Variation.
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian Utami (2009) tentang
Analisis Risiko Produksi Bawang Merah di Kabupaten Brebes, Jawa tengah sama
dengan yang dilakukan oleh wisdya mengunakan Variance, Standard Deviation
dan coeffisient Variance. Utami menambah alat analisis pada penelitiannya yaitu
mempergunakan analisis regresi linier berganda yang digunkana untuk
menganalisis penawaran.
Metode analisis risiko yang digunakan oleh Firmansyah (2009) dalam
penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayuran organik menggunakan
single-index portofolio dengan bantuan software SPSS. Berbeda halnya dengan
metode analisis risiko yang digunakan Sari (2009) yang meneliti risiko harga
cabai merah keriting dan cabai merah besar. Metode analisis risiko yang
digunakan adalah model ARCH GARCH dan perhitungan VaR (Value at Risk).
Terdapat persamaan dan perbedaan metode analisis pada penelitian ini
dengan penelitian terdahulu. Metode analisis risiko yang dipergunakan pada
penelitian Ginting (2009), Wisdya (2009) dan Utami (2009) dengan menggunakan
Variance, Coefficient Variance, dan Coefficient Variance juga digunakan dalam
penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode analisis risiko
dengan menggunakan portofolio.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis
Pertanian oganik yang seperti kita kenal adalah pertanian secara
konvensional yang tidak menggunakan bahan kimia di dalam pengusahaannya.
Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan dan
sebagainya. Prinsip pertanian organik yaitu ramah lingkungan, tidak
mencemarkan dan tidak merusak lingkungan hidup.
Pertanian organik di Indonesia mulai muncul pada tahun 1984. Perintisnya
adalah Yayasan Bina Sarana Bhakti, yang mulai mengembangkan pertanian
organik di Cisarua, Bogor, pada lahan seluas empat hektare. Dari yayasan ini,
banyak orang yang belajar mengenai pertanian organik dan kemudian
mengembangkan di daerahnya.

Berkembangnya suatu sistem, dalam hal ini sistem budidaya, tentu
mempunyai kelebihan dan kekurangan apabila dibandingkan dengan sistem yang
lain. Demikian pula sistem pertanian organik mempunyai kelebihan dan
kekurangan dibandingkan dengan sistem pertanian non-organik. Hal ini lah yang
membedakan pertanian organik dan anorganik. Sehingga pertanian organik lebiih
mberisiko dibandingkan dengan anorganik.
Adapun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan
pada sub sub bab berikut:

Konsep dan Definisi Risiko
Manusia selalu dihadap kan dengan risiko sehingga risiko menjadi bagian
dari manusia. Begitu juga dengan perusahaan, perusahaan akan selalu berhadapan
dengan risiko, ketidakmampuan perusahaan dalam menangani berbagai risiko
yang dihadapi nya maka akan menimbulkan kerugikan bagi perusahaan. Risiko
adalah sebuah ketidakpastian yang sering ditimbulkan oleh perusahaan. Bisa saja
akan menjadi merugikan dan bisa saja justru akan menimbulkan keuntungan. Hal
ini seperti yang diutarakan oleh Kountur (2004) bahwa risiko adalah
ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan akibat kurangnya atau tidak
tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi. Ketidakpastian ini
dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang
dihadapi berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan
(Opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut
risiko. Oleh sebab itu risiko adalah sebagai suatu keadaan yang tidak pasti yang
dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang
merugikan.
Sementara Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah
peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diukur dan didasarkan pada
pengalaman. Ketidakpastian (uncertanty) adalah peluang suatu kejadian yang
tidak bisa diramalkan.
Masih menurut Kountur (2008) risiko itu berhubungan dengan suatu
kejadian, dimana kejadian tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak
terjadi dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang timbulkan. Disini Kountur
juga menyebutkan ada tiga unsur penting dari suatu risiko yang dianggap
menimbulkan risiko yaitu:
1. Merupakan suatu kejadian.
2. Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi bisa saja terjadi bisa
tidak terjadi.
3. Jika sampai terjadi akan menimbilkan kerugian.
Sementara Firmansyah (2009) mendefinisikan risiko itu sebagai peluang
terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi
yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan
memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut. Kejadian risiko merupakan
kejadian yang memunculkan peluang kerugian atau peluang terjadinya hasil yang
tidak diinginkan, sedangkan kerugian risiko berarti kerugian yang diakibatkan
kejadian risiko baik secara langsung maupun tidak lagsung. Kerugian yang
dihasilkan dapat berupa kerugian finansial maupun kerugian non-finansial.

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka risiko dihubungkan
dengan kemungkinan terjadi akibat buruk (kerugian) yang tidak di inginkn atau
tidak terduga. Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya
ketidakpastian. Ketidakpastian merupaka kondisi yang menyebabkan timbulnya
risiko. Ketidakpastian itu muncul karena berbagai sebab, karena keterbatasan
informasi yang diperlukan maupun keterbatasan pengambil keputusan dan lain
sebagainya.
Sumber-sumber Risiko
Penentuan sumber risiko sangat penting karena mempengaruhi cara
penanganannya. Darmawi (2006) menjelaskan bahwa sumber penyebab risiko
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1.
Risiko Sosial berkaitan dengan lingkungan masyarakat sekitar. Sumber
risiko sosial mialnya karena ada kecemburuan sosial yag bisa mengakibatkan
timbulnya kejahatan oleh lingkungan masyarakat sekitar. Citra yang buruk dari
masyarakat sekitar terhadap usaha yang dijalankan juga dapat menjadi sumber
risiko sosial. Citra yang buruk tersebut dapat mengakibatkan hilangnya rasa aman,
nyaman, dan ketenangan dalam menjalankan usaha.
2.
Risiko fisik bisa disebabkan karena fenomena alam dan bisa karena
kesalahan manusia. Contoh sumber fisik diantaranya adalah kebakaran, baik yang
disebabkan oleh alam seperti petir maupunkarena kesalahan manusia. Saat musim
hujan, suhu udara menjadi dingin, udara sangat lembab, banyak terdapat genangan
air, dan berpotensi mendatangkan banjir serta tanah longsor. Sebaliknya di musim
kemarau, suhu udara menjadi panas, penguapan meningkat, dan kekeringan pun
tidak bisa dihindari.
3.
Risiko Ekonomi contohnya adalah inflasi, adanya fluktuasi harga,
perubahan tingkat suku bunga, dan sebagainya. Adanya inflasi bisa menyebabkan
daya beli masyarakat menurun. Hal ini tentu saja sangat merugikan para produsen
barang dan jasa sehingga output yang dihasilkan tidak bisa terserap oleh pasar.
Fluktuasi harga dan perubahan tingkat suku bungajuga dapat mengakibatkan
kerugian bagi para pelaku usaha.
Sementara menurut harwood et al.1999 sumber risiko yag dihadapi oleh
petani diantaranya adalah:
1) Yield risk (risiko produksi)
Sumber-sumber risiko produksi antara lain curah hujan yang kurang atau
berlebih, suhu ekstrim, serangga, dan penyakit.
2) Market risk (risiko pasar)
Penyebab risiko pasar adalah adanya fluktuasi harga output atau input
3) Institutional risk (risiko institusional)
Sumber risiko institutional adalah perubahan kebijakan dan peraturan
pemerintah yang bersifat merugikan bagi pelaku usaha.
4) Personal risk (risiko individu)
Risiko individu disebabkan adanya kematian, perceraian, luka-luka.
5) Financial risk (risiko keuangan)
Sumber risiko keuangan adalah adanya fluktuasi tingkat suku bunga
pinjaman, nilai tukar mata uang.
Risiko produksi merupakan risiko yang disebabkan oleh kondisi eksternal
seperti cuaca yang sulit untuk diprediksi, hama dan penyakit tanaman,

ketidakcukupan proses internal, manusia serta interaksi teknologi. Keberhasilan
produksi suatu komoditas agribisnis tergantung pada pendapatan yang diharapkan
akan terjadi. Variasi pendapatan berada pada mereka yang berani menanggung
risiko untuk keberhasilan pendapatan dimasa depan. Risiko produksi
nmenggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil
pertanian.
Agar risiko dapat dikelola dengan baik, seharusnya dinyatakan
berdasarkan kejadiannya. Hanya dengan menyatakan risiko berdasarkan kejadian,
baru dapat diketahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko
tersebut. Sangat sulit mengelola risiko dinyakatan berdasarkan aktivitas karena
aktivitas masih sangat bersifat umum. Dalam suatu aktivitas masih terdapat
bermacam-macam kejadian, kejadian yang berbeda membutuhkan penanganan
yang berbeda.
Manajemen Risiko
Menurut Darmawi (2008), manajemen risiko adalah suatu usaha untuk
mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih
tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang
dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses
manajemen tersebut.
Menurut Kountur (2004), manajemen risiko adalah cara-cara yang
digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan
oleh adanya risiko. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan
manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik segala kemungkinan
kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat meminimalkan sehingga biaya
menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan
yang lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan
yang lebih besar.
Ada empat cara menangani risiko yaitu dengan cara mengindari dengan
tidak mengambil risiko, mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan
kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi kerugian akibat risiko untuk
meminimalkan akibatnya, mengalihkan risiko kepihak lain. Suatu risiko yang
kemungkinan terjadinya besar dan konekuensinya juga besar maka cara yang
terbaik untuk menangani risiko tersebut adalah menghindar. Jika tidak dapat
menghindar dan harus menghadapi risiko maka cara yang bisa dilakukan adalah
mencegah,membuat kemungkinan terjadinya risiko sekecil mungkin.
Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian ada beberapa cara
yaitu dengan diversifikasi usaah, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak
pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Salah satu penanganan risiko dalam
penelitian ini adalah diversifikasi.
Menurut Lam (2003) bahwa manajemen risiko dapat didefinisikan dalam
pengertian bisnis seluas-luasnya. Manajemen risiko adalah mengelola keseluruhan
risiko yang dihadapi perusahaan, dimana dapat mengurangi potensi risiko yang
bersifat merugikan dan terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang
keberhasilan sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasikan profit. Hal penting

untuk mengoptimalisasikan profit adalah dengan mengintegrasikanmanajemen
risiko kedalam proses bisnis perusahaan.
Berdasarkan pemahaman manajemen risiko diatas dapat disimpulkan
bahwa manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau
metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan
strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu.
Kerangka Operasional
The Pinewood Organic Farm mengusahakan sayuran organik diatas lahan
seluas 2 Ha dan memproduksi berbagai macam komoditas sayuran organik, tetapi
pada penelitian ini yang akan dikaji berdasarkan komoditas unggulan karena
banyaknya permintaan dan besarnya penerimaan yang diterima oleh perusahaan
yaitu Brokoli, bayam hijau dan tomat.
Sayuran organik merupakan salah satu komoditas yang baik untuk
dikembangkan karena memiliki peluang yang cukup prospektif. Seiring dengan
meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka masyarakat
memiliki kesadaran untuk peduli terhadap kesehatan dam adanya keinginan untuk
kembali ke alam (back to nature) yaitu dengan mengkonsumsisayuran yang
bersifat organik.
Peusahaan dalam mengusahakan sayuran organik menghadapi kendala
dalam kegiatan budidayanya yaitu risiko produksi, hal ini disebabkan oleh kondisi
cuaca dan serangan hama penyakit. Dengan adanya risiko produksi, akan
berpengaruh terhadap penurunan produktivitas yang akan berdampak pada
pendapatan yang diperoleh The Pinewood Organic Farm. Oleh sebab itu perlu
dilakukan analisis risiko produksi yang tepat untuk diterapkan pada Perusahaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengkaji
faktor penyebab risiko produksi yang terjadi, kemudian dilakukan analisis risiko
untuk mengetahui tingkat risiko yang terjadi pada kegiatan spesialisasi dan
diversifikasi dan kemudian akan berimlikasi terhadap pendapatan yang diperoleh
perusahaan. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan The Pinewood Organic Farm
yang berlokasi dijalan Gandamanah, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, jawa
Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan secara sengaja dengan
mempertimbangkan bahwa The Pinewood Organic Farm adalah perusahaan
agribisnis yang menghasilakan komoditi pertanian dengan sistem organik. Hal
lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah
ketersediaan data dan kesediaan pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan
lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2012.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penellitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan langsung, pencatatan
dan memberikan kuisioner kepada bagian produksi yang menangani kegiatan
produksi dilapangan untuk mengetahui proses produksi, mengetahui risiko yang
dihadapi perusahaan, penyebab risiko yang terjadi perusahaan dan mempelajari
sistem diversifikasi yang diterapkan oleh perusahaan apakah dapat
meminimalisirkan risiko bagaimana proses penanganan risiko yang selama ini
telah dilakukan perusahaan.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, artikel, skripsi serta datadata instansi terkait yang mendukung penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik
(BPS), Departemen Pertanian, Internet dan literatur yang relevan. Data-data
tersebut berupa informasi seputar The Pinewood Organic Farm dengan kegiatan
budidaya sayuran organik yang dilakukan dan mendukung penelitian.
Metode Pengolahan Data dan Analisi Data
Data dan Informasi yang telah terkumpul, dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel windows XP dan kalkulator.
Analisis data penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitas dilakukan melalui pendekatan deskriptif. Analisis deskriptif digunakan
untuk mengetahui keadaan umum lokasi penelitian manajemen risiko yang
diterapkan oleh perusahaan, baik risiko operasional maupin risiko pasar yang
diterapkan oleh The Pinewood Organic farm. Analisis kuantitatif terdiri dari yang
digunakan meliputi variance, standard deviation, dan coefficient variation.
Penentuan nilai peluang darisetiap kondisi kejadian (hasil produksiatau
produktivitas) dilakukan dengan menggunakan asumsi berdasarkan pendekatan
faktual di lokasi penelitian.
Metode pengolahan data merupakan kegiatan menganalisis data, yang
digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, seperti pata Tabel 8.
Tabel 8 Metode Pengolahan dan Analisis data
Tujuan Penelitian

Jenis Data

Menganalisis risiko produksi sayur
organik yang dihadapi oleh The
Pinewood Organic Farm

Kuantitatif

Menganalisis strategi yang dilakukan
untuk mengatasi risiko produksi
sayuran organik di The Pinewood
Organik Farm

Kualitatif

Sumber Data
Analisis
pendapatan,
analisispada
kegiatan
spesialisasi
dan
diversifikasi
Hasil wawancara

Metode
Analisis
Analisis
risiko

Analisis
deskriptif

1. Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisasi
Pengukuran peluang (P) pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi
kejadian setiap kondisi ya