46.21 Perijinan Yang Belum Memiliki Perda Mengacu Ke Peraturan PerUUan yang

Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah III- 19 Analisis rasio realisasi belanja di atas menunjukkan rata-rata tingkat penyerapan adalah lebih dari 90, hal ini menunjukkan tingkat penyerapan dana yang optimal, kecuali tahun 2010, realisasi belanja langsung 87.42 karena masih merupakan data sementara keadaan per desember 2010. Kedepan diharapkan penyerapan anggaran khususnya belanja yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan public dapat lebih optimal sehingga sesuai kebijakan umum anggaran. b. Analisis proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung : Tabel 3.8. Analisis Proporsi Belanja Kabupaten Manggarai No Tahun Belanja Langsung BL Rp Belanja Tidak Langsung BTL Rp Total Belanja Rp Prosentase BL BTL 1 2008 283.800.275.371 243.817.231.447 527.617.506.818

53.79 46.21

2 2009 164.725.499.654 221.670.426.365 386.395.926.019 42.63 57.37 3 2010 200.733.982.992 247.756.806.836 448.490.789.828 44.76 55.24 Sumber Data : Dinas PPKAD Kabupaten Manggarai Tahun 2010 53.79 42.63 44.76 46.21 57.37 55.24 2008 2009 2010 Diagram 3.14. Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak langsung 2006-2010 Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung 97.92 97.92 96.57 97.76 97.53 87.42 2008 2009 2010 Diagram 3.13. Rata-rata tingkat penyerapan anggaran Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah III- 20 Dari table di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 rasio belanja langsung lebih besar dari belanja tidak langsung, sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 rasio belanja masih jauh dari keseimbangan keserasian karena belanja tidak langsung masih mendominasi. Sedangkan kondisi ideal yang diharapkan adalah belanja langsung terutama yang bermanfaat langsung bagi publik yang lebih besar dan semakin lebih besar dari belanja tidak langsung. Proporsi Belanja Tidak Langsung yang lebih besar dari Belanja Langsung antara lain disebabkan oleh : - Pertumbuhan Pegawai Negeri Sipil Daerah setiap tahun mengalami peningkatan - Kenaikan gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah - Kebijakan pemerintah pusat terhadap dana-daana transfer yang peruntukan semestinya pada komponen belanja langsung tetapi diarahkaan untuk belanja tidak langsung. Contoh : Hibah dan DAK Pendidikan Kedepan proporsi belanja diharapkan ddidominasi oleh belanja langsung, terutama kegiatan yang berkaitan langsung dengan pemenuhan kebutuhan public. . 3.2.2. Analisis Pembiayaan Tabel 3.9. Defisit Riil Anggaran Kabupaten Manggarai NO Uraian 2008 Rp 2009 Rp 2010 Rp 1. Realisasi Pendapatan Daerah 527,715,591,198.00 385,356,510,656.00 471,542,731,093.00 Dikurangi realisasi: 2. Belanja Daerah 527,617,506,818.00 386,395,926,019.00 486,188,592,010.00 3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 4,000,000,000.00 Defisit riil 901,915,620.00 2,039,415,363.00 18,645,860,917.00 Ket : Data tahun 2010 merupakan data target pendapatan, belanja dan pengeluaran pembiayaan, karena perhitungan APBD 2010 belum selesai dilaksanakan, sehingga diasumsikan target tersebut dapat direalisasikan. Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah III- 21 Dari table diatas, dapat diketahui, bahwa deficit tahun 2008 sampai tahun 2009 semakin besar, hal ini terjadi karena besarnya belanja dan pengeluaran pembiayaan melebihi realisasi pendapatan daerah. Komposisi penutup deficit riil tersebut, digambarkan pada table berikut : Tabel 3.10. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Manggarai No. Uraian Proporsi dari total defisit riil 2008 2009 2010 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya 4.22 10.10 97.32 2. Pencairan Dana Cadangan - - 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - - 4. Penerimaan Pinjaman Daerah - - 5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - 2.68 6. Penerimaan Piutang Daerah - - 7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenan 95.78 89.90 - Sumber Data : Dinas PPKAD Kabupaten Manggarai Tahun 2010 Dari tabel diatas, diketahui bahwa penutup defisit riil, adalah : 1. Tahun 2008 : sebesar 4.22 oleh SilPA dan 95.78 merupakan Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenan 2. Tahun 2009` : sebesar 10.10 oleh SilPA dan 89.90 merupakan Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenan 3. Tahun 2010 : sebesar 97.32 oleh SilPA dan 2.68 oleh Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah 2008 2009 2010 Defisit riil -901,915,620.00 -2,039,415,363.00 -18,645,860,917.00 -20,000,000,000.00 -18,000,000,000.00 -16,000,000,000.00 -14,000,000,000.00 -12,000,000,000.00 -10,000,000,000.00 -8,000,000,000.00 -6,000,000,000.00 -4,000,000,000.00 -2,000,000,000.00 0.00 Diagram 3.15. Defisit riil anggaran Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah III- 22 Tabel 3.11. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Manggarai No. Uraian 2008 2009 2010 Rp dari SiLPA Rp dari SiLPA Rp dari SiLPA

1. Jumlah SiLPA

20,475,518,804.00 100 20,185,276,280.00 100 18,145,860,917.00 100.00 2. Pelampauan penerimaan PAD 213,839,359.00 1.06 - 3. Pelampauan penerimaan dana perimbangan 4,807,677,733.00 23.48 3,510,334,653.00 17.39 - 4. Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah 3,385,091,708.00 16.53 11,042,500,297.00 54.71 - 5. Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya 12,282,749,363.00 59.99 5,418,601,971.00 26.84 18,145,860,917.00 100.00 6. Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan 7. Kegiatan lanjutan Sumber Data : Dinas PPKAD Kabupaten Manggarai Tahun 2010 Ket : Data tahun 2010 merupakan data SILPA sesuai target pendapatan, karena perhitungan APBD 2010 belum selesai dilaksanakan, sehingga diasumsikan SILPA diperoleh dari sisa penghematan belanja atau akibat lainnya. Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa tahun 2008, proporsi realisasi SILPA sebesar 59,99 diperoleh dari sisa penghematan belanja atau akibat lainnya, tahun 2009 sebesar 54,71 diperoleh dari pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah dan tahun 2010 sebesar 100 diperoleh dari sisa penghematan belanja atau akibat lainnya. Kedepan diharapkan penyumbang terbesar dari SILPA adalah pelampauan penerimaan pendapatan daerah, dengan mengoptimalkan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah. 3.3. Kerangka Pendanaan Dalam menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah kabupaten manggarai selama 5 tahun kedepan dilakukan analisis kerangka pendanaan yang terdiri dari analisis pengeluaran periodic wajib dan mengikat serta prioritas utama. Bab I I I . Gambaran Pengelolaan K euangan Daerah III- 23 3.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama Analisis pengeluaran ini mencakup : 1. Belanja tidak langsung, antara lain : Belanja gaji dan tunjangan, belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDHWKDH, belanja bunga dan belanja bagi hasil 2. Belanja langsung, antara lain : Belanja Honorarium PNS, Belanja beasiswa pendidikan PNS, Belanja jasa kantor , Belanja sewa 3. Pembiayaan pengeluaran, antara lain : Pembentukan dana cadangan , Pembayaran pokok utang Tabel 3.12. Pengeluaran Periodik,Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Manggarai No Uraian Tahun 2008 2009 2010 Rata-rata Pertumbuhan Rp. Rp. Rp. A Belanja Tidak Langsung 230,429,562,170.00 171,443,665,201.00 214,367,939,767.00 Pertumbuhan 25.60

25.04 0.28