Gambar 3.7. Mikroskop Optik
Tabel 3.1 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
Nama Jenis Jumlah Satuan
Kegunaan 1
Thermokopel tipe
K 1
Unit Digunakan untuk mengukur
panas Furnace
2 Ragum
1 Unit
Digunakan untuk mencekam benda kerja
3 Gerinda
1 Unit
Digunakan untuk penghalusan permukaan
spesimen
4 Penjepit
2 Buah
Digunakan untuk menjepit spesimen
5
Gergaji Besi 1
Buah Digunakan untuk memotong
spesimen
6 Vernier
Califer 1
Unit Digunakan untuk mengukur
panas Furnace
7 Polish
1 Unit
Digunakan untuk mempolish spesimen
8 Resin dan
Hardner 2
Liter Digunakan untuk mencetak
spesimen
9 Mounting
1 Buah
Untuk mempermudah memegang spesimen
10
Kertas Pasir 21
Lembar Digunakan untuk menghaluskan spesimen
3.3 Proses Pembuatan Spesimen
Spesimen yang akan dibuat adalah spesimen uji tarik, hardness dan metalografi. Ukurannya panjang spesimen disesuaikan dengan pengujian
Universitas Sumatera Utara
spesimen masing-masing. Ukuran spesimen uji tarik dapat dilihat pada gambar 3.8 sesuai dengan standart ASTM E 8-04 untuk sheet-type.
Gambar 3.8 Spesimen uji tarik
Keterangan gambar: 1. G—Panjang daerah uji
= 34 mm 2. W—Lebar
= 6 mm 3. T—Tebal
= 7 mm, 5 mm dan 3 mm. 4. R—Radius
= 6 mm 5. L—Panjang seluruhnya
= 130 mm. 6. A—Daerah pengurangan
= 40 mm. 7. B—panjang daerah cekam
= 45 mm. 8. C—Lebar
= 12 mm.
3.3.1 Pembuatan Spesimen Accumulative Roll-Bonding
Spesimen yang akan dibuat adalah Accumulative Roll-Bonding sebanyak 2 layer. Untuk berikutnya spesimen ini akan diproses lagi untuk menjadi
spesimen uji tarik, uji kekerasan, dan metalografi. Adapun proses pembuatan spesimen Accumulative Roll-Bonding adalah
sebagai berikut : 1.
Semua alat dan bahan disiapkan. 2.
Tembaga strip dipotong dengan panjang 13 cm dan lebar 2 cm dengan menggunakan mesin pemotong logam.
3. Kemudian benda dipotong lagi sesuai dengan panjang yang
diinginkan dan sebanyak yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
4. Ragum spesimen dan gerinda permukaan yang akan ditempelkan
dengan menggunakan gerinda tangan. 5. Permukaan spesimen dibersihkan dengan cairan tinner.
6. Spesimen kemudian ditumpuk dengan permukaan yang telah
digerinda berhadap-hadapan. 7.
Spesimen diikat dengan kabel tembaga pada ujung-ujung spesimen.
8. Perlakuan panas pada spesimen, spesimen dipanaskan di dalam
furnace dengan suhu 900 ºC selama 30 menit. 9.
Pengerolan spesimen dilakukan untuk deformasi sebesar 30, 50 dan 70 dari tebal spesimen.
10. Spesimen dicelupkan pada air sesaat, dan didinginkan pada suhu
ruangan.
3.3.2 Spesimen Uji Tarik
Adapun proses pembentukan spesimen dalam pengujian tarik dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Semua alat dan bahan disiapkan.
2. Spesimen diletakkan di atas permukaan penjepit skrap supaya tetap diam
dan tidak bergeser pada saat pemakanan spesimen. 3.
Mesin skrap dihidupkan dan pahat di atur agar pemakanan spesimen dapat dilakukan.
4. Selanjutnya dilakukan pemakanan terus menerus sehingga spesimen yang
diinginkan dapat terjadi. 5.
Pembentukan spesimen sesuai yang diinginkan. 6.
Spesimen uji siap.
Universitas Sumatera Utara
Gambar spesimen uji tarik dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut.
Gambar 3.9 Spesimen uji tarik 3.3.3 Spesimen Uji Metalografi
Adapun proses pembentukan spesimen dalam pengujian metalografi dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Semua alat dan bahan disiapkan.
2. Spesimen dipotong sesuai yang diinginkan.
3. Kemudian spesimen dicetak di pot cetakan menggunakan campuran resin
dan hardner. 4.
Spesimen dibongkar 1 hari kemudian. 5.
Dilakukan polish menggunakan kertas pasir variasi nomor 240,400, 500,
800, 1000,1200 dan 1500. 6.
Kemudian permukaan spesimen yang telah dipolish diberi autosol agar permukaannya lebih mengkilap seperti kaca.
7. Spesimen uji siap dipakai.
Universitas Sumatera Utara
Gambar spesimen metalografi dapat dilihat pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Spesimen metalografi
3.4 Pengujian