Waktu Konsentrasi t Perhitungan Intensitas Curah Hujan Analisis Hidraulika

• Daya infiltrasi dan perkolasi tanah • Kebasahan tanah • Suhu udara dan angin serta evaporasi • Tata guna lahan Tabel 4.15 Koefisien Pengaliran C Jenis Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran Jalan Beton dan Jalan Aspal Jalan Kerikil dan Jalan Tanah Bahu Jalan : - Tanah Berbutir Halus - Tanah Berbutir Kasar - Batuan Masif Keras - Batuan Masif Lunak Daerah Perkotaan Daerah Perdagangan Daerah Industri Permukiman Padat Permukiman Tidak Padat Taman atau Kebun Persawahan Perbukitan 0,70 – 0,95 0,40 – 0,70 0,40 – 0,65 0,10 – 0,20 0,70 – 0,85 0,60 – 0,75 0,70 – 0,95 0,60 – 0,70 0,60 – 0,90 0,60 – 0,80 0,40 – 0,60 0,20 – 0,40 0,45 – 0,60 Sumber: Shirley,2000 Dengan memperhatikan tabel di atas, maka ditetapkan koefisien pengaliran di daerah studi termasuk dalam kawasan perdagangan yaitu 0,65 karena lokasi studi merupakaan Pasar.

4.8 Waktu Konsentrasi t

c Waktu pengaliran time of flow tergantung pada perbandingan panjang saluran dan kecepatan aliran. Untuk perhitungan Tc waktu Konsentrasi menggunakan metode yang dikembangkan oleh Kirpich 1940: . . Universitas Sumatera Utara Dimana : T c = waktu konsentrasi jam L = panjang saluran utama dari hulu sampai penguraskm S = kemiringan rata-rata saluran utama mm Perhitungan waktu konsentrasi pada daerah aliran yang masuk ke Saluran A didapat hasil sebagai berikut: L = 0,664 km S = 0.00112 . . . . T c = 0.342 jam Perhitungan waktu konsentrasi pada daerah aliran yang masuk ke Saluran B dan saluran Pada Jalan Gelugur didapat hasil sebagai berikut: L total saluran B = 0,3584 km L total saluran jalan gelugur = 0.296 km S = 0.001 . . . . T c = 0.684

4.9 Perhitungan Intensitas Curah Hujan

Untuk menghitung intensitas curah hujan setiap pada kajian ini menggunakan rumus mononobe, yaitu: Berdasarkan perhitungan analisa curah hujan rencana maksimum yaitu distribusi log pearson III besar hujan rancangan untuk kala ulang 5 tahun : Universitas Sumatera Utara X tahun , mm Maka dapat dihitung Intensitas Curah hujan pada daerah kajian sebagai berikut : , . . mmjam

4.8 Analisis Hidraulika

Untuk mengetahui apakah saluran yang telah ada yaitu saluran A, saluran B dan saluran pembuang akhir pada pasar Gelugur masih memenuhi atau tidak, maka perlu dihitung debit yang akan masuk ke masing-masing saluran kemudian dibandingkan dengan debit eksisting saluran. Perhitungan Debit Rencana Saluran 1. Saluran A pada Catchment area 1 Luas daerah aliran: A = 0.738486 Ha Intensitas Curah Hujan = 69.024 mmjam Koefisien Pengaliran = 0.65 Debit rencana saluran A pada catchment area 1 : . . . Q , . , . , . , = 0.8024 meter 3 det tidak memenuhi 2. Saluran A pada Catchment area 2 Luas daerah aliran: A = 0.433714 Ha Universitas Sumatera Utara Intensitas Curah Hujan = 69.024 mmjam Koefisien Pengaliran = 0.65 Debit rencana saluran A pada catchment area 1 : . . . Q , . , . , . , = 0.5406 meter 3 det 3. Saluran B dan saluran pada Jalan Gelugur Luas daerah aliran: A = 1.5340 Ha Intensitas Curah Hujan = 42.022 mmjam Koefisien Pengaliran = 0.65 Debit rencana saluran B dan saluran pada jalan gelugur : . . . Q , . , . , . . = 1.163 meter 3 det Waktu Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Perbandingan kapasitas eksisting dengan debit rencana dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penampang saluran drainase yang ada tidak mampu menampung debit rencana. Maka perlu dilakasanakan perbaikan yaitu : pada penampang saluran A dan saluran pembuang akhir dilakukan penambahan dimensi saluran sedangkan pada saluran B dilakukan pengorekan sedimentasi yang menyumbat saluran sehinggga saluran B dapat berfungsi kembali menyalurkan debitaliran. Penampang A L tc I C Q eks Q rencana Keterangan Ha m Jam mmJam m 3 det m 3 det Saluran A 0.738486 1115 1.01 69.024 0.65 0.3468 0.8024 Tidak memenuhi Saluran B dan saluran pada Jalan gelugur 2.7062 1245 0.683 , 0.65 0.3981 1.163 Tidak memenuhi Universitas Sumatera Utara

2.9 Solusi Dan Rencana Perbaikan Saluran