Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Identifikasi Potensi Wilayah Kabupaten Garut

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

IMAT RUHIMAT

10106705

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

KABUPATEN GARUT

IMAT RUHIMAT

10106705

Pembimbing

Irawan Afrianto, S.T. NIP . 41277006009

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika

Mira Kania Sabariah, S.T.,M.T. NIP . 41277006008


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

KABUPATEN GARUT

IMAT RUHIMAT

10106705

Penguji I Penguji II

Andry Alamsyah, S.Si.,M.Si. Irawan Afrianto, S.T.

NIP. NIP. 41277006009

Penguji III

Andri Heryandi S.T.,M.T. NIP. 41277006007


(4)

i

Oleh

IMAT RUHIMAT 10106705

Kabupaten Garut memiliki potensi wilayah yang beragam, baik potensi

peternakan, pertanian maupun industri. Dalam usaha pengembangan potensi

daerah ini, pendekatan secara teknologi dalam mendapatkan informasi masih

kurang.

Dengan pendekatan teknologi diharapkan informasi potensi wilayah dapat

diterima dengan lebih optimal, dan pengembangan daerah berpotensi dapat

direncanakan dengan baik. Kondisi ini dapat dipenuhi dengan adanya Sistem

Informasi Geografis (SIG) yang dapat menyediakan data atribut dari suatu objek

peta beserta data spasialnya.

Peranan SIG dalam pengembangan potensi dapat digunakan sebagai alat

bantu pengambilan tindakan terhadap daerah yang potensial untuk pengembangan

lebih lanjut. GIS yang disajikan dengan berbasis web pada perancangan ini juga

dapat digunakan sebagai alat pemberian informasi kepada masyarakat luas.


(5)

ii

By

IMAT RUHIMAT 10106705

Garut District has the potential of diverse, both potential livestock, agriculture and industry. In an effort to develop the potential of this region, technological approach in obtaining the information is still lacking.

Under this approach the potential of information technology areas are expected to be accepted by more optimally by the community at large, and potentially regional development can be planned well. This condition can be overcome by the Geographic Information System (GIS) that can provide the data attributes of an object map and spatial data.

The role of GIS in the development potential can be used as a tool taking action against a potential area for further development. GIS is presented with a web-based on this design can also be used as a tool to provide information to the public.


(6)

v LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Metodologi Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Berdirinya BAPPEDA ... 10

2.2 Visi dan Misi ... 12


(7)

vi

2.7 Jenis dan Struktur Data pada SIG ... 19

2.7.1 Data Spasial ... 19

2.7.2 Data Atribut ... 21

2.8 Kemampuan dan Kelebihan SIG ... 22

2.9 Aplikasi SIG ... 24

2.10 Analisis SIG ... 26

2.11 Komponen SIG ... 27

2.11.1 Brainware ... 27

2.11.2 Aplikasi ... 27

2.11.3 Hardware... 28

2.11.4 Software ... 28

2.11.5 Data ... 30

2.12 Subsistem Sistem Informasi Geografis ... 32

2.12.1 Data masukan (Input) ... 32

2.12.2 Data Keluaran (Output) ... 32

2.12.3 Data Management ... 32

2.12.4 Manipulasi Data ... 32

2.13 Cara Kerja SIG ... 33

2.14 Kedudukan SIG ... 36

2.15 WebGIS ... 37

2.16 Rekayasa Perangkat Lunak ... 37


(8)

vii

2.20 MapInfo ... 45

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah... 49

3.2 Analisis Sistem ... 50

3.2.1 Analisis Prosedural ... 50

3.2.2 Analisis Dokumen ... 51

3.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 51

3.3.1 Analisis Pengguna ... 51

3.3.2 Analisis Fasilitas SIG ... 52

3.3.3 Analisis Perangkat Keras (Hardware) ... 52

3.3.4 Analisis Perangkat Lunak (Software) ... 53

3.3.5 Diagram Alir Pembangunan Web SIG ... 54

3.4 Diagram Pengolahan Data Spasial dan Non Spasial ... 57

3.5 Analisis Basis Data ... 60

3.6 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 61

3.6.1 Diagram Konteks (Context Diagram) ... 61

3.6.2 Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram) ... 62

3.6.3 Spesifikasi Proses ... 72

3.6.4 Kamus Data ... 97


(9)

viii

3.7.4 Perancangan Antarmuka ... 111

3.7.4.1 Perancangan Antarmuka Pengunjung ... 112

3.7.4.2 Perancangan Antarmuka Admin... 115

3.7.4.3 Perancangan Pesan ... 120

3.7.4.4 Jaringan Semantik... 121

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Implementasi ... 124

4.1.1 Perangkat Lunak Pembangun ... 124

4.1.2 Kebutuhan Web Hosting ... 125

4.1.3 Registrasi dan Digitasi Peta ... 125

4.1.4 Konversi File ... 131

4.1.5 Export Database ... 133

4.1.6 Antarmuka WebGIS ... 143

4.1.7 Antarmuka Pertanian ... 144

4.1.8 Antarmuka Peternakan ... 144

4.1.9 Antarmuka Industri ... 145

4.1.10 Antarmuka Lihat Gambar ... 145

4.1.11 Antarmuka Berita ... 145

4.1.12 Antarmuka Detail Berita ... 146


(10)

ix

4.1.17 Antarmuka Menu Admin ... 149

4.1.18 Antarmuka View Data ... 151

4.1.19 Antarmuka Hapus Data ... 151

4.1.20 Antarmuka Edit Data ... 152

4.1.21 Antarmuka Tambah Data ... 153

4.2. Pengujian ... 153

4.2.1 Rencana Pengujian ... 153

4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian Alpha ... 158

4.2.3 Pengujian Login Admin... 158

4.2.4 Kesimpulan Pengujian Alpha ... 160

4.2.5 Kasus dan Hasil Pengujian Beta ... 160

4.2.6 Statistik Pengujian Beta ... 160

4.2.7 Kesimpulan dan Hasil Pengujian Beta ... 166

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 167

5.2 Saran ... 168


(11)

xii

Gambar 2.1 Konsep dasar SIG ... 18

Gambar 2.2 Sejarah Perkembangan SIG ... 19

Gambar 2.3 Model Data Raster ... 21

Gambar 2.4 Model Data Vektor ... 21

Gambar 2.5 Komponen SIG ... 27

Gambar 2.6 Skema Software SIG ... 29

Gambar 2.7 Sub Sistem SIG... 33

Gambar 2.8 Contoh Peta dan Unsur-Unsurnya ... 34

Gambar 2.9 Layers,Tabel dan Basis Data SIG ... 35

Gambar 2.10 Kedudukan SIG Diantara Sistem Informasi Yang Lain ... 36

Gambar 2.11 Contoh Program SVG Sederhana ... 44

Gambar 3.1 Diagram Perencanaan Pembuatan Data Spasial ... 55

Gambar 3.2 Diagram Perencanaan Pembuatan Data Non Spasial ... 56

Gambar 3.3 Diagram Perencanaan Manajemen Database ... 56

Gambar 3.4 Diagram Alir Pengolahan Data Spasial ... 57

Gambar 3.5 Diagram Alir Pengolahan Data Non Spasial ... 58

Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Konversi Data ... 59

Gambar 3.7 ERD ... 60

Gambar 3.8 Diagram Konteks WebSIG ... 61


(12)

xiii

Gambar 3.13 DFD Level 2 Proses Olah Berita ... 67

Gambar 3.14 DFD Level 2 Proses Olah Pasar Tradisional ... 68

Gambar 3.15 DFD Level 2 Proses Olah Kecamatan ... 69

Gambar 3.16 DFD Level 2 Proses Olah Jalan ... 70

Gambar 3.17 DFD Level 2 Proses Olah Kategori ... 71

Gambar 3.18 Skema Relasi ... 104

Gambar 3.19 Perancangan Menu Web Pengunjung ... 110

Gambar 3.20 Perancangan Menu Web Admin ... 111

Gambar 3.21 Tampilan Menu Utama (index) ... 112

Gambar 3.22 Tampilan Halaman Profil ... 113

Gambar 3.23 Tampilan Halaman Detai Peta ... 113

Gambar 3.24 Tampilan Halaman Data Pertanian ... 114

Gambar 3.25 Tampilan Info Objek ... 115

Gambar 3.26 Tampilan Login Admin ... 115

Gambar 3.27 Tampilan Menu Admin ... 116

Gambar 3.28 Tampilan Tambah Data ... 117

Gambar 3.29 Tampilan Hapus Data ... 118

Gambar 3.30 Tampilan Edit Data ... 119

Gambar 3.31 Tampilan Pesan... 120


(13)

xiv

Gambar 4.3 Aktifasi Layer Yang Akan Didigitasi ... 128

Gambar 4.4 Digitasi kecamatan... 129

Gambar 4.5 Tabel atribut non spasial dari objek kecamatan ... 130

Gambar 4.6 Hasil registrasi dan digitasi peta ... 130

Gambar 4.7 Konversi Format .tab ke Format .shp ... 131

Gambar 4.8 Hasil Konversi Format .tab ke Format .shp ... 132

Gambar 4.9 Menyertakan ekstensi Opensvgmapserver101 ... 133

Gambar 4.10 Eksport file shp ke MySQL ... 134

Gambar 4.11 Hasil eksport dari shp menggunakan ArcView ... 134

Gambar 4.12 Database WebSIG ... 135

Gambar 4.13 Tampilan halaman WebGIS pengunjung ... 143

Gambar 4.14 Tampilan halaman pertanian ... 144

Gambar 4.15 Tampilan halaman peternakan ... 144

Gambar 4.16 Tampilan halaman industri ... 145

Gambar 4.17 Tampilan halaman berita ... 145

Gambar 4.18 Tampilan halaman detail berita ... 146

Gambar 4.19 Tampilan halaman profil ... 146

Gambar 4.20 Tampilan halaman detail peta ... 147

Gambar 4.21 Tampilan halaman info objek peta ... 148


(14)

xv

Gambar 4.26 Tampilan halaman hapus data ... 151

Gambar 4.27 Tampilan halaman konfirmasi hapus data... 152

Gambar 4.28 Tampilan halaman edit ... 152

Gambar 4.29 Tampilan halaman tambah data ... 153


(15)

x

Tabel 3.1 Spesifikasi Proses DFD Level 1 ... 72

Tabel 3.2 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Pertanian ... 78

Tabel 3.3 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Peternakan ... 81

Tabel 3.4 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Industri ... 84

Tabel 3.5 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Berita... 87

Tabel 3.6 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Pasar ... 89

Tabel 3.7 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Kecamatan ... 92

Tabel 3.8 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Jalan ... 93

Tabel 3.9 Spesifikasi Proses DFD Level 2 Proses Olah Data Kategori... 95

Tabel 3.10 Kamus Data ... 97

Tabel 3.11 Struktur Table Admin ... 105

Tabel 3.12 Struktur Table Berita ... 105

Tabel 3.13 Struktur Table Industri ... 106

Tabel 3.14 Struktur Table Peternakan ... 106

Tabel 3.15 Struktur Table Pertanian ... 107

Tabel 3.16 Struktur Table Pasar Tradisional ... 107

Tabel 3.17 Struktur Table Jalan ... 108

Tabel 3.18 Struktur Table Kecamatan ... 108

Tabel 3.19 Struktur Table Layers ... 109


(16)

xi

Tabel 4.2 Rencana Pengujian ... 154

Tabel 4.3 Pengujian Login Admin... 158


(17)

xvi

Entitas Luar / Terminator

Proses

Aliran data

Penyimpanan data

Flow Map Diagram / Sistem Prosedur

Proses oleh komputer

Stored data

Kondisi

Penyimpanan internal


(18)

xvii

Penghubung

Terminator

Monitor

Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity

Relationship

Atribut


(19)

xviii

LAMPIRAN B : Kuisioner

LAMPIRAN C : Dokumen Penelitian


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini hampir sebagian besar pemerintah daerah belum memiliki sistem

informasi yang dapat menyediakan informasi-informasi melalui internet

khususnya yang berbasis peta mengenai potensi sumber daya alam yang dimiliki

oleh daerah masing-masing. Saat ini informasi peta yang di peroleh masih manual

dalam bentuk kertas biasa, meskipun ada yang ditampilkan melalui web browser,

tetapi masih ada yang hanya sebatas tampilan gambar dan legendanya saja tanpa

menyertakan database yang menunjukan atribut dari setiap objek yang ada dalam

peta tersebut. Hal ini mengakibatkan peta yang dibaca kurang memberikan

informasi objek peta yang lengkap dan sulit untuk di perbaharui data objeknya.

Oleh karena itu diperlukan adanya sistem identifikasi lokasi-lokasi wilayah yang

dapat memberikan informasi berbasis web yang mudah dicerna dan saling

terintegrasi baik bagi masyarakat, investor yang ingin mengembangkan atau

pemerintah daerah khususnya BAPPEDA sebagai perencana pembangunan.

Seperti halnya di Kabupaten Garut, seiring dengan kemajuan teknologi di

daerah tersebut dan dimana Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki

potensi lingkungan dan sumber daya alam yang kaya dan perlu dikembangkan.

Namun ternyata karena sulitnya informasi sehingga mengakibatkan masyarakat

dan investor pengembang kurang mengetahui bahwa ternyata masih banyak

lokasi-lokasi berpotensi yang bisa dikembangkan. Selain itu juga dalam


(21)

mendistribusikan hasil komoditas kadang kurang tepat sasaran sehingga

pendistribusian menjadi tidak merata.

Berdasarkan uraian masalah diatas, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan

adanya suatu sistem informasi yang cepat, akurat, mudah dicerna dan saling

terintegrasi kepada masyarakat agar semua potensi komoditas yang dimiliki oleh

Kabupaten Garut dapat dikenali oleh masyarakat luas dan dikembangkan dengan

tepat sasaran dan sebaik-baiknya, selain itu juga agar proses manajemen yang

dilakukan pemerintah terhadap lokasi-lokasi berpotensi yang dimiliki akan lebih

terkordinir terutama potensi-potensi pertanian, industri dan peternakan.

Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (WebSIG) muncul sebagai

penawaran solusi dari permasalahan diatas. Keberadaan WebSIG ini dapat

digunakan sebagai daya dorong pengguna untuk mencari dan mendapatkan

informasi yang cepat, akurat, saling terintegrasi mengenai informasi potensi

wilayah yang ada khususnya yang berorientasi pada komoditas pertanian, industri

dan peternakan agar lebih representatif. Selain dapat memberikan informasi

spasial dan non spasial, webGIS juga dapat digunakan sebagai sarana pendukung

dalam pengambilan tindakan di lingkup perencanaan untuk pengembangan

potensi wilayah.

Berdasarkan dari latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya diatas,

maka pada kesempatan ini penulis mencoba untuk mengambil topik sistem


(22)

“SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH KABUPATEN GARUT”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka timbul permasalahan yaitu :

Bagaimana cara membangun Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Identifikasi Potensi Wilayah Kabupaten Garut”.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi

geografis berbasis web identifikasi potensi wilayah Kabupaten Garut.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam membangun sistem informasi

geografis berbasis web ini yaitu :

1. Menyediakan data dan informasi berbasis web agar sebaran potensi

peternakan, pertanian dan industri di wilayah Garut bisa di kenali oleh

masyarakat luas ataupun investor yang ingin mengembangkan potensi.

2. Memudahkan dalam memperoleh informasi data spasial dan data non

spasial secara cepat tentang persebaran lokasi-lokasi potensi wilayah

sentra industri, pertanian dan peternakan dilengkapi dengan peta spasial


(23)

3. Agar data dari potensi tersebut bisa diperbaharui sewaktu-waktu sesuai

dengan perubahan data potensi.

4. Dengan penggambaran melalui peta digital diharapkan informasi yang

didapatkan lebih terintegrasi antara data spasial dengan data non spasial.

1.4 Batasan Masalah

Karena luasnya ruang lingkup kajian, maka untuk lebih memfokuskan

pembahasan yang menjadi batasan dalam sistem informasi geografis berbasis web

ini adalah bahwa pembahasan di fokuskan pada bidang pertanian, industri dan

peternakan, adapun uraian lebih jelasnya mengenai batasan lainnya adalah :

a. Pengambilan data difokuskan pada data potensi yang menonjol saja

berdasarkan data yang didapat dari BAPPEDA Kabupaten Garut, adapun

data yang ditangani dalam sistem ini adalah :

1. Data potensi pertanian seperti jenis tanaman, jumlan produksi dan letak

geografis objek potensi per kecamatan.

2. Data potensi peternakan seperti jenis ternak, jumlah populasi dan letak

geografis objek peternakan per kecamatan.

3. Data potensi industri menurut jenisnya seperti nama sentra industri, nilai

investasi, jumlah produksi, nilai produksi dan letak objek geografis

potensi industri per kecamatan.

b. Untuk update data spasial, tidak semua data spasial dapat ditangani oleh

sistem ini, hanya objek spasial yang berupa point saja yang bisa di update


(24)

c. Dalam penambahan objek point spasial harus diketahui terlebih dahulu

kordinat dan nama kecamatannya.

d. Perangkat lunak yang digunakan untuk pengembangan sistem ini adalah :

1. Menggunakan browser Internet Eksplorer yang sudah terinstal plugin

SVG Viewer.

2. MapInfo sebagai alat pemetaan atau digitasi.

3. Arc View GIS 3.3 untuk konversi data.

4. SVG Viewer untuk membaca data geometri dari database hasil

konversi.

5. HTML, Java Script, dan PHP untuk coding dan menampilkan data

pada halaman web.

1.5 Metodologi Penelitian

Untuk membangun WebSIG ini maka tahap penelitian yang dilakukan

dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :

1. Tahap pengumpulan data dengan cara :

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu studi data yang dilakukan melalui

penelusuran literatur atau buku-buku referensi pendukung sebagai

landasan berfikir atau teori dan dari data-data statistik yang di dapat


(25)

b. Observasi

Yaitu studi yang dilakukan dengan terjun langsung pada objek atau

tempat serta lingkungannya untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan.

c. Wawancara

Yaitu mengajukan pertanyaan kepada pihak terkait guna

mendapatkan informasi terhadap fokus masalah yang dihadapi.

2. Tahap pengembangan perangkat lunak.

Dalam menyelesaikan laporan penelitian mengenai sistem informasi

identifikasi potensi wilayah ini, metode pembangunan perangkat lunak

yang digunakan yaitu model Waterfall, yang meliputi beberapa proses

seperti yang di gambarkan pada diagram di bawah ini.

Requirement definition

System and software design

Implementation and unit testing

Integration and system testing

Operationand maintenance

Gambar 1.1. Model Waterfall (sumber : buku Software Engineering, Ian Sommerville: Addison Wesley. 2001.)


(26)

Model ini telah lama digunakan untuk pengembangan perangkat lunak

yang disebut sebagai model atau paradigma siklus hidup klasik. Model ini sangat

terstruktur dan bersifat linier. Model ini memerlukan pendekatan yang sistematis

dan sekuensial di dalam pengembangan sistem perangkat lunaknya. Setiap tahap

harus terjadi interaksi dan kerjasama yang harmonis antara pengembang perngkat

lunak dengan pemesannya. Proyek akhir yang diterima oleh pengguna merupakan

hasil satu siklus pengembangan (mulai dari tahap analisis dan perancangan

kebutuhan sistem hingga integrasi dan pengujiannya) yang terdiri dari satu versi

perangkat lunak. Adapun uraian lebih jelasnya mengenai pengembangan

perangkat lunak diatas adalah sebagai berikut.

1. Requirements analysis and definition

Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan

didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan

dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan

desain yang lengkap.

2. System and software design

Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.

3. Implementation and unit testing

Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan

bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun


(27)

4. Integration and system testing

Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system

testing).

5. Operation and maintenance

Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan,

seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi

sebenarnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami pembuatan tugas akhir ini maka

dibuat naskah laporan dengan sistematika penulisan seperti yang dipaparkan di

bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, maksud tujuan penelitian, batasan masalah, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori Sistem Informasi Geografis Berbasis Web

(WebSIG) dan konsep yang digunakan penulis sebagai acuan untuk melakukan

analisis penelitian, serta mengenai komponen-komponen atau perangkat


(28)

mengenai profil BAPPEDA dan keadaan potensi Kabupaten Garut hanya di

sajikan secara singkat.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis masalah-masalah yang ada, analisis

prosedur yang sedang bejalan, analisis kebutuhan sistem yang akan dibangun,

,analisis data dari hasil penelitian, analisis basis data dan analisis non-fungsional

serta perancangan sistem yang dimulai dari perancangan prosedural hingga antar

muka (interface).

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi perangkat lunak yang dibangun

dengan melakukan uji coba secara alfa (blackbox) dan secara beta (uji coba

langsung).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran untuk


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Berdirinya BAPPEDA

BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) merupakan lembaga

teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang

dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan ini mempunyai tugas pokok

membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang

penelitian dan perencanaan pembangunan daerah. Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan :

a. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah

diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan

pembangunan daerah.

b. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan

kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih

menyeluruh, terarah dan terpadu.

Bertitik tolak pada pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka

dikeluarkanlah Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980. Tentang Pembentukan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan


(30)

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980, tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II.

Adapun beberapa fungsi kerja BAPEDA adalah:

1 BAPPEDA mempunyai fungsi penyelenggaraan penelitian dibidang

pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan, dalam rangka

pengembangan pembangunan secara umum di Kabupaten Garut.

2 Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah.

3 Penyusunan REPELITA daerah.

4 Penyusunan Program Tahunan Daerah

5 Pelaksanaan kerjasama penelitian dan perencanaan pembangunan daerah

dengan lembaga perguruan tinggi dan lembaga lain baik pemerintah maupun

swasta.

6 Pengkoordinasian, perumusan dan penyusunan anggaran pendapatan dan

belanja daerah.

7 Pemantauan dan evaluasi, penelitian dan perencanaan pembangunan daerah.

8 Penyelenggaraan tugas pembantuan.

9 Pengelolaan kesekretariatan dan urusan rumah tangga BAPPEDA.


(31)

2.2 Visi dan Misi

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pembangunan, identifikasi permasalahan,

hambatan dan tantangan serta mengacu pada isu strategis pembangunan wilayah,

maka isu strategis yang dapat menjadi bahan perumusan kebijakan utama (core

policy) pembangunan, antara lain sebagai berikut : 1. Pembangunan Sumber Daya Manusia.

2. Reformasi Birokrasi dan Tatanan Pemerintahan.

3. Penguatan Struktur Perekonomian Daerah.

4. Pengembangan Infrastruktur Kewilayahan dan Tata Ruang.

5. Pengendalian degradasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.

6. Pembangunan Kehidupan Sosial, Politik dan Budaya yang Demokratis.

Adapun untuk arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk

penguatan perekonomian masyarakat dalam kerangka pengentasan kemiskinan

dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan,

pengembangan agrobisnis dan agroindustri serta industri non-agro dan

perdagangan, pariwisata dan pengembangan seni dan budaya daerah, perluasan

kesempatan lapangan kerja, peningkatan aksebilitas dan kualitas pelayanan

kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur wilayah, rehabilitasi dan

konservasi lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah dengan

didukung oleh pengembangan kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang

demokratis menuju masyarakat yang madani.

Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan


(32)

hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pada

tahun 2009-2014 adalah :

"Terwujudnya Garut yang Mandiri dalam Ekonomi, Adil dalam Budaya dan Demokratis dalam Politik dengan Didasari Ridlo Allah SWT."

Memperhatikan visi tersebut serta perubahan paradigma dan kondisi yang

akan dihadapi pada masa yang akan datang, diharapkan Kabupaten Garut dapat

lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di lingkup regional maupun nasional.

Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya

sinergi yang dinamis antara masyarakat, pemerintah dan seluruh stakeholder

dalam merealisasikan pembangunan Kabupaten Garut secara terpadu.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak,

langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan

tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Dalam mengantisipasi kondisi dan

permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan

memperhitungkan peluang yang dimiliki, untuk mencapai masyarakat Kabupaten

Garut yang mandiri dalam ekonomi, adil dalam budaya dan demokratis dalam

politik dengan didasari Ridlo Allah SWT, maka rumusan Misi Kabupaten Garut

dalam rangka pencapaian Visi Kabupaten Garut 2014 ditetapkan dalam empat

Misi, yaitu:

1. Membangun kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan nilai agama,


(33)

2. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, agroindustri dan

pariwisata disertai pengembangan seni dan budaya daerah.

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih.

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur wilayah sesuai dengan

daya dukung lingkungan dan fungsi ruang.

2.3 Letak Geografis Kabupaten Garut

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada

koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur

Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha

(3.065,19 km²) dengan batas-batas sebagai berikut :

Utara : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang

Timur : Kabupaten Tasikmalaya

Selatan : Samudera Indonesia

Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung

sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hitterland

bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Oleh karena itu, Kabupaten Garut

mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga di Kabupaten

Bandung sekaligus pula berperan di dalam mengendalikan keseimbangan


(34)

2.4 Definisi Sistem Informasi Geografis

Fungsi dari sistem informasi adalah untuk meningkatkan kemampuan

seseorang dalam pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi adalah suatu

rantai operasi yang membawa kita dari perencanaan (planning) pengamatan dan

pengumpulan data, menyimpan, dan analisis data, penggunaan informasi yang

diturunkan dalam berbagai proses pembuatan keputusan. Ini membawa kita pada

suatu konsep yang sangat penting: suatu peta dalah sejenis sistem informasi. Suatu

peta merupakan suatu koleksi dari koleksi data tersimpan, teranalis, dan informasi

yang diturunkan dari koleksi ini digunakan dalam pebuatan keputusan. Supaya

berguna, suatu peta harus dapat menyampaikan informasi dalam tampilan yang

jelas, tak meragukan, bagi pengguna yang dituju.

Suatu sistem informasi geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang

didisain untuk bekerja dengan data yang direferensikan oleh spasial atau koordinat

geografi. Dengan kata lain, suatu SIG adalah baik sebagai suatu sistem basis data

yang memiliki kemampuan khusus untuk data terreferensi secara spasial

(keruangan), dan juga sebagai suatu set operasi untuk pekerjaan dengan data.

Seperti akan kita lihat nanti bahwa suatu SIG modern juga menyimpan dan

memanipulasi data nonspasial. Seperti halnya kita telah memiliki peta yang

didisain untuk tujuan dan pengguna khusus jalan, sungai, curah hujan, lahan, dan

lain-lain. Semakin baik kita mampu memahami selang kebutuhan seorang

pengguna, kita akan semakin baik dalam menyediakan data yang benar dan tools


(35)

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial

(bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem

komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola

dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang

diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga

memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai

bagian dari sistem ini.

Jadi sistem informasi geografi (SIG) adalah suatu teknologi yang

menggabungkan dunia manajemen basis data dengan peta digital, dan grafik.

Suatu system informasi geografi dapat didefinisikan sebagai:

"Suatu system perangkat keras, perangkat lunak, dan prosedur yang didisain

untuk mendukung capture, management, analysis, modeling dan display data

terreferensi geografi untuk pembuatan keputusan. Ini merupakan suatu jalan yang

memulai untuk merepresentasikan dan memodelkan dunia nyata. "

Definisi umum dari suatu sistem informasi geografi adalah beberapa set

prosedur baik manual maupun berbasis komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi data terreferensi geografi.

Sedangkan definisi khusus dari suatu system informasi geografi adalah

suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan empat set kemampuan untuk

menangani data terreferensi geografi seperti input, manajemen data, manipulasi


(36)

2.5 Geografi

Geografi didefinisikan sebagai salah satu disiplin ilmu yang jika beberapa

penggunaan ditemukan untuknya, disebut nama lain. Filosofi Jerman, Immanuel

Kant membagi 3 area umum dari kontek sains geografi:

a. disiplin ilmu yang mempelajari objek khusus atau sekumpulan objek dan

kejadian (seperti biolgi, botani, hutan, dan geologi).

b. disiplin ilmu yang memperhatikan sesuatu melalui waktu (sejarah).

c. disiplin ilmu yang memperhatikan ciri-ciri dalam kontek spasialnya

(khususnya disiplin geografik).

Dalam pandangan yang lebih klasik, kata geografi dapat didefinisikan dalam

hal bagian komponennya. Geo dan grafi. Geo me-refer ke bumi, dan grafi

menunjukkan suatu proses penulisan sehingga geografi berarti penulisan tentang

bumi.

Menurut konsep geografi, objek spasial adalah area geografi yang tak

terbatas (delimited geographic area), dengan sejumlah jenis perbedaan atribut

terkait. Dalam contoh misalnya lapangan golf merupakan suatu objek spasial

yakni suatu area spesifik di atas permukaan tanah, dengan berbagai karakteristik

yang berbeda (seperti land use, tax rate, dan sebagainya).

Titik adalah suatu objek spasial dengan tanpa area. Suatu atribut utama dari

titik adalah lokasi geodetik yang digambarkan sebagai suatu pasangan bilangan.

Garis adalah objek spasial yang dibuat dengan menghubungkan titik-titik


(37)

Node adalah sejenis titik khusus, biasanya menunjukkan persambungan

antara garis atau akhir dari suatu segmen.

2.6 SIG Modern

Dalam definisi dasar, SIG menambahkan komponen geografi atau spasial ke

dalam data bilangan (numerical) dan teks (textual).

Gambar 2.1 Konsep dasar SIG

Dalam sejarahnya penggunaan SIG modern (berbasis computer, digital) dimulai

sejak tahun 1960-an. Pada saat itu untuk menjalankan perangkat SIG diperlukan

computer mainframe khusus dan mahal. Dengan perkembangan computer PC,

kecanggihan CPU, dan semakin murahnya memori, sekarang SIG tersedia bagi


(38)

Gambar 2.2 Sejarah Perkembangan SIG

2.7 Jenis dan Struktur Data pada SIG

Secara umum, terdapat dua jenis data yang digunakan untuk

merepresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang terdapat di dunia

nyata, yaitu:

(1) Jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena

yang bersangkutan. Jenis data ini sering disebut sebagai data-data posisi,

koordinat, ruang, atau spasial.

(2) Jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena

yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini mencakup item atau properti dari

fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis data ini

sering disebut sebagai data atribut atau data nonspasial.

2.7.1 Data Spasial

Jenis data mengenai keruangan (spasial) ini banyak digunakan oleh

sistem-sistem yang digunakan sebagai alat bantu sistem-sistem perancangan (CAD-computer

aided design), dan sistem kartografi yang berbasiskan computer (CAC- computer


(39)

Sistem-sistem ini digunakan di berbagai bidang aplikasi seperti perencanaan

dan rekayasa teknik sipil, pemetaan digital, kartografi, perencanaan kota,

arsitektur, perancangan dan penggambaran mesin dan lain-lain. Jenis data spasial

yang digunakan di dalam sistem-sistem ini kebanyakan adalah vektor.

Secara umum, kemampuan system CAD adalah pembuatan grafik, sketsa,

diagram, digitasi peta dan gambar rancangan, pemberian notasi, pembentukan

gambar perspektif, dan beberapa analisa spasial. Analisa spasial dalam CAD

bervariasi. Setiap sistemCAD mampu melakukan analisa perhitungan jarak,

keliling (perimeter), luas (area), membentuk zone buffer dan lain-lain.

Data spasial juga digunakan dalam bidang pengindraan jarak jauh (indraja – remote sensing). Bidang ini membahas pengumpulan informasi mengenai suatu

objek, kejadian, atau area melalui analisis data yang didapat dari pengamatan

dengan peralatan yang tidak terjadi kontak langsung dengan objek kejadian, atau

area yang diamati. Dengan demikian, bidang indraja sering menggunakan

peralatan berupa kamera, scanner, atau sensor-sensor lainnya yang dibawa oleh

wahana pengangkut yang dapat bergerak cepat. Salah satu aktivitas indraja yang

paling tua adalah pemotretan udara dengan menggunakan balon udara dan

pesawat terbang. Aktivitas lainnya adalah perekaman data unsur-unsur permukaan

bumi dengan menggunakan satelit. Jenis data spasial yang digunakan pada bidang

indraja adalah raster.

Model data spasial yang digunakan dalam SIG antara lain raster dan vektor.

Dalam SIG yang berdasarkan raster garis, titik, dan area direpresentasikan dengan


(40)

Gambar 2.3 Model data raster

Sedangkan dalam SIG yang berdasarkan vektor, data spasial titik, garis, dan

area memiliki definisi matematik (yakni koordinat kartesius).

Gambar 2.4 Model data vektor

2.7.2 Data Atribut

Jenis data atribut atau non-spasial digunakan oleh sistem-sistem manajemen

basisdata (DBMS-database management system). Sistem ini digunakan di


(41)

2.8 Kemampuan dan Kelebihan SIG

Kemampuan SIG antara lain:

1. Memetakan Letak

Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer

dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature)

yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer kapling bangunan.

Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Setiap

data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query

terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan

peta.

Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak

suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat

digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari

tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta.

2. Memetakan Kuantitas

Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan

jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit.

Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat

yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk

pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari

masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan


(42)

3. Memetakan Kerapatan ( Densitas )

Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar

seperti sensus atau data statistik daerah. Misalnya, untuk melihat lokasi

pelanggan dengan jumlah pemakaian listrik terbanyak atau yang pemakaian

listriknya relatif lebih sedikit. Sehingga data ini dapat digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan dalam menyikapi permasalahan yang terjadi

akibat ketidakseimbangan kerapatan.

4. Memetakan Perubahan

Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta

historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang

akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.

5. Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area

SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa

yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa

yang ada diluar area. Sebagai contohnya, Sebuah pasar tradisional dengan

kapasitas tertentu, dapat melayani masyarakat dalam jarak tertentu dari

lokasi pasar tradisional tersebut. Dengan peta ini, dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan ke depan,

misalnya untuk membangun tambahan pasar tradisional baru di area yang


(43)

2.9 Aplikasi SIG

Istimewanya, SIG dapat digunakan untuk mendukung keputusan dan

pembuatan keputusan yang berkaitan dengan problem dunia nyata. Suatu SIG

mengijinkan kita untuk memproduksi suatu model dari keputusan yang akan

dibuat mengenai dunia nyata.

MapInpo merupakan salah satu SIG pada desktop, yang mendukung input

data (capture), manajemen, analisis, and presentasi data. Namun demikian

terbatas pada kemampuan analisis spasial. Dengan pembatasan fungsi analisis

spasial ini, SIG desktop menyediakan pengguna dengan kecepatan, mudah

peggunaan, sistem efisien, dengan 90% dari fungsi produk SIG yang lebih

canggih dan mahal.

Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:

(a) SIG Sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan,

pengembangan, atau perbaikan peta mental yang dimiliki oleh setiap orang

yang menggunakannya.

(b) SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang efektif, menarik, dan

menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian,

dan pendidikan mengenai ide atau kosep lokasi, ruang (spasial),

kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat dipermukaan bumi

berikut data atribut terkait lainnya.

(c) SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di


(44)

(d) SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data

spasial berikut atribut-atrbutnya dan lain-lain.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi

ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan

perencanaan rute darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

SIG digunakan dalam berbagai setting yang luas. Arsitek ”landscape” telah mengkaji konsep dibelakang SIG beberapa tahun yll, analisa kecocokan lapangan,

dan pengembangan kemampuan perencanaan untuk penggunaan khusus.

Sebenarnya banyak sekali aplikasi yang dapat ditangani oleh SIG. Tetapi dalam

tulisan ini, akan dituliskan secara singkat beberapa bidang sebagai ilustrasi,

diantaranya aplikasi SIG dalam bidang:

a. Sumberdaya alam misalnya inventarisasi, manajemen, kesesuan lahan untuk

pertanian, perkebunan, perencanaan tataguna lahan, analisis daerah bencana

alam dan seterusnya

b. Perencanaan untuk pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota,

relokasi industri, pasar, pemukiman, dan sebagainya.

c. Kependudukan, misalnya dalam penyediaan informasi kependudukan,

pemilihan umum dan sebagainya.

d. Lingkungan, seperti pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan

lumpur di sekitar sungai, danau atau pantai, pemodelan pencemaran udara


(45)

e. Manajemen utiliti untuk PAM, seperti inventarisasi dan manajemen informasi

jaringan, sistem informasi pelanggan, demikian pula untuk listrik dan gas.

f. Ekonomi dan bisnis, misalnya penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk

bank, pasar swalayan, mesin ATM, show room dan lain-lain.

g. Telekomunikasi, seperti inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS

beserta pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan

pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan dan lain-lain.

h. Transportasi, misalnya inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum),

analisis kesesuaian dan penentuan rute-rute alternatif, analisis rawan

kemacetan dan kecelakaan dan lain-lain.

i. Militer, misalnya penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistik,

peralatan perang dan lain-lain.

2.10Analisis SIG

Suatu hal yang membedakan dan merupakan kekuatan SIG dibandingkan

dengan sistem informasi lainya adalah kemampuan dalam melakukan analisis

keruangan. Disamping mampu melakukan analisis keruangan SIG sering juga

dimanfaatkan untuk analisis visual (biasanya untuk studi social ekonomi), analisis


(46)

2.11Komponen SIG

Komponen SIG dapat digambarkan seperti pada diagram berikut :

Gambar 2.5 Komponen SIG

2.11.1 Brainware

Baraniware adalah orang yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang

menjadi bagian dari SIG ini ada beragam, misalnya operator, analis,

programmer, database administrator bahkan stakeholder.

2.11.2 Aplikasi

merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk

mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi,


(47)

2.11.3 Hardware

GIS membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemproresan data.

Ukuran dari sistem komputerisasi bergantung pada tipe GIS itu sendiri. GIS

dengan skala yang kecil hanya membutuhkan PC (personal computer) yang kecil

dan sebaliknya.

Ketika GIS yang di buat berskala besar di perlukan spesifikasi komputer

yang besar pula serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan

multiple user. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam GIS baik data vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan

dalam proses analisanya membutuhkan memori yang besar dan prosesor yang

cepat. Untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital diperlukan hardware yang

disebut digitize, adapun macamnya adalah :

1. Alat masukan data (digitizer, scanner, keyboard computer, CD reader,

diskette reader)

2. Alat penyimpan dan pengolah data (komputer dengan hard disk-nya, tapes or

cartridge unit, CD writer)

3. Alat penampil dan penyaji keluaran/informasi (monitor komputer, printer,

plotter)

2.11.4 Software

Dalam pembuatan GIS di perlukan software yang menyediakan fungsi tool


(48)

geografis. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen

software GIS adalah:

a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis

b. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)

c. Tool yang mendukung query geografis, analisa dan visualisasi

d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.

Gambar 2.6 Skema Software GIS

Inti dari software GIS adalah software GIS itu sendiri yang mampu

menyediakan fungsi-fungsi untuk penyimpanan, pengaturan, link, query dan

analisa data geografi. Beberapa contoh software GIS adalah ArcView, MapInfo,

ArcInfo untuk SIG, CAD system untuk entry graphic data, dan ERDAS serta

ER-MAP untuk proses remote sensing data. Adapun modul dasar perangkat lunak

SIG diantaranya modul pemasukan dan pembetulan data, modul penyimpanan dan

pengorganisasian data, modul pemrosesan dan penyajian data, modul transformasi


(49)

2.11.5 Data

SIG merupakan perangkat pengelolaan basis data (DBMS = Data Base

Management System) dimana interaksi dengan pemakai dilakukan dengan suatu sistem antar muka dan sistem query dan basis data dibangun untuk aplikasi

multiuser. SIG merupakan perangkat analisis keruangan (spatial analysis) dengan

kelebihan dapat mengelola data spasial dan data non-spasial sekaligus.

Syarat pengorganisasian data:

a. Volum kecil dengan klasifikasi data yang baik yakni penyajian yang akurat,

mudah dan cepat dalam pencarian kembali (data retrieval) dan penggabungan

(proses komposit).

b. Type data lokasi misalnya koordinat lokasi, nama lokasi, lokasi topologi

(misalnya sebelah kiri danau A, sebelah kanan pertokoan B)

c. Type data non-lokasi misalnya curah hujan, jumlah panen padi, terdiri dari

variabel (tanah), kelas (alluvial), nilai luas (10 ha), jenis (pasir) dan

sebagainya.

d. Data dimensi waktu (temporal)

e. Data non-lokasi di lokasi bersangkutan dapat berubah dengan waktu (misalnya

data curah hujan bulan Desember akan berbeda dengan bulan Juli).

f. Sumber data SIG didapat dari data lapangan, data statistik, peta, penginderaan

jauh.

g. Persiapan data meliputi data dikumpulkan, dikonversi, diklasifikasi, disunting


(50)

h. Pembentukan format data keruangan (spasial) dijitisasi peta (diatas peta /

discreen monitor), interpretasi citra dijital dan konversi raster ke vektor secara

otomatis penuh atau sebelumnya di-scan dulu, import dari sumber lain.

i. Bentuk data masukan SIG diantaranya spasial dan atau non-spasial, vektor dan

atau raster, tabular alfanumerik.

j. Basis data SIG meliputi posisi dan hubungan topology, data spasial dan non-

spasial, gambaran obyek dan fenomena geografis (dataran rendah tinggi,

kondisi lingkungan, kota, sungai), obyek dikaitkan dengan koordinat bumi.

k. Lapis data dibuat sesuai dengan temanya yakni penggunaan lahan, jenis tanah,

topografi, populasi penduduk, ada data primer (topografi, perairan/laut/sungai,

pencacahan penduduk, hujan, suhu, kelembaban) dan sekunder (sudah diproses

sebagai informasi).


(51)

2.12Subsistem Sistem Informasi Geografis

2.12.1 Data masukan (Input)

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mepersiapkan data spasial

dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini bertanggung jawab dalam

mengkonversi atau mentransformasikan format-format data aslinya kedalam

format yang dapat digunakan dalam SIG.

2.12.2 Data Keluaran (Output)

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau

sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti tabel,

grafik, peta dan lain-lain.

2.12.3 Data Management

Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut kedalam

sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di upgrade, dan di

edit.

2.12.4 Manipulasi Data

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh

SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data

untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Subsistem dalam SIG ini dapat


(52)

Gambar 2.7 Sub Sistem SIG

2.13Cara Kerja SIG

Sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas

kertas. Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran

peta kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata, objek-objek yang

dipresentasikan diatas peta disebut unsur peta atau map features (contoh sungai,

taman, kebun, jalan dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur

berdasarkan lokasi, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi

yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. Contoh hubungan tersebut misalnya :

a. Suatu gedung terletak di dalam wilayah kecamatan tertentu

b. Jembatan melintas diatas suatu sungai


(53)

Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam merepresentasikan

objek-objek dunia nyata, misalnya :

a. Sungai ditampilkan sebagai poligon

b. Jalan bebas hambatan digambarkan sebagai garis-garis

c. Bangunan dipresentasikan sebagai poligon

Peta menggunakan simbol grafis dan warna untuk membantu dalam

mengidentifikasi unsurunsur berikut deskripsinya, misalnya :

a. sungai diwarnai biru

b. taman atau kebun diwarnai hijau

c. jalan bebas hambatan diwarnai merah

d. jalan yang lebih kecil digambarkan dengan menggunakan garis-garis yang

tipis

e. bangunan digambarkan sebagai poligon

f. label dan teks mengidentifikasi unsur-unsur peta dengan menggunakan

nama-nama unsur yang bersangkutan.


(54)

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan

atribut-atributnya di dalam satuan yang dikenal sebagai “layers”. Contoh layers misalnya sungai, bangunan, jalan, laut, batas-batas administrasi, hutan dan lain-lain.

Kumpulan dari layers ini membentuk basis data SIG. Dengan demikian,

perancangan basisdata merupakan hal yang penting dalam SIG untuk menentukan

efektifitas dan efisiensi proses-proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG.


(55)

2.14Kedudukan SIG

Dari uraian mengenai sistem informasi dan sistem informasi berbasis

komputer, maka kedudukan SIG dapat digambarkan seperti pada Gb.II.11.

Dengan memahami kedudukan SIG, diharapkan, pemahanan terhadap SIG secara

keseluruhan akan lebih baik.

Gambar 2.10 Kedudukan SIG diantara system informasi yang lain

Implementasi SIG ke dalam bidang tertentu tidak semudah yang

dibayangkan karena SIG dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya oleh

target, pertimbangan cost-benefit, stakeholders, dukungan manajemen, dan kultur


(56)

2.15WebGIS

Web-based GIS (WebGIS) adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang terdistribusi dalam suatu jaringan komputer untuk mengintegrasikan dan

menyebarluaskan informasi geografi secara visual pada World Wide Web.

WebGIS dibandingkan dengan desktop GIS menawarkan beberapa keuntungan

seperti efisiensi biaya, efisiensi beban kerja sumber daya manusia untuk instalasi,

pemeliharaan dan dukungan teknis, pemangkasan kurva pembelajaran untuk

pengguna akhir dan keunggulan dalam hal integrasi data spatial dan data non

spatial menggunakan DBMS.

2.16Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak (Software Engineering) adalah suatu bidang

profesi yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk

pembuatan, pemeliharaan, manejemen organisasi pengembangan software dan

sebagainya.

2.16.1 Proses Rekayasa Perangkat Lunak

Didalam suatu industri perangkat lunak dikenal berbagai macam proses

antara lain :

a) Understandability, yaitu sejauh mana proses secara eksplisit ditentukan


(57)

b) Visibility, apakah aktivitas-aktivitas proses mencapai titik akhir dalam

hasil yang jelas sehingga kemajuan dari proses tersebut dapat terlihat

jelas.

c) Supportability, yaitu sejauh mana aktivitas proses dapat didukung oleh

CASE.

d) Acceptability, apakah proses yang telah ditentukan oleh insinyur dapar

diterima. digunakan dan mampu bertanggung jawab selama pembuatan

produk perangkat lunak.

e) Reliability, apakah proses dirancang sedemikian rupa sehingga

kesalahan proses dapat dihindari sebelum terjadi kesalahan pada

produk.

f) Robustness, dapatkan proses terus berjalan walaupun terjadi masalah

yang tak diduga.

g) Maintainability, dapatkah proses berkembang untuk mengikuti

kebutuhan atau perbaikan.

h) Rapidity, bagaimana kecepatan proses pengiriman sistem dapat secara

lengkap memenuhi spesifikasi.

2.17Hipertext Markup Language (HTML)

HTML merupakan kependekan dari Hipertext Markup Language dan

merupakan bahasa markup yang mengatur bagaimana sebuah dokumen

ditampilkan pada browser. Standar HTML dibuat berdasarkan SGML


(58)

Type Definition) yang merupakan suatu dokumen yang mengatur sintaks HTML. Penyusun standar HTML adalah W3C (Word Wide Web Consortium).

Sebenarnya HTML pada mulanya didesain untuk menjadi sebuah bahasa

yang menggambarkan suatu sturktur dokumen yang tidak terikat pada perangkat

keras dan lunak tertentu, tetapi pada kenyataannya HTML menjadi semacam

bahasa untuk mengatur format tampilan didokumen saja. Para software develover

untuk internet merasa bahwa HTML sangat terbatas untuk mendukung

aplikasi-aplikasi yang rumit untuk web. Memang HTML dapat menggambarkan suatu

struktur dokumen, tetapi terbatas kemampuannya. Meskipun demikian HTML

tidak dapat ditinggalkan begitu saja karena masih diperlukan untuk aplikasi

sederhana, web statis, dan untuk menangani tampilan dalam web browser.

Pengganti HTML dimasa yang akan datang yaitu XHTML, yaitu bahasa markup

yang dibuat berdasarkan HTML 4.0 yang disempurnakan.

Sebenarnya suatu halaman web yang dapat dilihat di internet merupakan

hasil dari kode-kode HTML yang dipanggil oleh browser. Struktur HTML dasar

adalah terdiri dari head dan body yang diapit oleh tag HTML. Dalam struktur

head dikenal dengan tag title untuk menggambarkan suatu judul halaman web,

serta elemen penting seperti tag meta yang sangat diperlukan untuk search engine.

Sedangkan dalam struktur body dapat menyisipkan image, table, serta media

lainnya seperti Flash, Quicktime movie, dan sebagainya.

Untuk membuat atau mendesain suatu halaman web seseorang tidak harus


(59)

tetapi orang tersebut perlu mengerti tentang penggunaan HTML berkaitan dengan

pembuatan suatu halaman web.

2.18Pemrograman JavaScript

Dikenal dua macam bahasa pemrograman web, yaitu server side dan client

side. Server side berarti setiap kali script dipanggil browser, maka script akan

diolah dan bekerja di server. Oleh karena itu meskipun halaman web ditampilkan

di browser, script-nya tetap tidak disertakan. Contohnya JSP, PHP, ASP dan

lain-lain.

Client side yang berarti script saat dipanggil oleh browser, maka web

langsung ditampilkan (dan script akan disertakan) di browser tanpa harus diproses

terlebih dahulu di server. Hal ini memungkinkan user melihat dan meniru

scriptnya secara utuh tanpa enkrispi sedikitpun.

JavaScript merupakan bahasa pemrograman web clint side. Jika HTML

digunakan untuk membuat halaman web statis, maka JavaScript digunakan untuk

membuat halaman web yang interaktif dan dinamis. Karena sebagai bahasa

pemrograman, JavaScript dapat digunakan untuk membuat aplikasi matematis,

efek animasi sederhana, bahkan juga untuk membuat game.

Hampir browser yang sudah ada saat ini sudah support JavaScript.

Dokumen JavaScript dapat dibuat dengan text editor biasa, seperti notepad,

wordpad, notepad ++ dan lain-lain, yaitu dengan menyimpannya ke dalam format *.js.


(60)

Terdapat dua cara untuk membuat atau menyimpan dokumen JavaScript,

yaitu :

a. Disimpan sebagai file mandiri

Kumpulan perintah, fungsi atau method JavaScript disimpan dalam file

tersendiri (format *.js), tidak dicampur dengan kode HTML ataupun PHP.

Tujuannya mirip dengan procedure atau function dalam pemrograman

terstruktur, yaitu bias dipanggil berkali-kali tanpa harus mengetik ulang

prosedur atau fungsi yang dimaksud. Keuntungan cara seperti ini adalah

program menjadi mudah dibaca dan mudah ditelusuri jika terjadi kesalahan.

Cara pengaksesan file JavaScript dengan mengimpor file *.js tersebut

langsung ke dalam HTML atau PHP.

b. Digabung kedalam dokumen HTML

Perintah atau kode JavaScript disisipkan langsung kedalam dokumen HTML.

Cara seperti ini efektif jika kode JavaScript tidak terlalu panjang dan tidak

merupakan fungsi yang berulang-ulang dipanggil. Oleh karenanya cara ini

jarang digunakan oleh programmer web.

2.19 SVG Viewer dan SVG

SVG (Scalable Vector Graphics) merupakan sebuah format standar

dokumen yang disediakan untuk membuat content grafis berdasarkan vektor


(61)

sekalanya dan diproses dengan komputasi grafis sehingga jika dilakukan proses

pembesaran(zoom) hasilnya tetap bagus.

Manfaat SVG sangat dibutuhkan untuk website-website yang

membutuhkan content grafis, namun tidak perlu mendisain terlebih dahulu dengan

aplikasi pihak ketiga (seperti halnya flash), SVG dapat digunakan untuk :

1. GIS (Geographic Information System)

2. Chart

3. Animation

4. Interactive menus

5. Interactive interface

6. Games

7. Dan sebagainya.

Dengan menggunakan syntax seperti html anda sudah bisa menampilkan

grafis diatas webbrowser anda. Namun untuk saat ini agar format svg ini dapat

ditampilkan di browser memang harus ada komponen tambahan, yaitu svg viewer.

svg viewer ada banyak disediakan dalam beberapa jenis. Yang paling terkenal

adalah svg viewer yang dibuat oleh adobe. Selain itu untuk operating system lain

lain ada svg viewer java yaitu batik.

Kelebihan yang paling utama adalah image tidak akan kehilangan

kualitasnya apabila diperbesar atau diperkecil(scalable), karena dibuat


(62)

GIF, JPEG dan PNG. Sehingga memungkinkan pengembangan web dan juga

designer untuk membuat grafik dengan mutu tinggi.

Walaupun berbasis vektor, SVG ternyata juga dapat dikreasikan untuk

efek bayangan, gradasi warna, atau juga pencahayaan. Selain itu, animasi juga

dapat dikembangkan SVG. Informasi yang disimpan SVG berbentuk teks (dalam

XML), bukan binary code, ini menyebabkan SVG memiliki keunggulan dalam

kecepatan proses download karena kecilnya kapasitas.

Dalam struktur penulisannya, dokumen SVG mempunyai sedikit aturan

sederhana. Aturan dasar yang paling penting adalah dokumen SVG dimulai

dengan elemen <SVG> dan diakhiri dengan elemen </SVG>. Selain aturan dasar

di atas terdapat aturan lain dalam penulisan sintaksnya antara lain:

1. SVG sangat memperhatikan sistem penulisan sehingga semua tag, atribut

dan nilai atribut ditulis dengan huruf kecil.

2. Semua tag harus ditutup.Untuk tag, seperti <text> yang di luarnya dapat

ditulis sesuatu, akan ditutup dengan tag pasangannya </text>. Sementara

untuk tag yang diluarnya tidak dapat ditulis apa-apa akan ditutup dengan

</>, seperti <rect.../>.

3. Komentar memiliki kode yang sama dengan seperti HTML <!-- dan -->.

4. Untuk memposisikan sebuah elemen digunakan atribut x dan y, bukan top

atau left seperti HTML.

5. Semua atribut dimulai dan diakhiri dengan tanda kutip “....”.


(63)

Di bawah ini adalah contoh dokumen SVG.

<?xml version="1.0" encoding="iso-8859-1"?>

<!DOCTYPE svg PUBLIC "-//W3C//DTD svg 20000303

Stylable//EN"

"http://www.w3.org/TR/2000/03/WD-SVG-20000303/DTD/svg-20000303 stylable.dtd">

<svg width="100px" height="50px">

<text style="fill:red" x ="10" y="20">Hello World !</text>

</svg>

Setelah disimpan dalam dalam format .svg, dokumen tersebut dapat dibuka

oleh browser dan akan terlihat sebagai berikut:


(64)

2.20MapInfo

MapInfo professional merupakan perangkat lunak Sistem Informasi

Geografis (GIS Tool) dan pemetaan yang dikembangka oleh MapInfo

Coorporation. Sampai MapInfo professional Versi 9.0 ini, MapInfo dikembangkan untuk sistem operasi berbasis Microsoft Windows. Meskipun

demikian dengan fasilitas export, data hasil olahan MapInfo dapat digunakan

untuk pengembangan aplikasi SIG sesuai kebutuhan pengembang, baik berbasis

desktop, web, maupun mobile. Dengan Universal Translator, MapInfo juga

mampu mengolah data peta dari berbagai format.

MapInfo juga memiliki kemampuan melakukan visualisasi data, eksplorasi

data, menjawab query (baik basis data spasial maupun non spasial), menganalisis

data secara geografis dan sebagainya.

Berikut akan dijelaskan rincian kebutuhan minimal sistem dan yang

direkomendasikan untuk dapat menggunakan MapInfo Profesional 9.0. Secara

umum semakin tinggi kecepatan processor, semakin besar memory (RAM), serta

semakin baik kualitas kartu VGA yang ada, akan menghasilkan respon yang lebih

baik dalam menggunakan MapInfo Profesional. Berikut ini daftar minimal sistem

yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan MapInfo Profesional 9.0.

Table II.1 Daftar minimal system yang dibutuhkan.

Sistem Operasi Memory Disk Space VGA Monitor

1. Windows 2000

Profesional SP 4

2. Windows Vista

128 MB of RAM with a minimum of

a Pentium

PC

Application 103 MB

Data 450 MB

16-or 24—bit Color

800 x 600 Display


(65)

3. Windows XP Profesional SP 2

4. Windows XP

Home SP 2

5. Windows 2003

SP 1 Server with Terminal

Service/Citrix

64 MB of RAM with a minimum of

a Pentium

PC

Application 103 MB

Data 450 MB

16-or 24—bit Color

800 x 600 Display

Dengan MapInfo, anda bisa membuka file dlam beberapa format secara

langsung. Adapun format-fomat file dalam MapInfo adalah :

a. TAB : MapInfo .TAB files (*.tab)

b. WAR : MapInfo workspace files (*.wor)

c. MDB : Microsoft Acces files (*.mdb)

d. DBF : dBase DBF files (*.dbf)

e. TXT : Delimited ASCII files (*.txt)

f. WKS : Lotus 1-2-3 files (*.wk1, *.wks, *wk3, *wk4)

g. XLS : Microsoft Excel files (*.xls)

h. SHP : ESRI Shapfiles (*.shp)

i. Raster image files (*.bil, *.sid, *.gen, *.adf, *.img, *.ntf, *.ecw, *.url, *.tif,

*.grc, *.bmp, *.gif, *.tga, *.jpg, *.pcx, *.jp2, *.j2k, *.png, *.psd, *.wmf,

*.emf, *.map).

j. Grid images (*.adf, *.txt, *.flt, *.asc, *.img, *.dem, *.dt0, *.dt1, *.dt2, *.mig,

*.grd).


(66)

Sedangkan untuk file dengan format selain tersebut diatas, anda dapat

menggunakan Universal Translator (dari menu Tools), untuk melakukan import.

Berikut adalah daftar format file yang dapat di import.

a. DWG/DXF : Auto CAD

b. E00 : ESRI ArcInfo format

c. SHP : ESRI Shapefile format

d. MID/MIF : MapInfo file formats

e. TAB : MapInfo .TAB files

f. DGN : Microstation Design files

g. CATD.DDF : Spatial Data Transfer Standard (SDTS)

h. FT : Vector Product Format (VPF)

Selain file-file diatas masih banyak file lain yang dapat di import dan dibaca

oleh MapInfo.

MapInfo Profesional mendukung spatial database server yang berasal dari

DBMS berikut ini :

a. SQL Server 2000/2005

b. Informix 9.x

c. Solaris 32-bit

d. HPUX


(67)

Dengan menggunakan driver ODBC, kita dapat mengakses data dari

MapInfo Profesional menggunakan :

a. Oracle ODBC Driver 9x

b. SQL Server 2000/2005

c. Informix 3.x

Kita juga dapat membuka table-tabel (data) dari daftar database berikut, dan

membuat tabel tadi mappable, tetapi hanya untuk data titik (point data).

a. Oracle 9iR2

b. Oracle 10G

c. MS Acces XP

d. MS SQL Server 2000/2005


(68)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Masalah

Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan, jenis komoditas yang paling

menonjol sebagai potensi dari Kabupaten Garut itu sendiri adalah komoditas

pertanian, peternakan dan industri rumahan. Namun sayangnya pengolahan dan

pengembangan potensi ini kurang terkoordinir sehingga pertumbuhannya menjadi

lambat. Hal ini dikarenakan sulitnya untuk mendapatkan informasi-informasi

mengenai potensi apa yang pantas untuk dikembangkan dan berada di daerah

manakah potensi itu berada. Karena kekurangan informasi ini lah sehingga pihak

pengembang atau investor sulit untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang

berpotensi. Oleh karena itu perlu adanya suatu sistem yang dapat memberikan

informasi letak lokasi-lokasi berpotensi dalam bentuk peta digital disertai

data-data atributnya agar mudah dicerna dan memudahkan untuk mendapatkan

informasi geografis secara cepat dan terintegrasi dari objek potensi tersebut,

karena selama ini baik masyarakat maupun perangkat pemerintah dalam pencarian

lokasi dan data-data potensi masih dilakukan secara manual melalui peta kertas

biasa yang sulit didapatkan meskipun ada pada instansi pemerintah namun peta

tersebut tidak up to date dan kurang memberikan gambaran yang memuaskan, dan

akhirnya harus mencari dan observasi langsung ke tempat yang dituju dan itu

sangat membutuhkan biaya yang cukup besar.


(1)

2.5 Flow Diagrams Web Development SIG

The most important thing in the spatial data processing is at the time of registration and digitasi map, because it deals with the accuracy of the position of objects on the map. The first thing to do is register your base map document first, if the registration is complete, the next is done in accordance with digitasi base map already registered. Digitasi conducted with several layers according to the purposes and completeness deangan maps and each layer is then stored in the database.

Gambar 3. Flow diagram of spatial data processing.

If digitasi completed, the next is with menginputkan attribute data of each object on each layer, and attribute data is also stored in the database with MapInfo spatial data.

Gambar 4. Flow diagram of non-spatial data processing.

The next step should be done if we want to create a web-based GIS is to convert the file digitasi results and attribute data input had to get a database in mysql format. Because the authors did digitasi using MapInfo, it must first be converted to ESRI formats (. Shp), after which it then format files ESRI (. Shp) is the translate into a mysql database format using ArcView. If the format of the mysql database has been established is displayed next to the browser with the coding.

Gambar 5. Flow diagram of the data conversion process. Registrati

on input map start

Complete Garut Map In. JPEG

Registration map

Digit map Disimpan

dalam Basis Data MapInfo

Database spatial

Start

Choose a spatial layer that will result in digitasi a data input attributes

Input atribut data

store in database MapInfo

Database non spatial

database spatial and non spatial

Identification of Potential GIS Garut District

Translate to ESRI format file shape

(.shp)

Displayed in the web-based by coding

Translate database to mysql format


(2)

2.6 Design

1. ERD (Entity Relationship Diagram)

layer kecamatan Terdiri atas Terdiri atas Terdiri atas industri pertanian peternakan jalan N N N industri layerID layerID project title

pasar Terdiri atas Id_jalan

desa memiliki Admin

Berita projectID lonmax lonmin latmin latmax transfactor width height scale shape namefield memiliki memiliki kategori memiliki Terdiri atas Terdiri atas memiliki memiliki memiliki memiliki mengelola mengelola N 1 1 1 N 1 unitusaha image investasi Id_industri longitude latitude produksi satuan Nilai_produksi longitude image latitude pertanian Id_tani produksi peternakan latitude longitude Id_ternak ruasjalan tipejalan ymax potensi kategori Id_kat xmax xmin geometri ymin lebar panjang namapasar Jum_kios Jum_los Id_pasar longitude latitude Jum_pkl Id_kec kecamatan ymax xmax xmin geometri ymin Alamat_kntr pria wanita populasi Luas_kec Id_desa desa Id_berita kategori judul Isi_berita pengirim posdate username userpass nama 1 1 1 1 1 1 N N N N N N 1 1 1 N N N 1 1 N populasi image 1 1 image

Gambar 1. ERD (Entity Relationship Diagram)

2. Relation table

ID_DESA = ID_DESA ID_DESA = ID_DESA

ID_DESA = ID_DESA ID_DESA = ID_DESA LAYERID = LAYERID

ID_KEC = ID_KEC

ID_KEC = ID_KEC ID_KEC = ID_KEC ID_KEC = ID_KEC

ID_KEC = ID_KEC PROJECTID = PROJECTID

USERNAME = USERNAME USERNAME = USERNAME

ID_KAT = ID_KAT ID_KAT = ID_KAT

LAYERID = LAYERID LAYERID = LAYERID LAYERID = LAYERID

LAYERID = LAYERID LAYERID = LAYERID

LAYER LAYERID char(10) PROJECTIDchar(10) SHAPE char(10) NAMEFIELDchar(50) KECAMATAN ID_KEC int(11) LAYERID char(10) GEOMETRI char(10) XMIN char(10) XMAX char(10) YMIN char(10) YMAX char(10) KECAMATAN char(30) ALAMAT_KNTRvarchar(100) PRIA decimal(10) WANITA decimal(10) POPULASI decimal(10) LUAS_KEC decimal(10,5) PETERNAKAN ID_TERNAKint(11) ID_DESA int(11) ID_KEC int(11) LAYERID char(10) ID_KAT char(10) LONGITUDEdouble LATITUDE double TERNAK char(15) POPULASI decimal(10) IMAGE varchar(100) PERTANIAN ID_TANI int(11) ID_KEC int(11) LAYERID char(10) ID_KAT char(10) ID_DESA int(11) LONGITUDE double LATITUDE double PERTANIAN char(15) JUM _PRODUKSIdecimal(10) IMAGE varchar(100) INDUSTRI ID_INDUSTRI int(11) ID_DESA int(11) ID_KEC int(11) LAYERID char(10) LONGITUDE double LATITUDE double INDUSTRI char(20) INVESTASI decimal(10) JUM _PRODUKSIdecimal(10) SATUAN varchar(15) NILAI_PRODUKSIdecimal(10) UNITUSAHA decimal(10) IMAGE varchar(100) PASAR ID_PASAR int(11) ID_DESA int(11) ID_KEC int(11) LAYERID char(10) LONGITUDEdouble LATITUDE double NAMA_PASARchar(20) JUM _KIOS decimal(10) JUM _LOS decimal(10) JUM _PKL decimal(10) IMAGE varchar(100) PROJECT

PROJECTID char(10) USERNAME varchar(8) TITLE char(50) LONM IN double LONM AX double LATMIN double LATMAX double WIDTH char(10) HEIGHT char(10) SCALE char(10) TRANSFACTORchar(10) ADMIN USERNAMEvarchar(8) USSRPASSvarchar(41) NAMA varchar(50) BERITA ID_BERITAchar(10) USERNAMEvarchar(8) KATEGORIvarchar(20) JUDUL varchar(50) ISI_BERITAchar(10) PENGIRIMvarchar(20) POSDATEdate JALAN ID_JALAN int(11) LAYERID char(10) GEOMETRI char(10) XMIN char(10) XMAX char(10) YMIN char(10) YMAX char(10) RUAS_JALAN char(30) TIPE_JALAN char(8) LEBAR_JALAN decimal(10) PANJANG_JALANdecimal(10) DESA ID_KECint(11) ID_DESAint(11) DESA varchar(30) KATEGORI ID_KAT int(11) POTENSIvarchar(20) KATEGORIvarchar(20)

Gambar 2. Relasi table

3. Diagram context

SIG Potensi Wilayah Kab.Garut Administrator (Dinas) Pengunjung Data Admin Data_pertanian Data_industri Data_peternakan Data_pasar_tradisional Data_kategori Data_berita Input_Cari data_pertanian Input_Cari data_peternakan Input_Cari data_industri Input_cari data_pasar_tradisional Validasi data_admin Info data_pertanian Info data_industri Info data_peternakan Info data_pasar_tradisional Info_kategori Info data_berita info data_pertanian info data_peternakan info data_industri Info data_pasar_ttradisional info data_berita Peta_digital Detail atribut objek peta

Gambar 3. Diagram context

4. DFD (Data Flow Diagram)

2.0 Olah Pertanian 9.0 Tampil Data Spasial Pengunjung 3.0 Olah Peternakan 4.0 Olah Industri 5.0 Olah Berita tb_pertanian Da ta _p er tan ian tb_peternakan Da ta _ pe te rn aka n tb_industri Da ta _ in du st ri tb_berita Da ta _ be rita In fo _ da ta_ pe rt a nia n Inf o _ d at a _p et er n akan Inf o_ da ta _i nd ust ri Data_project peta_digital Data_koordinat_pertanian data_koordinat peternakan da ta _ k o or d ina t ind ut ri 6.0 Olah Pasar Tradisional tb_pasar_tradisioanal d at a _ko or di na t pa s a r tra disi on al d at a _ pa s a r_ trad isio na l In fo _ da ta_ pa sar _ tra di sion al 7.0 Olah Desa dan

Kecamatan tb_kecamatan Dat a _keca m a ta n Inf o_d at a_ kecam at an d at a_ kecam at an 8.0 Olah Jalan Lo gin va lid Info Data_jalan layer project Data_later car i_ da ta _p er ta ni an car i_ da ta _p et er na kan ca ri_d at a_ in dust ri Admin 1.0 Login tb_admin Username password L og in val id Lo gi n va lid Lo gi n v a lid Lo gi n va lid Da ta ,ko or di na t o bj ek p er tan ian Dat a _ beri ta Dat a, ko or di na t o bj ek p et er na kan Val id asi _ da ta _a dm in Da ta _a dm in Da ta ,k o or d in at ob je k in du s tri In fo _d at a_ be rita In fo _ da ta _i nd ust ri In fo_ da ta_ p et e rna k a n In fo _ da ta_ pe rt a nia n d at a_ spa tial _ e k sistin g In fo _ d at a_ pa sar _ tra di s ion al Dat a, koo rdin at o bj ek p asar In fo _d at a_ kecam at an Dat a _ke c a m a ta n L ogi n vali d Login valid In fo_ dat a_ ja la n d at a _j al an In fo_ da ta _kat eg or i Da ta _ka te go ri L og in vali d Da ta _ka teg or i 10.0

Olah Kategori Data_kategori Tb_kategori

Dat a_ kat eg or i Da ta _ k a te go ri L og in vali d tb_jalan d at a_ ja la n tb_desa

Gambar 4. DFD level 1

5. Menu web admin

webSIG

Kecamatan Jalan Pertanian Peternakan Industri Pasar Berita

view tambah edit hapus

Kategori Logout


(3)

6. Menu web visitors

webSIG

Home Profil Berita Detail Peta Pertanian Peternakan Industri

Detail Berita

Lihat Info dan Photo

Lihat Info dan Photo

Lihat Info dan Photo

Gambar 6. Architecture visitors menu.

2.8 Implementation

The software used on computer

systems in building GIS Web site

identification potential of this region is as follows:

1. Windows XP Profesional SP 2 Operating

System.

2. XAMPP for local internet and building

database.

3. Macromedia Dreamweaver 8 for coding.

4. Adobe Photoshop for editing pictures.

5. Map Info Profesional 9

6. Arc View 3.0

7. Ekstensi Opensvgmapserver101

8. Internet Explorer sebagai browser.

9. SVG Viewer as plugin to read geometry

data.

1. Basic map display that will be

registered

Gambar 7. Basic Map

2. View map of registration and digitasi

Gambar 8. Map of the registration and digitation

3. GIS database conversion results from. TAB to ESRI format (. Shp)


(4)

4. GIS database conversion results from ESRI format to mysql format.

Gambar 10. GIS database mysql

5. Main page view visitors.

Gambar 11. Page index visitors.

6. Potential pageviews

Gambar 12. Potential page

7. View map detail page

Gambar 13. Halaman deatil peta

8. View info object map

Gambar 14. Page info map

9. View admin manu


(5)

3. RESULTS AND DISCUSSION 3.1 Potential Areas GIS Facilities

Information system built has the following capabilities :

a. Produce distribution map of the location of

agricultural commodities, livestock and industrial objects with other supporters such as roads, district boundaries and the location of the traditional markets that

affect the potential for commodity

distribution activities.

b. Classification map to produce agricultural

commodities, livestock, and industry data and attributes of potential objects on the map and can be accessed directly from these maps.

c. Produce maps of distribution range of

these commodities.

d. Produce maps of areas not yet have the

potential.

e. Can make a joint analysis of various data

to produce a conclusion or a result of geographic analysis.

3.2

Specifications Software

WebSIG will run normally on the following software specifications:

a. Windows Operating System

b. Internet Eksplorer with SVG ViewerIE

c. Or Mozilla Firefox with SVG

ViewerFirefox

SVG (Scalable Vector Graphics) is the standard format document provided to create vector based graphics content over the web. With the concept of this vector, the resulting display can be arranged and processed by sekalanya graphics computing, so if you do the enlargement process (zoom) the result is good.

3.3 How it Works GIS

GIS connects a set of map elements with attributes in the unit known as "layers". Examples of layers such as rivers,

buildings, roads, marine, administrative

boundaries, forest and others.Collection of

these layers

forms the basis of GIS data. Thus, the database design is essential in GIS to

determine the effectiveness and efficiency of feedback processes, management, and GIS output.

Gambar 16. How Its work GIS

4. CONCLUSIONS AND

RECOMMENDATIONS 4.1 Conclusions

1. System builders to provide a picture area

of potential distribution in Garut regency with a web-based so that the potential of Garut region can be known by the public and in addition we can know which areas have the potential dominant and which areas are not.

2. With the geographic information system

is the potential spread of information can be obtained quickly and can produce output in the form of digital maps.

3. In this system a database of each object

maps can be updated by admin in accordance with the needs and real data for data to be more up to date and quite helpful for people or investors who want to develop the potential and quite helpful in planning activities and distribution of commodities, the potential.

4. With the presentation of spatial data by

mapping its non-spatial data in this system, making each other better integrated data.

4.2 Recommendations

1. Adding entity or other tables that support

other than the entity that is available in this system will make the system more efficient.


(6)

2. Because of the limited tools that are owned by me in building a geographic information system is expected for the future in terms of map registration made more than four reference point, as well as using GPS to find the point with a jump directly into the field to the value of the error can be more accurate coordinates in minimal.

3. In the spatial data processing is expected

to be further improved where the admin can directly manipulate the spatial data not only point data alone.

5.

REFERENCES

[1]. Andri Heryandi, S.T. Aplikasi Database

Berbasis Web.pdf, Diktat Aplikasi

Teknologi Online.

[2]. Hakim, Lukmanul (2008), Membongkar

Trik Rahasia Para Master PHP,

Lokomedia, Yogyakarta.

[3]. Heryanto, Imam, Raharjo,Budi (2008), Memahami Konsep SQL dan PL/SQL di

Oracle,Informatika, Bandung.

[4]. Riyanto, Indelarko, Prilnali (2006),

Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi

Geografis Berbasis Dekstop dan Web,

Yogyakarta.

[5]. Jogiyanto, H. M., Analisis dan Desain

Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi

Offset, Jakarta, 1989.

[6]. Prahasta, E., 2001. Konsep-konsep Dasar

Sistem Informasi Geografis. CV.

Informatika, Bandung.

[7]. http://www.wikipedia.net, akses