Permasalahan Tujuan Manfaat Sejarah Aluminium

ditentukan dengan standar pada pengoperasian awal start-up pot reduksi. Pada saat pot beroperasi secara normal akan terjadi pembentukan kriolit yang dipengaruhi oleh reaksi tertentu yang tetrjadi di dalam pot reduksi. Pembentukan kriolit dipengaruhi oleh reaksi antara Na 2 O dengan aluminium flourida AlF 3 . Senyawa AlF 3 juga termasuk bahan baku penunjang yang ditambahkan ke dalam pot reduksi dengan tujuan untuk menjaga keasaman bath dan merupakan bahan yang dituangkan secara manual jika AlF 3 kurang di dalam bath. Oleh karena itu, bahan baku alumina secara langsung mempengaruhi reaksi yang terjadi antara Na 2 O dengan AlF 3 . Melalui reaksi tersebut akan diperoleh perbandingan serta perhitungan untuk mrengetahui berapa banyak AlF 3 yang bereaksi dengan asumsi Na 2 O yang terdapat dalam alumina. Untuk spesifikasi Na 2 O sendiri memiliki persentase konsentrasi yang berbeda-beda pada setiap bahan baku yang masuk ke dalam pabrik reduksi, meskipun demikian standar Na 2 O harus tetap sesuai dengan yang diinginkan untuk proses elektrolisa di tungku reduksi agar pembentukan kriolit di dalam pot tetap stabil Kelvin,1994. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat menjadi suatu alasan bagi penulis untuk menentukan : “Pengaruh Konsentrasi Natrium Dioksida Dalam Alumina Terhadap Konsumsi Aluminium Fluorida pada Bath Tungku Reduksi Di PT Inalum.

1.2 Permasalahan

Universitas Sumatera Utara Berapa banyak jumlah aluminum fluorida AlF 3 yang bereaksi dengan berbagai konsentrasi natrium dioksida Na 2 O yang terkandung di dalam bahan baku alumina Al 2 O 3 .

1.3 Tujuan

a. Untuk menentukan berapa jumlah aluminium fluorida yang bereaksi dengan konsentrasi Na 2 O yang berbeda. b. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara konsentrasi Na 2 O dengan aluminium fluorida

1.4 Manfaat

Dengan diketahui berapa banyak aluminium fluorida yang bereaksi dengan Na 2 O pada konsentrasi yang berbeda yang terkandung di dalam bahan baku alumina sehinga komposisi bath untuk AlF 3 bisa ditentukan dan proses elektrolisa dapat berlangsung secara maksimal. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Aluminium

Aluminium ditemukan kira – kira sekitar 160 tahun yang lalu dan dimulai produksi skala industri sekitar 90 tahun yang lalu. Berikut sejarah perkembangan tentang penemuan aluminium : . Davis,1993 1. Pada tahun1782, seorang ilmuwan Perancis bernama Lavoiser telah menduga bahwa aluminium merupakan logam yang terkandung di dalam alumina, 2. Pada tahun 1807, ahli kimia Inggris bernama Humphrey Davy berhasil memisahklan alumina secara elektrokimia logam dan yang diperoleh dari pengujian tersebut adalah aluminium, 3. Pada tahun 1821, biji sumber aluminium ditemukan di Perancis Selatan, tepatnya di kota Lesbaux, yang dinamakan bauksit, 4. Pada tahun 1825, ahli kimia Denmark, Osted berhasil memisahkan aluminium murni dengan cara memanaskan aluminium khlorida dengan kalium amalgam dan kemudian memisahkan merkuri dengan cara destilasi, 5. Pada tahun 1886, mahasiswa Oberlin College di Ohio, Amerika Serikat bernama Charles Martin – Hall menemukan dengan cara melarutkan alumina dalam lelehan kriolit pada temperature 960 C dalam bentuk kotak Universitas Sumatera Utara uang dilapisi logam karbon dan kemudian melewatkan arus listrik melalui ruang tersebut. Cara ini dikenal dengan proses Hall – Heroult, karena ini terjadi pada tahun yang sama dengan seorang berkebangsaan Perancis yang bernama Paul Heroult, 6. Pada tahun 1888, ahli kimia Jerman Karlf Josef Bayer menemukan cara memperoleh alumina dari bauksit secara pelarutan kimia. Sampai saat ini cara Bayer masih digunakan untuk memproduksi alumina dari bauksit secara industri dan disebut dengan proses Bayer.

2.2. Aluminium