Orbitrasi Jarak Dari Pusat Pemerintahan Gampong . Sejarah Penemuan Gunung Emas di Desa Panggong Kecamatan Krueng Sabee.

Krueng Sabee. Paska Tsunami jumlah penduduk menjadi berkurang dan saat ini hari ke hari semakin bertambah. a. Kondisi Geografis.  Banyak curah hujan : Bayak  Ketinggian tanah dari permukaan laut : 3,50 Meter  Suhu udara rata-rata : Sedang  Topografi dataran rendah, tinggi, pantai : Daratan rendah

b. Orbitrasi Jarak Dari Pusat Pemerintahan Gampong .

- Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 0,5 km - Jarak pasar terdekat : 100 m - Jarak rumah sakit umum : 6 km - Jarak SPBU : 6 km - Jarak dari ibu kota Kabupaten kota : 6km - Jarak dari Ibu Kota Provinsi : 164 km

c. Batas Wilayah Gampong.

- Gampong Mon Mata di sebelah Utara - Gampong Datar Luas di sebelah Timur - Samudra Hindia di sebelah Barat - Gampong Kabong di sebelah Selatan

4.1.3. Keadaan Sosial .

Banyak lembaga yang member baebagai bantuan ekonomi setelah tsunami cenndrung menggeser nilai social budaya. Beberapa pekerjaan untuk kepentingan public pembersihan saluran,perbaikan jalan,dan pembersihan lingkungan yang dulu dilakukan lewat kegiatan gotong royong kini mulai bergeser atau sudah Universitas Sumatera Utara mulai menghilang tidak pernah ada sama sekali. Persoalan social dalam masyarakat setelah tsunami antara lain muncul gesekan kepentingan internal dibagian masyarakat yang mulai mementingkan diri sendiri demi memperoleh berbagaibentuk bantuan. Kurang berjalan aktifitas social budaya,setelah tsunami juga dikarnakan sebagian fasilitas social budaya yang terdapat didalam gampong hancur. Tabel 1. Kelompok Sosial Masyarakat No NAMA KELOMPOK STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN 1. Wirit Yasin Ketua : Wakil: Sekt : Bend : Setiap hari jum’at dan saat khanduri di rumah masyarakat 2. Marhaban Ketua: Wakil: Pada acara Peucicap turun anak bayi ke airdan acara lainya di masyarakat Universitas Sumatera Utara 3. Dalail Khairat Ketua : Anggota: Masyarakat yang sudah terdaftar Setiap malam jum’at dan saat khanduri di rumah masyarakat 4. PKK Ketua I: Ketua II: Ketua III: Ketua IV: Sekretaris: Bendahara: Membantu Acara – acara pesta dan kegiatan gampong – gampong. Sumber : Geutjhik Gampong

4.1.4. Keadaan Ekonomi.

Demikian pula di sektor ekonomi produktif. Warga Gampong Keude Krueng Sabee memiliki sektor usaha ekonomi dan pedagangan, misalnya, usaha – usaha warung, jual beli hasil pertanianperkebunan, usaha perdagangan, usaha menjahit, pertukangan, lahan pertanian. Gampong Keude Krueng Sabee adalah salah satu gampong diantara 17 Gampong yang ada dalam wilayah kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya yang terletah di pusat pemerintahan kecamatan. Sebahagian mata pencaharian penduduk sebagian besarpedangang, petani. Universitas Sumatera Utara Namun terkadang masyarakat juga memiliki mata pencaharian variatif ganda, hal ini desebabkan oleh faktor kesempatan kerja dan tidak pempunyai pekerjaan tetap, apabila sedang ada peluang bekerja di proyek bangunan mereka menjadi tukang atau buruh. Berikut ini disajikan jenis Kegiatan Sosial Masyarakat dalam kehidupan sehari- hari: Tabel 2. Kegiatan sosial masyarakat. Jenis Pekerjaan Pra KonflikTsunami Jumlah Jiwa Persen Kondisi Usaha 1 2 3 4 1. Petani  Petani Pangan  Petani Perkebunan 591 367 224 37,9 31,3 6,7 Belum Aktif Perlu peningkatan setengah aktif 2. Peternak  Peternak Unggas  Peternak Besar kambing- Lembu, Kerbau. 6857 11 10,4 8,7 1,6 Kurang Aktif 3. Nelayan - - Aktif Universitas Sumatera Utara  Toke bangku  Nelayan Anak Pukat  Petani Petambak 10 - - 0,3 - - 4. Pegawai negeri 34 2,5 Aktif 5. Tukang 10 1,5 Aktif 6. Pedagang 60 9,0 Aktif 7. Sopir 9 1,3 Aktif 8. Buruh 53 8,1 Aktif Sumber : Profil Gampong Untuk mendukung kegiatan sosial budaya ekonomi masyarakat, Gampong Keude Krueng Sabee ini didukung beberapa jenis fasilitas antara lain sebagai berikut: Tabel 3. Fasilitas umum No Jenis Fasilitasi Jumlah unit Penggunaan 1. Gedung Pemerintah 1 Unit - Balai Gampong Kantor Gampong 2. Fasilitas Ibadah Agama 1 Unit 1 Unit - Mesjid - Meunasah Universitas Sumatera Utara 3. Fasilitas Pendidikan 1 Unit 1 Unit - TPA - Gedung PKM 4. Fasilitas Ekonomi 5 Unit - Teratak milik Gampong di sewakan untuk kegiatan di rumah masyarakat 5. Fasilitas Olah Raga 1 unit 1 Unit - Lapangan Bola Kaki - Lapangan Volly 6. Fasilitas Pelayanan Umum 1 Unit 1 Unit 1 Unit - PolingamPolindes - Gedung PKK - Kantor Pemuda Sumber : Geutjhik Gampong Hubungan pemerintah dengan masyarakat yang terjalin baik,juga menjadi kekuatan Gampong Keude Krueng Sabee dalam pengelolaan pemerintahan dan kemasyarakatan. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari adanya administrasi pemerintahan gampong yang cukup baik, serta berfungsinya struktur pemerintahan Gampong itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 4.1.5.Kondisi Pemerintahan Gampong. 4.1.5.1. Pembagian Wilayah Gampong. Gampong Keude Krueng Sabee terletak di daerah pinggiran sungai krueng sabee dan dipusat kecamatan krueng sabee, adapun pembagian wilayah gampong tersebut dipecah menjadi 3 tiga Dusun yaitu : 1. Dusun Makmur 2. Dusun Kembang 3. Dusun Manggis Universitas Sumatera Utara

4.1.6. Struktur Organisasi Pemerintahan Gampong a. Pemerintahan Gampong

Struktur Pemerintahan Gampong Keude Krueng Sabee Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Keujrun Blang Ibrahim Tuha Adat - Pawang Laot Mahlem Saidi Harian Peukan Akop. Ar Petua Seunubok Baharuddin Kadus Kembang Mahyuddin musa Kadus Makmur Syarifuddin . SP Kadus Manggis

M. Sayed. YS

S ekretaris Gampong Asril Kaur Percn Pemb Aiyu fatria Kaur Kesra saipunda Kaur Pemerintah an Mohd. fadli Ketua PKK Nurliza Ketua Pemuda bakri Bendahara Gampong Safril Geutjhik Julianto Hakim Perdamaian Tgk. Tuha Peut Fuadi. AB Imeum Meunasah Tgk. Abdullah. A Universitas Sumatera Utara

b. Struktur Tuha Peut Struktur Tuha Peut

Gampong Keude Krueng SabeeKecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Sekretaris Tuha Peut Syarifah Nur Anggota Tuha Peut

1.. Sarong Haba

2. M. Dahlan. A.Ma.Pd

3. Safriani. A. Ma

4. Jumaidi

5. Baharuddin

6. Asnawi. S

7. Azhari. HS

8. Iriani Aka

Ketua Tuha Peut Fuadi. AB Berdasarkan: UU PA No 11 Tahun 2006 Universitas Sumatera Utara 4.1.7. Potensi DanMasalah. 4.1.7.1.Potensi. Potensi adalah ketersediaannya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terdapat di Gampong Keude Krueng Sabee, untuk proses pengembangan pembangunan dan pemeliharaan lingkungan.

4.1.7.2. Potensi Sumber Daya Alam.

Dengan dukungan luas Gampong yang mencapai 78,800 hektar dengan beberapa kawasan yang dapat diindentifikasi sebagai potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel potensi Gampong berikut ini: Tabel 4. Potensi sumber daya alam Jenis LuasUnit Keterangan Sawah 46 ha Setengah aktif Lahan Pertanian 6 ha Setengah aktif Ladang 20 ha Setengah Aktif Kebun 5 ha Tanaman keras durian, Mangga dan rambutan Perkampungan 16 ha Total keseluruhan pemukiman penduduk Rawa-Rawa 8 ha Rawa- rawa yang tidak digarap Universitas Sumatera Utara Sumber : Koordinator Statistic Kecamatan KKS Krueng Sabee 4.1.7.3.Potensi Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia Gampong Keude Krueng Sabee pada dasarnya jika dilihat dari segi pendidikan terutama tingkat pendidikan terakhir sangatlah rendah. untuk tingkat dasar dan menengah ada sedikit peningkatan dalam minat belajar. Ini dapat kita lihat dari banyak nya anak-anak usia sekolah yang melanjutkan pendidikannnya di luar daerah. Potensi aparatur di Gampong Keude Krueng Sabee pada saat ini berjalan dengan baik, minat kerja masyarakat Gampong Keude Krueng Sabee sangatlah tinggi, menurut ketrampilan dan keahlian dibidangnya masing-masing. Walaupun tidak banyak yang memiliki ketrampilan yang khusus, namun mereka terus berusaha apa yang bisa mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat kita lihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5. Potensi sumber daya Manusia Jenis Pekerjaan Pra KonflikTsunami Jumlah Jiwa Persen Kondisi Usaha 1 2 3 4 1 Petani a. Petani Pangan b.Petani Perkebunan 591 367 37,9 31,3 Belum Aktif Perlu peningkatan Universitas Sumatera Utara 224 6,7 setengah aktif 2 Peternak  Peternak Unggas  Peternak Besar kambing- Lembu, Kerbau. 6857 11 10,4 8,7 1,6 Kurang Aktif 3 Nelayan  Toke bangku  Nelayan Anak Pukat  Petani Petambak - 10 - - - 0,3 - - Aktif 4. Pegawai negeri 34 2,5 Aktif 5. Tukang 10 1,5 Aktif 6. Pedagang 60 9,0 Aktif 7. Sopir 9 1,3 Aktif 8. Buruh 53 8,1 Aktif Sumber : Profil Gampong

4.1.8. Masalah.

Sesuia hasil pada forum Musrembang dalam upaya menggagas masa depan Gampong untuk 5 lima tahun kedepan, dapat diindetipikasi 6 enam Universitas Sumatera Utara issue permasalahan Gampong yang di rangking berdasarkan jumlah masukan yang terbanyak peserta musyawarah, tingkat kemampuan gampong yang didasarkan atas kondisi, eksistensi serta dampak positif yang ditimbulkan akibat pembangunan tersebut. Keepat permasalahan tersebut dikelompokan ke bidang- bidang sebagai berikut : 1. Sektor Infrastuktur sarana dan prasarana 2. Pendidikan 3. Sosial Budaya 4. Bidang Pertanian 5. Ekonomi 6. Pelayanan Umum Ada beberapa sector tersebut ada beberapa masalah yang sangat mendasar dan perlu penanganan yang baik di Gampong Keude Krueng Sabee : 1. Usaha yang di jalankan oleh masyarakat pada umumnya skala kecil yaitu jual beli kebutuhan sehari-hari, pada umumnya memeiliki persoalan yang sama yaitu keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha nya ke arah yang lebih baik. 2. Pada umumnya semua sumber daya alam yaitu areal perswahan penduduk belum bisa dimamfaatkan secara maksimal di karenakan kodisi areal sawah belum di bersihkan atau masih di penuhi oleh sampah Tsunami. 3. Beberapa wilayah pemeukiman warga tergenang banjir disaat musim hujan tiba, hal ini di karenakan belum adanya saluran pembauangan air Drainase di areal pemukiman tersebut, sehingga kondisi ini bisa Universitas Sumatera Utara selain menggenangi perumahan juga dapat menimbulkan dampak lain seperti wabah penyakit. 4. Dalam pelaksanaan roda pemerintahan, para aparatur Gampong masih bekerja tanpa ada imbalan dan upah jeriha payah dalam bentuk apapau, sehingga hal ini di khawatirkan akan menurunkan motivasi dan kinerja aparatur Gampong dalam memberikan pelyanan kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara

4.2. Karakteristik Informan.

Informan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian ini, yang merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini, peneliti membagi informan dalam beberapa kategori yaitu informan dengan kategori berdasarkan strata pemilik modaltoke, pengurus koperasi, anggota koperasi dan juga tokoh adat, tujuanya adalah untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran penemuan gunung emas di Desa Panggong, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya. Untuk lebih jelasnya maka peneliti akan mendeskripsikan karakteristik informan sebagai berikut: 4.2.1.Informan Berdasarkan Struktur di Koperasi Pertambangan Pesahoe Rakan 1. Kepala Koperasi Bapak M. Yusuf Adet. Bapak M. Yusuf Adet yang sering dipanggil pak yusuf ini lahir pada tahun 1954, di desa Keude Krueng Sabe. Pak Yusuf adalah masyarakat asli desa Keude Krueng Sabee. Semenjak lahir bapak Yusuf sudah tinggal di daerah tersebut. Ibu pak Yusuf orang asli dari desa tersebut sedangkan ayah pak Yusuf berasal dari Kecamatan Panga tetapi masi satu Kabupaten. Pak yusuf adalah seorang petani, pendidikan terakhir pak yusuf hanyalah tamatan SMA. Pada saat itu tamatan SMA sudah hebat apalagi yang kuliah sudah sangat hebat. Kebanyakan teman-teman seangkatan pak Yusuf hanya tamatan SD. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya kurangnya biaya, dan malas untuk bersekolah. Kalau pak Yusuf suka bersekolah malahan inggin menyambung sampai kuliah, tetapi apa boleh buat kedua orang tua pak Yusuf tidak mampu membanyar kuliah pak Yusuf. Pak Yusuf menikah pada tahun 1980, dan memiliki tiga orang anak. Anak pak yusuf semuanya berjenis kelamin laki-laki. Anak-anak pak Yusuf sedah besar-besar semua dan dua orang anak pak yusuf sudah menikah dan mempunyai anak. Dua orang anak pak Universitas Sumatera Utara Yusuf tersebut tidak tinggal lagi bersama pak Yusuf, mereka tinggal dirumah sendiri dan dirumah orang tua istrinya. Sedangkan anak terakhir pak Yusug masi kuliah simester 6 di universitas syiah kuala Banda Aceh, dia juga menetap di Banda Aceh. Sehingga pak Yusuf tinggal berdua dengan sang istri, tetapi anak-anaknya yang sudah menikah masi sering datang kerumah dikarenakan mereka juga masi tinggal di daerah kampung tersebut dan anak terakhirnya juga pulang disaat ada libur dikarenakan jarang yang tidak terlalu jauh hanya butuh waktu 3 sampai 4 jam saja dari Banda Aceh ke Krueng Sabee. Pak yusuf menjadi ketua koperasi pesahoe rakan sejak awal koperasi itu dibuka pada tahun 2010. Pak yusuf di pilih menjadi ketua koperasi atas dasar kesepakatan bersama antara penggurus koperasi dan donatur koperasi. Dengan berkerja dikoperasi pesahoe rakan sebagai ketua koperasi dapat menambah penghasilan pak Yusuf selain hasil dari bertani. pak Yusuf juga berkerja di sawah sendiri yang luasnya 1hektar selain itu pak Yusuf juga memiliki kebun sawit seluas 2 hektar, dan karet 1 hektar.

2. Sekretaris Koperasi Bapak Yudika Hasmara.

Bapak Yudika Hasmara adalah seorang sekretaris koperasi pesahoe rakan. Pak Yudika Hasmara yang akrab dipanggil yudika atau bang Yudika dikarenakan masi tergolong muda, dipilih sebagai sekretaris koperasi berdasarkan kesepakatan bersama juga. Bang Yudika lahir di desa keude Krueng Sabee pada tahun 1984. Pendidikan terakhir bang Yudika hanya sampai SMK, bang Yudika sengaja memilih sekolah kejuruan agar tidak lagi melanjutkan kuliah, karena bang Yudika lebih senang berkerja, padahal orang tuanya sanggup untuk membiayai kuliahnya. Bang Yudika termaksud anak muda yang giat berkerja demi menghidupi keluarganya. Bang Yudika sudah menikah sejak tujuh tahun yang lalu dan dikaruniai dua orang anak. Anak bang Yudika yang pertama duduk dikelas 1 SD dan yang kedua belum bersekolah. Jadi demi keluarganya bang Yudika mengerjakan apa saja selagi dia mampu Universitas Sumatera Utara dan bisa, dimana ada proyek yang bisa dia kerjakan pasti dia ikut bergabung, meskipun diluar daerah dia tetap semangat untuk berkerja, walaupun pulang malam asalkan mendapatkan rezeki yang halal. Apalagi semenjak koperasi pesahoe rakan tidak aktif lagi semenjak pertengahan 2013, bang yudika selalu mencari pekerjaan diluar daerah untuk menambah penghasilannya. Penghasilan bang Yudika perbulan lumayan besar, mencapai 4 jutaan, tetapi kalau lagi tidak ada kerjaan dan tidak ada rezekinya dibawah 3 jutaan. Untuk kekayaan pribadi, bang yudika hanya memiliki rumah pribadi yang sederhana, dan dua kereta saja dari jeripayahnya sendiri selama ini.

3. Bendahara Koperasi Pesahoe Rakan Jefriansyah.

Bendahara koperasi pesahoe rakan yang bernama pak Jefriansyah. Sebenarnya bukanlah orang asli desa Keude Krueng Sabee. Pak jefri asli orang Banda Aceh dan lahir di Banda Aceh pada tahun 1980. Pak Jefriansyah yang sering di panggil pak Jefri, pindah ke desa tersebut karena mengikuti sang istri yang pindah kerja dan sebelumnya pak Jefri dan istrinya sempat tinggal di Meulaboh juga dikarenakan perkerjaan istrinya dan akhirnya pada tahun 2006 istrinya di tempatkan di desa tersebut kebetulan juga istrinya adalah asli penduduk desa tersebut. Pak jefri juga hanya tamatan SMA, dan tidak mau melanjutkan kuliah karena malas dan inggin mencari kerja, padahal kedua orang tuanya cukup mampu untuk membiayai kuliahnya. Pak Jefri menikah pada tahun 2003 sebelum stunami dan memiliki dua orang anak, anak pertama pak Jefri laki-laki dan anak kedua pak Jefri perempuan. Anak pertama pak Jefri duduk dikelas 5 SD dan yang kedua duduk dikelas 2 SD. Selain menjadi bendahara dikoperasi pesahoe rakan, pak Jefri membuka usaha sendiri yaitu usaha warung kopi dan kedai kecil-kecilan untuk menambah penghasilannya. Penghasilan pak Jefri dalam sebulan mencapai 3 juta keatas kalau lagi untung kalau tidak Universitas Sumatera Utara dibawah 3 juta. Itu hanya penghasilan dari kedai kopi dan kedai kecil-kecilannya saja belum termaksud dari koperasi, kalau termaksud penghasilan dari koperasi pak Jefri mendapatkan 5 juta lebih dalam sebulan. Semenjak fakumnya koperassi pada awal 2013 pak Jefri tidak menerima lagi gaji dari koperasi, ya semua itu di karenakan hasil gunung emas yang semakin menurun.

4.2.2. Informan Berdasarkan Strata pemilik modaltoke 1. Bapak Amrizal.

Sebelum tsunami bapak Amrizal adalah seorang petani. Kehidupannya sangat sederhana dengan berpenghasilan yang sangat pas-pasan untuk makan sehari-hari. Pak Amrizal menikah pada tahun 2005 setelah stunami. Disaat baru menikah pak amrizal masi tinggal di rumah mertuanya dikarenakan pak amrizal belum sanggup membangun rumah sendiri. Pak Amrizal tiga orang anak, ketiga anak pak Amrizal semuanya berjenis klamin perempuan, dan anak pak Amrizal yang pertama masi kelas 4 SD, yang kedua TK dan yang ke tiga masi belum sekolah. Pak Amrizal adalah salah satu orang yang berhasil dalam menggambil emas di pertambangan emas tersebut dan sekarang menjadi toke yang memiliki 8 orang pekerja. Pak Amrizal menceritakan tentang kehidupannya sebelum dia bekerja mengambil emas tersebut. Kata pak Amrizal “Kehidupan saya dulu dengan sekarang sangat jauh berbeda karena hasil dari pertambangan emas tersebut sangat besar dari pada hasil menanam padi. Dan walaupun menambang bukan pekerjaan yang mudah.’ Pak Amrizal mulai pertama kali mengambil emas pada tahun 2009. Pada saat itu pak Ambrizal bekerja sendiri. Setiap harinya pak Ambrizal mengambil batu emas satu atau 2 goni untuk di bawa pulang dan diproses menjadi emas. Setelah batu-batu itu di proses dengan alat-alat yang sederhana pak Ambrizal mendapat 1 sampai 3 mayam emas setiap Universitas Sumatera Utara harinya. Dan emas itu di jual ke toko-toko emas terdekat yang satu mayamnya dihargai 1 sampai 3 juta dan hasil dari penjualan itu pak Amrizal kumpulkan sampai akhir 2009. Pada awal 2010 di saat uangnya sudah banyak terkumpul dan di jadikan modal. Barulah pak Amrizal mencari orang kerja agar dapat membantu dia untuk menggambil batu emas dan memproses nya menjadi emas. Dan pak Amrizal juga membeli alat-alat yang akan digunakan untuk memudahkan mengolah batu-batu tersebut menjadi emas. Pak Ambrizal sekarang dapat mempekerjakan 8 orang, 7 orang dari luar yaitu dari bogor dan jawa dan 1 orang dari daerah sendiri. Pak Amrizal lebih banyak memperkerjakan orang dari luar daerah dikarena mereka lebih mengerti tentang mengambil dan menggelola batu emas tersebut, dan menurut pak Ambrizal orang yang dari daerah luar kerjanya lebih giat dari pada orang dari daerah sendiri. Pada tahun 2010 juga pak Amrizal menyuruh para pekerjanya menjadi anggota koperasi. Adapun sistem pembayaran pekerja yaitu dengan cara presentase atau membagi hasil 60 untuk pengusaha 40 untuk pekerja. Dari hasil 60 tersebut pengusaha keluarkan lagi untuk, koperasi dan semua biaya untuk keperluan pekerja misalnya untuk makan sehari-hari, pengobatan dan rokok. Setelah mendapatkan pekerja dalam empat bulan mereka terus mengambil batu emas dan memperoleh hasil sebanyak 60 karung batu emas setelah di proses mendapatkan emas sebesar 3 kilo 3 ons dan di jual ketoko emas. Dari hasil tersebut pak Amrizal baru berinvestasi dengan membeli kebun sawit seluas 100 hektar, mendirikan pabrik padi, tetapi kurang berjalan dikarenakan kurangnya petani yang menggolah padinya, di karenakan banyak petani sudah beralih pekerjaan menjadi penambang dan lahan pertanian pun tidak seluas dulu sebelum terjadinya tsunami dan pak Amrizal pun mendirikan sebuah rumah yang berkonsep mini malis yang sangat nyaman dari pada rumah sebelumnya. Universitas Sumatera Utara Menurut pak Amrizal kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar tersebut sudah meningkat dari sebelumnya. Dikarenakan tidak hanya orang-orang yang bekerja di penambangan aja yang mendapatkan hasil tetapi orang-orang yang bekerja di sektor-sektor lain juga di untungkan. Seperti usaha penjualan sembako, sorum-sorum kereta, bengkel, dan toko-toko bangunan. Pak Amrizal juga mengatakan “dengan ada atau di temukannya pertambangan emas tersebut sangat membawa dampak baik untuk kehidupan perekonomiannya dan perekonomian masyarakat di sekitar. Bahkan bukan saja orang yang dari daerah kampong sendiri yang mengambil emas tersebut melainkan banyak orang-orang yang bukan penduduk kampong tersebut yang mengambil emas tersebut. Dan banyak yang sudah berhasil. Tetapi tidak sedikit juga yang tidak berhasil dan tidak mendapatkan apa-apa dari pengambilan emas di pertambangan tersebut, di karenakan lokasinya kurang tepat dan tidak ada mengandung emasnya dan cara pengambilan orang kerja ada orang kerja kurang giat dan ada yang kuran g ahli didalam mengebor batu.” Pak Ambrizal sempat berenti dari bulan agustus sampai awal November 2012 untuk mengambil emas di karenakan tidak adanya dana untuk menggaji para pekerja, semua uang dari hasil penambangan sebelumnya sudah digunakan untuk investasi masa depan dan membuat rumah. Dan awal September 2012 pak Ambrizal melanjutkan lagi setelah mendapatkan uang dari usaha yang lainnya dan bisa membiayai para pekerja lagi. Tetapi sangat disayangkan dari awal tahun 2013 gunung emasnya tidak seperti tahun 2009- 2011, sekarang hasil gunung emasnya sudah sangat berkurang. Sehingga banyak toke-toke yang sudah bangkrut.

2. Bapak M. Nazar

Pak M.Nazar adalah salah satu orang yang berhasil dalam pengambilan emas di gunung ujen dan sekarang menjadi toke yang memperkerjakan orang untuk menggambil Universitas Sumatera Utara emas. Dia memiliki seorang istri yang bernama Rita Anggraini dan satu orang anak bernama Nazuwa Dwi Azzahra yang masi berumur 5 lima tahun. Pak Nazar berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga dia hanya bersekolah sampai SD saja dan tidak melanjutkan lagi sekolah karena tidak adanya biaya. Dia ingin mengubah nasibnya menjadi lebih baik dari yang dulu. Tetapi tetap saja setelah dia menikah dan punya keluarga pun dia masi hidup pas-pasan dengan gaji dari kened mobil angkutan barang kurang lebih sebesar 600.000 ribu perbulan. Pada tahun 2009 setelah terjadinya tsunami di Aceh dan di temukannya pertambangan emas di gunong ujen, dia langsung beralih pekerjaan, yaitu mengambil emas digunung ujen. Pertama dia mengetahui bahwa di tempat tersebut ada pertambangan emas karena sudah banyak orang yang menggambilnya dan sudah sukses. Akhirnya dengan modal yang sangat sedikit dia tekat mengambil emas tersebut sendiri dengan niat agar dapat menggubah kehidupannya agar lebih baik lagi. Dan dia pun berhenti menjadi kened mobil angkutan barang. Setiap harinya pak Nazar menggambil satu karung kecil batu emas dan di bawa pulang dengan kereta untuk diproses menjadi emas. Setelah diproses menjadi emas pak Nazar mendapatkan hasil 10 ons. Pak Nazar tidak kecewa walaupun mendapatkan emas hanya sedikit. Pak Nazar terus berusaha dan bekerja keras hingga pertengahan tahun 2009 pak Nazar mendapatkan modal dari hasil emas yang dia kumpulkan selama beberapa bulan. Dengan uang 10 juta rupiah pak Nazar mencoba mencari tenaga kerja sebanyak 4 empat orang dari daerah sendiri dan pak Nazarnya sebagai pengawasnya. Dengan empat orang pekerja pak Nazar mendapatkan hasil dari emas tersebut sebesar 500 juta. Dengan dana tersebut pak Nazar menambah pekerja sebanyaka empat orang lagi sehingga menjadi delapan orang dan cari pengawas dua orang dari daerah lain. Dan pada tahun 2010 para pekerja pak Nazar menjadi anggota koperasi. Universitas Sumatera Utara Pak Nazar mengatakan “dari yang sebelum-sebelumnya pada awal tahun 2010 lah saya mendapatkan hasil yang sangat banyak yaitu mendapatkan emas sebanyak 50 kg dan saya terus menambah tenaga kerja dari delapan orang menjadi tiga puluh orang. Dan akhirnya sekarang saya mendapatkan hasil mencapai angka miliyaran. Sekarang saya sudah mempunyai tujuh puluh orang tenaga kerja. Hasil yang semulanya tidak pernah saya fikirkan”. Sekarang pak Nazar menjadi orang yang sangat sukses dan berhasil dalam menggelola pertambangan emas tersebut. Dari hasil tersebut pak Nazar telah membuat toko tiga pintu di Banda Aceh, membuat rumah seharga 1,8 miliyar, POM bensin yang hamper beroprasi, menyumbang untuk koperasi dan membangun sebuah pabrik emas bersama pengusaha lainnya yang bernama PT. Ujung Sumatra dengan dana 45 miliyar. Pabrik ini bias menggolah, Emas, Besi, perunggu dan timah. Menurut pak Nazar “pertambangan emas ini akan bertahan lama dikarenakan luasnya mencapai 1000 ha sedangkan lokasi yang sudah menjadi usaha koperasi untuk pertambangan rakyat hanya 30 ha. Selebihnya mungkin dapat digunakan untuk generasi selanjutnya, tetapi sekarang hasil yang saya dapatkan tidak seperti dulu lagi, dikarenakan sekarang hasil drai pertambangan mulai berkurang, sehingga POM bensin saya juga harus ditunda dulu”.

4.2.3. Anggota Koperasi Pesahoe Rakan. 1. Jahidin.

Bapak Jahidin adalah seorang pria yang berusia 49 tahun, Beliau lahir pada tahun 1965 di Suka Bumi, dan pada tahun 2010 pak Jahidin ikuti temannya pergi ke Aceh untuk menjadi seorang penamang emas di gunong ujen. Pada saat itu pertambangan emas di Aceh Jaya lagi sangat heboh dan banyak hasilnya, sehingga banyak toke-toke Aceh yang Universitas Sumatera Utara mencari pekerja di daerah jawa dikarenakan mereka lebih mengerti dalam hal mengambil dan menggelola emas. Bapak Jahidin hanya memperoleh pendidikan sampai SMA, beliau tidak melanjutkan keperguruan tinggi karena masalah keuangan. Orang tua pak Jahidin tidak mampu membiayai pak Jahidin sampai keperguruan tinggi. Padahal pak Jahidin ingin sekali menjadi seorang guru SD. Semenjak tamat SMA pak Jahidin membantu kedua orang tuanya di kebun milik swasta selain itu pak Jahidin juga berkerja sebagai kuli bangunan. Dan pada usia 25 tahun pak Jahidin mengambil keputusan untuk menikah, dari pernikahan tersebut pak Jahidin memiliki 2 orang anak, kedua anak pak Jahidin berjenis klamin perempuan. Sekrang anak pak Jahidin sudah kuliah dan satunya lagi masi SMP. Pak Jahidin ingin kedua anaknya mendapat pendidikan sampai sarjana Pekerjaan sehari-hari bapak jahidin adalah sebagai penambang emas. Selain dari itu pak Jahidin tidak ada perkerjaan sampingan, dikarenakan tidak ada waktu untuk mencari kerjaan sampingam. Dalam mengambil dan mengelola pertambangan emas di butuhkan waktu yang lumayan lama. Bisa sampai dua minggu di atas gunung. Jadi Pak Jahidin tidak sempat mencari perkerjaan sampingan. Selama berada di aceh pak Jahidin sangat jarang pulang kekampungnya. Bahkan disaat lebaranpun pak Jahidin jarang pulang. Pak jahidin hanya mengirimkan uang untuk istri dan anaknya. Uang yang dihasilkan pak Jahidin pun tidak menentu, tergantung dari hasil emas yang pak Jahidin dan teman-temannya peroleh. Di saat tidak untung batu emas yang sampai ratusan karung pun tidak mengandung emas, dan kalau kejadiannya seperti itu, pak Jahidin dan teman-temannya hanya dapat uang jajan, dan makan saja, tanpa gaji. Universitas Sumatera Utara

2. Ahmad.

Bapak Ahmad lahir pada tahun 1971 di Timpleng, dan menikah pada usia 28 tahun. Sebelum menikah pekerjaan sehari-hari pak Ahmad adalah sebagai petani dan mengerjakan apa yang bisa dilakukan, seperti menjadi tukang, menjual ikan. Setelah menikah pak Ahmadsemakin semangat untuk mencari penghasialan yang lebih, untuk membahagiakan istri dan anak-anaknya. Pada saat gunung emas di Aceh jaya lagi heboh-hebohnya di seluruh penjuru Aceh, pak Ahmad pun tertarik untuk mencoba keberuntungan itu. Tetapi pak Ahmad tidak punya modal untuk membiayai perkerja dan pak Ahmad takut untuk memulainya dengan modal seadanya. Biarpun ramai yang berhasil tetapi tidak sedikit juga yang gagal dan akhirnya harus menjual apa yang mereka punya. Dan pada suatu hari pak Ahmad mendengar cerita dari orang-orang yang duduk d kedai kopi, bahwa banyak toke-toke emas yang mencari seorang asisten untuk mengontrol para pekerja dari luar daerah dan kebanyakan toke-toke emas tidak ingin yang mengontrol orang dari luar daerah. Akhirnya pak Ahmad mencari tau tentang semua kabar tersebut dan akhirnya pak Ahmad berkerja sebagai asisten toke yang menggontrol semua kegiatan penambang melalui temannya yang berada di Desa Keude Krueng sabe. Pak Ahmad berharap dengan berkerja sebagai asisten toke bakal mendapat keuntukan atau gaji yang besar untuk anak dan istrinya. Pak Ahmad memiliki satu orang anak berjenis kelamin laki-laki yang saat ini masi duduk dikelas 3 SMA. Pak Ahmad memiliki satu unit kendaraan bermotor, 1 hektar sawah dan kebun. Pada awalnya Pak Ahmad banyak mendapat keuntungan dari perkerjaannya sebagai asisten toke, tetapi 2 tahun belakangan ini keuntungan pak Ahmad mulai berkurang di akibatkan hasil dari gunung emas yang berkurang.dampak dari kurangnya hasil dari gunung emas bukah hanya dirasakan oleh pak Ahmad tetapi juga dirasakan oleh Universitas Sumatera Utara para penambang dan toke2 gunung emas lainnya. Tetapi selain perkerjaan itu pak Ahmad tidak memiliki pekerjaan lain. Pak Ahmad dan semua para toke dan penambang masi berharap mendapatkan hasil yang besar dari gunung emas seperti tahun-tahun sebelumnya.

3. Bapak Rustandi.

Bapak Rustandi adalah seorang pria yang lahir pada tahun 1960, saat ini usia beliau 55 tahun. Keberadaan bapak Rustandi di Desa Keude Krueng Sabee, sudah sejak tahun 2011. Bapak Rustandi menikah ketika dia berusia 25 tahun, dari pernikahannya tersebut bapak Bandi dikaruniai 4 orang anak. Anak pertama sampai anak ketiga bapak Rustandi telah menikah, sedangkan anak keempat bapak Rustandi masi kuliah. Pekerjaan sehari-hari bapak Rustandi adalah sebagai penambang emas dengan naik keatas gunung untuk mengambil batu emas yang sampai mengginap diatas gunung selama berhari-hari. Dari pekerjaan tersebut, penghasilan bapak Rustandi tidak menentu, bahkan terkadang dia harus meminjam uang kepada tokenya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dikampung. Bapak Rustandi hanya tamatan SD, bapak Rutandi tidak melanjutkan sekolahnya karena malas dan juga kedua orang tuanya tidak mampu untuk membayar sekolah pak Rustandi kejenjang yang lebih tinggi lagi. Belajar dari pengalaman masa lalu, sekarang pak Rustandi tidak ingin amak-anaknya putus sekolah, biarpun begitu anak pertama sampai ketiga pak Rustandi hanya tanatan SMA, yang laki-laki tidak ingin melanjutkan kuliah karena ingin berkerja, yang perempuan tamata SMA langsung menikah. Sekarang pak Rustandi hanya berharap pada anak perempuan terakhirnya agar dapat menyelesaikan kuliahnya. Dikampung pak Rustandi memiliki kebun sawit seluas kurang lebih 2 hektar. Selama pak Rustandi di Aceh yang menggurus kebun kelapa sawit anak keduanya. Istri Universitas Sumatera Utara pak Rustandi hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi dengan keahliannya membuat kue beliau membuat kue untuk di jual ke kedai-kedai dekat rumah agar mendapat tambahan penghasilan

4.2.4. Tokoh Adat. 1. Ushari.

Bapak Ushari adalah seorang tokoh adat di Desa Keude Krueng sabee. Pak Ushari lahir pada tahun 1952 di Teunom, kabupaten Aceh Jaya. Ayah dari pak Ushari berasal dari kecamatan Teunom, sedangkan ibu bapak Ushari berasal dari kec. Krueng sabee, dari semenjak mereka menikah dan sampai umur pak Ushari 3 tahun mereka menetap di Teunom, dan setelah umur pak Ushari umur 3 tahun barulah kedua orang tua pak Ushari pindah ke Desa Krueng Sabee. Pak Ushari menikah pada tahun 1975 dan dari pernikahan tersebut pak Ushari dikaruniai 2 orang anak, satu laki-laki satu perempuan. Kedua anak pak Ushari sudah berkerja dan berumah tangga. Walaupun anak-anak nya sudah berkerja dan bisa membiayai pak Ushari, tetap saja pak Ushari tidak ingin menyusahkan anak-anaknya. Pak Ushari berkerja sebagai wirausaha, pak Ushari juga membuka bengkel mobil dan juga mengurus kelapa sawit miliknya sendiri. Dalam sebulan pak Ushari mendapat penghasilan 3.500.000 bahkan lebih, apalagi di saat panen kelapa sawit untungnya sangat lumayan. Pak Ushari juga memiliki rumah sendiri kereta dan mobil. Pak Ushari dianggap sebagai ketua adat oleh masyarakat dikarenakan sudah lama tinggal di daerah tersebut dan pak Ushari juga mengetaui tentang desa Keude Krueng Sabee. Pak Ushari dianggap sebagai tokoh adat setelah ke jadian Stunami, sebelum kejadian stunami tokoh adatnya bukanlah pak ushari. Pak Ushari juga mengetahui tentang penemuan gunung emas di Desa Panggong, Kec, krueng sabee, Kab. Aceh Jaya, serta hal- hal yang berkaitan dengan gunung emas. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Sejarah Penemuan Gunung Emas di Desa Panggong Kecamatan Krueng Sabee.

Awalnya yang menemukan gunung emas di Desa Panggong adalah warga kebangsaan asing yaitu warga dari Belanda. Pada saat itu banyak galian-galian yang dibuat belanda dalam mengambil batu emas tersebut. Menurut cerita masyarakat desa Keude Krung sabee “Dulu disaat Belanda melakukan survey pertama kalinya untuk mengetahui apakah digunung tersebut terdapat emas. Belanda melihat induk emas seperti berbentuk bebek, setiap digali induk emas tersebut berpindah-pindah tempat, dan belanda menggali di tempat bebek itu berdiri, dan akhirnya galian tersebut menjadi anak sungai yang diberi nama Aly Talo.” Pada tahun 1990 masuklah orang yang berkebangsaan asing ke Desa Krueng Sabee. Mereka mendirikan sebuah PT yang di berinama PT.KTR Kuta raja Tembaga Rakyat. Sekitar tahun 1997 pengeboran di lakukan oleh PT.KTR, untuk melakukan pengeboran tersebut mereka memperkerjakan orang kampung. Beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 2000 terjadilah konflik aceh, sehingga PT.KTR tersebut tutup dan mereka mundur karena terjadi konflik. Setelah kejadian konflik Aceh, pada pertengahan bulan mei 2008, setelah terjadinya tsunami, datanglah seorang pengusaha yang berinisial H.N berasal dari nagan raya, yang berpura-pura mensurvey emas di tempat tersebut. Dia mengambil batu yang mengandung kadar emas secara ilegal dengan mengupah masyarakat kampung untuk berkerja menggali yang batu di gunong ujen. Pada saat itu masyarakat kampung belum mengetahui bahwa batu tersebut mengandung kadar emas. H.N mengatakan kepada masyarakat bahwa dia ingin mensyurve batu itu, untuk mengetahui apakah batu tersebut menggandung emas atau tidak, dengan berjanji kepada warga kampung seandainya batu Universitas Sumatera Utara itu terkandung emas dia akan memberi tahu kepada mereka. Tetapi kenyataannya setelah dia mengetahui bahwa di dalam batu tersebut mengandung biji emas dia tidak memberitahukan ke pada masyarakat di kampung tersebut. Tidak lama setelah itu pada bulan agustus tahun 2008 H.N ditangkap oleh polisi karena tindakannya yang mengambil emas secara diam-diam dan telah membohongi warga kampung. Pada saat H.N ditangkap baru lah masyarakat mengetahui bahwa didalam batu tersebut terdapat biji emas, lalu barulah mereka mengambil batu tersebut bersama-sama. Saat itu masyarakat belum pandai dalam menggelola batu emas untuk dijadikan emas dengan menggunakan alat moderen, pada saat itu masyarakat masi menggunakan lesung besi untuk memecahkan batu gunung yang mengandung emas, mengayak halus dan mendulang secara manual. Tiga bulan kemudian datanglah orang bogor memperlihatkan cara pemakaian golondong dan memakai air raksa atau air perak yang disebut dengan kimia mekuri. Di dalam mengelola pertambangan emas masyarakat daerah sekitar dan masyarakat aceh lainnya berkerja sama dengan masyarakat dari luar kota. Dikarenakan masyarakat pribumi kurang berpengalaman dan mengerti tentang mengelola pertambanagan emas sehingga mereka berkerja sama dengan masyarakat luar kota, mereka harus menyatu dalam mengelola pertambangan emas agar mendapat hasil yang baik. Walaupun dalam berkerja sering terjadi konflik antara mereka, tetapi mereka tetap menahan emosi atau keegoisan dari diri mereka masing masing dan mencoba menyatukan pikiran walaupun sulit, semua itu di lakukan untuk kelancaran dalam mengelola pertambangan emas dan agar mendapatkan hasil. Orang-orang yang berkerja untuk menggali tambang emas tersebut berasal dari luar kota, seperti orang bogor, Bengkulu dan banten dikarenakan mereka lebih Universitas Sumatera Utara berpengalaman dalam mengambil tambang emas tersebut dan ada juga orang pribumi. System kerjan dan pembayarannya yaitu dengan bagi hasil dengan yang berkerja. Untuk toke 60 persen dan para pekerja 40 persen. Sekarang pengambilan emas sudah dikelola oleh koprasi gunong ujen. Area yang dikelola oleh koperasi ± 1000 hektar. Alat-alat dalam pengambilan emas di tambang emas yaitu menggunakan pahat dan bor beton, setelah diambil dengan bor lalu di pecahkanperti jagung dengan menggunakan palu, dan baru dimasukkan kedalam glondongan digiling sampai jadi tepung atau lumpur lalu dimasukkan mekuri atau air raksa dan baru kelihatan emas nya yang tertempel di air raksa. Lalu emas tersebut dijual di took-toko mas terdekat tetapi belum berbentuk perhiasan. Tetapi sangat disayangkan peran pemerintah belum ada atas pengambilan emas tersebut. Adapun cara yang digunakan masyarakat Desa Krueng Sabee ataupum masyarakat dari desa lainnya dalam mengelola batu emas menjadi emas adalah sebagai berikut : 1. Bongkahan batuan yang mengandung emas berbentuk bongkahan yang berdiameter 10 sd 20 cm dihancurkan dengan menggunakan palu menjadi bentuk seperti kerikil kira-kira berdiameter 1 cm. Universitas Sumatera Utara 2. Kemudian batu kerikil emas dimasukkan kedalam glondongan melalui lubang atas kira-kira setengah volume glondongan. 3. Kedalam glondongan dimasukkan juga batu yang berdiameter kira-kira 15 cm sebanyak 15 sd 20 buah batu. Batu sebaiknya dipilih yang keras tidak mudah pecah karena disini batu berfungsi untuk menghancurkan kerikil emas, bentuknya juga harus yang membentuk bulat dan padat, jangan yang bersudut dan bergelombang. 4. Kemudian tambahkan air kira-kira ¾ glondongan. 5. Selanjutnya glondongan ditutup dan di kencangkan dengan baut, antara tutup atas dan badan glondongan dilapisi dengan karet agar tidak bocor dan tutup glondongan bawah yang berupa baut juga dikencangkan. 6. Glondongan diputar dengan menggunakan mesin diesel selama kira-kira 7 jam sampai menjadi lumpur. Universitas Sumatera Utara 7. Setelah menjadi lumpur, glondongan dihentikan putarannya dan dimasukkan air mercury air raksa kedalam glondongan sebanyak 1 kg. Semakin banyak mercury yang masuk semakin baik karena mercury menjadi media untuk menangkap serbuk emas di dalam lumpur yang ada di dalam glondongan. 8. Setelah mercury dimasukkan, glondongan kembali di hidupkankan selama 1-2 jam. Sampai serbuk emas akan menempel dan bersenyawa dengan mercury. 9. Setelah 1-2 jam glondongan dihentikan, siapkan loyang karet atau loyang plastik yang kuat diletakkan dibawah tutup glondongan bawah, lalu siapkan air selang yang mengalir tidak boleh yang bertekanan tinggi yang penting mengalir karena grafitasi. 10. Keluarkan batu satu persatu dari tromol, bersihkan batu dengan air dan tumpahannya arahkan masuk kembali ke dalam tromol jangan sampai terbuang karena lumpur yang menempel di batu diperkirakan mengandung mercurydan butiran emas. 11. Buka tutup tromol bawah, alihkan lumpur dan mercury dalam tromol kedalam loyang, semprot bagian dalam tromol sampai bersih. 12. Setelah lumpur dan mercury semua tertampung dalam loyang, pisahkan mercury dari lumpur dengan cara menyemprot lumpur dalam loyang sehingga lumpur meluap keluar bersama air karena lumpur ringan, dan mercury tertinggal di loyang karena mercury berat. Universitas Sumatera Utara 13. Pindahkan mercury yang di loyang kewadah yang lebih kecil, siapkan saringan dari bahan kain payung yang memiliki lubang yang sangat kecil 14. Saring mercury dengan kain payung untuk memisahkan serbuk emas dari mercury. Serbuk emas tertahan di kain payung sedangkan mercury keluar melalui pori-pori atau lubang kain payung. 15. Selanjutnya serbuk emas yang masi berwarna abu-abu diletakkan di dalam kana wadah yang terbuat dari tanah liat sebesar baskomshall 6” ditaburi tawas dan dan dibakar dengan api bertekanan sampai cair. Tawas berfungsi untuk melindungi serbuk emas supaya tidakbeterbangan saat di semprot dengan api bertekanan. 16. Kemudian setelah serbuk emas cair, didinginkan kembali hingga mengeras dan berbentuk bulat pipihbulat gepeng diangkat dengan pinsetpenjepit di celupkan ke dalam air. 17. Proses pembuatan emas selesai dan kita lihat bentuk dan warana emas yang bulat pipih berwarna kuning mengkilat sangat indah.

5.2. Sejarah Berdirinya Koperasi Pertambangan Emas Pesahoe Rakan