Proses Sosial. KAJIAN PUSTAKA

b. Koperasi simpan pinjam: jas anggota ditentukan oleh jumlah pinjaman anggota pada koperasi. Semakin sering dan bayak meminjam pada koperasi maka semakin besar pula anggota itu mendapatkankan jasa. SHU jasa anggota peminjaman= � �� �� � � � � � � � � × pinjaman anggota Perhitungan SHU ini sangat penting dilakukan karena kemajuan koperasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kesungguan pengurus koperasi dalam melaporkan masalah keuangan koperasi. Untuk itu peneliti mencoba untuk melakukan observasi tentang pelaksanaan ini di lapangan. Selain dari penjelasan SHU juga perlu dijelaskan mengenai: a. Bidang aadminitrasi dan pembukuaan b. Bidang keanggotaan c. Bidang pembinaan koperasi d. Mamfaat koperasi

2.3. Proses Sosial.

Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu, sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Secara garis besar, proses sosial bisa dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu proses sosial yang asosiatif, dan proses sosial yang disosiatif. Dari kedua bentuk proses sosial tersebut, yang dibahas dalam penelitian ini hanya proses sosial asosiatif karena proses asosiatif merupakan proses yang mengindikasikan adanya gerak pendekatan dan penyatuan. Gerak pendekatan atau penyatuan ini sangat dibutuhkan dalam kerja sama mengelola potensi alam yang Universitas Sumatera Utara ada di Desa keude Kreung Sabee selain itu kerja sama antara lembaga-lembaga yang ada dalam stuktur masyarakat desa tersebut juga merupakan hal yang penting dalam mengelola koperasi Pesahoe Rakan. Proses sosial yang asosiatif yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu kooperasi atau kerja sama bentuk kelembagaan. Kooperasi merupakan perwujudan minat dan perhatian orang untuk berkerja bersama-sama dalam suatu kesepahaman, sekalipun motifnya sering atau bisa tertuju kepada kepentingan diri sendiri. Bentuk-bentuk kerja sama dapat kita jumpai dalam kelompok dan masyarakat manusia mana pun, baik pada kelompok-kelompok yang kecil maupun pada satuan-satuan kehidupan yang besar. Pada dasarnya, proses sosial yang namanya kooperasi itu selalu sudah diperkenalkan kepada setiap anak manusia sejak kecil, ketika dia masih hidup dalam keluarga orang tuanya. Dalam keluarga-keluarga, dan juga dalam komunitas-komunitas tradisional yang keci- kecil, bentuk-bentuk usaha kooperasi itu mungkin masih sederhana saja. Akan tetapi, didalam masyarakat nasional atau kota yang serba kompleks, jalinan kooperasi itu tidak bisa lagi di bilang sederhana. Di dalam kelompok-kelompok kecil seperti keluarga dan komunitas- komunitas tradisional proses sosial yang namanya kooperasi ini cenderung bersifat spontan. Inilah kooperasi yang terbentuk secara wajar di dalam kelompok- kelompok yang disebut kelompok primer. Di dalam kelompok-kelompok ini individu-individu cenderung membaur diri dengan sesamanya di dalam kelompoknya. Di dalam kelompok-kelompok primer yang kecil dan bersifat tatap Universitas Sumatera Utara muka seperti ini, orang perorangan cenderung lebih senang bekerja dalam tim selaku anggota tim daripada bekerja sendiri sebagai perorangan. Berbeda halnya dengan kooperasi yang terjadi di dalam kelompok- kelompok skunder, kooperasi yang ada di dalam kelompok sekunder itu lebih bersifat di rencanakan secara rasional dan sengaja daripada bersifat spontan atau berlandaskan emosi solidaritas. Kelompok-kelompok yang sedikit banyaknya bersifat terencana dan diatur, dan pada umumnya bersifat tatap muka. Segala bentuk kerja sama antara lembaga-lembaga yang ada dalam stuktur sosial masyarakat Desa Keude Krueng Sabee merupakan contoh kerja sama kelompok sekunder seperti: organisasi pemerintahan, organisasi sosial, pendidikan dan agama. Kerja sama dalam organisasi-organisasi ini tidak hanya akan melibatkan beberapa individu setempat saja, akan tetapi karena luas dan meluasnya akan melibatkan individu-individu lain di tempat-tempat yang jauh yang melintasi batas-batas daerah seperti kerjasaa dalam mengelola pertambangan emas di Desa Keude Krueng Sabee yang terdiri dari individu-individu dari daerah lain yang punya pengalam dalam mengelola tambang emas tersebut.

2.4. Interaksi Sosial.