Pengolahan Data Data Sekunder

66 dan data-data yang berkaitan dengan pelayanan gizi untuk pasien. Selain itu, dalam penelitian ini juga membutuhkan data hasil rekam medis medical record untuk mendapatkan data tentang gangguan pencernaan.

4.13. Pengolahan Data

4.13.1. Data Coding Sebelum dimasukkan ke komputer, dilakukan proses pemberian kode pada setiap variabel yang telah terkumpul untuk memudahkan dalam pengolahan selanjutnya. Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data bentuk angka bilangan berfungsi untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengkodean sebagai berikut. 1. Sisa Makanan Pada variabel sisa makanan, hasil ukur berupa persentase dari hasil penimbangan sisa makanan. 2. Keadaan psikis Hasil dari variabel keadaan psikis didapat dari jawaban kuesioner dengan nomor pertanyaan dari F1 hingga F7. Skor berkisar antara 0-3 untuk masing-masing item pertanyaan. Intepretasi untuk masing-masing skor adalah: Skor 0 = subjek tidak pernah mengalami pengalaman yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi Skor 1= subjek kadang-kadnag memiliki pengalaman yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi 67 Skor 2 = subjek sering memiliki pengalaman yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi Skor 3 = subjek selalu memiliki pengalaman yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi. Setelah menjumlahkan skor pada masing-masing item sesuai jawaban yang diberikan subjek, maka diperoleh total skor untuk masing-masing subskala. Berikut merupakan inetpretasi dari total skor ada masing-masing subskala Caninsti, 2007. 0-7 = tanda adanya gangguan berupa kecemasan dan depresi normal 8-10 = tahap munculnya sugesti pada masing-masing subskala Borderline Abnormal 11-21= mengindikasi adanya kecemasan atau depresi Abnormal Dengan demikian, hasil ukur variabel keadaan psikis dibagi menjadi 3, yaitu Kode 0 = jika abnormal memiliki total skor 11-21 Kode 1 = jika borderline abnormal memiliki total skor 8-10 Kode 2 = jika normal memiliki total skor 0- 7 3. Kebiasaan Makan Variabel kebiasaan makan dapat dilihat jawaban pasien terhadap susunan makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makanan yang ada di kuesioner. a. Susunan Makanan Subvariabel susunan makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor A1. Pada variabel susunan makanan, hasil ukur dibagi menjadi 4 dan diberi skor: skor 0 = Tidak lengkap Jika hanya mengkonsumsi makanan pokok dengan lauk hewani atau makanan pokok dengan lauk nabati skor 1 = Kurang lengkap Jika mengkonsumsi makanan pokok, lauk pauk, dan sayuran 68 skor 2 = Lengkap Jika mengkonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah skor 3 = Sangat lengkap Jika mengkonsumsi makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah, dan susu Selanjutnya, hasil akhir susunan makanan ini kemudian dibagi menjadi 2 kelompok untuk memudahkan analisis, yaitu Kode 0 = tidak sesuai Jika responden memiliki susunan makanan tidak lengkap atau kurang lengkap atau responden memiliki skor ≤ 1 Kode 1 = sesuai, jika responden memiliki susunan makanan lengkap atau sangat l engkap atau responden memiliki skor ≥2 b. Jumlah makanan Variabel jumlah makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor B1 hingga B 5. Untuk setiap pertanyaan akan diberi skor 1 jika jawaban sesuai dengan kriteria, dan diberi skor 0 jika jawaban tidak sesuai dengan kriteria. Pada variabel jumlah makanan, hasil ukur dibagi 2 dengan kode: Kode 0 = tidak sesuai, jika total skor 5 atau jawaban responden tidak sesuai dengan kriteria Kode 1 = sesuai, jika total skor = 5 atau jawaban responden sesuai dengan kriteria c. Frekuensi Makan Variabel frekuensi makanan dilihat dari jawaban kuesioner nomor C1. Pada variabel frekuensi makanan, hasil ukur dibagi menjadi 2 dengan kode: 69 Kode 0 = tidak sesuai, jika frekuensi makan 3x atau 3x dalam sehari Kode 1 = sesuai, jika frekuensi makan = 3x sehari Selanjutnya, variabel kebiasan makan responden dikatakan sesuai, jika pasien memiliki susunan makanan yang lengkap, jumlah makanan yang sesuai, dan frekuensi makan sesuai dengan yang ditetapkan oleh rumah sakit. Dengan demikian, dilakukan penjumlahan terhadap sub variabel susunan makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makanan sehingga total skor sama dengan 3. Hasil ukur dari variabel kebiasaan makan ini kemudian dibagi menjadi 2 dan diberi kode: Kode 0 = tidak sesuai, jika total skor 3 Kode 1 = sesuai, jika total skor = 3 4. Gangguan pencernaan Variabel gangguan pencernaan dilihat berdasarkan hasil rekam medis. Selanjutnya data ini dituliskan ke dalam kuesioner nomor D1. Pada variabel ini, hasil ukur dibagi menjadi 2 dengan kode: Kode 0 = ada, jika pasien mengalami salah satu dari gangguan pencernaan Kode 1 = tidak ada, jika pasien tidak mengalami gangguan pencernaan 5. Status kehamilan Variabel status kehamilan dilihat berdasarkan jawaban kuesioner nomor E1. Pada variabel ini, hasil ukur dibagi menjadi 2 dengan kode: 70 Kode 0 = ya, jika pasien sedang dalam masa kehamilan Kode 1 = tidak, jika pasien tidak dalam masa kehamilan 6. Penampilan makanan Variabel penampilan makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor H1 sampai H4. Setiap pertanyaan memiliki skor. Skor 1 = sesuai, Jika nilai yang diberikan responden ≥ median Skor 0 = tidak sesuai, jika nilai yang diberikan responden median a Warna Makanan Variabel rasa makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor H1. Pertanyaan memiliki skor: 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median b Bentuk Makanan Variabel bentuk makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor H2. Pertanyaan memiliki skor: 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median c Porsi Makanan Variabel rasa makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor H4. Pertanyaan memiliki skor: 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median 71 d Penyajian Makanan Variabel penyajian makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor H5. Setiap pertanyaan memiliki skor: 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median 7. Rasa makanan Variabel rasa makanan terdiri dari aroma, bumbu, konsistensi, keempukan, dan temperatur makanan. Variabel ini dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor I1 sampai I5. Setiap pertanyaan memiliki skor. a Aroma Makanan Variabel armoa makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor I1. Pertanyaan memiliki skor: 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median b Bumbu Makanan Variabel Bumbu makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor I2. Pertanyaan memiliki skor: 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median c Konsistesi Makanan Variabel konsistensi makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor H3. Pertanyaan memiliki skor: 72 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median d Keempukan Makanan Variabel keempukan makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor I3. Setiap pertanyaan memiliki skor: 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median e Temperatur Makanan Variabel temperatur makanan dapat dilihat dari jawaban kuesioner nomor I6. Pertanyaan memiliki skor: 1. Skor 1 = Jika nilai yang diberikan responden ≥ median 2. Skor 0 = jika nilai yang diberikan responden median 8. Makanan dari luar rumah sakit Makanan dari luar rumah sakit di ketahui dengan cara wawancara mengenai konsumsi makanan dari luar rumah sakit selama sehari. Variabel makanan dari luar rumah sakit dilihat dari pertanyaan nomor G1, kemudian diberi skor : skor 0 = Jika mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit sebanyak 3x skor 1 = Jika mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit sebanyak 2x skor 2 = Jika mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit sebanyak 1x skor 3 = Jika tidak mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit Selanjutnya, variabel makanan dari luar rumah sakit dikelompokan menjadi 2 dan diberi kode : 73 Kode 0 = Sering Jika skor 1 Kode 1 = Tidak Sering jika skor ≥ 1 4.13.2. Data Editing Penyuntingan data yang dilakukan sebelum proses memasukkan data 4.13.3. Data Entry Proses memasukkan data ke dalam program atau fasilitas analisis data. setelah dilakukan pengkodean dan editing, selanjutnya melakukan proses entry data atau proses memasukkan data menggunakan computer sesuai dengan pengkodean yang telah ditetapkan. 4.13.4. Data Cleaning Proses akhir dari pengolahan data yaitu menghilangkan data-data dari proses entry data yang tidak diperlukan, merapihkan semua proses pengolahan data, sebelum dilakukan analisa data. 4.14. Analisis 4.14.1. Analisis univariat

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang berhubungan dengan adanya sisa makanan biasa pada pasien rawat inap di kelas III RSUD Pirngadi Medan

20 222 99

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DJATIROTO LUMAJANG

7 30 154

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PASIEN BANGSAL RAWAT INAP RSUD SALATIGA Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

0 1 18

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

1 2 5

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PASIEN BANGSAL RAWAT INAP Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

0 2 16

FAKTOR – FAKTOR INTERNAL PASIEN YANG Faktor – Faktor Internal Pasien Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsud Kajen Kabupaten Pekalongan.

0 0 18

(ABSTRAK) FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD KOTA SEMARANG.

0 0 3

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD KOTA SEMARANG.

0 4 97

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN

0 1 25

Faktor-faktor yang berhubungan dengan adanya sisa makanan biasa pada pasien rawat inap di kelas III RSUD Pirngadi Medan

0 0 14