KLASIFIKASI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI.

II.8.2 KLASIFIKASI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI.

Tujuan utama dari adanya alat Transformator Distribusi dalam sistem tenaga listrik adalah untuk mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke sejumlah pelanggan atau konsumen. Pada Tabel 2.1 berikut ini adalah klasifikasi pelanggan listrik yang dilayani oleh PLN : Tabel 2.1 Klasifikasi Beban Pelanggan Listrik PLN Beban Yang Dilayani No Golongan Tarif Batas Daya 1 S-1 TR 220 VA 450 VA 900 VA 1300 VA 2200 VA TARIF S Sosial 2 3 4 5 6 S-2 TR S-2 TR S-2 TR S-2 TR S-2 TR 2200 VA sd 200 KVA S-3 TM 200 KVA 1 R-1 TR sd 450 VA 2 R-1 TR 900 VA 3 R-1 TR 1300 VA 4 R-1 TR 2200 VA 5 R-2 TR 2200 VA – 6600 VA TARIF R Perumahan 6 R-3 TR 6600 VA 1 B-1 TR sd 450 VA 2 B-1 TR 900 VA 3 B-1 TR 1300 VA 4 B-1 TR 2200 VA 5 B-2 TR 2200 VA sd 200 KVA TARIS B Bisnis 6 B-3 TM 200 KVA 1 I-1 TR sd 450 VA 2 I-1 TR 900 VA 3 I-1 TR 1300 VA TARIF I Industri 4 I-1 TR 2200 VA Universitas Sumatera Utara 5 I-1 TR 2200 VA sd 14 KVA 6 I-2 TR 14 KVA sd 200 KVA 7 I-3 TM 200 KVA 8 I-4 TT 30000 KVA TARIF P Perkantoran 1 2 3 4 5 P-1 TR P-1 TR P-1 TR P-1 TR P-1 TR sd 450 VA 900 VA 1300 VA 2200 VA 2200 VA sd 200 KVA P-2 TM 200 KVA P-3 TR LPJU Keterangan : S = Pelanggan Listrik Sosial R = Pelanggan Listrik Perumahan B = Pelanggan Listrik Bisnis I = Pelanggan Listrik Insdustri P = Pelanggan Listrik Perkantoran TR = Tegangan Rendah TM = Tegangan Menengah TT = Tegangan Tinggi LPJU = Lampu Penerangan Jalan Umum Berikut ini jenis-jenis spesifikasi umum dari Transformator Distribusi yang sering digunakan : Spesifikasi Umum Tegangan Primer Transformator Distribusi Universitas Sumatera Utara Tegangan primer sesuai dengan tegangan nominal sistem pada jaringan tegangan menengah JTM yang berlaku dilingkungan ketenagalistrikan yaitu 6 KV dan 20 KV. Dengan demikian ada dua macam transformator distribusi yang dibedakan oleh tegangan primernya, yaitu : a. Transformator distibusi bertegangan primer 6 KV b. Transformator distribusi betegangan primer 20 KV Catatan : Pada sistem distribusi tiga phasa, 4 kawat, maka transformator phasa tunggal yang dipasang tentunya mempunyai tegangan pengenal KV KV 12 3 20  Spesifikasi Umum Tegangan Sekunder Transfomator Distribusi Tegangan sekunder ditetapkan tanpa disesuaikan dengan tegangan nominal sistem jaringan tegangan rendah JTR yang berlaku dilingkungan PLN 127 V 220 V untuk sistem phasa tunggal dan 127220 V dan 220380 V untuk sistem tiga phasa, yaitu 133231 V dan 231400 V pada keadaan tanpa beban. Dengan demikian ada empat macam transformator distribusi yang dibedakan oleh tegangan sekundernya, yaitu : a. Transformator distribusi bertegangan sekunder 133231 V b. Transformator distribusi bertegangan sekunder 231400 V c. Transformator distribusi bertegagan sekunder 133231 V dan 231400 V yang dapat digunakan secara serentak simultan. Catatan : Universitas Sumatera Utara Bilamana dipakai tidak serentak maka dengan bertegangan sekunder 231400 V daya transformator tetap 100 daya pengenal, sedang dengan tegangan sekunder 133231 V dayanya hanya 75 daya pengenal. d. Transformator distribusi bertegangan sekunder 133231 V dan 231400 V yang digunakan terpisah. Spesifikasi Umum Penyadapan Taping Transformator Distribusi Ada tiga macam penyadapan tanpa beban STB, yaitu : a. Sadapan tanpa beban tiga langkah : 21 ; 20 ; 19 KV b. Sadapan tanpa beban lima langkah : 22 ; 21 ; 20 ; 19 ; 18 KV c. Sadapan tanpa beban lima langkah : 21 ; 20,5 ; 20 ; 19,5 ; 19 KV Penyadapan dilakukan dengan pengubah sadapan komutator pada keadaan tanpa beban pada sisi primer. Catatan : Nilai-nilai tegangan sadapan, khususnya penyadapan utama principle tapping, adalah nilai-nilai yang bersesuaian dengan besaran-besaran pengenal arus, tegangan, daya. Spesifikasi Umum Daya Pengenal Transformator Distribusi Nilai-nilai daya pengenal tranformator distribusi yang lebih banyak dipakai dalam SPLN 8° : 1978 IEC 76 – 1 1976 seperti pada Tabel 2.2, sedang yang bertanda adalah nilai-nilai standar transformator distribusi yang dipakai PLN. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Nilai Daya Pengenal Transformator Distribusi KVA KVA KVA 5 6,3 8 10 12,5 16 20 25 31,5 40 50 63 80 100 125 160 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600 dst Spesifikasi Umum Rugi-rugi Transformator Distribusi Berbagai nilai dari rugi-rugi transformator distribusi menurut SPLN 50 tahun 1997 dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini : Tabel 2.3 Nilai Rugi-rugi Transformator Distribusi KVA Rating Rugi Besi Watt Rugi Tembaga Watt 25 50 100 160 200 315 400 680 800 1000 1250 1600 115 190 320 400 550 770 930 1300 1950 2300 2700 3300 700 1100 1750 2000 2850 3900 4600 6500 10200 12100 15000 18100 Universitas Sumatera Utara

BAB III HARMONISA

III.1. UMUM Dalam sistem tenaga listrik bolak-balik di Indonesia yang merupakan sistem listrik ideal dikatakan apabila bentuk gelombang tegangan dan arus yang disalurkan dan bentuk gelombang yang dihasilkan adalah merupakan gelombang sinus murni. Sistem tenaga listrik pada umumnya dirancang untuk beroperasi pada frekuensi 50Hz atau 60Hz, khusus di Indonesia menggunakan standar IEC International Electrotechnical Commision yaitu menggunakan frekuensi 50Hz. Dalam sistem tenaga listrik yang ideal, fungsi tegangan dan arus yang bergantung pada pada waktu t dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini: Fungsi tegangan, vt = V.sin ωt ………………..3.1 Fungsi arus,it = I.sin ωt ± φ . ………………….3.2 Dimana ω adalah kecepatan sudut dari gelombang periodik dan φ adalah beda sudut fasa antara gelombang arus dan tegangan. Sudut φ akan bertanda positif + jika arus mendahului tegangan dan negatif - jika arus tertinggal dari tegangan. Gambar 3.1 menunjukkan bentuk arus dan tegangan yang berdasarkan persamaan diatas. Gambar 3.1 Gelombang Arus dan Tegangan. Suatu kualitas daya listrik dikatakan baik bila frekuensi yang dihasilkan tetap konstan yaitu 50 Hz dan tegangan yang konstan, namun dewasa ini dengan Universitas Sumatera Utara