BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengalaman
Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Pengalaman merupakan guru yang
baik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan Notoadmodjo, 2005. Pengalaman dapat diartikan
juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa – peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang
berfungsi sebagai referensi otobiografi Syah, 2003.
B. Wanita Usia Subur
Menurut Hartanto 2002, wanita usia subur adalah wanita yang sudah mengalami haid yang berumur antara 20 - 35 tahun dan secara operasional termasuk
wanita yang umurnya kurang dari 20 tahun dan telah haid, atau wanita yang telah berumur lebih dari 35 tahun tetapi masih haid.
C. Kista Ovarium
1. Pengertian
Menurut Chyntia 2010 kista merupakan penyakit yang super halus, rumit dan unik, sebab keberadaannya mirip dengan kehamilan, di mana semua wanita mempunyai
resiko akan hadirnya penyakit ini. Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri yang ukuran normalnya sebesar biji kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan
telur yang masih muda atau follicle yang setiap bulannya akan membesar dan satu
Universitas Sumatera Utara
diantaranya membesar sangat cepat sehingga menjadi telur yang matang. Pada peristiwa ovulasi telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke rahim melalui
saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, follicle akan mengecil dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada
seorang wanita. Namun, jika terjadi gangguan pada proses siklus ini, maka kista pun akan terjadi.
2. Jenis dan Karakter Kista
Prawirohardjo 2002 menyatakan bahwa berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak
dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan
sifatnya. Menurut Mansjoer, et al 2000, kista ovarium neoplastik jinak diantaranya:
a. Kistoma Ovarii Simpleks Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan halus,
biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning. Penatalaksanaan dengan
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium. b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif
sehingga timbul perleketan kista dengan omentum, usus-usus, dan peritoneum parietale. Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus bertambah
Universitas Sumatera Utara
akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya
kista. c. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya unilokular, tapi jika multilokular perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi
tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba massa intraabdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.
d. Kista Dermoid Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal
berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan entoderm. Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya berupa cairan tapi juga ada
partikel lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat menjadi
ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah
karena torsi tangkai kista dermoid. Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga peritoneum. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama
seluruh ovarium. Menurut Prawirohardjo 2002, kista nonneoplastik terdiri dari:
a. Kista Folikel Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan
Universitas Sumatera Utara
membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya dengan diameter 1 – 1,5 cm.
Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di
dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen. Oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat
menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun dapat mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun menghilang. Umumnya, jika diameter
kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan menghilang sendiri.
b. Kista Korpus Luteum Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri korpus luteum persistens, perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dari pada kista folikel.
Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid,
berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan perdarahan yang berulang dalam
kista dapat menyebabkan ruptur. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan
kehamilan ektopik yang terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis. Penanganan kista korpus luteum
Universitas Sumatera Utara
ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan
ovarium. c. Kista Lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral
dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali
sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma,
ovarium mengecil spontan. d. Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Kista ini lebih banyak terdapat pada wanita
yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu
operasi. Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.
e. Kista Endometriosis Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis jaringan mirip dengan selaput
dinding rahim yang tumbuh di luar rahim menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena
berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama. Kista ini berasal dari sel-sel selaput
Universitas Sumatera Utara
perut yang disebut peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam
selaput perut melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini sangat khas karena
berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini
merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis. Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering
disebut kanker jinak. f. Kista Stein-Leventhal
Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-
Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terhadap gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi
oleh estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.
3. Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik