Pengetahuan Knowledge Sikap attitude

23 1. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non- fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi maupun politik. 2. Faktor internal, yaitu respons yang merupakan faktor dari dalam diri seseorang. Faktor internal yang menentukan seseorang merespons stimulus dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, segesti dan sebagainya. Dari penelitian-penelitian yang ada faktor eksternal merupakan faktor yang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku manusia karena dipengaruhi oleh faktor social dan budaya dimana seseorang itu berada Notoatmodjo,2007.

2.2.1. Pengetahuan Knowledge

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapin. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung atau orang lain yang sampai kepeda seseorang Notoatmodjo,2007 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Universitas Sumatera Utara 24 1. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minta, kondisi fisik 2. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana. 3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang didapat dari pendidikan Notoatmodjo,2007

2.2.2. Sikap attitude

Sikap merupakan reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk beraksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidak senangan seseorang terhadap sesuatu yang berasal dari pengalaman atau dari orang Universitas Sumatera Utara 25 yang dekat dengan kita. Sikap juga dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapi pengetahuan yang disertai kecenderungan bertindak dengan pengetauhan itu. Menurut Notoatmodjo 2007, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senangtidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan sebagainya. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb dalam saifuddin 2005, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok : 1. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi tehadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave Universitas Sumatera Utara 26 Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total atitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Menurut Purwanto 1999 sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak terhadap suatu obyek. Ciri ciri sikap Purwanto, 1999 adalah : 1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat-sifat biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat. 2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu. 3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dirumuskan dengan jelas. 4. Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. 5. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sikap menpunyai beberapa fungsi yang dibagi menjadi 4 golongan yaitu : Universitas Sumatera Utara 27 1. Sikap sebagai alat untuk menyesuaikan diri Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga menjadi mudah pula menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai penghubung orang dengan kelompok atau dengan anggota kelompok lainnya. 2. Sikap sebagai alat pengatur tingkah laku Pertimbangan dan reaksi pada anak dewasa dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsangan itu pada umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. 3. Sikap sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman Manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman secara aktif, artinya semua berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman diberi penilaian lalu dipilih. 4. Sikap sebagai alat pernyatan kepribadian Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang, ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan memilih sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Universitas Sumatera Utara 28

2.2.3. Tindakan atau Praktik Practice

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Pedagang Jajanan Makanan dan Minuman terhadap Penggunaan bahan tambahan pangan ( BTP) di Pusat Jajanan Pajak USU Padang bulan Medan Tahun 2012

5 103 83

Analisis Kandungan Zat Pewarna Sintetis Pada Makanan dan Minuman Jajanan di SDN Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangsel Tahun 2014

0 13 94

Kandungan Zat Pewarna Sintetis Pada Makanan dan Minuman Jajanan di SDN I-X Kelurahan Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

2 18 94

Pengetahuan, sikap, dan praktek gizi Sekolah Menengah Pertama terhadap Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada makanan jajanan

0 6 70

Pengetahuan, sikap, dan praktek gizi Sekolah Menengah Pertama terhadap Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) pada makanan jajanan

3 10 129

Gambaran Perilaku Pedagang Jajanan Makanan dan Minuman terhadap Penggunaan bahan tambahan pangan ( BTP) di Pusat Jajanan Pajak USU Padang bulan Medan Tahun 2012

0 0 12

Gambaran Perilaku Pedagang Jajanan Makanan dan Minuman terhadap Penggunaan bahan tambahan pangan ( BTP) di Pusat Jajanan Pajak USU Padang bulan Medan Tahun 2012

0 0 2

Gambaran Perilaku Pedagang Jajanan Makanan dan Minuman terhadap Penggunaan bahan tambahan pangan ( BTP) di Pusat Jajanan Pajak USU Padang bulan Medan Tahun 2012

0 0 7

Gambaran Perilaku Pedagang Jajanan Makanan dan Minuman terhadap Penggunaan bahan tambahan pangan ( BTP) di Pusat Jajanan Pajak USU Padang bulan Medan Tahun 2012

0 0 2

10 H2 O) PADA ROTI TAWAR YANG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK YANG DIJUAL DI KELURAHAN PADANG BULAN KOTA MEDAN TAHUN 2012 Imee Syorayah Pane

0 0 8