Pendekatan Penelitian Sumber Bahan Hukum

2. Pendekatan Penelitian

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Penelitian ini menggunakan 2 dua pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan Undang-Undang statute approach Pendekatan Undang-Undang statute approach dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan issue hukum yang sedang ditangani, yaitu : Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba; Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259MPPKEP71997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba; Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31M-DAGPER82008 tentang Penyelenggaraan Waralaba; Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; atau peraturan suatu badan hukum atau lembaga negara. Keputusan No.57KPPUKepIII2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 50 huruf b Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terhadap Perjanjian yang berkaitan dengan waralaba, dan peraturan perUndang-Undangan lainnya yang relevan. 2. Pendekatan kasus case approach Pendekatan kasus case approach ini dilakukan dengan cara menelaah perjanjian kerjasama franchise Yayasan Pendidikan Oxford Indonesia. Yang menjadi kajian pokok di dalam pendekatan kasus adalah ratio decidendi atau reasoning, yaitu apakah seluruh proses perjanjian Universitas Sumatera Utara kerjasama franchise Yayasan Pendidikan Oxford Indonesia telah memenuhi ketentuan perUndang-Undangan mengenai waralaba.

3. Sumber Bahan Hukum

Berdasarkan jenis dan bentuknya, data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Data kepustakaan digolongkan dalam dua bahan hukum, yaitu bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan-bahan hukum primer meliputi produk lembaga legislatif. 53 Dalam hal ini, bahan yang dimaksud adalah Undang-Undang No. 5 Tahun 1999, Anti Monopoli serta Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 50 huruf b tentang Pengecualian Penerapan Undang-Undang No. 5 tahun 1999 terhadap Perjanjian yang berkaitan dengan Waralaba. Guna melengkapi kajian yuridis terhadap topik yang dianalisis, ditinjau pula. Bahan hukum primer yang otoritasnya di bawah Undang-Undang adalah Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba; Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259MPPKEP71997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba; Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31M-DAGPER82008 tentang Penyelenggaraan Waralaba; Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; atau peraturan suatu badan hukum atau lembaga negara. Keputusan No.57KPPUKepIII2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Pasal 50 huruf b Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terhadap Perjanjian yang berkaitan dengan waralaba. 53 Ibid., hal. 2. Universitas Sumatera Utara Di samping itu yang diteliti dalam penelitian ini yaitu tentang hukum persaingan usaha yang tidak sehat yang juga berkaitan dengan penelitian tentang “Analisis terhadap pengecualian penerapan Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terhadap perjanjian yang berkaitan dengan waralaba” untuk dijadikan objek analisis.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Induk Perusahaan Dan Anak Perusahaan Dalam Kaitannya Dengan Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia Menurut Uu No. 5 Tahun 1999

5 100 133

Pengecualian Praktek Monopoli Yang Dilakukan Oleh Bumn Menurut Pasal 51 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999

10 104 80

Perjanjian Pelaku Usaha Dengan Pihak Luar Negeri yang Bertentang Dengan Undang-Undang nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Prektik Monopoli Persaingan Usaha Tidak Sehat

2 69 130

Perjanjian Kartel Industri Minyak Goreng Sawit di Indonesia Sebagai Pelanggaran Undang-Undang No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Putusan KPPU Nomor 24/KPPU-I/2009)

3 59 116

Peranan Notaris Dalam Persekongkolan Tender Barang/Jasa Pemerintah Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

6 47 130

Analisis Terhadap Pengecualian Penerapan Undang-Undang No. 5 TAHUN 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Terhadap Perjanjian Yang Berkaitan Dengan Waralaba (Studi terhadap Perjanjian Kerjasama Yayasan Pendidikan Oxford

0 72 150

Sertifikasi & Akreditasi Oleh Asosiasi Dalam Perspektif Uu No. 5/1999 (Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat)

0 25 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Hubungan Induk Perusahaan Dan Anak Perusahaan Dalam Kaitannya Dengan Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia Menurut Uu No. 5 Tahun 1999

0 0 18

Hubungan Induk Perusahaan Dan Anak Perusahaan Dalam Kaitannya Dengan Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Di Indonesia Menurut Uu No. 5 Tahun 1999

0 0 11

Tinjauan Yuridis Terhadap Divestasi Kapal Tanker VLCC PT.Pertamina Menurut UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

0 1 160