23
I.8. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini meliputi:
Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang pemilihan kasus proyek, maksud dan tujuan dari kasus serta permasalahan yang dihadapi dalam perancangan.
Bab II. Deskripsi Proyek
Pembahasan pada bab ini dititik beratkan pada pengenalan dan pendalaman tentang kasus proyek yang mengacu pada kebutuhan ruang berdasarkan studi kasus proyek
sejenis serta pengenalan fungsi proyek yang direncanakan.
Pengumpulan Data
Literatur : Studi banding
Data penduduk kota medan Survey :
Peta lokasi
Data eksisting Data lokasi
Analisa
Diagram 1 Diagram kerangka befikir Konsep
Desain keluaran
Universitas Sumatera Utara
24
Bab III. Elaborasi tema
Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.
Bab IV. Analisa
Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, kondisi eksisiting, analisa kegiatan, organisasi ruang, kebutuhan ruang, analisa struktur, analisa material, analisa
konstruksi, dan analisa utilitas
.
Bab V. Konsep Perancangan
Membahas konsep dasar penerapan tema pada desain, konsep perancangan tapak, konsep dasar fisik ruang, penzoningan ruang, konsep dasar fisik bangunan, konsep
sisitem teknologi struktur dan konstruksi bangunan, dan konsep sistem utilitas yang
akan dipakai. Bab VI. Perancangan Arsitektur
Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket.
Daftar Pustaka
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB II DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul Judul proyek ini adalah PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA
MEDAN . Berikut merupakan penjelasan dari judul tersebut.
Pengertian Pengembangan
Pengembangan artinya penambahan tumbuh dari cara, perbuatan mengembangkan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang
dikehendaki.
1
Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan adalah 1. Kumpulan buku – buku bacaan,2. Bibiliotek,3. Buku –
buku kesustraan.
2
Perpustakaan adalah suatu bangunan yang berisi informasi atau buku-buku koleksi yang tersusun rapi dan sisusun sedemikian rupa sehingga mudah dicari
dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu dipergunakan untuk membaca yang biasanya berisi ilmu pengetahuan,rekreasi,hiburan dan ibadah.
3
Pengertian Daerah
Suatu batasan kawasan.
4
Pengertian Kota
daerah yg merupakan pusat kegiatan pemerintahan, ekonomi, kebudayaan.
5
Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara,Indonesia.
6 1
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp:kbbi.web.id.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp:kbbi.web.id.
3
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp:kbbi.web.id.
4
http:id.wikipedia.orgwikiPerpustakaan .
5
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp:kbbi.web.id.
Universitas Sumatera Utara
26
6
Kamus Besar Bahasa Indonesiahttp:kbbi.web.id.
Berdasarkan dari pengertian diatas maka Pengembangan Perpustakaan Daerah
Kota Medan
adalah :
melakukan penambahan
dengan tujuan
mengembangkan bangunan Perpustakaan Daerah Kota Medan yang sudah tersedia agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai, dimana salah satunya adalah
meningkatnya minat baca masyarakat Kota Medan.
II.1.1 Fungsi Perpustakaan
Fungsi perpustakaan di masyarakat yaitu : Sebagai sarana simpan karya manusia
Dalam kaitannya dengan fungsi simpan, perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya hasil masyarakat. Salah satu jenis perpustakaan yang benar
– benar berfungsi sebagai sarana simpan ialah perpustakaan nasional.
Fungsi informasi Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari
– hari, pelajaran maupun informasi lainnya.
Fungsi rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi cultural dengan cara membaca dan bacaan
ini disediakan oleh perpustakaan. Fungsi rekreasi ini tampak nyata pada perpustakaan umum yaitu perpustakaan yang dikelola dengan dana umum serta
terbuka untuk umum. Fungsi pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga
tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Dalam hal ini yang berkaitan dengan pendidikan nonformal ialah perpustakaan umum, sedangkan yang
berkaitan dengan pendidikan informal adalah perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi.
Fungsi cultural
Universitas Sumatera Utara
27
Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya
masyarakat. Pendidikan
ini dapat
dilakukan dengan
cara menyelenggarakan pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, pemutaran film
bahkan bercerita untuk anak – anak.
II.1.2 Klasifikasi Perpustakaan
Jenis perpustakaan yang ada saat ini adalah sebagai berikut : Perpustakaan Internasional
Adalah perpustakaan yang didirikan oleh 2 negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian sebuah organisasi internasional.
Perpustakaan Nasional Adalah perpustakaan yang menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan
terekam yang diterbitkan di suatu Negara. Perpustakaan umum dan perpustakaan keliling
Adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri
– cirinya : Terbuka untuk umum
Dibiayai oleh dana umum Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma
– Cuma.
Yang termasuk
perpustakaan umum
adalah perpustakaan
wilayah, perpustakaan propinsi, perpustakaan umum kotamadya, kabupaten, kecamatan desa,
dan perpustakaan keliling. Badan Perpustakaan daerah
Adalah yang berkedudukan ditiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan. Perpustakaan daerah ini telah berganti nama menjadi perpustakaan,
dokumentasi dan informasi. Perubahan tersebut sesuai dengan Undang – Undang
No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah yang sudah disempurnakan dengan UU No 32 tahun 2003.
Perpustakaan Lembaga Keagamaan
Universitas Sumatera Utara
28
Adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga – lembaga
keagamaan. Perpustakaan ini dapat berupa perpustakaan masjid, perpustakaan gereja, hindu, budha dan lembaga keagamaan lain.
Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara – Negara Asing Adalah perpustakaan yang dikelola oleh lembaga atau kantor perwakilan Negara
– Negara asing. Dapat ditemukan pada kedutaan besar Negara
– Negara sahabat atau lembaga
– lembaga tertentu. Contoh : British Council, perpustakaan lembaga kebudayaan Amerika, dan lain
– lain. Perpustakaan swasta pribadi
Artinya perpustakaan yang dikelola pihak swasta atau pribadi dengan tujuan melayani keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga, atau individu tertentu
yang dibiayai oleh swasta dan hanya melayani keperluan kelompok terbatas pula. Perpustakaan khusus
Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga Negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industry maupun
perusahaan swasta. Perpustakaan Digital
Adalah perpustakaan yang menggunakan teknologi sebagai pemberi informasi. Perpustakaan ini tidak berdiri sendiri namun merupakan pengembangan dalam
sisitem pengelolaan dan layanan perpustakaan. Perpustakaan sekolah
Adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk
mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Perpustakaan perguruan tinggi
Ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafilasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama
membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
29
II.1.2 Jenis Bahan Informasi
Bahan-bahan yang informasi yang diterima perpustakaan dapat terdiri dari bahan buku dan bahan nonbuku.
Buku Teks Buku teks adalah lembaran tercetak berisi ilmu pengetahuan atau bidang tertentu
dan biasanya digunakan sebagai bahan pelajaran, penataran, kuliah , dan dapat dipelajari secara mandiri.
Buku Rujukan Buku ini disusun untuk memberi informasi tentang kata, subjek pokok masalah,
nama orang, nama tempat, peristiwa, pustaka, angka, waktu, ukuran, dan lainnya. Adapun jenis
–jenis buku rujukan adalah : Kamus, ensiklopedi, buku pegangan, direktori, buku tahunan, sumber-sumber biografi, bibliografi, indeks, abstrak,
almanak, sumber-sumber geografi, dan pemerintah. Kamus
Buku acuan yang memuat kata dan ungkapan. Ensiklopedi
Ensiklopedi berarti pelajaran atau petunjuk dalam lingkungan seni dan ilmu pengetahuan.
Buku Pegangan Buku Pegangan meliputi :
- Handbook, pada umumnya berisi uraian ringkasan dalam suatu bidang yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu.
- Manual, hampir seperti Handbook. Manual memberi instruksi atau perintah tentang mengerjakan, mengidentifikasi, dan menulis sesuatu
- Guidebook, petunjuk bagi para wisatawan. Direktori
Berisi daftar nama-nama orang, lembaga, organisasi, maupun perkumpulan yang disusun sistematis.
- Buku Tahunan
Universitas Sumatera Utara
30
Berisi kejadian-kejadian penting atau perkembangan-perkembangan baru dalam jangka waktu satu tahun yang mencakup bidang sosial, organisasi profesi,
perdagangan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. - Sumber Bibliografi
- Bibliografi Diartikan sebagai kajian buku discussion of books
- Indeks Indeks adalah daftar kata atau istilah yang disusun alfabetis yang ditempatkan
dibagian akhir suatu buku, berupa nama orang, subjek, dll. - Abstrak
Ringkasan karya ilmiah atau karya akademik yang dapat disertai data bibliografi.
- Almanak Catatan peristiwa dalam berbagai bidang dalam waktu tertentu.
- Sumber-sumber Geografi Memberikan keterangan tentang kota, gunung, danau, sungai, dan sumber-
sumber alam. Karya Tulis Ilmiah
Yakni tulisan yang menyajikan pengetahuan ilmiah ditujukan kepada ahli atau masyarakat tertentu dengan metode dan penyajian yang ilmiah.
Makalah Yakni tulisan yang disampaikan pada pertemuan ilmiah, seperti seminar, lokakarya,
workshop, semiloka, diskusi panel, dll. Karya akademik
Karya ini disiapkan untuk memenuhi tugas dan atau syarat akademik, seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dll.
Literatur Abu-abu Yakni jenis bahan pustaka yang jarang didapatkan secara bebas, kecuali apabila
perpustakaan memiliki hubungan khusus dengan produsen bahan informasi tersebut
Karya Fiksi Yakni karya tulis yang berupa karya rekaan atau karya imajinatif.
Universitas Sumatera Utara
31
Terbitan Berkala Yakni Publikasi yang direncanakan terbit terus-menerus tanpa dibatasi waktu, berisi
informasi menarik yang ditulis beberapa orang. Mikrofis
Berupa film yang berukuran kecil mikro, tembus cahaya, dan berisi informasi dalam bentuk tulisan, gambar, maupun grafis yang diatur pada selembar film secara
berbanjar horizontal maupun vertikal. Film Mikro
Film mikro adalah film yang sangat kecil, digunakan untuk menyimpan, memuncukan kembali, atau mempublikasikan duplikat dokumen, cetakan, gambar,
dan foto. Piringan Hitam
Piringan hitam dibuat dari bahan ebonite berwarna hitam dan berbentuk bulat pipih. Pada kedua permukaan terdapat lekukan halus berbentuk spiral yang
menyebabkan jarum piringan hitam yang melaluinya bergetar dan mengeluarkan suara.
Kaset Kotak untuk melindungi bahan perekam gambar yang sekaligus berfungsi sebagai
pengulung bahan tersebut. Cakram Tetal
Wadah penyimpan informasi berbentuk lempeng kecil berdiameter 5 inchi yang dimanfaatkan dengan sinar laser, menyimpan data digital, baik berupa naskah,
suara, gambar, atau kombinasi ketiganya. Cakram ini berkapasitas simpan sangat tinggi. Contohnya adalah CDROM.
Universitas Sumatera Utara
32
II.2 Tinjauan Teoritis
II.2.1 Sejarah berdirinya Perpustakaan Daerah Sumatera Utara
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 4762S1956, berdirilah Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara pada
tanggal 1 Agustus 1956 dengan nama Perpustakaan Negara Provinsi Sumatera Utara.walaupun perpustakaan ini didirikan pada tahun 1956, namun peresmiannya
dilaksanakan tahun 1957. Pada tanggal 23 juni 1978 Perpustakaan Negara berubah menjadi
Perpustakaan Wilayah Sumatera Utara berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 01991978. Setahun kemudian menteri pendidikan
dan kebudayaan menerbitkan surat keputusan no. 09501979 yang menyatakan bahwa perpustakaan wilayah sumatera utara termasuk tipe B kriteria perpustakaan
dilihat dari koleksinya , yang mana perpustakaan ini memiliki koleksi kurang dari 20.000 judul.
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan keputusan keppres No. 11 tahun 1989 tertanggal 6 Maret 1989, Perpustakaan ini berubah menjadi Perpustakaan Daerah
Sumatera Utara. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara merupakan suatu organisasi dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berada di ibukota Provinsi Sumatera
Utara. Tugas dan fungsinya diatur oleh Perpustakaan Nasional RI melalui keputusan Kepala Perpustakaan Nasional No. 001RG1990 tertanggal 21 September 1990.
Pada tanggal 29 Desember 1997, dikelurkannya Keppres No. 50 tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI, yang menyatakan bahwa Perpustakaan Daerah
Sumatera Utara berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara termasuk Tipe A dengan
eselon IIa melalui keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 44 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja Perpustakaan Nasional RI tertanggal 23 juli 1998.
Setelah Perpustakaan ini menjadi perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara berubah nama menjadi Badan
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2000.
Tugas yang diemban oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi sumatera Utara adalah pengembangan, pembinaan dan pendayagunaan semua jenis
Universitas Sumatera Utara
33
perpustakaan di instansi atau lembaga pemerintahan maupun swasata dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya serta pelayanan informasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara, melaksanakan pengelolaan dan penataan
arsip di lingkungan Pemerintahan Provinsi sumatera Utara dengan melakukan pembinaan pada unit
– unit kearsipan yang ada di provinsi Sumatera Utara. Tugas pokok dan fungsi dari Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah :
Tugas pokok 1. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah penunjang pemerintah Provinsi,
dipimpin seorang kepala yang berkedudukan dan bertangguna jawab kepada kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
2. Mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam pengelolaan, pembinaan, perpustakaan dan kearsipan.
Fungsi 1. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengelolaan
perpustakaan dan kearsipan. 2. Menyelenggarakan pengelolaan perpustakaan arsip in aktif, arsip in statis, dan
pembinaan kearsipan. 3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan perpustakaan dan arsip sesuai
dengan ketetapan kepala daerah. Tujuan dan fungsi dan peran serta visi dan misi Perpustakaan Daerah Sumatera
Utara adalah : Tujuan Perpustakaan
1. Pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat 2. Sumber informasi yang menyajikan berbagai jenis buku pustaka
3. Sumber kebudayaan dan juga sember referensi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Fungsi dan peran perpustakaan 1. Melaksnakan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka.
2. Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, pelestarian bahan pustaka. 3. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan bibiliografi daerah dan catalog induk
daerah.
Universitas Sumatera Utara
34
4. Melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indeks, bibiliografi, subjek, abstrak dan direkton.
5. Melaksanakan urusan ketatausahaan. Visi dan misi
1. visi Menjadi pusat informasi literature dan sarana belajar sepanjang hayat dalam
rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui layanan prima. 2. Misi
Layanan prima jasa perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta kearsipan guna pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pembinaan semua jenis
perpustakaan dan kearsipan pada instansi pemerintah swasta. Pelestarian karya cetak dan karya rekam serta arsip sebagai hasil karya budaya bangsa.
II.2.2 Struktur Organisasi
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :
Skema 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara
Sub Bid Otomasi Multimedia
KEPAL
SEKRETARIS
SubBag Umum
SubBag Org Hukum
SubBag Keuangan
Bidang arsip
Sub Bid Pembukuan
Sub Bid Arsip In
Statis Sub Bid
Arsip In Aktif
B
id pengembangan pengolahan
Sub Bid Pengolahan Bahan
Sub Bidang Deposit
Bid pelayanan Perpustakaan
Sub Bid pelayanan
perpustakaan Bid Pembukuan
Perpustakaan
Sub Bid Sumber Daya Manusia
Sub Bid Kelembagaan
Universitas Sumatera Utara
35
ll.2.3 Bidang – Bidang kerja
Jika dilihat dari struktur organisasinya, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera utara mempunyai perbedaan dengan struktur organisasi sebelum ketika
namanya masih Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Pada struktur yang baru Badan perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara dikepalai seorang
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip dibantu oleh beberapa kepala yakni : Bidang arsip daerah
Bidang pengembangan Bidang layanan
Bidang pembinaan Sekretariat
Kelompok fungsional pustakawan
Untuk bagian sekretariat dipimpin oleh kepala bagian sekretariat membawahi : Sub bagian umum
Sub bagian keuangan Sub bagian organisai
Tugas pada bagian sekretariat adalah yang berkaitan dengan urusan surat menyurat, administrasi, kepegawaian urusan rumah tangga perkantoran dan urusan
bagian keuangan. Untuk dibidang arsip daerah dipimpin oleh seorang kepala bidang yang
membawahi tiga sub bidang yakni : Sub bidang pengolahan arsip in aktif
Sub bidang pengolahan arsip in statis Sub bidang pembinaan kearsipan
Bidang kearsipan ini merupakan peleburan dari kantor Arsip Daerah Sumatera Utara. Adapun tugas dari bidang kearsipan ini mengurus berbagai hal yang berkaitan
dengan masalh kearsipan. Bidang pengembangan dan pengolahan membawahi 2 sub bidang yakni :
Sub bidang deposit Sub bidang pengembangan dan pengolahan Bahan Pustaka.
Universitas Sumatera Utara
36
Tugas di bagian ini adalah untuk melakukan pemasyarakatan Undang –
Undang No. 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam serta melakukan pengadaan dan pengolahan Bahan Pustaka. Bidang pelayanan
perpustakaan membawahi 2 sub bidang yakni : Sub bidang layanan
Sub bidang otomasi dan multimedia.
Tugas dibagian pelayanan ini adalah melaksanakan layanan informasi, melakukan kerja sama dan otomasi, bibiliografi, serta melakukan kegiatan promosi
perpustakaan seperti pameran, perlombaan, serta memuat literatur sekunder. Bidang pembinaan perpustakaan membawahi 2 sub bidang yakni :
Sub bidang sumber daya manusia Sub bidang kelembagaan.
ll.2.4 DESKRIPSI KONDISI EKSISTING
Kasus Proyek : Pengembangan Perpustakaan Daerah Kota Medan
Status proyek : Fiktif
Lokasi : Jl Bridgen Katamso No 45, Medan
Luas lahan : 6.144,5358
Kontur : Datar
KDB : 80
Batas – batas site :
Utara : Jl. Mesjid Raya, perumahan dan pertokoan
Selatan : perusahaan, perumahan dan pertokoan
Barat : Istana Maimun, Jl Bridgen Katamso
Timur : Jl. Mahkamah dan pertokoan
Pemilik : Pemerintah Kota Medan
Potensi lahan : - Berada pada sekitaran daerah tujuan wisata, -
Merupakan site
perpustakaan daerah
dan akan
dikembangkan
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 2.1 Eksisiting
site Selain Mesjid Raya,
perumahan penduduk sekaligus tempat
usaha ini ada di bagian timur site
Sebelah utara site berbatasan dengan jl. Mesjid raya dan ruko
Perumahan dan pertokoan ada
disebelah selatan site
Adanya jalan setapak bekas rel kereta api dan rumah penduduk yang
berjejer sepanjang jalur ini. Jl Bridgen Katamso
ISTANA MAIMUN. Berada tepat di depan
site, atau sebelah barat site
Lokasi proyek, PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara
38
ll.2.5 EKSISITING BANGUNAN
Denah lantai 1
Denah lantai 2
U
Universitas Sumatera Utara
39
Tampak Depan Perpustakaan Daerah
Tampak Belakang Perpustakaan Daerah
Tampak Sebelah Kanan Perpustakaan Daerah
Universitas Sumatera Utara
40
Potongan
Gambar 2.2 ground plan, denah, tampak, dan potongan dari bangunan eksisiting Bangunan ini telah sering di renovasi dengan penambahan
– penambahan ruang yang pada dasarnya tidak diperhitungkan. Penambahan ruang ini timbul karena
beberapa faktor, seperti :Kurangnya kebutuhan ruang akan fasilitas – fasilitas baru
dalam perpustakaan Perpustakaan daerah sumatera utara ini di tuntut untuk memberi inovasi
– inovasi baru pada fasilitasnya, sehingga masih dibutuhkannya rencana pengembangan
bangunan yang lebih luas dan lebih besar. Dengan perbaikan bangunan yang lebih luas maka diharapkan perpustakaan ini dapat mengakomodasi pengunjung yang lebih
besar juga dan dapat menampung jumlah koleksi yang akan terus bertambah. Penambahan ruang yang tidak teratur adalah salah satu alasan mengapa
perpustakaan ini dikembangkan. Masih ada ruang yang memang sangat dibutuhkan namun tidak ada diperpustakaan ini contoh : R. fotocopy Perpustakaan saat ini
sedang melakukan pengembangan akan fasilitas bangunan, maka perlu di akomodasi dengan ruang yang cukup untuk menampungnya, dan dibutuhkan penambahan fasilitas
– fasilitas baru yang dapat mendukung dan menjadikan perpustakaan ini sarana baca yang menarik.
Universitas Sumatera Utara
41
ll.2.6 FASILITAS YANG ADA SEKARANG
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara menyediakan ruang layanan:`
- R. layanan umum
- R. layanan referensi, Koran dan majalah
- R. layanan anak r. baca
- R. layanan remaja
- R. layanan deposit
- Layanan keanggotaan
- Layanan konsultasi dan magang
- R. baca publik
Sedangkan fasilitas yang ditambah dengan asumsi bahwa penambahan fasilitas ini akan menunjang aktifitas baca dan menunjang penambahan inovasi
– inovasi baru yang lebih maju dan mengikuti perkembangan zaman pada perpustakaan.
ll.2.6.1 Gazebo dan fasilitas wifi
Gazebo yang ditempatkan pada area taman ini merupakan
sebuah potensi
yang harus
dikembangkan. Yang menjadi masalah saat ini adalah gazebo ini jarang dipakai oleh masyarakat,
karena berada pada daerah yang memiliki tingkat kebisingan tinggi dan kurangnya kenyamanan dari
sinar matahari.
Gambar 2..3 Gambar gazebo
Universitas Sumatera Utara
42
ll.2.6.2 Area bermain anak
ll.2.6.3 Posyandu anak, kantin dan mushola
ll.2.6.4 Ruang Baca Dewasa A
Area bermain anak yang berada pada bagian sebelah kiri bangunan. area ini pada dasarnya
tidak dikonsep, namun seiring penambahan fasilitas, maka dibuatlah area ini. masalahnya
adalah : area ini ditempatkan pada area yang dekat dengan parkir, sehingga tidak aman bagi
anak dan juga jauh dari posyandu anak yang berada pada area belakang bangunan. hal ini
sangat menggangu, mengingat psikologi anak yang masih dalam tahap yang bergerak lebih
banyak.
Posyandu anak dan kantin serta mushola ditempatkan pada bagian belakang bangunan. hal ini membuat perpustakaan anak seolah terpisah dari bagian
perpustakaan.
Gambar 2.5 Gambar suasana perpustakaan anak Gambar 2.4 Area Bermain anak
Universitas Sumatera Utara
43
ll.2.6.5 Ruang Internet
Area duduk yang cukup banyak merupakan suatu potensi, namun kurangnya pelayanan dalam hal koleksi menjadikan perpustakaan ini tergolong
sepi. Penataan rak yang tidak teratur dan sirkulasi yang sempit, sirkulasinya juga sering digunakan sebagai tempat penyimpanan bangku.
Jarak antara satu rak dengtan rak lainnya hanya ± 60 cm, sehingga menyulitkan pencarian buku dan hanya bisa dilalui oleh 1 orang saja.
Penataan buku yang tidak teratur dan kurangnya penataan buku.
Ruang internet ini terkesan gelap dan pengap, karena memang pencahayaan tidak dimaksimalkan.
Gambar 2.6 Ruang baca dewasa
Gambar 2.7 Ruang baca dewasa
Universitas Sumatera Utara
44
ll.2.6.6 Ruang Baca Dewasa B
ll.2.6.7 Loker, area duduk dan bag. Informasi
Ruang baca dewasa ini adalah salah satu ruang yang memiliki penataan ruang yang lumayan baik, baik dari segi penataan rak dan penataan meja.
Namun ruangan ini jarang juga dikunjungi karena kurangnya fasilitas koleksi buku.
area informasi yang tersembunyi menyebabkab bagian ini tidak banyak diketahui orang karena berada pada bagian yang tersembunyi.
Loker masih kurang memadai dari segi jumlah, saat ini jumlah lokernya adalah 160, dan pengunjung memasukkan sendiri barang kedalam loker. Namun hal
ini kurang aman karena tidak adanya pengawasan. Dengan asumsi penambahan pengunjung nantinya, loker ini masih kurang dan membutuhkan luasan yang
lebih besar lagi.
Gambar 2.8 Ruang Baca Dewasa B
Gambar 2.9 Loker dan Bag.Informasi
Universitas Sumatera Utara
45
ll.2.6.8 Koridor dan area pameran
ll.2.6.9 Lobby
ll.2.6.10 Bag. administrasi dan pendaftaran
Koridor ini digunakan juga sebagai area pameran pakaian adat dari berbagai suku di sumatera utara.
Namun jika difungsikan sebagai area pameran dan galeri juga, maka area ini tergolong sempit.
Pameran dari pakaian adat tersebut dapat di jadikan potensi untuk merancang ruangan galeri
yang lebih luas dan dapat menampung berbagai bahan pameran.
Bagian ini berada pada area lobby, sehingga bagian ini dapat langsung diketahui pengunjung.
Jika dilihat dari kapasitas pengunjung yang akan bertambah, maka lobby ini harus lebih
besar lagi dan dapat menampung pengunjung dan didesain agar pengunjung memiliki
pengalaman tersendiri pada area ini.
Gambar 2.30 Area Pameran
Gambar 2.31 Area Pendaftaran
Universitas Sumatera Utara
46
ll.2.6.11 Ruang Deposit dan Referensi
ll.2.6.12 Ruang Baca Remaja
Ruang deposit dan referensi adalah ruang baca yang koleksinya tidak boleh dipinjam, sehingga pada area ini lebih banyak memiliki area baca. Namun
masalahnya adalah ruangan ini dicampur adukkan dengan bagian pengelola dan pengeditan, sehingga kurangnya kenyamanan dalam membaca dan menggangu
aktifitas pegawai yang bekerja.
Gambar 2.32 uang Defosit
Universitas Sumatera Utara
47
ll.2.6.12 Ruang bag Pengolahan
Masalah – masalah yang paling umum di perpustakaan ini adalah :
Kurangnya penzoningan ruang, area – area untuk umum dan area pengelola bercampur sehingga kurangnya privasi dan aktifitas kerja terganggu juga.
Kurangnya pencahayaan ruang sehingga ruang terlihat gelap Area baca yang tidak memiliki view kearah luar sehingga memberi suasana yang
agak membosankan, ada baiknya area baca dekat dengan jendela, selain memberi view yang baik, juga membantu pencahayaan alami.
Penataan rak yang tidak memperhitungkan sirkulasi manusia dan sirkulasi kereta dorong buku, sehingga raknya tersusun tumpang tindih dan sempit. Dan kurangnya
kenyamanan pengguna perpustakaan.
Ruang baca remaja ini terlihat pengap, kurangnya sirkulasi pengunjung yang akan mencari buku karena jarak antar rak sekitar 60 cm saja. Jendelanya juga
tertutup oleh rak, sehingga membuat bangunan ini memang gelap.
Penataan ruang yang cukup baik dan memiliki pencahayaan yang baik sehingga tingkat kenyamanan pada bagian ruang ini tergolong nyaman.
Gambar 2.33 Ruang Baca Remaja
Gambar 2.34 Ruang Bag. Pengolahan
Universitas Sumatera Utara
48
Sistem peminjaman dan pengembalian buku masih menggunakan cara tradisional, belum memiliki inovasi
– inovasi yang lebih cepat dan dapat mempermudah sistem. Tidak adanya ruang – ruang yang seharusnya memang dibutuhkan pada
perpustakan, seperti : R. baca tunanetra khusus, area fotocopy, R. serbaguna dan galleri.
Universitas Sumatera Utara
49
ll.3. ALIRAN KEGIATAN
ll.3.1`Aliran kegiatan pengguna layanan perpustakaan
ll.3.2 Aliran sirkulasi koleksi perpustakaan Organisasi koleksi lama
Skema 3.1 aliran kegiatan pengguna
Skema 3.2 aliran koleksi buku lama
datan
lobb
pinjam Penitipan
a
katalog
pulan - Koleksi dewasa
-koleksi remaja -koleksi anak
-koleksi referensi deposit -R. tunanetra
-R. audiovisual -koleksi majalah surat
kabar -Teater
Penitipan parki
Koleksi yang dipinjam
Meja sirkulasi Perbaikan yang
rusak Disimpan petugas
Ke bagian masing – masing buku
Universitas Sumatera Utara
50
Organisasi buku baru
Skema 3.3 aliran koleksi buku baru
Koleksi datang
- Diterima - dibongkar
Dicatat dan diperiksa, Disortir dan diklasifikasikan,
Dicatat dalam daftar induk.
Buku – buku
- Diteliti, dinilai, diklasifikasikan - Diberi katalog, penomoran,
penyampulan - Pencatatan dalam daftar statistik.
Majalah -
Dilabel, dinomori dan disampul
- Dicatat dalam daftar
statistik
- Rak buku
- Dipamerkan dalam R.
majalah dan koran
Universitas Sumatera Utara
51
ll.3.3 Aliran sirkulasi fasilitas Komersil
ll.3.4 Aliran sirkulasi Keseluruhan kegiatan
Gerbang utama
parkir Pusat orientasi
utama lobby
Fasilitas koleksi umum,
Fasilitas koleksi dewasa,
Fasilitas koleksi remaja,
Fasilitas koleksi anak, Fasilitas referensi,
R. audiovisual, Teater,
kafetaria R. serbaguna
R. staff, R.
penyimpanan Loading area
parkir pulang
Skema 3.4 aliran fasilitas komersil
Skema 3.5 aliran keseluruhan kegiatan
Datang Penitipan barang
lobby
-kafetaria -R.serbaguna
pulang
Universitas Sumatera Utara
52
ll.4 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS ll.4.1. SEATTLE PUBLIC LIBRARY
Gambar 4.1 Gedung Perpustakaan Umum Seattle
Lokasi : Seattle, Washington, United States.
Arsitek
: Rem Koolhas
Fungsi bangunan : perpustakaan umum
Tema bangunan
: Eklektik modern Perpustakaan bertempat di perkotaan dengan ketinggian 29 kaki sepanjang 8,8
meter. Begitu memasuki entrance pada Fifth Avenue, pengunjung akan bertemu dengan ruang tamu yang sangat besar, sebuah area luas tidak teratur yang
Universitas Sumatera Utara
53
menawarkan sebuah toko kopi sebagai tempat bersantai, bersosialisasi, membaca dan dapat melakukan koneksi internet nirkabel.
Lurus kedepan, terdapat sebuah ujung yang bertindih yang menopang ruang baca dan area terbuka yang dilengkapi dengan ruang komputer. Pusat dari bangunan
merupakan buku – buku yang disusun berputar berderet empat tempat koleksi buku
non-fiksi. Rute pedestrian dengan tangga, ramp dan eskalator dibuat berurut mengikuti Sistem Decimal Dewey. Tempat ini memilikikapasitas untuk 1,4 juta buku dan materi
lain. a.
Fasilitas – fasilitas yang disediakan pada perpustakaan ini terdiri dari, ruang
baca umum dan diskusi, ruang baca anak, ruang buku, ruang internet, ruang pertemuan sampai ruang serbaguna.
Gambar 4.2. Ruang baca umum Gambar 4.3 Ruang buku
Gambar 4.4. Ruang komputer dan ruang buku pada satu area
Universitas Sumatera Utara
54
2.4.2 BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVONSI RIAU
Gedung baru Badan Perpustakaan dan Arsip BPA Provinsi Riau ini baru saja diresmikan pada tahun 2008 lalu. Dana dari pembangunan gedung baru ini murni
berasal dari Pemda Riau. Pembangunan BPA Prov Riau dirancang secara Islami, Melayu dan modern. Kemudian ditambahkan peruntukannya tidak hanya untuk
membaca dan meminjam buku saja tapi juga menjadi pusat informasi kebudayaan. BPA Prov Riau memuat beberapa layanan seperti anak-anak, manusia usia lanjut
manula, umum, referensi, bilik melayu, penyandang cacat, multi media, audio visual, toko buku, teater dan ruang serba guna. Sehingga dapat menjadi tempat multifungsi
seperti diskusi, bedah buku dan seminar. Gambar 4.5 Eksterior Perpustakaan
Gambar 4.6 Interior
Universitas Sumatera Utara
55
BAB III ELABORASI TEMA
lll.1 LATAR BELAKANG TEMA
Proyek ini merupakan proyek Pengembangan dari Perpustakaan Daerah Kota Medan yang akan dikembangkan lebih baik lagi dan lebih inovatif. Bangunan ini
memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi salah satu tujuan masyarakat Medan untuk belajar informal, menimba ilmu dan meningkatkan pengetahuan dan informasi.
Untuk menghilangkan kesan kaku pada bangunan perpustakaan yang sering menjadi masalah di dalam masyarakat, maka disisati dengan pendidikan yang lebih
santai namun berisi ilmu. Belajar sambil berekreasi sangat dapat mendukung tumbuhnya minat baca dan ketertarikan masyarakat akan perpustakaan dan
menghidupkan bangunan perpustakaan yang lebih baik lagi. Baik dari segi tata ruang dan fasad bangunan.
lll.1.1 PENGERTIAN ARSITEKTUR
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Arsitektur menurut kamus Oxford : art and science of building; design or
style of buildings. adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Pameo mengatakan: Architecture is silent language Arsitektur merupakan bahasa yang
tidak terucapkan namun dapat dimengerti para pemakainya. Buku De
Architectura merupakan karya tulis rujukan paling tua yang ditulis Vitruvius,
dalam buku itu diungkapkan bahwa bangunan yang baik haruslah memiliki aspek:
• Keindahan Estetika Venusitas • Kekuatan Firmitas
Universitas Sumatera Utara
56 • Kegunaan Fungsi Utilitas
Arsitektur adalah penyeimbang dan pengatur antara ketiga unsur tersebut,
dimana semua aspek memiliki porsi yang sama sehingga tidak boleh ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus
mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik
unsur estetika maupun psikologis. Arsitektur adalah bidang multi-disiplin ilmu, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora,
ekonomi,sosial,politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Diperlukan kemampuan untuk menyerap berbagai disiplin ilmu ini dan mengaplikasikannya dalam suatu
sistematika yang integral. Vitruvius menyatakan, Arsitektur adalah ilmu yang
timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni. Ia pun
menekankan perlunya
seorang arsitek
memahami sosial,kedokteran,hukum,ekonomi,filsafat, dsb. Filsafat adalah salah satu yang
utama di
dalam pendekatan
arsitektur. Rasionalisme,
empirisisme, strukturalisme, post-strukturalisme, dan fenomenologi adalah beberapa
pengaruh filsafat terhadap arsitektur.
lll.1.2 PENGERTIAN METAFORA
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian metafora secara bahasa kiasan adalah “kiasan, per-umpama-an, suatu bentuk pengandaian atau
menyatakan sesuatu dengan nama atau istilah lain”.
Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Metafora berasal
dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “metha” yang berarti : setelah, melewati dan “pherein” yang berarti :membawa. Secara
etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
Universitas Sumatera Utara
57
lll.1.3 PENGERTIAN ARSITEKTUR METAFORA
Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa, menurut Charles Jenks dalam bukunya “The Language of Post
Modern” dimana Arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain dengan cara metafora. Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau
ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Arsitektur yang berdasarkan prinsip prinsip Metafora, pada umumnya dipakai jika untuk mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek
ke subjek lain; mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain; serta mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area
konsentrasi atau penyelidikan lainnya dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan
dengan cara baru. Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur :
Combination metaphor metafora kombinasi : Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan konkrit didalamnya
menghasilkan suatu bentuk penerapan yang tidak secara lansung menampilkan sebuah bentuk melainkan terdapat sebuah tahap transformasi didalamnya. Merupakan
penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek
visualnya.Hal ini mengakibatkan adanya tanggapan yang berbeda dari setiap pengamat terhadap bangunan tersebut. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini
adalah EX Plaza Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya
kinetik pada sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom
penyangganya sebagai ban mobil.
Universitas Sumatera Utara
58
Gambar 3.1 EX Plaza Indonesia
Tangible metaphorMetafora Konkrimetafora yang nyata : Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyataTangible dan
metafora yang berangkat dari hal – hal visual serta spesifikasikarakter tertentu dari
sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah
menyerupai istana. Metafora Konkrit dapat dilihat pada karya Santiago Calatrava yaitu Stasiun TGV
. Stasiun TGV merupakan interpretasi dari Metafora seekor burung.
Gambar 3.2 S tasiun TGV
Intangible metaphorMetafora Abstrakmetaphor yang tidak dapat diraba : Rancangan mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat
dibendakan.Metafora yang berangkat dari suatu konsep,ide,hakikat manusia dan nilai- nilai seperti: individualism,naturalism, komunikasi, tradisi, dan budaya. Metafora
Abstrak dapat dilihat pada beberapa karya Arsitek Jepang, seperti Kisho Kurokawa.
Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba membawa elemen sejarah dan budaya pada engawa tempat peralihan
sebagai ”ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan
Universitas Sumatera Utara
59
masa depan. Konsep ini dapat dilihat pada karya Kisho Kurokawa, salah satunya yaitu
Nagoya City Art Museum. Elemen sejarah dan budaya merupakan sesuatu obyek
yang abstrak dan tidak dapat dibendakan Intangible. Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa tergolong pada Metafora Abstrak.
Gambar 3.3 Nagoya City Art Museum
Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam arsitektur,yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini
lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata
senada dengan “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar.
Charles Moore, dalam suatu pembahasan tentang hal menarik hatinya, mengemukakan bahwa ia ingin agar bangunan-bangunan menyerupai batu
alam.
Pengertian metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang
yang menikmati atau memakai karyanya. Prinsip-prinsip Metafora dalam Arsitektur pada umumnya dipakai jika:
Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang
lain. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan
lainnya dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru.
Universitas Sumatera Utara
60
Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya.
Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.
lll.2 INTERPRETASI TEMA
Penerapan arsitektur metafora pada bangunan adalah dengan mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain serta
mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
Oleh sebab itu penyampaian metafora buku dan kertas dapat dilihat dalam berbagai jenis,jika dilihat dari posisicara peletakanya buku dan
kertas.Ada beberapa contoh sebagai berikut:
Gambar 3.4. Buku yang tertumpuk tidak rapi
Gambar 3.5. Buku yang terbuka
Gambar 3.7. Buku yang ditumpuk tidak rapi
Gambar 3.6. Buku yang didirikan tertumpuk tidak rapi
Universitas Sumatera Utara
61 Gambar 3.8. Buku miring tidak
rapi Gambar 3.9 halaman buku yang dilipat
tidak rapi
Gambar 3.10.
Buku terbalik
Gambar 3.11 buku yang terbuka dan di tumpukan
Universitas Sumatera Utara
62
lll.3 STUDI BANDING TEMA SEJENIS
lll.3.1 MILWAUKEE ART MUSEUM
Judul Proyek : Milwaukee Art Museum
Fungsi : Museum seni
Gambar 3.12 Fasade Museum Seni Milwauke Museum Seni Milwaukee dirancang oleh Santiago Calatrava pada tahun 2001.
Bangunan ini merupakan bangunan yang pertama kali didesain Calatrava di Amerika Serikat. Bangunan ini tidak hanya menggambarkan perluasan ruang untuk museum
seni Milwaukee, tetapi juga unntuk menampilkan gambaran baru dari museum ini, dan perluasan untuk kota Milwaukee.
Calatrava mengajukan desain di depan danau. Hal itu membentuk hubungan antara kota Milwaukee dengan danau Michigan dan perluasan jalan Wisconsin hampir
ke danau. Perluasan bangunan Calatrava dengan memanfaatkan pencahayaan alami dan
terbuka sehingga dapat melihat view danau dari dalam gedung. Selasar penghubung yang rendah dan transparan sehingga terjadi penghubung bangunan baru dan
bangunan lama. Di dalam bangunan, pintu masuk hall sangat spektakuler. Permainan cahaya
yang melalui panel-panel kaca atapnya tidak membuat orang jenuh dan dari dalam kita dapat memulai pandangan kita terhadap karya Calatrava sampai mendetail.
Universitas Sumatera Utara
63
Interior bangunan menampilkan bentuk-bentuk yang sederhana, detail dan finishingnya berulang-ulang. Bentuknya organik dan terus mengubah pandangan orang
yang berada di dalamnya. Berdiri di akhir pintu masuk, kita hampir merasakan mengambang di atas danau.
Gambar 3.13 Interior Museum Seni Milwaukee Pintu masuk utama berbentuk parabolic, kaca yang menutupi aula dengan
langit-langit 90 kaki. The Burke Brise Soleil-nya dapat bergerak, sayap seperti Sun Screen dengan kisi-kisi 72 baja, yang bertahan di atas kaca pada atap aula penerima
dan dapat mengendalikan cahaya pada bangunan. Kisi-kisi panjangnya dari 26 kaki sampai 105 kaki, jika sayap brise soleil-nya melebar pada titik terlebar panjangnya
mencapai 217 kaki, dan beratnya 90 ton. Desain Calatravas sering terinspirasi oleh alam, yang menampilkan kombinasi
dari bentuk-bentuk organik dan inovasi teknologi. Milwaukee Art Museum ekspansi menggabungkan beberapa elemen terinspirasi oleh lokasi danau Museum. Di antara
banyak unsur maritim dalam desain Calatrava adalah: kisi-kisi baja bergerak terinspirasi oleh sayap burung, sebuah jembatan penyeberangan kabel dengan tiang
menjulang terinspirasi oleh bentuk os perahu layar dan mengingatkan satu lantai melengkung galleria gelombang.
Universitas Sumatera Utara
64
Kesimpulan :
Ide bentukan bangunan Museum Art Milwaukee ini bersumber dari alam, yang
menampilkan kombinasi bentuk-bentuk organik dan inovasi teknologi.
Secara khusus bangunan ini terinspirasi dari oleh sayap burung, oleh sebab itu the Burke Brise Soleil-nya dapat bergerak seperti merekonstruksikan kepakan
sayap burung yang juga berfungsi sebagai pengatur cahaya yang masuk ke dalam bangunan.
Bagian interior bangunan juga didesain berbentuk organik, bila diperhatikan
seperti bentukan rongga.
lll.3.2 Sidney Opera House
Judul Proyek : Sidney Opera House ,Sidney, Australia
Fungsi : Gedung pertunjukkan teater
Gambar 3.14. Sidney Opera House
Merupakan bangunan yang dibangun tahun 1957 dengan fungsi sebagai gedung pertunjukkan teater, ballet, dan berbagai seni lainnya. Konsep perancangan
gedung opera ini berasal dari cangkang.
Universitas Sumatera Utara
65
Sistem struktur yang digunakan gedung opera ini adalah struktur cangkang berbentuk spherical geometry dengan bentang kurang lebih 185 m dan ketinggian
mencapai 67 meter diatas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat 15,5 ton. Kesemuanya disatukan dengan kabel baja
sepanjang 350 km. Berat atap keseluruhan mencapai 27.230 ton yang dilapisi 1. 656. 056 keramik Swedia.
Berat bangunan 161.000 ton ditopang oleh 580 kostruksi baja yang ditanam pada kedalaman 25 m di bawah permukaan laut. Penyangga atap terdiri dari 32 kolom
beton yang masing-masing 2,5 meter persegi dengan struktur dinding curtain wall. Sydney Opera House Ditinjau Dari Struktur Shell pada atap merupakan bentuk
metafora dengan menerapkan sistem shell free form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat secara struktural yang dalam hal ini bentuk
geometri tetap ada tetapi bukan merupakan faktor utama. Kesimpulan:
Ide dan konsep dari bentuk bangunan berasal dari metafora cangkang.
Bentuk bangunan-bangunan metafora terkesan dinamis dan tidak kaku.
Bentuk lengkung yang merupakan hasil intrepertasi dari bentuk cangkang
diwujudkan dengan menggunakan sistem struktur cangkang shell, sehingga terkesan sebagai cangkang raksasa, karena sang arsitek menerapkan metafora
konkrit dalam desainnya sesuai dengan bentuk aslinya.
lll.3.3. Lyon Satolas Airport
Judul Proyek : Lyon Satolas AirPort,Perancis
Fungsi : Bandar Udara
Universitas Sumatera Utara
66
Gambar 3.15 Studi Banding Tema Sejenis Lyon Satolas Airport
Merupakan Bandara Udara yang juga memiliki fungsi sebagai jalur masuk bus dan kereta subway. Mengambil Bentuk ekspresi sayap burung. Bagian depan
bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung. Penggunaan bahan rangka baja untuk
mengekspresikan morfologi sayap burung. Baja yang digunakan yaitu baja lengkungan dengan panjang 120 meter dan tinggi 40 meter.
Kesimpulan:
Bentuk sayap burung pada Bandar Udara ini merupakan wujud ekspresi dari metafora seekor burung.
Material yang digunakan untuk menampilkan bentuk sayap burung menggunakan
rangka baja lengkungan.
Detail rangka Baja dan ruangan yang ekspresif dengan teknologi menambah kesan tidak biasa karena menampilkan garis-garis miring dan lengkung yang jauh
dari kesan bangunan kaku lainnya.
Universitas Sumatera Utara
67
BAB IV ANALISA PERANCANGAN