Penentuan Populasi dan Sampel Pengumpulan dan Pengolahan Data

pendapat para sarjana, berita serta berbagai keterangan dari media massa dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

C. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah sebuah objek atau seluruh individu atau seluruh gejala kejadian atau seluruh unit yang akan diteliti Ronny Hanitijo Soemitro, 1990 : 40. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pihak-pihak yang berkompeten dalam perumusanpembuat undang- undang legislatif, penerapan undang-undang yudikatif dan pelaksanaan undang-undang eksekutif, dengan berpegang pada pada populasi yang telah ditentukan maka penulis akan menentukan sampel yang representatif mewakili populasi, metode yang yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu berdasarkan penunjukan responden sesuai dengan kewenangan dan kedudukan sampel. Adapun responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu : 1. Anggota Komisi III DPR RI : 2 orang 2. Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Lampung : 2 orang 3. Hakim di Pengadilan Tinggi Lampung : 2 orang 4. Dosen Bagian Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung : 2 orang Jumlah : 8 orang

D. Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mencatat, mengutip hal-hal yang perlu dan penting terhadap beberapa buku literatur, misalnya peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan. 2. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan langkah sebagai berikut : a. Editing, yaitu data yang diperoleh diperiksa untuk mengetahui apakah masih terdapat kekurangan-kekurangan, serta apakah data tersebut sudah sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. b. Klasifikasi, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan pokok bahasan. c. Interpretasi, yaitu menghubungkan, membandingkan dan menguraikan data serta mendiskripsikan data dalam bentuk uraian, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan. d. Sistematisasi, yaitu melakukan penyusunan dan penempatan data pada tiap pokok bahasan secara sistematis sehingga memudahkan pembahasan.

E. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Perkembangan Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia

15 150 114

Pembuktian Terbalik Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

3 71 102

Eksistensi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pemberantasan Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang Di Semarang)

0 34 179

Analisa Hukum Terhadap Penerapan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang Bagi Pelaku Tindak Pidana Korupsi Sebagai Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Tindak Pidana Pencucian Uang Dihubungkan Dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Penc

0 0 8

Penggunaan Undang-undang Tindak Pidana Korupsi dalam Menangani Tindak Pidana Perbankan Perspektif Penegakan Hukum.

0 0 1

UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN SEJARAH PERKEMBANGANNYA

0 0 104

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14

PENERAPAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI TERHADAP TINDAK PIDANA DIBIDANG KEHUTANAN Ifrani

0 0 12

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

0 0 15

BAB II PERKEMBANGAN GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA A. Perkembangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia - Perkembangan Gratifikasi Sebagai Tindak Pidana Korupsi Menurut

0 0 29