Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut”.
Dari pasal 1365 KUH Perdata tersebut data dikatakan bahwa perbuatan itu dikatakan melawan hukum aoabila memenuhi syarat unsur :
a Perbuatan itu harus melawan hukum
b Perbuatan itu harus menimbulkan kerugian
c Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesalahankelalaian
d Antara perbuatan dan kerugian yang timbul harus ada hubungan kausal.
Dan pasal 1366 KUH Perdata menyebutkan bahwa “Setiap orang bertanggung-jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya”.
Berdasarkan pengertian di atas maka apabila nasabah merasa dirugikan oleh pihak perbankan ia dapat mengajukan tuntutan pihak bank telah melakukan
perbuatan melawan hukum berdasarkan pasal 1365 KUH Perdata. Hanya saja dalam pelaksanaan penututan selanjutnya nasabah harus dapat membuktikan
bahwa pihak bank benar-benar telah melakukan perbuatan hukum yang merugikan dirinya sebagai nasabah.
B. Peranan Nasabah Sebagai Konsumen
Membicarakan peranan nasabah di sektor perbankan maka kita juga secara langsung dapat mengerti bahwa peranan nasabah tersebut pada dasarnya
adalah berhubungan dengan kegiatan dari jasa – jasa perbankan.
Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
Dengan demikian peranan nasabah di sektor perbankan, maka hal tersebut diartikan juga sebagai peranan nasabah dalam mengisi lapangan usaha
dari para bank tersebut. Adapun lapangan usaha dari pada Bank tersebut dapat dibagi dalam
kategori sebagai berikut : 1.
Lapangan usaha bank umum a.
Menerima simpanan terutama dalam bentuk giro dan deposito b.
Memberi kredit terutama kredit jangka pendek dengan tanggungan efek, hasil bumi, barang, juga dengan tanggungan dokumen pengangkutan dan
dokumen penyimpanan yang mewakili barang itu, begitu juga dengan tanggungan kertas berharga yang mewakili barang.
c. Memberikan kredit jangka menengah, panjang atau turut dalam
perusahaan dengan persetujuan dan syarat – syarat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Memindahkan uang, baik dengan pemberitahuan secara telegram maupun
surat, ataupun dengan jalan memberikan wesel tunjuk di antara sesama kantornya. Penarikan atas saldo kredit yang ada pada koresponden,
dilakukan secara telegram atau wesel tunjuk atau dengan cek. e.
Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, menjalankan perintah untuk pemindahan uang, menerima pembayaran dari
tagihan atas kertas berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga.
f. Mendiskonto
Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
1 Surat wesel dan surat order dengan dua penanggung jawab atau lebih
secara padu dan dengan masa berlaku yang tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan.
2 Surat wesel dan kertas dagang yang lain yang tidak lebih masa
berlakunya dari pada kebiasaan dalam perdagangan, baik yang ditarik dengan jaminan surat kredit maupun dengan jaminan dokumen
pengangkutan. 3
Kertas perbendaharaan atas beban negara. 4
Surat hutang dengan pelunasan dalam enam bulan dan selama diskonnya turut bertanggung jawab secara padu.
5 Mandat atau surat perintah membayar atas kas negara untuk rendemen
lelang. g.
Membeli dan menjual 1
Wesel yang diakseptasi oleh bank yang waktu berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan
2 Kertas perbendaharaan atas beban negara.
3 Surat hutang yang tercatat pada suatu bursa efek yang resmi atas beban
negara atau bunga pelunasannya dijamin oleh negara. h.
Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang yang lain, dan pembayaran dengan surat dan telegram, yang masa berlakunya tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan, dan ada jaminan yang lazim berlaku untuk hal itu.
i. Memberi jaminan bank bank garantie dengan tanggungan yang cukup.
j. Menyewakan tempat menyimpan barang berharga.
Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
k. Menjalankan usaha lain yang lazim dilakukan dalam suatu bentuk bank
umum. 2.
Lapangan Usaha Bank Umum Milik Negara a.
Bank Negara Indonesia 1946, dengan pengutamaan tugas di sektor industri.
b. Bank dagang negara , dengan pengutamaan tugas di sektor pertambangan.
c. Bank Bumi Daya, dengan pengutamaan tugas di sektor perkebunan dan
kehutanan. d.
Bank Rakyat Indonesia dengan pengutamaan tugas sebagai berikut : 1
Membantu perkembangan koperasi, terutama dalam bidang pertanian dan perikanan.
2 Membantu kaum tani dan nelayan yang belum tergabung dalam
koperasi untuk mengembangkan usaha – usahanya di bidang pertanian dan perikanan, dan mendorong serta membimbing ke arah usaha
bersama dan asas sendiri perkoperasian. 3
Membantu rakyat yang belum tergabung dalam koperasi dan menjalankan kegiatan dalam bidang kerajinan, perindustrian rakyat,
perusahaan rakyat dan perdagangan kecil. e.
Memberi bantuan terhadap usaha negara dalam rangka pelaksanaan politik agraria.
f. Memberi bantuan terhadap usaha pemerintah dalam pembangunan
masyarakat desa. g.
Membina dan mengawasi bank desa, lumbung desa, bank pasar dan bank – bank sejenis lainnya berdasarkan petunjuk dan pimpinan Bank Indonesia.
Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
3. Lapangan Usaha Bank Tabungan Milik Negara
a. Menerima simpanan terutama dalam bentuk tabungan
b. Memperbungakan dana – dananya terutama dalam kertas berharga yang
solider. c.
Dapat memberikan kredit yang pelaksanaannya dilakukan menurut bimbingan Bank Indonesia. Jumlah kredit tersebut hanya boleh diberikan
sampai suatu jumlah menurut perbandingan dengan seluruh simpanan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Membiayai pembayaran berupa pinjaman kepada pembeli rumah.
4. Lapangan Usaha Bank Lainnya.
a. Lapangan Usaha Bank Tabungan Swasta
Lapangan usaha bank tabungan swasta pada dasarnya sama dengan lapangan tabungan usaha bank milik negara, hanya saja
pelaksanaannya pihak swasta. b.
Lapangan Usaha Bank Pembangungan Swasta Lapangan usaha bank pembangunan swasta pada umumnya juga
sama dengan lapangan usaha bank pembangunan milik negara. c.
Lapangan Usaha Bank Umum Asing Lapangan usaha bank umum asing sama dengan lapangan usaha
bank umum milik negara, dengan catatan bahwa : 1
Tidak diperkenankan menerima uanga tabungan. 2
Dapat memberikan kredit kepada : a
Perdagangan internasioanal b
Bidang industri dan produksi
Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
c Bidang usaha yang memungkinkan untuk melaksanakan
penanaman modal asing atau usaha campuran dengan modal asing. d
Usaha – usaha di bidang lainnya, sejauh dalam bidang yang bersangkutan mempunyai kebutuhan kredit, akan tetapi kebutuhan
ini tidak atau kurang cukup dipenuhi oleh bank – bank nasional yang ada.
Perkembangan yang demikian pesat di bidang perbankan tidak terlepas dari peran nasabah sebagai pihak yang menggunakan jasa bank, sebab bila tidak
ada kepercayaan dari nasabah terhadap bank maka tentu saja bank tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai perlindungan dan penyalur dana dari masyarakat.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak jarang nasabah sebagai pihak yang menggunakan jasa bank sering diabaikan haknya. Karena kurangnya
perlindungan terhadap nasabah jika berhadapan dengan bank adalah merupakan suatu masalah yang sering dikeluhkan terus menerus.
C. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank ditinjau Dari Undang- Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Membicarakan perlindungan hukum terhadap nasabah kita tidak dapat memisahkan diri dengan UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,
karena pada dasarnya UU inilah yang dijadikan bagi perlindungan konsumen termasuk halnya nasabah secara umum.
UU No. 10 Tahun 1998 Bukan tidak ada membicarakan tentang nasabahnya di dalamnya, tetapi karena UU no. 10 Tahun 1998 hanya bersifat
memberitahukan kepada nasabah semata tidak memberikan akibat kepada perbankan itu sendiri sehingga dirasakan kurang memberikan perlindungan
Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
kepada nasabahnya. Tetapi secara administrasi UU No. 10 Tahun 1998 memberikan perlindungan kepada nasabahnya. Tetapi secara administrasi UU No.
10 Tahun 1998 memberikan konsekuensi diambilnya tindakan oleh BI terhadap bank menyalahi ketentuan UU No. 10 Tahun 1998, sedangkan nasabah tidak
diberikan kesempatan melakukan aksi dari ketentuan UU No. 10 Tahun 1998. Aksi tersebut hanya dapat dilakukan dengan dasar UU No.8 Tahun 1999.
Ketidakberdayaan konsumen dalam menghadapi pelaku usaha jelas sangat merugikan kepentingan masyarakat. Perlindungan konsumen adalah segala
upaya yang menjamin kepastian hukum untuk memberi perlindungan terhadap konsumen.
Hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas atau kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan
dan masalahnya dengan penyedia barang atau jasa.
32
Perlindungan hukum bagi nasabah selaku konsumen mempunyai hak untuk melakukan pengaduan nasabah, serta menggunakan forum mediasi
Kepercayaan merupakan inti dari perbankan sehingga sebuah bank harus mampu menjaga kepercayaan dari para nasabahnya. Perlindungan hukum bagi
nasabah bank selaku konsumen ditinjau dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen terletak pada adanya kewajiban bagi pihak bank untuk mengindahkan
tata cara pembuatan klausula baku baik bentuk maupun substansinya dalam hal pembuatan perjanjian kreditpembiayaan, serta pembukaan rekening bank oleh
nasabah.
32
A.Z. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Diedit Media, Jakarta, 2002, hal 28.
Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
perbankan untuk mendapatkan penyelesaian sengketa di bidang perbankan secara sederhana, murah, cepat.
Apabila hak dan kewajiban PT. Bank Sumut Syariah sudah sejalan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen maka akan dapat menjalankan aktifitas
perbankan didalam bank tersebut. Diantaranya adalah hak mendapatkan keamanan, hak untuk memilih produk, hak untuk mendapatkan informasi yang
jelas dan akurat dan hak untuk diperlakukan secara benar dan jujur. Dan kewajibannya adalah mengikuti petunjuk informasi dan prosedur yang dijalankan
bank tersebut.
33
33
Arsip Bank Sumut Syariah, 2008.
Di dalam Undang – Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan konsumen disebutkan dalam pasal 1 ayat 1 “ Perlindungan konsumen adalah
segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan Perlindungan kepada konsumen”.
Dalam ayat 2 pasal yang sama dinyatakan “ Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan “.
Perihal terbitnya istilah perlindungan konsumen ini adalah disebabkan adanya aktivitas – aktvitas perekonomian. Kesenjangan ekonomi merugikan
berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas ekonomi. Masyarakat Indonesialah yang tidak lain sebagai konsumen yang paling dirugikan. Hendaknya diluruskan
anggapan keliru yang menyatakan bahwa para pelaku ekonomi hanyalah terdiri dari pemerintah.
Melli Meilany : Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang NO.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009
Keberpihakan kepada konsumen sebenarnya merupakan wujud nyata ekonomi kerakyatan. Dalam praktek perdagangan yang merugikan konsumen, di
antaranya penentuan harga barang, dan penggunaan klausula eksonerasi secara tidak patut, pemerintah harus secara konsisten berpihak kepada konsumen yang
pada umumnya orang kebanyakan.
D. Prinsip Hukum Dalam Hubungan Antara Nasabah Penyimpan Dengan Bank