ANALISIS KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGELOMPOKKAN PADA SISTEM KOLOID MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

ABSTRAK
ANALISIS KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGELOMPOKKAN
PADA SISTEM KOLOID MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh
HELVIRA AYSAH

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan memprediksi dan
mengelompokkan pada sistem koloid melalui penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing untuk siswa berkemampuan kognitif tinggi, sedang dan rendah. Subyek
penelitian adalah siswa kelas XI IPA5 SMA Perintis 1 tahun ajaran 2012/2013.
Metode yang digunakan pre-eksperimental dengan desain one shot case study.
Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa (1) keterampilan siswa memprediksi untuk kelompok tinggi berkriteria 75% sangat baik, dan 25% baik;
kelompok sedang 25% berkriteria sangat baik, 75% baik; kelompok rendah 25% berkriteria baik, 50% cukup, dan 25% kurang. (2) Keterampilan mengelompokkan,
untuk kelompok tinggi 75% berkriteria sangat baik, dan 25% baik; kelompok sedang
44% sangat baik, 44% baik, dan 12% cukup; kelompok rendah 25% berkriteria
sangat baik, 50% baik, dan 25% cukup.
Kata kunci : inkuiri terbimbing, keterampilan memprediksi dan mengelompokkan,

kelompok kognitif.

ANALISIS KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGELOMPOKKAN
PADA SISTEM KOLOID MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh
HELVIRA AYSAH

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 21 Agustus 1989. Sulung dari
pasangan Bapak Tengku Afrana dan Ibu Suzana memiliki dua orang adik yang
bernama Ridho Hasanah dan Tengku Abdul Kholiq.

Pendidikan formal diawali pada tahun 1994 di Taman Kanak-kanak IKI Bekri
diselesaikan pada tahun 1995, terdaftar sebagai siswi di SD Negeri 2 Sinar Banten
Bekri yang diselesaikan pada tahun 2001. Selanjutnya melanjutkan SMP Negeri 2
Bangun Rejo yang diselesaikan pada tahun 2004, SMA Negeri 7 Bandar Lampung
yang diselesaikan tahun 2007. Tahun yang sama terdaftar sebagai Mahasiswi
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas
Lampung melalui jalur Non Reguler.

Selama menjadi mahasiswa pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke
Jakarta, Serpong dan Bandung pada tahun 2009. Pada tahun 2009, mengikuti
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Natar.

PERSEMBAHAN


Dengan segala kerendahan hati terucap syukur alhamdulillah untuk segala nikmat
yang telah diberikan Robb sang pencipta alam semesta, sehingga dengan ridho-Nya
skripsi ini bisa terselesaikan. Tulisan ini kupersembahkan teruntuk:
Ayahanda Tengku Afrana dan Ibu Suzana
Sosok luar biasa yang membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang,
Perjuangan beliau menjadi energi yang selalu membangkitkanku. Berkat
beliau aku dapat merasakan nikmatnya menimba ilmu dan hidup seperti ini.
Ridho Hasyanah dan Tengku abdul kholiq, serta seluruh keluargaku tercinta,
yang tak pernah lelah mendukungku.
Sahabat-sahabatku Mba Ana, Mba Raihan, Mba Maya, Haslinda, Mba
Lela, Mba Yati, Mba Yuni, Mba Desti, Mba Ema, Dedes, Duri, Gusti,
Desia.

MOTTO

………..Ingatlah, hanya dengan mengingat Allohlah hati menjadi
tentram.
(QS. Ar Ra’ad 28)


SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi
ini dapat diselesaikan dengan judul “ Analisis Keterampilan Memprediksi dan
Mengelompokkan pada Materi Koloid Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing ” adalah salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Lampung. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Hi.
Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila dan Bapak Dr. Caswita, M.Si.,
selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih pula kepada :
1.

Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia, sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritikan
dalam penyusunan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi.

2. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing I, atas kesediaan, keikhlasan waktu, serta kesabaran dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan sebagai
Pembimbing II atas bimbingan, saran, dan motivasi dalam proses penyelesaian

kuliah.
4. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan PMIPA Universitas Lampung.

5. Bapak Zainuri, S.Ag., M.MPd. selaku Kepala SMA Perintis 1 Bandar
Lampung, Ibu Sawiyah, S.Pd. selaku guru mitra, seluruh staf, serta siswa
SMA Perintis 1 Bandar Lampung atas kerja sama dan bimbingannya.
6. Ibu dan Ayah tercinta, atas do’a, kasih sayang, motivasi, pengorbanan, serta
kesabaran yang tak putus diberikan. Tersayang kedua adikku Ridho Hasanah
dan Tengku Abdul atas motivasi dan keceriaan yang diberikan.
7. Sahabat – sahabat tercinta, mb Ana, Raihan, Mba Maya, Mba Erni, Mba Yati,
Haslinda, Mbaa Yuni, Mba Lela, terimkasih sudah memberikan semangat dan
dukungannya.
8. Teman - teman Pendidikan Kimia 2007 atas kehangatan dan persahabatan
yang diberikan selama ini.
Akhirnya, penulis mengucapkan maaf apabila tedapat kesalahan dalam penulisan
skripsi ini. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, 19 Maret 2015
Penulis


Helvira Aysah

iv

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
I.

II.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................

1

B. Rumusan Masalah ................................................................................


4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................

5

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

5

E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Konstruktivisme ............................................................

7


B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................................

9

C. Keterampilan Proses Sains ..................................................................

12

D. Kemampuan Kognitif ..........................................................................

14

E. Kerangka Pemikiran.............................................................................

15

F. Anggapan Dasar ..................................................................................

17


G. Hipotesis .......................................................................................... ..

17

III. METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian.................................................................................

18

B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................

18

C. Sumber Data ........................................................................................

19

D. Instrumen Penelitian ............................................................................

19


E. Validitas Instrumen Penelitian .............................................................

20

F. Prosedur Penelitian ..............................................................................

21

G. Teknik Pengelompokkan Siswa ...........................................................

23

H. Analisis Data .......................................................................................

25

1V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................


28

B. Pembahasan ............................................................................................

32

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................

43

B. Saran .......................................................................................................

43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Pemetaan .....................................................................................................
Silabus .........................................................................................................
RPP.. ........................................................................................... ................
Lembar Kerja Siswa1 ..................................................................................
Lembar Kerja Siswa 2 .................................................................................
Lembar Kerja Siswa 3 .................................................................................
Lembar Kerja Siswa 4 .................................................................................
Lembar Kerja Siswa 5 .................................................................................
Pretes ...........................................................................................................
Kunci Jawaban Pretes .................................................................................
Soal Postes ..................................................................................................
Rubrik Penskoran Postes.............................................................................
Kuesioner ....................................................................................................
Penentuan Kelompok Kognitif Siswa .........................................................
Hasil Pengolahan Data ................................................................................
Data Kuesioner ............................................................................................
Lembar Observasi Kinerja Guru .................................................................
Lembar Observasi Aktivitas Siswa .............................................................

45
54
63
100
106
112
121
127
131
132
135
137
140
141
144
150
151
151
vi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing ......................................................

10

2.

Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar ...............................................

13

3.

Kriteria pengelompokan siswa menurut Sudijono ..................................... . 25

4.

Kriteria pengelompokan siswa ................................................................... . 25

5.

Kriteria tingkat kemampuan siswa..............................................................

26

6.

Hubungan antara nilai presentase dengan tafsiran ......................................

27

7.

Keterlaksanaan proses belajar mengajar materi sistem koloid melalui
model pembelajaran inkuiri terbimbing ......................................................

32

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Bagan prosedur pelaksanaan penelitian ......................................................

23

2.

Rata-rata nilai keterampilan memprediksi dan mengelompokkan siswa
kelompok tinggi, sedang dan rendah...........................................................

28

3.

Persentase siswa setiap kelompok kognitif pada keterampilan memprediksi 29

4.

Persentase siswa setiap kelompok kognitif pada keterampilan
mengelompokkan ........................................................................................

30

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin maju dengan
pesat mengikuti perkembangan jaman. Oleh karena itu, pendidikan memiliki
peran penting dalam memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan
suatu bangsa juga tidak terlepas dari keberhasilan penerapan sistem pendidikan di
sekolah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan upaya dalam menghadapi perkembangan IPTEK. Saat ini, peningkatan mutu pendidikan semakin memperhatikan perkembangan kecerdasan intelektual dalam rangka memacu penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi (Depdiknas 2005) begitu juga dengan pendidikan
sains, yang umum dikenal Ilmu Pendidikan Alam (IPA).
Ilmu kimia merupakan rumpun IPA yang pada hakikatnya mempunyai karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap. Oleh karena itu, pembelajaran
kimia tidak bias mengesampingkan proses ditemukannya konsep, melainkan
bagaimana siswa dilatih untuk menemukan konsep tersebut. Untuk melatih siswa
menemukan konsep-konsep kimia maka dapat ditempuh dengan pendekatan
keterampilan proses.
Dengan menggunakan pendekatan proses, selain menguasai konsep-konsep kimia,
siswa juga dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan proses sains yang

2

dimilikinya. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan-keterampilan intelektual, social, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan
mendasar yang telah ada dalam diri siswa (Dimyati, 2009). Menurut Hartono
(2007) indikator KPS dasar meliputi: mengamati (observasi), klasifikasi
(mengelompokkan), pengukuran, komunikasi, menarik kesimpulan (inferensi),
dan meramalkan (prediksi).
Proses pembelajaran yang mengembangkan indikator KPS tersebut membuat
siswa mampu menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep secara mandiri. Akan
tetapi pada kenyataanya, guru hanya mengajarkan fakta dan konsep kepada siswa.
Hal ini disebabkan guru terdesak oleh waktu mengejar pencapaian kurikulum,
sehingga guru hanya menginformasikan fakta dan konsep melalui metode
ceramah. Hal ini mengakibatkan para siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi
tidak dilatih menemukan konsep dan mengembangkan ilmu pengetahuannya
sendiri., sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak akan bertahan lama dalam
ingatan siswa. Hal ini membuktikan bahwa tidak cukup menyampaikan secara
lisan atau tulisan, melainkan guru harus merancang model pembelajaran yang
berbeda dari biasanya. Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa
menemukan konsep secara mandiri adalah inkuiri terbimbing.
Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat membantu dalam menggunakan ingatan
dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka, situasi proses belajar menjadi lebih terangsang, dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu, dan memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri (Roestiyah,
1998).

3

Lebih lanjut menurut Gulo (Trianto, 2010), pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
dimulai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk diselesaikan oleh siswa. Setelah masalah diungkapkan, siswa mengembangkan pendapatnya dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Langkah selanjutnya siswa mengumpulkan data-data dengan melakukan percobaan dan telaah literatur. Siswa kemudian menganalisis data dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Salah satu materi kimia yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains
siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu materi sistem
koloid. Materi ini dipilih karena fenomena-fenomenanya sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Standar Kompetensi dari materi koloid adalah menjelaskan
sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan SK ini siswa akan dilatihkan untuk mengelompokkan campuran ke dalam
suspensi, larutan dan koloid berdasarkan hasil pengamatan, Sehingga siswa tidak
kesulitan dalam menemukan konsep sistem koloid.
Beberapa hasil penelitian yang mengkaji penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing adalah: (1) Diky (2012) menyimpulkan bahwa berdasarkan uji hipotesis, diketahui bahwa kelas dengan pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki keterampilan mengkomunikasikan dan pencapaian kompetensi siswa yang lebih tinggi
dibandingkan kelas dengan pembelajaran konvensional. (2) Viyanti (2009) telah
melakukan penelitian tentang penggunaan keterampilan proses sains dalam upaya
meningkatkan penguasaan konsep suhu dan kalor siswa kalor siswa kelas X
SMAN di Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah
eksperimen semu dan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian telah terjadi

4

peningkatan penguasaan konsep suhu dan kalor bagi siswa yang menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan proses sains lebih tinggi secara signifikan
dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
KPS meliputi keterampilan intelektual atau kemampuan berpikir siswa. Kemampuan yang melibatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan intelektual
atau berpikir siswa adalah kemampuan kognitif (Winarni, 2006). Kemampuan
kognitif dikelompokan menjadi tiga yaitu kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan
rendah. Kemampuan kognitif merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Siswa berkemampuan kognitif tinggi, cenderung
memiliki prestasi belajar yang tinggi dibandingkan kemampuan kognitif sedang
dan rendah (Nasution, 2000).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan peneltian yang berjudul
“Analisis Keterampilan Prediksi dan Mengelompokkan Pada Materi Pokok Sistem
Koloid Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
penelitian ini adalahsebagai berikut:
1. Bagaimana keterampilan memprediksi siswa pada materi sistem koloid dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk siswa kelompok tinggi, sedang,
rendah ?
2. Bagaimana keterampilan mengelompokkan siswa pada materi sistem koloid
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk siswa kelompok tinggi,

5

sedang, rendah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan keterampilan memprediksi dan mengelompokkan
pada materi sistem koloid model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk siswa
kelompok tinggi, sedang, rendah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Siswa
Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang diterapkan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat mengasah kemampuan berpikir serta dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi koloid.
2. Guru
Sebagai bahan petimbangan dalam pemilihan dan penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran kimia, terutama pada materi
koloid.
3. Sekolah
Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu
alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu masalah (Tim
Penyusun kamus, 2006).
2. Indikator keterampilan proses sains yang diteliti adalah keterampilan memprediksi dan mengelompokkan.
3. Keterampilan memprediksi yaitu dapat meramalkan berdasarkan pola-pola
hasil pengamatan dan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati.
4. Keterampilan mengelompokkan yaitu mampu menentukan perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan
dasar penggolongan suatu obyek.
5. Model inkuiri terbimbing yang digunakan pada penelitian ini adalah model
inkuiri terbimbing menurut Gulo (Trianto, 2010) yang terdiri dari tahaptahap, yaitu : (1) mengajukan permasalahan, (2) merumuskan hipotesis, (3)
mengumpulkan data, (4) analisis data, dan (5) membuat kesimpulan.
6. Kelompok tinggi, sedang, dan rendah merupakan kelompok kognitif siswa
kategori tinggi, sedang, dan rendah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan
Sekarwinahyu (2001) yaitu:
"konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita
peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan.
Adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain”.
Menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001),
agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:
1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan
interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut.
2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan mengenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membandingkan
sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari
pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya
untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi
pengetahuannya.
3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang
lain (selective conscience). Melalui “suka dan tidak suka” inilah muncul
penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi
pembentukan pengetahuannya.

8

Menurut Trianto (2007):
“Setiap orang membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan akan sangat mustahil terjadi. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang
dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang
belum mempunyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide, dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus
diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa itu lewat pengalamannya”

Secara sederhana konstruktivisme merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemu-kan,
melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya.
Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti
hakikat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu
tentang sesuatu (Suparno, 1997).

Ciri atau prinsip dalam belajar menurut Suparno (1997) sebagai berikut:
1. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. Belajar bukanlah
hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia
fisik dan lingkungannya.
5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan
yang sedang dipelajari.

Menurut Sagala (2010) konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tibatiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi

9

pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu
dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan
pengetahuan dibenak mereka sendiri. Landasan berfikir konstruktivisme adalah
lebih menekankan pada strategi memperoleh dan mengingat pengetahuan.

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing selaras dengan pendekatan konstruktivisme. Inkuiri dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban
terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Dengan kata lain, inkuiri adalah
suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah
terhadap pertanyaan atau rumusan masalah (Ibrahim, 2000).
Gulo dalam Trianto (2010) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran inkuiri
terbimbing adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan metode pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan
atau permasalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk
merumuskan hipotesis.
2. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi
permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan
proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan yang diberikan.
3. Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data.
Guru membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah
pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau
grafik.
4. Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskandengan menganalisis data yang telah diperoleh. Setelah mem-

10

peroleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah
atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses
inkuiri yang telah dilakukannya.
5. Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat
kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Langkah awal pembelajaran inkuiri terbimbing ialah merumuskan masalah, siswa
diberikan masalah atau pertanyaan dari guru kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari
guru. Setelah masalah diungkapkan, siswa mengembangkan dalam bentuk
hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Kemampuan yang dituntut dalam
mengembangkan hipotesis. Setelah siswa mengembangkan hipotesis, langkah
selanjutnya siswa mengumpulkan data-data dengan melakukan percobaan dan
telaah literatur. Siswa kemudian menganalisis data dari hasil pengumpulan data.
Terakhir siswa dapat menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan
mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan
oleh Gulo dalam Trianto (2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing
tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing
No.
1.

2.

Fase
Kegiatan Guru
Mengajukan pertanya- Guru membimbing siswa
an atau permasalahan mengidentifikasi
masalah. Membagi
siswa dalam kelmpok
Membuat hipotesis
Guru memberikan
kesempatan bagi siswa
untuk curah pendapat
dalam membuat hipohipotesis. Membimbing
siswa dalam menentukan

Kegiatan Siswa
Siswa mengidentifikasi
masalah dan siswa duduk
dalam kelompoknya
masing-masing.
Siswa memberikan
pendapat dan menentukan hipotesis yang

11

Tabel 1. (Lanjutan)
No.

Fase

3.

Mengumpulkan data

4.

Menganalisis data

5.

Membuat kesimpulan

Kegiatan Guru
hipotesis yang relevan
dengan permasalahan
dan memprioritaskan
hipotesis mana yang
menjadi prioritas
penyelidikan.
Guru membimbing siswa
mendapatkan informasi
atau data-data melalui
percobaan maupun telaah
literatur
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan
data yang terkumpul
Guru membimbing siswa
dalam membuat
kesimpulan

Kegiatan Siswa

Siswa melakukan percobaan maupun telaah
literatur untuk mendapatkan data-data atau
informasi
Siswa mengumpulkan dan
menganalisi data serta
menyampaikan hasil
pengolahan data yang
terkumpul
Siswa membuat kesimpulan

Menurut Roestiyah (1998), inquiry memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan
ide-ide yang lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
5. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
6. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
7. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga
mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran inquiry antara lain:
1. Guru harus tepat memilih masalah yang akan dikemukan untuk
membantu siswa menemukan konsep.
2. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswasiswanya.
3. Guru sebagai fasilitator diharapkan kreatif dalam mengembangkan pertanyaan-pertanyaan.

12

C. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains (KPS) dibutuhkan untuk menggunakan dan memahami
sains ( Hartono, 2007). Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni
IPA sebagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS.
Dalam pembelajaran IPA aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil
akhir dan berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban yang benar.
Dengan kata lain bila seseorang telah memiliki KPS, IPA sebagai produk akan
mudah dipahami, bahkan mengaplikasikan dan mengembangkannya.KPS adalah
semua keterampilan yang terlibat pada saat proses berlangsungnya sains. KPS
penting dimiliki guru untuk digunakan sebagai jembatan untuk menyampaikan
pengetahuan/ informasi baru kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan
atau informasi yang telah dimiliki siswa.

Menurut Semiawan (1992) keterampilan proses sains adalah keterampilan–
keterampilan fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta dan konsep sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai
yang dituntut.

Jadi KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat
penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam
mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

13

Hartono (2007) menyusun indikator keterampilan proses sains dasar ditunjukkan
pada Tabel 2:
Tabel 2. Indikator keterampilan proses sains dasar
Keterampilan Dasar
Indikator
Observasi

Klasifikasi

Pengukuran

Komunikasi

Menarik Kesimpulan

Mampu menggunakan semua indera ( penglihatan,
pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba ) untuk
mengamati, mengidentifikasi, dan memahami sifat benda
dan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan
Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciriciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan
menentukan dasar penggolongan terhadap suatu objek
Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk
menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran
suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang,
luas, volume, waktu, berat, dan lain-lain. Dan mampu
mendemonstrasikan perubahan suatu satuan pengukuran
ke satuan pengukuran lain
Mampu membaca dan mengkompilasi informasi dalam
grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan
grafik, tabel, atau diagram,
menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas
Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda
atau fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi
data dan informasi

Menurut Rezba (1995) keterampilan proses dasar diuraikan oleh sebagai berikut
1. Observasi atau mengamati, menggunakan lima indera untuk mencari tahu
informasi tentang obyek seperti karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan
fitur identifikasi lain.
2. Klasifikasi, proses pengelompokan dan penataan objek
3. Mengukur, membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan jumlah
yang diketahui, seperti: standar dan non-standar satuan pengukuran.
4. Komunikasi, menggunakan multimedia, tulisan, grafik, gambar, atau cara
lain untuk berbagi temuan.
5. Menyimpulkan, membentuk ide-ide untuk menjelaskan pengamatan.
6. Prediksi, mengembangkan sebuah asumsi tentang hasil yang diharapkan.

Keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika
ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan seharihari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial

14

maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Oleh karena itu, sangat penting
dimiliki dan dilatihkan bagi siswa.

Keterampilan proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan KPS yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh
pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Oleh
karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap
semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh. Pada
penelitian ini indikator KPS yang dikembangkan adalah: memprediksi yaitu dapat
meramalkan berdasarkan pola-pola hasil pengamatan dan mengemukakan apa
yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati. Keterampilan mengelompokkan yaitu mampu menentukan perbedaan, me-ngontraskan cirri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar penggolongan suatu
obyek.

D. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Kemampuan kognitif siswa adalah gambaran tingkat
pengetahuan atau kemampuan siswa terhadap suatu materi pembelajaran yang
sudah dipelajari dan dapat digunakan sebagai bekal atau modal untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih luas dan kompleks lagi, maka dapat disebut sebagai
kemampuan kognitif (Winarni, 2006).

Lebih lanjut Nasution dalam Winarni (2006) mengemukakan bahwa secara alami
dalam satu kelas kemampuan kognitif siswa bervariasi, jika dikelompokkan

15

menjadi 3 kelompok, maka ada kelompok siswa berkemampuan tinggi, menengah, dan rendah.

E. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran inkuri terbimbing adalah pembelajaran dimana siswa diberikan
kesempatan untuk menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara
mandiri, sedangkan topik pertanyaan dan bahan penunjang ditentukan oleh guru.

Pada pembelajaran inkuiri terbimbing terdiri dari 5 tahap, tahap pertama yaitu
tahap mengajukan pertanyaan atau permasalahan. Pada tahap ini guru
memberikan permasalahan agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang
diberikan oleh guru.

Tahap kedua yaitu tahap merumuskan hipotesis, pada tahap ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk merumuskan hipotesis secara bebas dari permasalahan yang diberikan berdasarkan pengetahuan awal mereka.

Tahap selanjutnya yaitu tahap mengumpulkan data, pada tahap ini guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data yang dapat diperoleh dari melakukan
percobaan atau telaah literatur. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu mengumpulkan data semaksimal mungkin untuk mendukung jawaban hipotesis
yang dituliskan.

Tahap keempat yaitu tahap menganalisis data, pada tahap ini guru membimbing
siswa menganalis data dari hasil percobaan yang telah dilakukan atau telaah

16

literatur, siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada LKS. Pada tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa berpikir rasional bahwa kebenaran jawaban
bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tahap kelima yatu tahap membuat kesimpulan, pada tahap ini guru membimbing
siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan dan analisis data yang
telah diperoleh. Tahap ini diharapkan mampu membantu siswa dalam upaya
mengembangkankemampuan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan,
sampai pada akhirnyakemampuan mereka berkembang secara utuh.

Dalam proses pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa diajak mencari tahu
jawab-an terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Sehingga guru dapat
melatihkan keterampilan mengkomunikasikan kepada siswa sebagai salah satu
komponen da-lam Keterampilan Proses Sains (KPS). KPS dimaksudkan untuk
melatih dan me-ngembangkan keterampilan intelektual atau kemampuan berfikir
siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah dan kemampuan
siswa untuk menemu-kan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu
atau pengetahuan. Selain itu, melalui penerapan model pembelajaran ini, siswa
yang memiliki tingkat kemampuan kognitif tinggi akan memiliki keterampilan
memprediksi dan mengelompokkan yang baik.

Dengan berpikir apabila pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan pada pembelajaran kimia di kelas diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan me-

17

nyimpulkan dan mengkomunikasikan akan lebih baik bila dibandingkan dengan
keterampilan yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.

F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA5SMA Perintis 1
Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang menjadi subyek penelitian
mempunyai kemampuan kognitif yang heterogen.

G. Hipotesis

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah semakin tinggi kemampuan kognitif
siswa, maka akan semakin tinggi pula keterampilan siswa dalam memprediksi dan
mengelompokkan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA5 SMA Perintis 1 Bandar
Lampung tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 40. Penentuan subyek
penelitian dilakukan dengan pertimbangan mendapatkan karakteristik siswa yang
heterogen.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-eksperimen dengan desain
penelitian one shot case study. Pada desain ini hanya diberi suatu perlakuan kemudian dilakukan observasi. Menurut Creswell (1997), penelitian dengan desain ini
digambarkan sebagai berikut ini:

X

Keterangan:

O

X = Perlakuan yang diberikan;
O = Postes

19

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Pretes materi hasil kali kelarutan yang digunakan untuk penentuan
pengelompokkan siswa berdasarkan kelompok kognitifnya
2. Data kinerja guru
3. Data aktivitas siswa
4. Data Postes materi koloid
5. Data keterlaksanaan pembelajaran koloid

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi koloid.
2. Lembar Kerja Siswayang digunakan pada penelitian ini terdiri dari lima LKS,
yaitu : LKS 1 mengenai sistem koloid melalui percobaan; LKS 2 jenis-jenis
koloid berdasarkan fasa terdispersi dan medium pendispersinya melalui percobaan;
LKS 3 sifat-sifat koloid melalui media video; LKS 4 pembuatan koloid serta
penerapan dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan; LKS 5 pembuatan
koloid. LKS digunakan untuk memandu siswa dalam melaksanakan kegiatan
model pembelajaran inkuiri terbimbing serta mengetahui keterampilan
menyimpulkan dan keterampilan mengkomunikasikan.
3. Tes tertulis yang digunakan pada penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu

20

a. Pretes terdiri dari soal essay berjumlah 5 soal materi hasil kali kelarutan. Hasil
tes ini digunakan untuk menentukan kelompok kognitif siswa.
b. Postes terdiri dari soal essay berjumlah 4 soal materi koloid. Hasil tes digunakan untuk mengetahui keterampilan memprediksi dan mengelompokkan pada
pembelajaran sistem koloid melalui penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing.
4. Lembar observasi yang digunakan ada dua jenis yaitu aktivitas siswa dan kinerja
guru. Lembar observasi berupa check list yang digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran.
5. Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran koloid melalui penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Daftar pertanyaan bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban telah
ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

E. Validitas Instrumen Penelitian

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk itu, perlu
dilakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Pengujian instrumen
penelitian ini menggunakan validitas isi. Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan
dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menganalisis
kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, kisi-kisi soal
dengan butir-butir pertanyaan postes. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian,
maka instrumen dianggap valid dan dapat digunakan untuk mengumpul-kan data

21

sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan. Dalam mekanisme kerjanya, cara
judgment memerlukan ketelitian dan keahlian penilai. Untuk itu peneliti meminta
ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini peneliti meminta bantuan dosen
pembimbing penelitian untuk mengujinya, yaitu Dra. Ila Rosilawati, M.Si dan Dra.
Nina Kadaritna, M.Si.

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi pendahuluan
a. Meminta izin kepada kepala SMA Perintis 1 Bandar Lampung untuk
melaksanakan penelitian dan menyampaikan surat izin penelitian yang telah
ditandatangani oleh Pembantu Dekan I FKIP Universitas Lampung.
b. Mengadakan observasi sekolah tempat penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai data siswa, karakteristik siswa, jadwal, cara mengajar guru
kimia di kelas, dan sarana-prasarana yang ada di sekolah yang dapat digunakan
sebagai sarana pendukung pelaksanaan penelitian.
c. Menentukan model pembelajaran yang cocok untuk digunakan pada materi
pokok koloid berdasarkan keterampilan proses sains yang ingin dikembangkan.
d. Menentukan kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian berdasarkan
karakteriktik siswa dan pertimbangan dari guru mata pelajaran kimia.
2. Pelaksanaan penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:
a. Tahap persiapan

22

1) Membuat instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai kemampuan memprediksi dan mengelompokkan melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
2) Melakukan validasi instrumen sebelum digunakan dalam penelitian.

b. Tahap pelaksanaan penelitian
1) Melaksanakan proses pembelajaran materi koloid pada subyek penelitian
melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
2) Memberikan postes kepada subyek penelitian.
3) Memberikan data keterlaksanaan (angket) kepada subyek penelitian setelah
pembelajaran materi koloid.

c. Tahap analisis data
1) Menganalisis data berupa jawaban tes tertulis siswa dan jawaban
angketuntuk memperoleh informasi mengenai keterampilan memprediksi
dan mengelompokkan.
2) Melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.
3) Menarik kesimpulan.

23

Tahap
analisis data

Tahap
pelaksanaan

Tahap
persiapan

Tahap
pendahuluan

Alur prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ini:

Observasi Pendahuluan
Menentukan Subyek Penelitian
Membuat instrumen penelitian
Perbaikan

Perbaikan

Validasi instrumen penelitian
PembelajaranInkuiri Terbimbing
Angket

Postes
Analisis Data
Pembahasan
Simpulan

Gambar1.Prosedur pelaksanaan penelitian

G. Teknik Pengelompokkan Siswa

Berdasarkan kemampuan kognitif, siswa dikelompokan menjadi tiga yaitu kelompok
tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokan ini dilakukan dengan tahapan membuat
daftar distribusi frekuensi, menghitung rata-rata nilai pretes materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan dan standar deviasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan kognitif adalah sebagai berikut:

24

1. Menentukan rentang (R).
R = Data nilai terbesar – Data nilai terkecil

2. Menentukan banyak kelas interval (K), menggunakan rumus:
K = 1 + (3.3) log n
dimana, n = banyak data
3. Menentukan panjang kelas interval (P)

P=
4. Menentukan rata-rata nilai siswa(Mean) menggunakan rumus:



Keterangan:
Mx
= Mean
∑FiXi = Jumlah frekuensi siswa dikali nilai tengah

= Jumlah frekuensi siswa

5. Menentukan standar deviasi menggunakan rumus:








Keterangan:
SDx
= Standar Deviasi

= Jumlah frekuensi siswa
∑FiXi = Jumlah frekuensi siswa dikali nilai tengah

= Jumlah frekuensi siswa dikali kuadrat nilai tengah

6. Menghitung Mean + SD dan Mean – SD

7. Mengelompokkan kemampuan kognitif siswa ke dalam kategori tinggi, sedang
dan rendah menurut Sudijono (2008).

25

Tabel dibawah ini merupakan hasil pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan
kognitif dari data pretes dengan cara penentuan mean dan standar deviasi menurut
Sudijono (2008).
Tabel 3. Kriteria pengelompokkan siswa menurut sudijono
Kriteria pengelompokkan
Nilai ≥ mean + SD
Mean – SD ≤ nilai < mean + SD
Nilai < mean – SD

Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah

Tabel 4. Kriteria pengelompokkan siswa
Kriteria

Kriteria pengelompokkan
Nilai ≥ mean + SD
Mean – SD ≤ nilai < mean + SD
Nilai < mean – SD

Nilai ≥ 70,48
53,02 ≤ nilai < 70,48
Nilai