36 Kadar kalsium dalam umbi lobak segar mengalami penurunan yang tidak
terlalu jauh dengan umbi lobak rebus dikarenakan sifat kalsium didalam tanaman berupa oksalat, karbonat dan fosfat yang sukar larut, bersifat mengendap dalam
air, namun kadar tetap berkurang karena terjadinya pelepasan kalsium selama proses pemanasan Sumarsih dan Widodo, 2007.
4.3 Uji Akurasi Recovery
Hasil uji perolehan kembali recovery kadar kalium, kalsium dan natrium setelah penambahan masing-masing larutan baku kalium, kalsium dan natrium
dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 16,halaman 77. Perhitungan persen recovery kalium, kalsium dan natrium dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran
17,halaman 80-97.Persen recovery kalium, kalsium dan natrium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Persen Uji Perolehan Kembali recovery Kadar Kalium, Kalsium
dan natrium No.
Mineral yang Dianalisis Recovery
Syarat Rentang Persen Recovery
1. Kalium K
93,56 80 – 120
2. Kalsium Ca
111,84 3.
Natrium Na 101,09
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan kembali recovery untuk kandungan kalium adalah 93,56; untuk kandungan
kalsium adalah 111,84 dan untuk kandungan natrium adalah 101,09. Persen recovery tersebut menunjukkan kecermatan kerja yang memuaskan pada saat
pemeriksaan kadar kalium, kalsium dan natrium dalam sampel. Hasil uji perolehan kembali recovery ini memenuhi syarat akurasi yang telah ditetapkan,
37 jika rata-rata hasil perolehan kembali recovery berada pada rentang 80–120
Harmita, 2004.
4.4 Uji Presisi Simpangan Baku Relatif
Dari perhitungan yang dilakukan terhadap data hasil pengukuran kadar mineral kalium, kalsium dan natrium pada umbi lobak, diperoleh nilai simpangan
baku SD sebesar 4,5091 untuk mineral kalium; 2,0997 untuk mineral kalsium; 0,7168 untuk mineral natrium dan nilai simpangan baku relatif RSD
sebesar 4,82 untuk mineral kalium; 1,87 untuk mineral kalsium; 0,70untuk mineral natrium. Menurut Harmita 2004, nilai simpangan baku relatif RSD
untuk analit dengan kadar part per million ppm adalah tidak lebih dari 16 dan untuk analit dengan kadar part per billion ppb RSDnya adalah tidak lebih dari
32. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode yang dilakukan memiliki presisi yang baik pada Lampiran 18, halaman 98.
4.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Berdasarkan data kurva kalibrasi kalium, kalsium dan natriumi diperoleh batas deteksi dan batas kuantitasi untuk ketiga mineral tersebut.Dari hasil
perhitungan diperoleh untuk pengukuran batas deteksi kalium, kalsium dan natrium.
Tabel 4.5 Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi Kalium, Kalsium Dan Natrium
No. Mineral
Batas Deteksi Batas Kuantitasi
1. Kalium
0,3157µgmL 1,0526µgmL
2. Kalsium
0,0310µgmL 0,1047µgmL
3 Natrium
0,3150µgmL 1,0501µgmL
38 Dari hasil perhitungan dari kalium, kalsium dan natrium memiliki batas
deteksi masing-masing sebesar 0,3157 µgml; 0,0310 µgml dan 0,3150 µgml. Sedangkan batas kuantitasinya sebesar 1,0526 µgml; 0,1047 µgml dan
1,0501µgml. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh
pada pengukuran sampel berada diatas batas deteksi dan batas kuantitasi.Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada
Lampiran 19,halaman 101-103.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA