88
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Penyampaian laporan keuangan dimaksudkan untuk memberikan kepada masyarakat suatu informasi mengenai keuangan perusahaan. Hal ini bertujuan
agar masyarakat dapat menilai apakah perusahaan tersebut berjalan dengan baik atau adanya kendala dalam kinerja perusahaan tersebut. Adanya pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut, tentu saja akan melihat laporan keuangan sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Sehingga
laporan keuangan harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan tujuannya dan tetap memiliki kedudukan yang dapat dipercaya, karena dengan adanya laporan
keuangan, maka akan mendukung peningkatan efisiensi dan kinerja kegiatan suatu usaha dan tentunya mendukung prinsip tata kelola perusahaan yang baik good
corporate governance.
3. Penyampaian Laporan Keuangan Sebagai Aspek Akuntabilitas Didalam Pasar Modal
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan posisi suatu perusahaan dapat dikatakan baik ataupun buruk adalah dengan melihat tingkat
kelayakan dari pelaksanaan pelaporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menyampaikan suatu informasi yang berkaitan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan mulai dari manajemen, pemegang saham, negara dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
89
Manajemen perusahaan memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan
tersebut disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan juga menunjukan apa yang
telah dilakukan oleh manajemen atau menggambarkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
111
a. Menentukan tujuan yang tepat
Masalah yang terdapat didalam pengelolaan laporan keuangan perusahaan adalah adanya akuntabilitas pertanggungjawaban manajemen terhadap isi dari
laporan keuangan tersebut. Hal ini dimaksudkan semua isi dari laporan keuangan itu merupakan gambaran dari seluruh kinerja perusahaan selama satu priode dan
harus dipertanggung jawabkan kepada stakeholders. Akuntabilitas diperlukan untuk mengetahui pelaksanaan program-program yang dibentuk oleh manajemen,
yang akan ditinjau dari aspek ketaatan pada peraturan, efisiensi dan efektifitasnya yang semuanya dapat digambarkan dalam bentuk pelaporan keuangan.
Aspek yang terkandung dalam akuntabilitas adalah bahwa public mempunyai hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak
yang mereka beri kepercayaan. Manajemen suatu organisasi dapat dikatakan sudah akuntabel apabila dalam pelaksanaan telah :
111
Ikatan Akuntan Indonesia , Op.Cit., Hal. 3
Universitas Sumatera Utara
90
b. Mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
c. Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar
d. Mengembangkan standar organisasi dan operasi secara ekonomis dan
efisien.
112
Manajemen suatu perusahan harus menyediakan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Supaya informasi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan, informasi harus memenuhi karakteristik
kualitatif yakni, dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Laporan keuangan merupakan bagian dari prinsip akuntabilitas. Adapun
hubungan antara akuntabilitas dengan laporan keuangan adalah terlihat dari laporan keuangan sebagai wujud dari akuntabilitas itu sendiri. Akuntabilitas tidak
akan terwujud apabila laporan keuangan yang merupakan aspek penting sebagai alat komunikasi dengan para stakeholders tidak diterima atau tidak akuntabel.
Laporan Keuangan merupakan bentuk laporan yang dikeluarkan manajemen mengenai posisi keuangan perusahaan pada waktu dan priode tertentu,
kinerja perusahaan dan arus kas selama priode tertentu. Laporan keungaan ini juga mengambarkan operasional perusahaan yang dijabarkan dalam bentuk satuan
uang untuk priode yang telah dilalui atau dengan kata lain priode sebelumnya.
112
Amin Widjaja Tunggal, “Memahami Konsep. Corporate Governance”. Jakarta: Havarindo. 2002 hal. 30
Universitas Sumatera Utara
91
Dalam laporan keuangan, manajemen mempertanggungjawabkan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
113
“laporan keuangan juga menunjukan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup misalnya: keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan membuat keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen” Dalam SAK Standar Akuntansi Keuangan Bab Kerangka Dasar
Penyusunan Laporan Keuangan menyatakan bahwa :
114
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diambil kesimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu wujud akuntabilitas atas
sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen atas perusahaan.
113
Ikatan Akuntan Indonesia , Op.Cit
114
Ibid
Universitas Sumatera Utara
92
BAB IV PENERAPAN KETERBUKAAN DALAM PRINSIP AKUNTABILLITAS
PADA PASAR MODAL A. Penerapan Keterbukaan Dilihat Dari Perusahaan Perseroan Terbatas
1. Dilihat Dari Sudut Pandang Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Dalam UU No.40 Tahun 2007
Baik atau tidaknya suatu perusahaan tergantung dari sistem apa yang diterapkan perusahaan tersebut. Pada umumnya Perusahaan di Indonesia
menggunakan metode Good Corporate Governance sebagai sistem perusahaan mereka. Hal ini bertujuan untuk menciptakan tata kelola yang baik didalam
perusahaan dan untuk mengarahkan sekaligus mengelola bisnis dan urusan perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.
Good Corporate Governance secara definitive merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah untuk
semua stakeholder. Sistem corporate governance yang baik memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditor, sehingga
mereka bisa meyakinkan dirinya akan perolehan kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi, oleh karena itu sistem tersebut harus juga membantu
Universitas Sumatera Utara
93
menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang efisien dan berkesinambungan.
115
Jumlah pemegang saham pada perusahaan terbuka mencapai ribuan. Dengan kondisi tersebut, permasalahan yang timbul bukan hanya perbedaan
kepentingan antara prinsipal dengan agent namun juga perbedaan kepentingan Adanya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas membawa cukup banyak perubahan signifikan bagi dunia usaha di Indonesia. Salah satu bentuk penyempurnaan Undang-undang No. 40 Tahun 2007
adalah pembaharuan tentang konsep pengelolaan perseroan. Tujuan pembaharuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, salah satunya adalah
untuk mendukung implementasi GCG atau Good Corporate Governance. Pengelolaan yang baik lazim disebut dengan Good Corporate Governance
GCG. Prinsip Tata Kelola Usaha yang Baik atau GCG diadopsi dari Undang-
undang Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan
konsisten dengan peraturan perundang-undangan.Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai
regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha.
115
Iman Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal, “Membangun Good corporate Governance”, Jakarta: Harvarindo, 2002. Hal. 12
Universitas Sumatera Utara
94
antar prinsipal, yaitu antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham publik.
116
1 Transparency Keterbukaan
Dengan permasalahan yang semakin kompleks, kebutuhan akan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sangat krusial. Beberapa
Prinsip Good Corporate Governance sangat diperlukan untuk meminimalisir masalah seperti itu antara lain :
Perusahaan yang menjalankan prinsip transparansi adalah perusahaan yang menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Transparansi menjadi sangat penting karena dengan transparansi pemodal mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk melakukan investasi sesuai kebijakan mereka. Untuk menjamin transparansi, peraturan perundangan di Pasar Modal mewajibkan Emiten dan
Perusahaan Publik melakukan keterbukaan informasi baik pada proses Penawaran Umum maupun setelah selesai Penawaran Umum keterbukaan berkelanjutan.
117
2 Accountability Akuntabilitas
Perusahaan yang menjalankan prinsip akuntabilitas menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ dan unit perusahaan secara jelas
dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai dan strategi perusahaan. Dengan prinsip akuntabilitas, kinerja masing-masing unit dalam perusahaan dapat diukur dengan
lebih efektif dan dominasi satu organ unit perusahaan terhadap organ unit lain
116
I Made B. Tirthayatra, Warta Bapepam dan LK, edisi Maret 2012. http:made- tirthayatra.blogspot.com Diakses tanggal 19 Desember 2013
117
Ibid
Universitas Sumatera Utara
95
dapat dikurangi. Prinsip akuntabilitas juga ditegakkan melalui kewajiban pengungkapan tugas dan tanggung jawab organ-organ perusahaan dalam laporan
tahunan dan anggaran dasar perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.6, laporan tahunan wajib mengungkapkan informasi mengenai tanggung
jawab direksi dan komisaris. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1, anggaran dasar Emiten dan Perusahaan Publik wajib mengungkapkan
tugas dan tanggung jawab dari Direksi dan Dewan Komisaris secara jelas.
118
3 Responsibility Tanggung Jawab
Dengan prinsip responsibility, perusahaan mematuhi peraturan perundang- undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang. Dengan melaksanakan prinsip responsibility dimaksud, perusahaan diharapkan
dapat menjadi good corporate citizen, dimana perusahaan dianggap sama dengan warga negara lainnya dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.
4 Independence Independensi
Dengan prinsip independence, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ atau unit perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Untuk mencegah terjadinya dominasi antar organ atau unit perusahaan yang berlebihan, Undang-
Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas mengatur tugas dan fungsi masing-masing organ perusahaan. Selain itu, UU tentang Perseroan Terbatas dan
118
Ibid
Universitas Sumatera Utara
96
Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1 mewajibkan Perseroan untuk menyatakan secara jelas tugas dan tanggung jawab Direksi dan Komisaris dalam anggaran
dasar perusahaan. 5
Fairness Kewajaran Berdasarkan prinsip fairness atau kewajaran, perusahaan harus
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain berdasarkan azas kewajaran dan kesetaraan. Salah satu implementasi dari prinsip
fairness adalah tersedianya informasi yang sama kepada seluruh pemegang saham dalam waktu yang bersamaan. Dengan prinsip fairness, manajemen tidak boleh
memberikan informasi hanya kepada pemegang saham tertentu meskipun pemegang saham tersebut merupakan pemegang saham mayoritas.
119
Prinsip GCG tidak bersifat imperative, dengan kata lain penerapan GCG oleh perusahaan merupakan sebuah pilihan dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
Hal ini disebabkan GCG lebih merupakan suatu etika bisnis dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya. Penerapan prinsip ini lebih banyak digantungkan
pada kebutuhan perusahaan itu sendiri untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Penerapan Prinsip-prinsip GCG dapat meningkatkan kinerja
perusahaan itu sendiri, yang pada akhirnya meningkatkan value dari perusahaan.
120
119
Ibid
120
Indra, Ibid. Hal.110.
Universitas Sumatera Utara
97
Dengan melihat beberapa prinsip GCG diatas, yang memiliki peran lebih penting dalam suatu Perusahaan adalah mengenai Akuntabilitas. Meskipun
sebenarnya prinsip-prinsip yang lain tetap memiliki peran penting dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, namun kenyataannya dengan
menerapkan Akuntabilitas maka suatu Perusahaan dapat berjalan dengan semestinya sesuai dengan visi dan misi dari perusahaan tersebut.
Pengertian Akuntabilitas sebagaimana dari pemaparan sebelumnya, merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi perusahaan, untuk mencapi tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Hal ini dibutuhkan sebagai bentuk
tanggung jawab dari suatu perseroan dimana setiap organ-organnya memiliki tugas dan wewenang tertentu. Maka apapun hasil dari tugas dan tanggung jawab
tersebut harus di laporkan kepada RUPS sebagai pemegang amanat tertinggi dalam suatu perseroan. Dengan demikian dapat terlihat organ-organ mana yang
bekerja dengan baik dan yang mana bekerja dengan tidak baik. sehingga didalam RUPS semua bentuk pertanggungjawaban tersebut akan dibahas bersama-sama
untuk mengambil titik terang dari kinerja perusahaan perseroan tersebut. Dengan adanya akuntabilitas pada suatu Perusahaan Perseroan, Penjatuhan
sanksi terhadap pelanggaran didalam perusahaan dapat dilakukan dengan lebih efektif karena lebih mudah untuk menentukan siapa pihak yang paling
bertanggungjawab atas suatu pelanggaran tertentu. Cara menentukannya adalah dengan melihat dari isi dan bentuk pertanggungjawaban dari masing-masing
organ.
Universitas Sumatera Utara
98
2. Pengaturan Tentang Penerapan Keterbukaan Dalam UU No. 40 Tahun 2007
Komisaris dan Direksi perusahaan adalah pemegang amanah fiduciary yang harus berprilaku sebagaimana layaknya pemegang kepercayaan. Komisaris
dan direksi memiliki posisi fiducia dalam pengurusan kepercayaan. Menurut Teori, Fiduciary duty adalah kewajiban yang ditetapkan oleh undang-undang bagi
seseorang yang memanfaatkan orang lain. dimana kepentingan pribadi seseorang yang diurus oleh pribadi lainnya, yang sifatnya hanya hubungan atasan-bawahan
sesaat. Orang yang mempunyai kewajiban ini harus melaksanakannya berdasarkan suatu standar dari kewajiban standard of duty yang paling tinggi sesuai dengan
yang dinyatakan oleh hukum. Sedangkan fiduciary ini adalah seseorang yang memegang peran sebagai suatu wakil trustee atau suatu peran yang disamakan
dengan sesuatu yang berperan sebagai wakil, dalam hal ini peran tersebut didasarkan kepercayaan dan kerahasiaan trust and confidence yang dalam peran
ini meliputi, ketelitian scrupulous, itikad baik good faith, dan keterusterangan candor. Fiduciary ini termasuk hubungan seperti, pengurus atau pengelola,
pengawas, wakil atau wali, dan pelindung guardian. termasuk juga di dalamnya seorang lawyer yang mempunyai hubungan fiduciary dengan client-
nya.
121
Doktrin atau prinsip fiduciary duty ini dapat dijumpai dalam Undang- undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Menurut Pasal 92 ayat 1
121
Henry Campbell Black , Black’s Law Dictionary, hal. 625.
Universitas Sumatera Utara
99
UUPT pengurusan PT dipercayakan kepada Direksi Lebih jelasnya pasal 97 UUPT menyatakan, bahwa Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan. Berbagai hal yang disebutkan diatas berkenaan dengan Direksi, berlaku juga
terhadap Dewan Komisaris. Menurut pasal 108 ayat 2 UU PT ditentukan bahwa Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan adalah baik mengenai Perseroan, maupun usaha perseroan, dan memberi nasehat kepada direksi. Selanjutnya pasal 114 ayat 1 UU PT menyatakan
bahwa Dewan komisaris bertanggung jawab atas pengawasan perseroan sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 ayat 1. Sementara berkaitan dengan
tanggung jawab diatur dalam pasal 114 ayat 3 yang menentukan bahwa setiap dewan komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankannya.
122
Dengan mencermati teori diatas maka hubungan antara Fiduciary duty dengan prinsip keterbukaan adalah terletak pada penyelesaian itikat baik apabila
tejadi kelalaian atau pun lepas pertanggungjawaban, baik pada Direksi maupun Komisaris. UU PT mensyaratkan bahwa direksi harus mengambil langkah untuk
mencegah kerugian agar lepas dari tanggung jawab atas kerugian tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa ketentuan ini menuntut direksi agar mengetahui aspek
operasional dari perusahaan sehingga direksi memiliki pengetahuan terhadap segala perkembangan yang terjadi didalamnya. Dengan demikan, apabila terjadi
122
Reiner R. Kraakman et.all, “The Anatoy of Corporate Law: Comparative and Functional Approach”, Oxford: Oxford Universitiy Press, 2005, hal 5.
Universitas Sumatera Utara
100
kerugian direksi dapat mengetahui dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalisirnya. Untuk itu dibutuhkan penerapan Prinsip keterbukaan yang
kuat dalam suatu perusahaan. Oleh Karena itu perlu adanya sebuah pengawasan internal internal control dan prosedur keterbukaan yang dibentuk, dipelihara dan
dievaluasi untuk menjamin bahwa semua informasi yang dibutuhkan untuk dimasukan dalam laporan cukup dan akurat dan diserahkan pada waktu yang
tepat.
123
Pengawasan dan prosedur keterbukaan Perusahaan harus dibentuk dengan hati-hati. Senior Manajemen harus ikut dalam pengawasan bentuk dan operasi dari
prosedur tersebut. Prosedur teresebut harus dibuat secara tertulis dan mempunyai petunjuk penggunaan, dan harus disesuaikan dengan struktur manajemen
perusahaan, industri, dan proses bisnis. Petugas atau komite pusat harus mengawasi prosedur tersebut dan senior manajemen harus secara formal meninjau
dan mengevaluasi keefektifan prosedur tersebut.
124
Adapun dokumen untuk prosedur harus mencakup hal-hal berikut ini:
125
1 Laporan yang dibuat sesuai dengan prosedur
2 Orang yang bertanggung jawab pada tiap bagian dalam laporan
3 Unit bisnis atau departemen yang terlibat
123
Guy P. Lander, What is Sarbanes-Oxley, McGraw-Hill 2004, Hal 11.
124
Ibid.
125
Ibid, 12-13
Universitas Sumatera Utara
101
4 Bagaimana unit dan departemen tersebut mengumpulkan informasi yang
akan dibuka. 5
Bagaimana informasi yang terkumpul dikomunikasikan dengan pihak yang bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan.
6 Ambang materialitas Matheriality Thershold
7 Bagaimana hubungan proses dengan sistem laporan keuangan.
8 Bagaimana draft laporan ditinjau dan direvisi, termasuk tinjauan oleh para
penasehat luar, seperti auditor, para ahli lainnya, konsultan luar, dan oleh direksi atau komite audit.
9 Checklist dan timeline untuk tahapan-tahapan tersebut.
Dalam meninjau pengawasan dan prosedur keterbukaan, sebuah perusahaan juga harus mempertimbangkan:
126
1 Apakah orang yang tepat terlibat dan sejauh mana kehati-hatian mereka
dalam meninjau laporan tersebut. 2
Apakah prosedur tersebut menyediakan waktu yang cukup untuk menyiapkan keterbukaan yang akurat dan penuh.
3 Bagaimana prosedur tersebut menjamin laporan yang akurat
4 Bagaimana area yang beresiko besar diidentifikasikan dan ditemukan
126
Ibid
Universitas Sumatera Utara
102
5 Dimana kemungkinan sistem tersebut gagal dan bagaimana menemukan
kelemahan-kelemahannya. 6
Apakah ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam regulasi nasional atau pihak pengawas lainnya tentang keterbukaan perusahaan, dan bagaimana
perusahaan mengatasi masalah-masalah tersebut. Selain ketentuan-ketentuan diatas, terdapat pasal-pasal yang mengatur
tentang pelaksanaan prinsip keterbukaan yang dilandasi dengan Fiduciary duty oleh Direksi dan Komisaris :
a Pasal 50 ayat 2 UUPT yang mengatur mengenai kewajiban untuk
mengadakan dan menyimpan daftar khusus yang memuat keterangan mengenai saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya
dalam Perseroan danatau pada Perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh.
b Pasal 101 ayat 1 UUPT mengatur mengenai kewajiban anggota Direksi
untuk melaporkan kepada Perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam Perseroan dan
Perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftarkhusus. c
Pasal 116 huruf b. UUPT mengatur mengenai kewajiban Dewan Komisaris untuk melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya
danatau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain.
Universitas Sumatera Utara
103
Selain Fiduciary duty, Prinsip yang masih berkaitan dengan keterbukaan adalah Duty of Disclosure. Duty of Disclosure merupakan bagian dari Fiduciary
duty. Duty of disclosure lazim diberlakukan bagi Perusahaan Publik pada hukum Pasar Modal dalam hal perusahaan melaksanakan aksi korporasi antara lain
misalnya, transaksi benturan kepentingan, transaksi material dan lain sebagainya. Intinya adalah bahwa prinsip duty of disclosure mewajibkan pengungkapan semua
Informasi atau Fakta Material dalam hal suatu tindakan memerlukan persetujuan pemegang saham atau jika suatu transaksi mengandung unsur konflik atau
benturan kepentingan.
127
a Pasal 30 UUPT mengatur mengenai kewajiban mengumumkan akta
pendirian dan akta perubahan Anggaran Dasar Perseroan yangmemerlukan persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia dalam Tambahan
Berita Negara RI, oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Berkaitan dengan prinsip duty of disclosure ini, UU PT mengatur Direksi
melaksanakan prinsip keterbukaan yang ditentukan dalam ketentuan pasal-pasal sebagai beikut :
b Pasal 44 ayat 2 UUPT mengatur mengenai kewajiban Direksi Perseroan
mengumumkan keputusan RUPS tentang pengurangan modal Perseroan kepada para kreditur, dalam surat kabar disamping mengumumkan
127
Bernard S. Black, The Principal Fiduciary Duties of Board of Directors, Presentation at Third Asian Raoundtable on Corporate Governance, Singapore, 4 April 2001, hal. 1
Universitas Sumatera Utara
104
perubahan Anggaran Dasar dalam Tambahan BeritaNegara karena adanya pengurangan modal tersebut.
c Pasal 147 ayat 1 UUPT mengatur mengenai kewajibanmengumumkan
mengenai pembubaran Perseroan atau likuidasi kepadasemua kreditur, dalam Surat Kabar dan Berita Negara RI likuidator.
d Pasal 149 ayat 1 mengatur mengenai kewajiban mengumumkanmengenai
rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi dalam surat kabardan Berita Negara Republik Indonesia oleh likuidator.
e Pasal 152 ayat 3 UUPT mengatur mengenai kewajiban mengumumkan
hasil akhir proses likuidasi dalam surat kabar setelah RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan kepada likuidator atau setelah pengadilan
menerima pertanggung-jawaban likuidator yang ditunjuknya. f
Pasal 34 ayat 3 UUPT mengatur mengenai adanya penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak dari pemegang saham harus diumumkan
dalam surat kabar dalam jangka waktu 14 hari akta pendirian atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut.
g Pasal 68 ayat 4 UUPT mengatur mengenai kewajiban Direksi Perseroan
mengumumkan neraca dan laporan laba rugi Perseroan yang telah mendapat pengesahan RUPS dalam surat kabar.
h Pasal 82 ayat 2 UUPT mengatur mengenai pemanggilan RUPS dalam
iklan surat kabar.
Universitas Sumatera Utara
105
i Pasal 95 ayat 2 UUPT mengatur mengenai kewajiban Direksi atau Dewan
Komisaris mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Pasal 93ayat 1 UUPT
dalam surat kabar. j
Pasal 112 ayat 2 UUPT mengatur mengenai kewajiban Direksi mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang
tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Pasal 110 ayat 1UUPT dalam surat kabar.
k Pasal 127 ayat 2 UUPT mengatur mengenai kewajiban mengumumkan
ringkasan rancangan mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan atau Pemisahan dalam surat kabar oleh Direksi Perseroan yang akan
melakukan Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan atau Pemisahan dalam jangka waktu paling lambat 30hari sebelum pemanggilan RUPS.
l Pasal 133 ayat 1 UUPT mengatur mengenai kewajiban mengumumkan
hasil Penggabungan atau Peleburan dalam 1 satu surat kabar atau lebih oleh Direksi Perseroan yang menerima Penggabungan atau Direksi
Perseroan hasil Peleburan.
Universitas Sumatera Utara
106
B. Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas Pada Pasar Modal 1. Dilihat Dari Sudut Pandang UU No.8 Tahun 1995 Tentang Penerapan
Keterbukaan Pada Pasar Modal
Pembentukan undang-undang merupakan bagian dari aktivitas dalam mengatur masyarakat yang terdiri atas gabungan individu-individu manusia
dengan segala dimensinya, sehingga dalam merancang dan membentuk suatu undang-undang yang dapat diterima masyarakat luas tentunya suatu pekerjaan
yang sulit.
128
Kesulitan ini terletak pada kenyataan bahwa kegiatan pembentukan undang-undang adalah suatu bentuk komunikasi antara lembaga yang menetapkan
yaitu pemegang kekuasaan legislatif dengan rakyat dalam suatu Negara. Dalam proses pembentukan undang-undang, didalamnya terdapat trnasformasi visi, misi,
dan nilai yang diinginkan oleh lembaga pembentuk undang-undang dengan masyarakat dalam suatu bentuk aturan hukum. Pembentuk Undang-undang sejak
awal proses perancangan telah dituntut agar undang-undang yang dihasilkan mampu memenuhi berbagai kebutuhan. pertama, mampu dilaksanakan, kedua
dapat ditegakan, ketiga sesuai dengan prinsip-prinsip jaminan hukum dan persamaann hak sasaran yang diatur, dan keempat mampu menyerap aspirasi
rakyat.
129
128
Irawan Soejito, Teknik Membuat Undang-undang, Pradnya Paramita, Jakarta: 1993 hlm. 3.
129
Abindon, Legislative Technique as Basis of a Legislative Drafting System Information Communications Technology Law, Journal Volume 9, Issue 2, June 2000, hlm. 2.
Selain berbagai kesulitan tersebut, pembentuk undang-undang berpacu dengan dinamika perkembangan masyarakat yang terus berubah sejalan dengan
nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat. sehingga, pembentukan undang-
Universitas Sumatera Utara
107
undang sebagai bagian dari proses pembentukan sistem hukum yang lebih luas tidaklah statis, melainkan mengalami dinamika perubahan.
130
Di dalam Undang-undang ini diatur tentang adanya kewajiban bagi perusahaan yang melakukan Penawaran Umum atau perusahaan yang memenuhi
persyaratan sebagai Perusahaan Publik untuk menyampaikan informasi mengenai keadaan usahanya, baik dari segi keuangan, manajemen, produksi maupun hal
yang berkaitan dengan kegiatan usahanya kepada masyarakat. Informasi tersebut mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat sebagai bahan pertimbangan
Salah satu tatanan hukum yang diperlukan dalam menunjang pembangunan ekonomi adalah ketentuan di bidang Pasar Modal yang pada saat ini
didasarkan pada Undang-undang No. 8 tahun 1995. Dengan lahirnya Undang- undang tentang Pasar Modal diharapkan Pasar Modal dapat memberikan
kontribusi yang lebih besar dalam pembangunan sehingga sasaran pembangunan di bidang ekonomi dapat tercapai. Pasar Modal bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, Pasar Modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan
kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan di sisi lain Pasar Modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan
menengah.
130
Laurence M. Friedman, “The Legal System, A Social Science Perspective”, New York: Rusel Sage Foundation, 1975,, hal. 269.
Universitas Sumatera Utara
108
untuk melakukan investasi. Oleh karena itu, dalam Undang-undang ini diatur mengenai adanya ketentuan yang mewajibkan Pihak yang melakukan Penawaran
Umum dan memperdagangkan efeknya di pasar sekunder untuk memenuhi Prinsip Keterbukaan. Kegagalan atas kewajiban tersebut mengakibatkan Pihak yang
melakukan atau yang terkait dengan Penawaran Umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita masyarakat dan dapat dituntut secara pidana apabila
ternyata terkandung unsur penipuan.
131
Jika kita lihat didalam pasar modal ada aturan yang mengatur tentang keterbukaan didalam pasar modal itu sendiri. keterbukaan didalam pasar modal
sangat dibutuhkan karena keterbukaan merupakan jiwa dari pasar modal itu sendiri.
132
Maksud dari pasal tersebut adalah perusahaan menjamin hak-hak masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi materil yang terdapat dalam
perusahaan tersebut, baik itu kondisi keuangan laba-rugi, maupun tindakan- tindakan yang diperbuat oleh perusahaan itu. sehingga masyarakat yang akan
menurut pasal 1 ayat 25 UU pasar modal mengatakan bahwa Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan
Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi
Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.
131
Penjelasan Umum UU No.8 tahun 1995
132
Bismar Nst, Ibid., hal 13.
Universitas Sumatera Utara
109
maupun telah menginvestasikan dananya ke perusahaan itu dapat mengambil tindakan lebih lanjut.
Dalam melaksanakan keterbukaan dapat menimbulkan suatu dilema dalam pasar modal. Di dalam pasar modal, para pelaku pasar memiliki kepentingan
sendiri dan sering terjadi benturan kepentingan diantara sesama pelaku pasar modal, missal antara emiten dan investor. Disatu sisi, untuk melindungi investor
undang-undang pasar modal menuntut emiten untuk membuka kondisi perusahaannya. Disisi lain, undang-undang harus melindungi kepentingan emiten
yang terkadang bertentangan dengan kewajiban untuk melaksanakan keterbukaan. Prinsip Keterbukaan memiliki beberapa karakteristik yuridis yaitu :
133
a. Prinsip ketinggian derajat akurasi informasi, artinya informasi yang
diberikan oleh emiten harus benar-benar akurat. b.
Prinsip ketinggian derajat kelengkapan informasi, artinya emiten harus memberikan informasi selengkap mungkin mengenai kondisi perusahaannya
kepada calon investor yang akan menanamkan investasi pada perusahaan. c.
Prinsip Equilibrium antara efek negative dan positif jika informasi tersebut diserahkan ke public, artinya hukum wajib mencari titik equilibrium agar
tidak banyak kepentingan para pihak yang dikorbankan. Dalam pelaksanaan keterbukaan , baik sebelum dan sesudah penawaran umum,
emiten harus memberikan informasi yang diperlukan bagi investor dan bapepam.
133
Ibid. Munir Fuady. Hal. 79
Universitas Sumatera Utara
110
Emiten dilarang untuk memberikan informasi yang salah, menberikan informasi yang setengah benar, meberikan informasi tidak lengkap dan diam sama sekali
terhadap fakta materil.
134
2. Pengaturan Tentang Penerapan Keterbukaan Dalam Prinsip Akuntabilitas dalam UU. No. 8 tahun 1995
Informasi tersebut diperlukan agar investor dapat mengambil keputusan untuk membeli atau tidak jadi membeli efek. Jika emiten
tidak memberikan informasi yang benar maka hal tersebut dapat mengakibatkan salah pengertian bagi investor dalam memberikan pertimbangan.
Ketentuan di Pasar Modal terkait dengan prinsip akuntabilitas adalah ketentuan yang mewajibkan pernyataan manajemen mengenai tanggung jawab
atas laporan keuangan. Pada perusahaan besar, penyusunan laporan keuangan melibatkan banyak unit di dalam perusahaan. Akibatnya, kualitas dari laporan
keuangan perusahaan tersebut sangat tergantung dari kontribusi berbagai unit tersebut yang tersebar di seluruh bagian perusahaan. Untuk menghasilkan laporan
yang berkualitas, diperlukan adanya sistem pengendalian internal yang dapat memastikan bahwa masing-masing unit dalam perusahaan menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik. Pihak yang mampu memastikan adanya sistem pengendalian internal yang baik adalah direktur. Oleh karena itulah maka pihak
yang paling bertanggung jawab atas laporan keuangan adalah presiden direktur dan direktur yang membawahi bidang keuangan dan akuntansi.
134
Ibid., Hal. 90
Universitas Sumatera Utara
111
Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.11 tentang tanggung jawab direksi atas laporan keuangan merincikan bahwa :
1 Laporan Keuangan yang dimaksud dalam peraturan ini adalah laporan
keuangan yangdisampaikan dalam rangka kewajiban penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam.
2 Direksi Emiten atau Perusahaan Publik wajib membuat surat pernyataan
sesuai denganFormulir Lampiran I Peraturan ini. 3
Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada angka 2, wajib ditandatangani oleh Direktur Utama dan seorang Direktur yang
membawahi bidang akuntansi atau keuangan, dan bermeterai cukup. 4
Direksi Emiten atau Perusahaan Publik secara tanggung renteng bertanggung jawab ataspernyataan yang dibuat sebagaimana dimaksud
pada angka 2 peraturan ini termasuk kerugianyang mungkin ditimbulkan. 5
Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada angka 2 wajib dilekatkan pada laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam.
6 Dalam hal laporan keuangan yang disampaikan telah diaudit atau ditelaah
secara terbatas,maka tanggung jawab Direksi atas pernyataan sebagaimana dimaksud pada angka 2 berlaku sampai dengan tanggal pendapat akuntan.
7 Dalam hal laporan keuangan interim yang disampaikan tidak diaudit, maka
tanggung jawab Direksi atas pernyataan sebagaimana dimaksud pada
Universitas Sumatera Utara
112
angka 2 berlaku sampai dengan tanggal disampaikannya surat pernyataan dimaksud kepada Bapepam.
8 Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal,
Bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan
terjadinya pelanggaran tersebut. Selain melalui pernyataan tanggung jawab manajemen atas laporan
keuangan, prinsip akuntabilitas juga ditegakkan melalui kewajiban pengungkapan tugas dan tanggung jawab organ-organ perusahaan dalam laporan tahunan dan
anggaran dasar perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.6, laporan tahunan
wajib mengungkapkan informasi mengenai tanggung jawab direksi dan komisaris dengan rincian :
1 Laporan direksi sekurang-kurangnya memuat antara lain uraian singkat
mengenai kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain, pertama, kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang
ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan, kedua, gambaran tentang prospek usaha. ketiga, penerapan tata kelola perusahaan
yang telah dilaksanakan oleh perusahaan; dan keempat, perubahan komposisi anggota direksi jika ada.
2 Laporan dewan komisaris sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai
berikut: pertama, penilaian terhadap kinerja direksi mengenai pengelolaan
Universitas Sumatera Utara
113
perusahaan. kedua, pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi. ketiga. komite-komite yang berada dibawah
pengawasan dewan komisaris; dan keempat perubahan komposisi anggota dewan komisaris jika ada.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1, anggaran dasar Emiten dan Perusahaan Publik wajib mengungkapkan tugas dan tanggung
jawab dari Direksi dan Dewan Komisaris secara jelas dengan rincian : 1
Dalam anggaran dasar ditentukan jangka waktu masa jabatan anggota direksi dan komisaris dengan ketentuan bahwa masa jabatan tersebut tidak
melebihi 5 lima tahun. 2
Orang Perseorangan yang menduduki jabatan sebagai anggota direksi atau komisaris setelah masa jabatannya berakhir dapat diangkat kembali sesuai
dengan keputusan RUPS. Dengan adanya prinsip akuntabilitas, maka kinerja masing-masing unit dalam
perusahaan dapat diukur dengan lebih efektif. Disamping itu, dalam hal terjadi pelanggaran peraturan, pengenaan sanksi dapat dilakukan dengan lebih efektif
karena lebih mudah untuk menentukan siapa pihak yang paling bertanggung jawab atas suatu pelanggaran tertentu.
135
Selain Akuntabilitas, keterbukaan merupakan kewajiban bagi para pelaku pasar modal terutama Emiten untuk melaksanakan suatu kegiatan didalam pasar
135
I Made, Ibid
Universitas Sumatera Utara
114
modal. Untuk itu Undang-undang harus merinci tentang hal-hal apa saja yang termasuk dalam keterbukaan itu. Disini UU No.8 tahun 1995 telah merinci tentang
keterbukaan yaitu : 1
Pasal 85
Bursa Efek, lembaga Kliring dan Penjamin, lembaga Penyimpan dan penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasehat Investasi, Biro
Adminstrasi Efek, Bank Kustodian, Wali Amanat dan pihak lainnya yang telah memperloeh izin, persetujuan atau pendaftaran dari Bapepam wajib
menyampaikan laporan kepada Bapepam. 2
Pasal 86
a. Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau
Perusahaan Publik wajib menyampaikan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat dan
menyampaikan laporan kepada bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa materil yang dapat mempengaruhi harga
efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut.
b. Emiten atau Publik yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi
efektif dapat dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bapepam.
Universitas Sumatera Utara
115
3 Pasal 87
a. Direktur atau komisaris Emiten atau Perusahaan Publik wajib
melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas saham perusahaan tersebut.
b. Setiap Pihak yang memiliki sekurang-kurangnya 5 lima perseratus
saham Emiten atau Perusahaan Publik wajib melaporkan kepada Bapepam atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas
saham perusahaan tersebut. c.
Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 wajib disampaikan selambat-lambatnya 10 hari sejak terjadinya kepemilikan
atau perubahan kepemilikan atas saham emiten atau perusahaan public tersebut.
Ada 2 hal yang harus dilakukan oleh emiten dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan yaitu pelaksanaan keterbukaan sebelum go public dan setelah go
public.
a Sebelum Go Public
Sebelum Go Public suatu tindakan supaya investor memiliki kepastian yang cukup mengenai emiten yang telah melakukan prinsip keterbukaan adalah
mewajiban perusahaan yang akan go public untuk memberikan suatu dokumen. Dokumen ini seringdisebut prospektus.
1. Keterbukaan Pada Prospektus
Universitas Sumatera Utara
116
Pasal 1 ayat 26 UU pasar modal mengatakan Prospektus adalah setiap informasi tertulis yang berhubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar
pihak lain mau membeli efek.
136
Berdasarkan Praktek dalam pasar modal di Indonesia ada dikenal 2 macam prospektus,
137
a Prospektus Biasa
Mewajibkan kepada emiten untuk membuat prospektus yang berisi informasi tentang keadaan emiten tersebut. ketentuan ini diatur dalam
pasal 78 UU pasar modal dan juga diatur dalam Keputusan Bapepam Nomor Kep-51PM1996 mengenai bentuk dan isi prospektus dalam
rangka penawaran umum. b
Prospektus Ringkas
Mewajibkan kepada emiten untuk menerbitkan prospektus di dua surat kabarKoran berbahasa Indonesia yang salah satunya beredar secara
nasional, minimal tiga hari sebelum melakukan penawaran umum. Prospketus ringkas diatur dalam Keputusan Bapepam No. 51PM1996
peraturan No. IX.C.3 tentang Pedoman mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Ringkas dalam rangka Penawran umum.
prospektus merupakan suatu dokumen yang diperlukan perusahaan untuk melakukan penawaran umum. Oleh sebab itu prospektus harus berisi tentang
keadaan perusahaan tersebut, sehingga dapat menjadi pertimbangan oleh calon
136
UU PT No. 8 tahun 1995
137
Munir, Ibid., hal 81
Universitas Sumatera Utara
117
investor. Supaya Emiten tidak menerbitkan Prospektus yang sesat yang dapat merugikan dirinya sendiri dan para investor maka UU Pasar Modal No. 8 tahun
1995 mengeluarkan suatu ketentuan bagi Prospektus yaitu : 1
Setiap Prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang Fakta
Material yang diperlukan agar Prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan.
2 Memuat semua fakta materil. fakta materil merupakan sesuatu informasi
yang berisi kejadian yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang punya
kepentingan atas informasi tersebut. 3
fakta atau informasi yang paling penting harus dibuat ringkas dan harus diposisikan pada bagian awal prospektus. Penyampaian fakta pada
prospektus ditentukan oleh relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu dan bukan urutan yang terdapat dalam keputusan ketua Bapepam
mengenai Pedoaman Bentuk dan isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum.
4 Emiten harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram atau table
pada prospektus karena apabila lalai maka akan menyesatkan kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
118
5 Pengungkapan fakta materil harus dilakukan secara jelas dengan
penekanan sesuai dengan bidang usahanya sehingga prospektus tidak menyesatkan.
6 Wajib memiliki pernyataan bahwa semua lembaga dan penunjang pasar
modal yang diebut dalam prospektus bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka.
7 Harus ada pernyataan bahwa sehubungan dengan penawaran umum maka
setiap pihak terafiliasi dilarang memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam prospektus tanpa
persetujuan tertulis dari emiten. 8
Pasal 78 ayat 3 UU pasar Modal, prospektus harus memuat :
a. Uuraian tentang Penawaran Umum
b. Tujuan dan penggunaan dana Penawaran Umum
c. Analisis dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan
d. Risiko usaha
e. Data keuangan
f. Keterangan dari segi hukum
g. Informasi mengenai pemesanan pembelian Efek
h. Keterangan tentang anggaran dasar
Universitas Sumatera Utara
119
2. Keterbukaan Pada Legal Audit
Legal Audit adalah pemeriksaan terhadap hukum tertulis atau tidak tertulis yang relevan untuk memecahkan suatu kasus atau untuk memberikan pendapat
hukum terhadap suatu masalah, pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran seluruh dokumen dan atau persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan
menurut undang-undang. Dalam membuat legal audit, seorang Konsultan hukum harus memperhatikan beberapa prinsip berikut.
138
a. Tujuan dibuat legal audit adalah untuk memenuhi prinsip Disclosure, oleh
sebab itu laporan legal audit harus disediakan bagi public sebagai public Information.
b. Legal audit dipakai oleh konsultan hukum untuk membuat legal opinion
c. Dalam membuat Legal audit, seorang konsultan hukum harus
mengobservasi hal-hal yang bersifat material dari emiten. d.
Dalam membuat legal audit, konsultan hukum harus menggunakan pendekatan berdasarkan pemeriksaan fisik, dokumen, dan pemeriksaan
berdasarkan informasi. 3.
Keterbukaan Pada Legal Opinion Legal Opinion adalah Pernyataan tertulis yang berisi pendapat hukum atas
suatu masalah berdasarkan pemeriksaan hukum atas suatu masalah berdasarkan
138
Munir, Ibid., hal 90
Universitas Sumatera Utara
120
pemeriksaan hukum positif yang dibuat oleh ahli hukum. Legal Opinion lebih menitikberatkan pada sautu pendapat terhadap fakta yang ada pada prospektus.
4. Keterbukaan Pada Publik Expose
Publik Expose adalah sautu acara dimana Emiten dan pihak lain yang terlibat menerangkan kepada public mengenai keadaan emiten. Publik exspose
dilakukan menjelang dilaksanakannya penawaran efek kepada public pada pasar Perdana.
b Keterbukaan Setelah Go Public
Setelah penawaran umum efektif, emiten diharuskan tetap menyampaikan informasi dan fakta materil dan relevan yang dapat mempengaruhi keputusan
investasi. Dan harus disampaikan kepada Bapepam, diumumkan kepada public. Informasi yang diungkapkan oleh Emiten kepada masyarakat dan investor dapat
dibedakan menjadi dua yaitu laporan informasi keuangan dan laporan informasi non keuangan.
1 Laporan Informasi keuangan
Perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban untuk menyampaikan laoran keuangan secara priodik kepada Bapepam dan mengumumkan kepada
Masyarakat. Ini diatur dalam Pasal 86 ayat 1a UU No. 8 tahun 1995 yaitu Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif atau perusahaan wajib
menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat. Dan juga Dijelaskan pada Keputusan
Universitas Sumatera Utara
121
Bapepam No. 80PM1996 Peraturan No.X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian laporan Keuangan Berkala.
2 Laporan Informasi Non keuangan
Emiten diwajibkan menyampaikan informasi non keuangan, yaitu informasi mengenai kejadian penting yang dapat mempengaruhi efek perusahaan.
Informasi non keuangan itu antara lain; a.
Laporan kejadian material
Menurut Pasal 1 UU No.8 Tahun 1995, Informasi Material adalah segala informasi atau fakta penting dan relevan tentang suatu peristiwa, kejadian atau
fakta yang dapat mempengaruhi harga efek dibursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau
fakta tersebut. contoh dari Informasi Material itu adalah Merger, Konsolidasi, Akusisi, Produk atau penemuan baru yang berarti, Perubahan dalam pengendalian
atau perubahan penting dalam manajemen. b.
Laporan disebabkan adanya benturan kepentingan
Benturan kepentingan timbul karena adanya kepentingan ekonomi yang berbeda antara perushaan dengan direktur, komisaris. Segala sesuatu hal
yang berbenturan harus dilaporkan kepada Bapepam. c.
Laporan Realisasi Penggunaan Dana
Universitas Sumatera Utara
122
Ketentuan mengenai laporan realisasi Penggunaan dana hasil penawaran umum diatur dalam Keputusn Ketua Bapepam No. Kep-81PM1996
tanggal 17 Januari 1996 Peraturan No. X.K.4 tentang laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
d. Laporan tentang terjadinya tender offer
Tender offer adalah suatu metode penawaran untuk membeli saham perusahaan kepada pemegang saham secara langsung dengan harga dan
waktu tertentu, kebalikan dari penawaran saham melalui bursa efek.
139
e. Laporan pemegang saham tertentu
Pemegang Saham tertentu adalah Direktur atau Komisaris pemegang saham dari perusahaan terbuka dan para pemegang saham yang memiliki
5 saham.
139
Normin Pakpahan, Kamus Hukum Ekonomi.Jakarta: Proyek Elips. 2001. Hal .160
Universitas Sumatera Utara
123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan