Kerangka Pemikiran Metode Penentuan Daerah Penelitian

29 Formulasi strategi mencakup berbagai aktivitas analisis, perencanaan, dan pemilihan strategi yang dapat meningkatkan kesempatan bagi perusahaan di dalam berupaya mencapai tujuan perusahaan, yang mana hal ini merupakan keterangan ilmiah dari Kusnaidi pada tahun 1999 vVhavgoD, 2011.

2.3 Kerangka Pemikiran

Jagung merupakan salah satu komoditas yang penting dan perlu diperhatikan pembudidayaannya. Dalam hal ini, petani sebagai pelaku usaha tani sudah selayaknya menyadari bahwa jagung begitu diminati berbagai kalangan masyarakat terlebih karena manfaat dan keunggulannya. Jumlah permintaan jagung yang terus meningkat setiap tahunnya ternyata tidak diikuti dengan jumlah produksi yang seimbang. Untuk itu, perlu kiranya produksi jagung di tanah air lebih ditingkatkan. Dalam penerapan usaha tani jagung jagung tentunya masalah-masalah pasti akan dihadapi petani. Masalah tersebut menyangkut faktor eksternal dan faktor internal, yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam usaha tani jagung. Sehingga dalam penentuan strategi peningkatan produksi jagung dapat digunakan analisis SWOT. Analisis tersebut menggunakan matrik SWOT dan matrik posisi untuk menentukan strategi dalam peningkatan produksi jagung. Universitas Sumatera Utara 30 Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini. -------------- Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Keterangan : : Menyatakan hubungan Faktor-faktor mempengaruhi produksi : 1.Luas Lahan 2.Modal Strategi Produksi Jagung Kekuatan Strenghs S Kelemahan Weaknesses W Peluang Opportunity yies O Ancaman Threats T Usahatani Jagung Universitas Sumatera Utara 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu Desa Kineppen, Kecamatan Munte, Kabupaten Karo.Berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut sangat representatif dari segi akses dan peluang untuk mendapatkan data yang diinginkan oleh peneliti. Selain itu, kondisi lingkungan di daerah ini cukup mendukung dalam memproduksi jagung. Tabel 2. Luas dan Produksi Tanaman Jagung Menurut Kecamatan, Kabupaten Karo Tahun 2013 Kecamatan Luas Areal Ha Produksi Ton Produksi per Hektar KwHa Mardingding 10.554 64.559 61,18 Laubaleng 13.645 85.731 62,76 Tigabinanga 22.442 139.101 61,96 Juhar 6.251 39.086 62,24 Munte 11.519 72.143 62,37 Kutabuluh 6.419 39.728 61,89 Payung 494 3.001 60,51 Tiganderket 2.085 12.629 60,57 Simpang Empat 2.841 17.380 61,18 Naman Teran 358 2.204 61,56 Merdeka 6 Kabanjahe 533 3.272 61,39 Berastagi 16 99 61,79 Universitas Sumatera Utara 32 Tigapanah 694 4250 61,24 Dolat Rakyat 123 748 60,85 Merek 2333 1425 61,15 Barus Jahe 153 927 60,19 Jumlah 78350 486283 161,98 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Karo, 2012 Dari data diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Munte merupakan salah kecamatan dengan produksi jagung tertinggi setelah Tiga binanga dan Laubaleng. dan dari 22 desa yang ada di Kecamatan Munte, hanya ada 1 desa yang tidak menjadi penghasil jagung di Kecamatan Munte yaitu desa Merdeka. Data berikut merupakan data yang menunjukkan luas areal dan jumlah produksi tanaman menurut desa di Kecamatan Munte di Kabupaten Karo. Tabel 3. Luas Areal dan Jumlah Produksi Jagung Menurut DesaKelurahan di Kecamatan Munte Kabupaten Karo Tahun 2011 Desa Kelurahan Jumlah ProduksiTon Sarimunte 1520 Kutambaru 2201 Gunung Saribu 1730 Kabantua 157 Guru Benua 2022 Barung Kersap 135 Biak Nampe 553 Tanjung Beringin 1917 Pertumbungan 4059 Parimbalang 2396 Universitas Sumatera Utara 33 Munte 3766 Gunung Manumpak 1498 Selakkar 119 Sarinembah 5391 Singgamanik 5842 Nageri 1453 Kuta Suah 1048 Kineppen 1063 Buluh Naman 2995 Bandar Meriah 2359 Sukarame 809 Kuta Great 839 Total 44591 Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2014 Dari data diatas dapat dilihat di Desa Kineppen merupakan salah satu desa dengan produksi rata-rata terendah. Hal ini menjadi acuan dalam menentukan daerah penelitian sehingga diharapkan di masa mendatang produksinya dapat lebih ditingkatkan lagi.

3.2 Metode Pengambilan Sampel