2. Ngelem ketika tidak sedang bekerja dan berkumpul bersama teman-teman
yang juga ngelem. Berdasarkan hasil wawancara dengan lima anak jalanan yang bekerja sebagai pemulung.
3. Mengejek dan menyoraki penumpang yang berada di dalam angkutan kota
angkot jika tidak diberi uang dari hasil mengamen. Berdasarkan hasil wawancara dengan delapan anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen.
4. Berjudi di Terminal Amplas ketika sedang mengisi waktu luang istirahat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan enam anak jalanan yang bekerja sebagai pedagang asongan.
5. Merusak atau menggores cat mobil ketika tidak diberi uang saat meminta di
jalanan. Berdasarkan hasil wawancara dengan empat anak jalanan yang bekerja sebagai pengemis.
Adapun hal yang melatarbelakangi anak turun ke jalanan adalah sebagai berikut:
C. Faktor Internal
Faktor penyebab kenakalan anak jalanan yaitu karena kehidupannya di jalanan yang membuat hidupnya seperti tidak layak, dan merasa terasing apabila
dibandingkan dengan kehidupan anak-anak lainnya. Faktor internal atau faktor endogen berlangsung lewat proses internalisasi diri yang keliru oleh anak-anak
sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Tingkah laku mereka itu merupakan reaksi yang salah atau irrasional dari proses belajar, dalam bentuk
ketidakmampuan mereka melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Dengan kata lain, anak-anak itu melakukan mekanisme pelarian diri dan
Universitas Sumatera Utara
pembelaan diri yang salah atau tidak rasional dalam wujud kebiasaan mal-adaptif, agresi dan pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan hukum formal,
diwujudkan dalam bentuk kejahatan, kekerasan, kebiasaan berkelahi massal dan sebagainya.
27
Faktor-faktor internal penyebab terbentuknya kenakalan anak jalanan adalah sebagai berikut:
1. Usia
Faktor usia menjadi faktor internal karena usia memiliki hubungan atau keterkaitan antara kemampuan berpikir dan bertindak bahkan sering pula
menghendaki adanya suatu perlakuan yang berlainan. Sehubungan dengan itu ada pendapat yang mengatakan bahwa, usia seseorang adalah faktor yang
penting dalam penyebab timbulnya kenakalan: “age is an importance factor in the causation of crime”. Usia seseorang anak di dalam suatu kehidupan
tertentu, membawa gejala-gejala perbuatan tertentu pula. 2.
Jenis Kelamin Kenakalan anak jalanan dapat dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun oleh
anak perempuan, sekalipun dalam prakteknya jumlah anak laki-laki yang melakukan kenakalan jauh lebih banyak daripada anak perempuan pada batas
usia tertentu. Adanya perbedaan jenis kelamin, seperti juga halnya dengan perbedaan usia menimbulkan perbedaan sifat dan perbedaan tersebut
27
Kartini Kartono, Op.Cit., hal. 109
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan pula perbedaan, tidak hanya dalam jumlah kenakalan semata- mata akan tetapi juga dalam jenis kenalakannya.
28
3. Konflik Batiniah
Konflik batiniah adalah pertentangan antara dorongan infantil kekanak- kanakan melawan pertimbangan yang lebih rasional. Kemudian terjadilah
banyak ketegangan jiwa dan kecemasan, sehingga menghambat atau membelokkan adaptasi anak terhadap tuntutan lingkungan sehingga membuat
anak-anak lebih sering di jalanan. 4.
Pemasukan Intrapsikis yang Keliru Pemasukan intrapsikis yang keliru terhadap segala pengalaman, sehingga
terjadi harapan palsu, fantasi, ilusi, kecemasan sifatnya semu, tetapi dihayati oleh anak sebagai kenyataan. Sebagai akibatnya, anak mereaksi dengan pola
tingkah laku yang salah seperti apatisme, putus asa dan pelarian diri keluar dari rumah di jalanan.
5. Reaksi Frustasi Negatif
Menggunakan reaksi frustasi negatif yaitu dengan menggunakan mekanisme pelarian dan pembelaan diri yang salah, lewat cara-cara penyelesaian yang
tidak rasional. Anak mencoba membela diri dan kelemahan sendiri dengan menggunakan bermacam-macam reaksi dan perilaku tidak wajar.
6. Gangguan Berpikir
Berpikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya
28
Romli Atmasasmita, Op.Cit, hal. 48
Universitas Sumatera Utara
memecahkan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari. Anak yang sehat dalam berpikir pasti mampu memperbaiki kekeliruan sendiri dengan jalan
berpikir logis dan mampu membedakan fantasi dari kenyataan sehingga tidak menimbulkan reaksi dan tingkah laku yang bisa menjadi liar tidak terkendali
dimana saja begitu juga di jalanan. 7.
Gangguan PerasaanEmosional Perasaanemosional memberikan nilai pada situasi kehidupan, dan
menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan
manusia. Jika semua keinginan terpuaskan, anak merasakan senang dan bahagian dan sebaliknya jika keinginan tidak terpenuhi maka anak akan
mengalami kekecewaan sehingga dapat melakukan tindak kenakalan.
29
8. Impian Kebebasan
Berbagai masalah yang dihadapi anak di dalam keluarga dapat menimbulkan pemberontakan di dalam dirinya dan berusaha mencari jalan keluar. Dunia
jalanan dianggap anak dapat menjadi alternatif termudah untuk mendapatkan kebebasan. Ketika akhirnya mereka tiba di jalanan, bukan berarti mereka bisa
lepas dari masalahnya, justru berbagai masalah yang lebih berat harus mereka hadapi.
9. Ingin memiliki Uang Sendiri
Alasan anak pergi ke jalanan juga karena ingin memiliki uang sendiri. Berbeda dengan faktor dorongan dari orang tua, uang yang didapatkan oleh
29
Kartini Kartono, Op.Cit, hal. 112
Universitas Sumatera Utara
anak biasanya digunakan untuk keperluan anak sendiri. Meskipun anak memberikan sebagian uangnya kepada orangtua mereka, hal ini lebih bersifat
sukarela dan tidak memiliki dampak buruk terhadap anak apabila tidak memberi sebagian uangnya kepada orangtua atau keluarga mereka.
D. Faktor Eksternal