Oleh karena itu, dengan adanya perilaku seperti itu, para remaja tersebut sangat rentan terhadap resiko kesehatan seperti penularan penyakit HIVAIDS,
penggunaan narkoba serta penyakit lainnya. Sebab data Departemen Kesehatan hingga September 2008, dari 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup
dengan HIVAIDS di Indonesia, 54 diantaranya adalah remaja. Sehingga kata Masri, keberadaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja
PIK KRR akan sangat berarti untuk menjawab permasalahan kesehatan reproduksi remaja.
Kejadian-kejadian seperti tersebut diatas menunjukkan sebagian remaja tidak mampu bertindak positif dalam menghadapi tekanan yang dihadapinya
sehingga remaja memiliki resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja Saripudin,2009.
Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk
meneliti tentang “Perilaku Kenakalan Remaja di SMA Panca Budi Medan”
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perilaku kenakalan remaja di SMA Panca Budi Medan?
1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perilaku kenakalan remaja di SMA Panca Budi Medan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat kenakalan remaja
2. Mengetahui gambaran perilaku kenakalan remaja
Universitas Sumatera Utara
1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Praktek Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan perawat terkait perilaku kenakalan remaja di sekolah.
1.4.2 Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pendidikan keperawatan untuk bisa diintegrasikan dalam pendidikan keperawatan dimasa depan.
1.4.3 Penelitian Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar tentang perilaku kenakalan remaja di sekolah untuk digunakan dalam pengembangan penelitian
yang belum terlaksana dalam penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Kenakalan Remaja 2.1.1. Defenisi Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentanagan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Notoatmodjo, 2003 : 114.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003:113, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. 2.1.2 Determinan Perilaku
Teori Lawrence Green 1980 mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor perilaku behavior causes dan faktor luar non behavior causes. Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh:
a. Faktor predisposes predisposing factor, yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai dan
sebagainya. b. Faktor pendukung enabling factor, yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, misalnya : puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
c. Faktor pendorong reinforcing factor yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan ada atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.1.3 Defenisi Kenakalan
Kenakalan adalah perbuatan yang melanggar atau menyelewengkan norma sosial, norma hukum, norma kelompok yang menimbulkan keonaran atau
mengganggu dan merugikan dirinya sendiri beserta ketentraman masyarakat, sehingga pihak yang berwajib terpaksa mengambil tindakan keamanan.
Kartono Ilmuan Sosiologi mengemukakan bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan istilah Juvenile Delinquency merupakan
gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaikan sosial. Akibatnya mengembangkan bentuk perilaku menyimpang.
Sedangkan menurut Santrock 2003 mengemukakan bahwa kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima
secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Perilaku „nakal‟ remaja dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal :
Faktor Internal Faktor internal yakni faktor penyebab yang berasal dari remaja yang
bersangkutan itu sendiri. Faktor tersebut antara lain sebagai berikut : 1.
Krisis identitas Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja
umumnya terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. 2.
Faktor pubertas Periode SMP dan SMA merupakan periode dimana seorang remaja
mempunyai keinginan yang sangat besar terhadap hal-hal berbau seksualitas. Apabila mereka tidak mendapatkan pendidikan seks yang baik mereka akan
mencari dengan cara mereka sendiri. Hal ini mendorong mereka untuk berbuat nakal.
3. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yangtidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
„nakal‟. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah
laku sesuai pengetahuannya.
Universitas Sumatera Utara
Faktor Eksternal Faktor Eksternal yakni faktor penyebab kenakalan yang berasal dari luar
remaja yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut : 1.
Keluarga Perceraian orangtua, kurangnya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah dikeluargapun seperti terlalu permisif, terlalu memanjakan
anak, kurangnya memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Dengan
kondisi yang masih labil dan pengaruh globalisasi informasi yang demikian gencar dan tidak terfilter dengan baik, akibatnya tentu penyalahgunaan dan
kemerosotan moral yang akan terjadi. 2.
Lemahnya pengawasan guru terhadap perilaku para murid Hal ini bisa terjadi karena masih banyak guru yang kurang mengerti
teknologi. Akibatnya mereka tidak dapat mencegah terjadinya jenis kenakalan- kenakalan modern seperti penyalahgunaan teknologi dalam maraknya situs porno
dikalangan siswa. 3.
Lingkungan yang tidak baik masa remaja sering disebut sebagai masa pencarian jati diri
Pada masa ini remaja umumnya menjalin relasi dengan teman-teman sebaya yang bisa membuat mereka merasa nyaman. Remaja lebih banyak
menghabisi waktunya diluar rumah bersama orang tua dan keluarga. Oleh karena
Universitas Sumatera Utara
itu jika remaja berteman dengan orang-orang yang kurang baik, mereka akan sangat rentan terbawa arus menjadi nakal.
2.2 Defenisi Kenakalan Remaja