Pusat Pertanggungjawaban Biaya Perusahaan Anggaran Biaya Perusahaan.

e. Tanah untuk bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut. f. Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum dan instalasi limbah pembuangan. g. Jasa Terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan. h. Jasa transportasi laut. i. Depoti peti kemas. j. Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan perseroan. Keseluruhan operasi yang dijalankan perusahaan ditunjukkan pada : a. Peningkatan efisiensi usaha. b. Peningkatan profesionalisme usaha. c. Perluasan pangsa pasar. d. Peningkatan kepuasan pelanggan. e. Mewujudkan organisasi yang dapat mendukung pengembangan usaha. f. Pembinaan sumber daya manusia yang professional dan penuh dedikasi. General Manager dengan bantuan pemikiran dan curahan tenaga dari seluruh staf dan karyawan yang melakukan pengelolaan atas operasionalisasi dan bertanggungjawab secara keseluruhan yang telah ditetapkan oleh Dewan Direksi PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan. Kerja sama yang baik dari seluruh unit-unit yang ada dalam perusahaan akan mewujudkan tujuan perusahaan.

B. Pusat Pertanggungjawaban Biaya Perusahaan

Dari penelitian penulis setelah mempelajari struktur organisasi dan uraian pekerjaan dari masing-masing unit kerja, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan menetapkan sistem departementalisasi yang bertujuan untuk memudahkan pengawasan baik dibidang pendapatan maupun biaya, meningkatkan tanggungjawab manager, menggambarkan pusat pertanggungjawaban biaya yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan teori dalam uraian teoritis, maka penulis menyimpulkan bahwa pusat biaya adalah tiap-tiap Divisi. Dimana pusat biaya yang ada dalam perusahaan ini terdiri dari : Pusat biaya tehnik engineered expense centre dan pusat biaya kebijakan discretionary expense centre. Sehubungan dengan batasan masalah dalam skripsi ini, maka penulis menitikberatkan perhatian hanya pada masalah pusat biaya saja.

C. Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Biaya Perusahaan 1. Pencatatan dan Pengumpulan Biaya

Pencatatan biaya yang terjadi pada PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Cabang Belawan dilakukan oleh Divisi Keuangan dan diproses melalui sistem computer karena perusahaan tersebut telah menerapkan Proses Data Elektronik electronic data processing dan secara khusus Divisi Keuangan melalui seksi Proses Data Elektronik bertanggungjawab atas aktivitas komputerisasi tersebut. Setiap pencatatan biaya memiliki dokumen bukti atas terjadinya biaya tersebut, dan dikumpulkan baik berdasarkan jenis biaya yang terjadi maupun tempat lokasi kerja. Pencatatan dan pengumpulan biaya juga dilengkapi dengan sistem penomoran kode coding sistem perkiraan biaya. Dengan adanya sistem kode perkiraan, manajer pusat biaya diberi kemudahan untuk melihat dan mengetahui perkiraan-perkiraan mana yang menjadi tanggungjawabnya. Dan dalam laporan pertanggungjawaban kode perkiraan harus dicantumkan untuk memberi kemudahan bagi penerima laporan untuk mengetahui identitas perkiraan yang dipertanggungjawabkan dalam laporan. Contoh kode biaya penambatan = 8.220.10.02. Kode perkiraan account code pada perusahaan ini terdiri dari angka-angka yang jumlahnya 8 digit. Kelima angka tersebut dibagi menjadi 4 bagian. Adapun uraian kode perkiraan biaya tersebut adalah sebagai berikut : 8 = menunjukkan kode perkiraan biaya dibuku besar 220 = menunjukkan kode perkiraan bidang pelayanan jasa 10 = menunjukkan kode perkiraan biaya pusat pelayanan kapal 02 = menunjukkan kode perkiraan biaya per item, yaitu biaya penambatan.

2. Pengklasifikasian Biaya

Dari hasil penelitian yang dilakukan, untuk tujuan akuntansi manajemen perusahaan telah memisahkan biaya-biaya terkendalikan di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat biaya. Perusahaan mengklasifikasikan biaya-biaya tersebut ke dalam dua klasifikasi, yaitu : a. Berdasarkan jenis kegiatan. Biaya yang terjadi dikelompokkan sesuai dengan fungsi biaya yang bersangkutan dalam hubungannya dengan aktiva perusahaan secara keseluruhan, yaitu : 1. Biaya Operasi Langsung BOL yang merupakan biaya yang timbul akibat kegiatan operasional dilapangan yang diselenggarakan oleh suatu pelabuhan dalam rangka menjalankan fungsinya yang berhubungan langsung dengan penyediaan fasilitas sarana untuk kelancaran arus kapal dan barang. 2. Biaya Operasi Tidak Langsung BOTL yaitu biaya yang timbul oleh kegiatan Direktorat yang secara tidak langsung terkait dengan kegiatan operasi pelabuhan. 3. Biaya Penunjang Operasi BPO yaitu biaya yang timbul akibat kegiatan perusahaan yang diselenggarakan untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa dipelabuhan yang meliputi keuangan Divisi Keuangan, dan kegiatan administrasi umum Divisi Umum. Biaya-biaya yang terjadi dalam pusat biaya tehnik adalah merupakan biaya operasi langsung BOL dan biaya operasi tidak langsung BOTL, sedangkan biaya- biaya yang terjadi dalam pusat biaya kebijakan adalah merupakan biaya penunjang operasi dan biaya pengelolaan kantor pusat. b. Berdasarkan Pusat Pelayanan Pusat Biaya. Biaya yang terjadi dikelompokkan menurut tempat terjadinya biaya sesuai dengan tingkat dan jenis kegiatan pelayanan jasa yang menerima manfaatnya. c. Berdasarkan Sub Pusat Pendapatan Sub Pusat Biaya. Dalam hal pembebanan biaya, perusahaan membedakan pengertian biaya langsung dan tidak langsung, ciri-ciri biaya operasi bagi perusahaan adalah : mudah diidentifikasi, mudah dihitung jumlah biayanya, mudah dibebankan.

3. Praktek Pengawasan Biaya.

Salah satu ciri dari pengawasan yang baik adalah dengan adanya sistem administrasi dan pembukuan yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut hasil penelitian penulis, perusahaan telah menerapkan sistem administrasi yang cukup baik. Misalnya, dalam hal pembukuan book keeping, yaitu dalam hal pencatatan data keuangan, perusahaan telah melakukan penggolongan biaya berdasarkan sifat dan jenis biaya. Perusahaan juga telah menggunakan kode perkiraan account code yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan adanya suatu pertanggungjawaban. Apalagi untuk proses pengumpulan dan pengolahan data keuangan, perusahaan telah menerapkan pengolahan informasi dengan sistem Electronic Data Processing EDP. Penggolongan perkiraan-perkiraan dan pengunaan kode perkiraan merupakan suatu sarana dalam proses akuntansi yaitu untuk memudahkan identifikasi dari suatu rekening, yang selanjutnya akan digunakan sebagai referensi posting dari perkiraan tersebut.

D. Anggaran Biaya Perusahaan.

Penyusunan anggaran bagi suatu perusahaan sangat penting karena pada dasarnya proses penyusunan anggaran merupakan suatu proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Selain itu, di dalam anggaran akan terlibat rencana perusahaan untuk masa yang akan datang yang harus dicapainya. Laporan pertanggungjawaban biaya yang berisi data realisasi dan anggaran serta penyimpangan biaya, akan digunakan manajemen puncak untuk mengawasi biayayang terjadi dalam perusahaan. Seperti yang telah penulis jelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Medan, oleh karena itu sistem penyusunan anggarannya tidak boleh terlepas dari kebijakan-kebijakan anggaran yang telah ditetapkan oleh pusat. Dalam penyusunan anggaran biaya, perusahaan juga berpedoman pengalaman yang terjadi pada tahun lalu, hal ini untuk mendukung ketepatan anggaran biaya yang akan disusun sesuai dengan kebutuhan. Dalam prakteknya, penyusunan anggaran perusahaan ini disusun secara komprehensif atau yang disebut Master Budget dimana anggaran biaya termasuk didalamnya. Penyusunan anggaran biaya didasarkan pada lokasi kerja dan unit-unit kerja organisasi yang ada. Artinya semua unit-unit kerja yang ada baik itu direktorat, divisi, bidang-bidang maupun cabang harus menyusun anggaran biaya masing-masing. Setiap unit kerja tersebut mulai awal September hingga akhir November tahun berjalan harus membuat usulan-usulan anggrannya. Usulan-usulan anggaran tesebut lalu diserahkan kepada komite anggaran dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk ditelaah dan dibahas. Rapat Umum Pemegang Saham terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, Pimpinan Cabang. Rapat Umum Pemegang Saham mempunyai wewenang untuk menyetujui dan menolak maupun merevisi usulan anggaran-anggaran tersebut. Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan satu kali setahun setiap akhir periode untuk dapat melaksanakan anggaran setiap awal periode. Anggaran yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan Dewan Komisaris selanjutnya akan didistribusikan keseluruh direktorat atau bagian yang bertanggungjawab sebagai pelaksana anggaran. Pada awal tahun berikutnya, masing-masing direktorat mulai menerapkan anggarannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Dalam hal penyusunan anggaran biaya, puat biaya membaginya atas biaya teknik dan biaya kebijakan. Divisi tehnik dan bidang pelayanan jasa digolongkan menjadi pusat biaya tehnik karena biaya divisi ini dapat diukur secara teknis serta berhubungan langsung atau berhubungan erat dan nyata dengan operasi jasa kepelabuhan, sedangkan biaya-biaya yang terjadi pada divisi usaha kecuali bidang pelayanan jasa, divisi keuangan, divisi personalia dan administrasi umum digolongkan biaya kebijakan karena tidak berhubungan langsung atau tidak tergolong besar dibandingkan dengan divisi tehnik dan pelayanan jasa. Penyusunan anggaran pada pusat biaya tehnik berlainan dengan pusat biaya kebijakan. Jika pusat biaya tehnik, anggarannya didasarkan atas target biaya yang dibutuhkan untuk operasi jasa kepelabuhan maka penyusunan anggaran pusat biaya kebijakan lebih ditentukan oleh kebijakan manajer saja. Contoh anggaran biaya tehnik dan laporan pertangungjawaban untuk menilai kinerjanya dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan contoh anggaran pusat biaya kebijakan dan laporan pertanggungjawaban tidak penulis sajikan karena suatu hal perusahaan tidak bersedia memberikannya. Kemudian ada satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran pusat biaya, yaitu belum dikelompokkan biaya berdasarkan biaya yang terkendali biaya yang tidak terkendali. Sementara, hal ini adalah salah satu syarat penerapan akuntansi pusat biaya. Dengan adanya pengelompokkan biaya berdasarkan biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak terkendali, Manajer atau Direktur pusat biaya dapat mengetahui biaya mana yang menjadi tanggungjawabnya dan mana yang bukan karena hanya biaya yang dapat dikendalikan saja yang diminta tanggungjawab atas pusat biaya yang dipimpinnya. Adapun jenis anggaran yang terdapat dalam perusahaan ini adalah : a. Anggaran Neraca. b. Anggaran Laba Rugi. c. Anggaran Pendapatan dan Biaya Perusahaan. Penyusunan anggaran disertai dengan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran di tiap-tiap pusat biaya merupakan hal yang sangat penting karena pelaksanaan rencana tanpa pengawasan tidak akan menghasilkan suatu hasil yang diharapkan. Pengawasan juga diperlukan untuk menilai bagaimana hasil kerja yang sebenarnya dan hambatan-hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan rencana tersebut.

E. Laporan Manajer Pusat Pertanggungjawaban Biaya.