Pengumpulan Data Pengolahan Data

3.2. Pengumpulan Data

Tahapan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data Laporan Keuangan Publikasi Bank yang diterbitkan Bank Indonesia dan masing-masing bank dalam objek penelitian selama periode tahun 2006-2009. Data diperoleh melalui Perpustakaan bank Indonesia dan beberapa situs di internet website dari bank yang bersangkutan.Adapun jenis laporan yang digunakan antara lain Neraca Keuangan, Laporan Laba-Rugi, Laporan Kualitas Aktiva Produktif, Ikhtisar Keuangan dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

3.3. Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang diawali dengan menghitung rasio keuangan financial ratio masing- masing bank dalam objek penelitian. Rasio keuangan yang digunakan dibagi ke dalam lima kategori yaitu Rasio Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Rentabilitas, Likuiditas dan Efisiensi dengan perincian sebagai berikut:

1. Rasio Permodalan

Dari kelompok permodalan rasio yang dipilih adalah Capital Adequaccy Ratio CAR, dengan rumus: Modal Bank CAR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR

2. Rasio Kualitas Aktiva Produktif

Dari kelompok Aktiva Produktif rasio yang dipilih adalah Non Performing Loans NPL dengan rumus: Total Kredit Bermasalah NPL = Total Seluruh Kredit

3. Rasio Rentabilitas

Dari kelompok Rentabilitas rasio yang dipilih adalah Return On Asset ROA ,Return On Equity ROE, Net Interest Margin NIM. Rumus ketiga rasio tersebut adalah : Laba Bersih ROA = x 100 Total Aset Laba Bersih ROE = x 100 Modal Sendiri Pendapatan Bunga Bersih NIM = Aktiva Produktif

4. Rasio Likuiditas

Dari kelompok Likuiditas rasio yang dipilih adalah Loan to Ddeposit Ratio LDR dengan rumus: Total Kredit yang Diberikan LDR = x 100 Dana Pihak Ketiga

5. Rasio Efisiensi

Rasio yang digunakan adalah Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO dengan rumus: Biaya Operasional BOPO = Pendapatan Operasional

6. Kinerja Bank Secara Keseluruhan

Untuk mengetahui kinerja atau kesehatan bank secara keseluruhan penulis mendefinisikan variable PERFORMA sebagi satuan pengukur. Variable tersebut didapat dengan cara menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu rasio CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, LDR, dan BOPO yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan presentase dan bobot rasio-rasio tersebut adalah Lukmam Dendawijaya, 2001: a CAR Menurut ketentuan Bank Indonesia suatu bank umum sekurang- kurangnya harus memiliki CAR 8.CAR merupakan salah satu komponen utama dalam perhitungan kesehatan bank, oleh karena itu penulis memberikan persentase sebesar 20. Skor nilai CAR ditentukan sebagai berikut, Jika CAR bernilai: a Kurang dari 8, skor nilai = 0 b Antara 8 - 12, skor nilai = 80 c Antara 12 - 20, skor nilai = 90 d Lebih dari 20, skor nilai = 100 Misalnya, suatu bank memiliki nilai CAR 33,84 maka skor akhir CAR adalah 20100 = 20 b NPL NPL juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan Bank.Bahkan hampir semua rasio nilainya dipengaruhi oleh NPL.Oleh karena itu penulis memberikan boobt nilai sebesar 20.Dengan mempertimbangkan ketentuan BI yang mengharuskan NPL berada dibawah 5. Skor nilai NPL ditentukan sebagai berikut, Jika NPL bernilai: a Lebih dari 8, skor nilai = 0 b Antara 5 - 8, skor nilai = 80 c Antara 3 - 5, skor nilai = 90 d Kurang dari 3, skor nilai = 100 Misalnya, suatu bank memiliki NPL 6, maka skor akhir NPL adalah 2080 = 16 c ROA Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia adalah 1,5. Variable ini mempunyai bobot nilai 10. Skor nilai ROA ditentukan sebagai berikut, Jika ROA bernilai: a Kurang dari 0, skor nilai = 0 b Antara 0 - 1, skor nilai = 80 c Antara 1 - 2, skor nilai =100 d Lebih dari 2 , skor nilai = 90 Misalnya, suatu bank memiliki ROA 2,87, maka skor akhir ROA adalah 1090 = 9 d ROE Variable ini mempunyai bobot nilai 10. Skor nilai ROE ditentukan sebagai berikut, Jika ROE bernilai: a Kurang dari 8, skor nilai = 0 b Antara 8 - 10, skor nilai = 80 c Antara 10 - 13, skor nilai = 90 d Lebih dari 13 , skor nilai = 100 Misalnya, suatu bank memiliki ROE 16,23, maka skor akhir ROA adalah 10100 = 10 e NIM Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6 keatas.Variable ini mempunyai bobotnilai 10. Skor nilai NIM ditentukan sebagai berikut, Jika NIM bernilai: a Kurang dari 1,5, skor nilai = 0 b Antara 1,5 - 3, skor nilai = 80 c Antara 3 - 6, skor nilai = 90 d Lebih dari 6 , skor nilai =100 Misalnya, suatu bank memiliki NIM 5,54, maka skor akhir NIM adalah 1090 = 9 f LDR Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia adalah 85 - 110.Variable ini mempunyai bobot nilai 15. Skor nilai LDR ditentukan sebagai berikut, Jika LDR bernilai: a Kurang dari 50, skor nilai = 0 b Antara 50 - 85, akor nilai = 80 c Antara 85 - 110, skor nilai = 100 d Lebih dari 110, skor nilai = 90 Misalnya, suatu bank memiliki LDR 74,93, maka skor akhir LDR adalah 1580 = 12 g BOPO Standar terbaik BOPO menurut Bank Indonesia adalah 85 - 92.Variable ini mempunyai bobot nilai 15. Skor nilai BOPO ditentukan sebagai berikut, Jika BOPO bernilai: a Lebih dari 125, skor nilai = 0 b Antara 92 - 125, skor nilai = 80 c Antara 85 - 92, skor nilai = 100 d Kurang dari 85, skor nilai = 90 Misalnya, suatu bank memiliki bank memiliki BOPO 130, maka skor akhir BOPO adalah 150 = 0 Selanjutnya skor masing-masing variable dijumlahkan ke dalam variable PERFORMA. Berdasarkan contoh diatas maka PERFORMA bernilai : 20 + 16 + 9 + 10 + 9 + 12 + 0 = 76

3.4. Analisis Data