Iklim Komunikasi Organisasi

2.4. Kerangka Berpikir

Menurut mulyana (2003:72), komunikasi menyerahkan bahwa pikiran suatu makna atau pesan di anut secara bersam. Sedangkan organisasi suatu kesatuan social

dari kelompok manusia yang paling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki tugas dan fungsi, masing masing mempunyai tujuan tertentu dan batasan yang jelas sehingga bias di pisahkan secara tegas dari lingkungan .

Komunikasi dalam organisasi adalah sangat penting tanpa adanya komunikasi dalam sebuah organisasi dapat di katakan organisasi itu tidak bernyawa, karena melalui komunikasi akan terwujud interaksi antara anggota interaksi organisasi. Menurut Rakhmat (1993:35), komunukasi adalah :

2) Komunikasi ibarat darah manusia dalam tubuh

3) Komunikasi sebagai perekat organisasi

4) Komunukasi sebagai minyak pelumas yang melicinkan fungsi organisasi

5) Komunikasi sebagai pengikat sisem Berlo (dalam rakhmat, 2002;42) menyatakan bahwa komunikasi berhubungan dengan organisasi social dengan tiga cara Pertama, system social di hasilkan lewat komunikasi. Keseragaman prilaku dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma di hasilkan lewat kkomunikasi di antara anggota-anggota kelompok. Kedua, bila suatu system social telah berkembang, ia menentukan komunikasi anggota-anggotanya. System social mempengaruhi bagaimana, ke, dan dari siapa, dan dengan pengaruh bagaimana komunikasi terjadi di antara anggota-anggota system. Ketiga, pengetahuan mengenai suatu system social dapat membantu kita membuat prediksi yang akurat mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih banyak dari pada peranan yang mereka duduki dalam system.

Menurut James F. Bolt dan Gearry A. Rummler yang diedit oleh A. Dale

Timple (1999: 136) bahwa apabila kinerja yang dicapai berada di bawah standar, hal ini biasanya bukanlah semata-mata kesalahan individu karena mereka akan bekerja dengan baik apabila :

a. Mereka tahu apa yang diharapkan dari kinerja mereka dan dinyatakan secara jelas.

b. Kinerja yang diharapkan, mereka anggap penting dan menantang tetapi dapat dilakukan.

c. Mereka dapat menyelesaikan pekerjaan.

d. Mempunyai sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya.

e. Dalam pelaksanaan pekerjaan dan sesudahnya mereka mendapatkan umpan batik secara teratur dari apa yang telah mereka kerjakan.

f. Mereka mendapat insentif yang menurut anggapan mereka tepat atau memadai Berdasarkan hal tersebut di atas kerangka berpikir dapat digambark sebagai berikut ini:

Gambar 2.3 : Kerangka Berpikir

Iklim Komunikasi Kinerja Pegawai

Organisasi

2.5. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: ” Iklim Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara ”

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Lingkungan Dinas Komunikasi dan Informasi Propinsi Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan dimulai dari bulan Juni sampai Agustus 2010.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan survey dengan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif. Pendekatan survey adalah kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui status, gejala menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standard yang sudah dipilih dan atau ditentukan (Arikunto, 2005)

Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen kerja, motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja Pegawai di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara. Menurut Sugyono (2006), penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen. Adapun sifat penelitian adalah explanatory research yaitu menguraikan

dan menjelaskan pengujian mengenai konsep baru atau pencarian sebab akibat antar variabel.

3.3. Populasi dan Sample Penelitian

1. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah semua pegawai di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 yang berjumlah sebanyak 200 orang.

2. Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel dalam rancangan penelitian ini menggunakan teknik acak propesional berstrata (Stratified proportional random sampling), yang menghasilkan sampel sesuai dengan proporsi karakteristik dari setiap kelompok strata populasi (Borg and Gall,1983 hal 89 : Arikunto,1998 hal 33; Freenkel and Walker,1990 hal 95; Irawan,1999 hal 45; Hajar , 1999 hal 62; Kerlinger, 2002 hal 93; Sudjana, 2002 hal 24, Sugiyono, 2003 hal 15).

Teknik ini dipilih sesuai dengan keadaan populasi yang heterogen. Dengan demikian pengambilan sampel yang diharapkan dapat mewakili populasi.

3. Penentuan Ukuran Sampel Untuk menentukan sampel digunakan rumus Cochran (1974), yaitu :

2 1 Ne 

dimana :

e = Bound Of Error

N = Jumlah Populasi n

= Besarnya Sampel dari tabel tersebut diatas, maka jumlah sampel yang diambil adalah :

200 n 

2  66 , 67 ( dibulatkan 67 )

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian ini, data dan informasi dikumpulkan dengan menggunakan metode, yaitu :

1. Dengan melakukan observasi langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi di lingkungan internal dan eksternal organisasi.

2. Wawancara (Interview) kepada pihak yang berkompeten atau berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan oleh penelitian ini.

3. Daftar pertanyaan (Questionaire) yang diberikan kepada pegawai di Lingkungan Dinas Komunikasi dan Informasi Propinsi Sumatera Utara , yang menjadikan responden terpilih

4. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan dokumen-dokumen pendukung yang diperoleh secara langsung dari Lingkungan Dinas Komunikasi dan Informasi Propinsi Sumatera Utara, yang berpengaruh dengan kebutuhan data penelitian ini.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer diperoleh dari wawancara (Interview) dan daftar pertanyaan (Questionaire).

b. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

3.6.1. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian terdiri atas dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas yaitu Iklim Komunikasi Organsasi (X), dan

2. Variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai (Y)

3.6.2. Defenisi Operasional Variabel.

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel

Definisi Variabel

Indikator

Ukuran

Skala Likert Komunikasi

Iklim Komunikasi

1. Fungsi Informatif

merupakan pikiran

2. Fungsi Legulatif

Organisasi (X) suatu makna atau

3. Fungsi Persuasif

pesan yang di anut secara bersama di dalam

sebuah

organisasi

Kinerja Pegawai Kinerja adalah suatu 1. Kepala organisasi sebagai Skala Likert (Y)

2. Kepala organisasi sebagai atas

3. Kepala organisasi sebagai

baik atau buruknya

administrator.

pelaksanaan

4. Kepala organisasi sebagai

5. Kepala organisasi sebagai

harinya

leader.

6. Kepala organisasi sebagai innovator

7. kepala organisasi sebagai motivator

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

3.7.1. Uji Validitas Data

Validitas data penelitian ditentukan dengan pengujian yang akurat sehingga diketahui apakah benar instrument tersebut mengukur yang seharusnya. Dengan perkataan lain keinginan peneliti dapat dipenuhi dengan ukuran yang dilakukan. Pengujian validitas instrument dilakukan dengan cara membandingkan nilai korelasi antara setiap butir pertanyaan dan total pertanyaan. Apabila nilai r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Cara lain untuk menguji validitas data adalah dengan menggunakan Pearson Correlation. Teknik pengujian validitas menggunakan teknik korelasi product moment dari pearson dengan tingkat signifikansi 5% untuk menge-tahui keeratan Pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara mengkorelasikan antara skor item pernyataan terhadap skor total. Apabila nilai total pearson correlation > 0,3, atau probabilitas kurang dari 0,05 maka item tersebut valid (Arikunto, 2002:146).

3.7.2. Uji Reliabilitas Data

Suatu data dikatakan dapat dipercaya apabila jawaban yang diberikan responden adalah konsisten atau tetap dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistic cronbach alpha. Suatu jawaban dikatan terpercaya apabila nilai cronbach alpha > 0,6.

3.8. Metode Analisis Data

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekonometrika atau regresi yang dimaksudkan untuk mengetahui Pengaruh variabel- variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Model regresi yang dilakukan pada penelitian ini adalah regresi yang tidak linier karena sesuai dengan data yang diperoleh dan latar belakang teoritis yang ada.

Metode analisis dibutuhkan untuk memecahkan perumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode analisis akan berisikan alat yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesis apakah dapat diterima atau ditolak nantinya berdasarkan kesesuaian dengan hasil yang diperoleh. Dengan penelitian yang bersifat deskriptip kuantitatip, maka metode analisis yang akan digunakan adalah persamaan (regresi) berganda tidak linier. Berdasarkan rancangan penelitian sebelumnya, Pengaruh variabel dependen dan independen dinyatakan sebagai berikut :

Keterangan : Y

= Kinerja Kepala Organisasi

X 1 = Komitmen Kerja

X 2 = Motivasi

X 3 = Kepuasan Kerja

= Variabel Penganggu

= Konstanta  1 ,  2 = Koefisien Estimasi Model

Persamaan tersebut akan diestimasi dengan menggunakan metode OLS dan akan digunakan program SPSS untuk mengestimasinya.

Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat akan diuji pada tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan  = 0,05 (5%). Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :

H a = Minimal satu  tidak sama dengan nol Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka digunakan Uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

MeanSquare Re gression ESS /( k  1 )

MeanSquare Error

RSS /( n  k ) Dengan kriteria jika F hitung <F tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak, dan jika

F hitung >F tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima.

Kriteria pengujian hipotesis secara parsial digunakan metode sebagai berikut :

H 0 =  i  0 (Tidak ada Pengaruh nyata masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat)

H a =  i  0 (Ada Pengaruh positip dan nyata masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat) Metode atau cara dalam menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan Uji T dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

b i t hitung 

dimana :

b i = koefisien variabel bebas

S bi = standard error dari variabel bebas α

df = degree of freedom (n-k) n

= jumlah amatan k

= jumlah variabel

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria jika T hitung < T tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak, dan jika T hitung >T tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima.

Selain kedua uji di atas, juga akan dianalisis besaran koefisien determinasi (R 2 ) setiap persamaam sehingga akan diketahui Pengaruh dari variabel bebas yang

digunakan terhadap variabel terikatnya.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Dinas Komunikasi dan Informatika

Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara berada di jalan

H. Muhammad Said No. 27 Medan. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Provinsi Sumatera Utara, maka dipandang perlu menetapkan Uraian Tugas,Fungsi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Sumatera Utara. Bahwa atas pertimbangan tersebut, perlu penetapannya dengan peraturan Gubernur Sumatera Utara tentang Uraian Tugas,Fungsi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan pelaksanaan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang administrasi umum, aplikasi telematika, pendapat umum dan hubungan kelembagaan, sarana komunikasi desiminasi dan informasi, pos, telekomunikasi, informasi dan media masa serta menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang aplikasi telematika,pendapat umum dan hubungan kelembagaan, sarana komunikasi desiminasi dan informasi, pos, telekomunikasi, informasi dan media masa.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang aplikasi telematika, pendapat umum dan hubungan kelembagaan, sarana komunikasi desiminasi dan informasi , pos , telekomunikasi, informasi dan media masa.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang komunikasi dan informasi.

d. Pelaksanaan tugas pembantuan pemerintahan dibidang komunikasi dan informasi.

e. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksternal.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.1.1. Visi dan Misi

A. VISI

Terwujudnya masyarakat informasi yang maju dan sejahtera dalam harmoni keberagaman.

B. MISI

1. Meningkatkan fasilitas dan kapasitas administrasi, program dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang komunikasi dan informatika untuk meningkatkan literasi dan profesionalisme.

2. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat, lembaga media massa, dokumentasi dan monitoring pendapat umum.

3. Mengingkatkan pelayanan informasi multi media kepada public, yang terprogram, akuntabel dan didukung pemberdayaan telematika.

4. Meningkatkan kualitas pemerataan akses informasi dan pemanfaatan jaringan media informasi dan komunikasi tradisional, cetak dan modern.

5. Meningkatkan kualitas jaringan pos dan telekomunikasi yang mudah dan murah.

4.1.2. Struktur Organisasi

Gambar 4.1. Struktur Organisasi

Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika 2012

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok

Melaksanakan urusan pemerintah daerah/kewenangan Provinsi dibidang kebijakan teknis aplikasi telematika, pendapat umum, hubungan kelembagaan , sarana komunikasi, desiminasi, pos, telekomunikasi, data informasi dan bina media massa serta tugas pembantuan.

Fungsi

1. Menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dibidang aplikasi telematika, pendapat umum, hubungan kelembagaan, sarana komunikasi, desiminasi, informasi, pos, telekomunikasi, data informasi dan pembinaan media massa;

2. Penyelenggaraan uruaian pemerintah dan pelayanan umum dibidang aplikasi telematika, pendapat umum, hubungan kelembagaan, sarana komunikasi, desiminasi, informasi, pos, telekomunikasi , data informasi dan pembinaan media massa;

3. Penyelenggaraan pemberian perijinan dibidang komunikasi informasi dan telematika;

4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang komunikasi, informatika dan telematika;

5. Penyelenggaraan tugas pembantuan dibidang komunikasi, informasi dan telematika;

6. Penyelenggaraan pelayanan administrasi internal dan eksternal;

7. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.2. Karakteristik Responden

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan penulis adalah dengan menyebarkan angket / daftar pertanyaan kepada 67 responden yang berhubungan dengan tiap-tiap variabel yang diteliti, baik variabel independen yaitu Iklim Komunikasi serta variabel dependen yaitu Kinerja. Adapun komposisi daftar pertanyaan adalah 10 daftar pertanyaan tentang Iklim Komunikasi, dan 10 daftar pertanyaan tentang tentang Kinerja.

Responden yang dijadikan penulis sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki karakteristik, berupa usia dan tingkat pendidikan.

4.2.1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Komposisi responden berdasarkan usia terlihat bahwa usia 20-29 tahun sebanyak 30 orang dari 67 responden, atau sekitar 52.33%, usia 30-39 tahun sebanyak 22 orang atau sekitar 25.58%, sedangkan usia >=40 tahun sebanyak 12 orang atau sekitar 22.09%. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat di lihat pada tabel 4.1. berikut :

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Hasil Penelitian 2012 (data diolah)

4.2.2. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Komposisi responden berdasarkan pendidikan terlihat bahwa yang berpendidikan Sarjana S-2 sebanyak 23 orang dari 67 responden, atau sekitar 23,26%, yang berpendidikan S-1 sebanyak 54 orang dari 67 responden atau sekitar 62,79% sedangkan yang berpendidikan Diploma-3 (D-3) tahun sebanyak 15 orang dari 67 responden atau sekitar 13,95%.

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan dapat di lihat pada tabel 4.2. berikut:

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Sarjana S-2

Sarjana S-1

Diploma -3

SMU Sederajat

Sumber : Hasil Penelitian 2012 (data diolah)

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1. Uji Validitas

Hasil pengujian validitas terhadap kuesioner (pertanyaan atau item) dapat di lihat pada tabel 4.3. berikut ini :

Tabel 4.3. Uji Validitas Variabel

Variabel

Iklim Komunikasi

Kinerja

Butir Pearson

Butir

Pearson

Pertanyaan Correlation Pertanyaan Correlation

Sumber : Hasil Penelitian 2012 (data diolah) Beradasarkan tabel 4.3. terlihat bahwa seluruh nilai pearson correlation lebih besar dari 0.3, maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pertayaan sudah valid dan layak untuk dilakukan pengujian berikutnya.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Hasil pengujian reliabilitas terhadap data penelitian dapat di lihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Uji Reliabilitas

Varibel Penelitin

Cronbach's Alpha

Iklim Komunikasi

Beradasarkan tabel 4.4 . terlihat bahwa seluruh nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6, maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan data sudah memenuhi syarat reliabel dan layak untuk dilakukan pengujian berikutnya.

4.4. Uji Asumsi Klasik

4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisi grafik dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Tampilan grafik Histogram untuk variabel Kinerja(Y) yang

terdapat pada gambar 4.2 memberikan pola distribusi normal karena menyebar secara merata ke kiri dan ke kanan.

Gambar 4.2: Uji Normal Grafik Histogram Kinerja (Y)

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah)

Pada gambar 4.3 di bawah ini terlihat bahwa grafik Normal Plot Kinerja terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa model garis regresi memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.3: Uji Normal P-P Plot Kinerja

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

4.4.2. Uji Multikolonierisitas

Pengujian multikolonierisitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat collnarity statistic dan nilai koefisien korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolonierisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Mulitikonierisitas terjadi apabila (1) nilai tolerance (Tolerance < 0.10 dan (2) Variance inflation faktor (VIF>10). Berdasarkan tabel 4.7 terlihat nilai VIF untuk variabel Iklim Komunikasi, Komitmen Kerja, Kinerja lebih kecil dari 10. Sedangkan nilai tolerance- nya lebih besar dari 0.10, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini

tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Hasil pengujian terlihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5: Hasil Uji Multikolonierisitas

Collinearity Statistics

Coefficients

Coefficients

VIF (Constant)

B Std. Error

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah)

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas

Suatu asumsi penting dari model linier klasik adalah bahwa gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah homoskedastik yaitu semua gangguan memiliki varians yang sama, Gujarati (1995).

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan gambar scatterplot, apabila titik-titik menyebar dibawah dan diatas angka 0, serta tidak membentuk pola maka dapat disimpulkan model regresi terhindar dari masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian terlihat pada gambar 4.4. berikut ini :

Gambar 4.4. : Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah)

Berdasarkan Gambar 4.4. hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dibawah dan diatas angka 0, serta tidak membentuk pola maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat unsur heteroskedastisitas.

4.4. Pengujian Hasil Penelitian

4.4.1. Analisis Deskriptif Data Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil analiss deskriptif, menunjukkan nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap

variabel yang diteliti untuk hipotesis, baik itu variabel bebas yaitu Iklim Komunikasi serta variabel terikat yaitu Kinerja. Hasil analisa deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6: Deskriptif Data Penelitian

Descriptive Statistics

Std. Deviation

5,732 Valid N (listwise)

Sumber : Hasil Penelitian 2012 (data diolah)

Dari tabel 4.6 tersebut terlihat bahwa rata-rata variabel Iklim Komunikasi(X) sebesar 37,57 nilai tertinggi sebesar 49 dan nilai terendah sebesar 28, sedangkan nilai standar deviasi sebesar 5,326. Rata-rata variabel Y sebesar 37,42 nilai tertinggi sebesar 50 dan nilai terendah sebesar 29 sedangkan stándar deviasinya 5,732

4.4.2. Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

Uji determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model, yaitu variasi bebas dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Nilai koefisien deterninasi R 2

dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7. Uji Koefisien Determinan (Uji R)

Model Summary b

Model R

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

1,599 a. Predictors: (Constant), IklimKomunikasi

b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Hasil Penelitian 2012 ( data diolah )

2 Nilai R yang diperoleh adalah sebesar 0.123 atau 12,3% yang menunjukkan kemampuan variabel Iklim Komunikasi dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada Kinerja

sebesar 12,3%, sedangkan sisanya sebesar 67,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Nilai R 2 yang kecil dapat diartikan bahwa kemampuan

variabel bebas (independent variable) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dependent variable ) sangat terbatas. Menurut Ghozali (2005) menyatakan bahwa secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan.

4.4.3. Uji Hipotesis / Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji hipotesis pengaruh Iklim Komunikasi terhadap Kinerja dapat dilakukan uji F atau Uji t. Pengujian ini dilakukan dua arah, menggunakan tingkat signifikansi alpha 5% dan derajat bebas (n-k-1).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan kriteria keputusan adalah :

Jika Sig > 0,05 maka H 0 diterima atau H 1 ditolak Jika Sig < 0,05 maka H 0 ditolak atau H 1 diterima

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah sebesar 23,231 dan nilai koefisien variabel Iklim Komunikasi adalah sebesar 0.378 untuk variabel X, ,

Maka model regresi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = 23,231 + 0,378X+ 

Dimana :

X = Iklim Komunikasi Y = Kinerja

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa koefisien variabel Iklim Komunikasi sebesar 0,378 yang berarti bahwa jika nilai Iklim Komunikasi meningkat maka Kinerja pegawai akan meningkat. Nilai Signifikan Iklim Komunikasi sebesar 0,004 lebih kecil dari nilai

alpha sebesar 0,05 maka H 0 ditolak yaitu bahwa Iklim Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 4.8 Uji Parsial ( Uji t ) Hipotesis

Coefficients a

Collinearity Statistics

Coefficients

Coefficients

Tolerance VIF (Constant)

B Std. Error

1,000 1,000 a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah)

4.5. Pembahasan

Hasil uji statistik yang telah dikemukakan di atas menunjukkan sebagian besar hasil yang sama dengan kondisi yang dihadapi di lapangan. Kinerja pegawai di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi secara signifikan oleh Iklim Komunikasi.

Terciptanya Iklim Komunikasi yang baik antara atasan deengan bawahan dan sebaliknya akan dapat mendorong Kinerja pegawai. Hal tersebut akan menimbulkan keterbukaan atas kekurangan atau kelemahan yang dihadapi para pegawai yang sebelumnya akan teratasi, sehingga mempunyai andil dalam memperbaikinya masa yang akan datang, yang akan membuat semua unsur dapat bekerja dengan baik sebagaimana diharapkan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Timple bahwa iklim komunikasi yang menyenangkan

57

menjadi kunci pendorong bagi pegawai untuk menghasilkan Kinerja yang terbaik. Hal ini juga sejalan dengan Sinungan yang mengatakan bahwa Iklim Komunikasi yang kondusif dapat mendorong semangat kerja yang tinggi, sehingga mampu menumbuhkan Kinerja terhadap para pegawai dalam rangka menciptakan peningkatan produktifitas kerja.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (terikat). Artinya variabel iklim komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatikan Provinsi Sumatera Utara.

Koefisien 2 determinasi (R ) menunjukkan hasil sebesar 0,123 yang menggambarkan Pengaruh iklim komunikasi terhadap kinerja pegawai di

lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatikan Provinsi Sumatera Utara sebesar 12,3%.

5.2. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi para segenap pegawai dan unsur pimpinan di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara, sebaiknya berusaha selalu menjaga dan meningkatkan iklim komunikasi yang baik, baik secara horizontal yaitu sesama antar pegawai maupun secara vertikal sesama unsur pimpinan atau atasan dengan para pegawai sebagai bawahan, sehingga dapat mendorong terciptanya kinerja yang lebih baik.

59

2. Bagi Peneliti Berikutnya. Pengaruh Iklim Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara sebesar 12,3% yang menunjukkan selain Iklim Komunikasi masih banyak faktor- faktor lain yang mempengaruhi Kinerja Pegawai di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu para peneliti berikutnya sebaiknya meneliti faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi di luar faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini.