78
r. Meminta bantuan tenaga ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan tugas penyidikan penyalahgunaan danperedaran gelap narkotika dan
prekursor narkotika; s. Menghentikan penyidikan apabila tidak cukup bukti adanyadugaan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.
2.2 Satker BNNP Jawa Timur yang Khusus menangani tentang penyelidikan
dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan narkotika.
Dalam melakukan kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan narkotika BNN memiliki satuan kerja yaitu Deputi bidang
Pemberantasan. Deputi bidang pemberantasan ini menyeleggarakan tugas tugas dan fungsi :
a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di bidang pemberantasan
b. Penyusunan dan perumusan norma, standar, kriteria, dan prosedur kegiatan intelijen, penyelidikan dan penyidikan,interdiksi, penindakan dan
pengejaran, pengawasan tahanan,penyimpanan, pengawasan dan pemusnahan barang bukti serta penyitaan aset;
c. Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan instansi pemerintah terkait dalam pemberantasan dan pemutusan jaringan
kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif
untuk tembakau dan alkohol;
79
d. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan prekursor serta bahan adiktif lainnya,
kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol; e. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang
narkotika, psikotropika, dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol;
f. Pembinaan teknis kegiatan intelijen, penyelidikan dan penyidikan, interdiksi, penindakan dan pengejaran, pengawasan tahanan, penyimpanan,
pengawasan dan pemusnahan barang bukti serta penyitaan aset kepada instansi vertikal di lingkungan BNN;
g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional P4GN di bidang pemberantasan.
Untuk mempermudah dan memperluas jangkaun kinerja BNN di wilayah provinsi dan kabupaten atau kota dalam melakukan pemberantasan
dan pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan perkursor narkotika. Kepala badan narkotika nasional memandang perlu untuk di
buatnya Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Provinsi dan Badan
narkotika Kabupaten atau Kota. Dengan Pertimbangan Pasal 66 PP Nomor 23 Tahun 2010 :
“ Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja BNN, BNNP dan BNNKKota ditetapkan dengan Peraturan Kepala
80
BNN setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi”.
Dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 ini Terbentuk Tata kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi maupun
kota. Dalam Pasal 17 Sampai Dengan Pasal 20 Peraturan Kepala BNN Nomor 4 Tahun 2010 Tentang organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika
Provinsi dan Badan narkotika kabupaten atau kota. Menjelaskan Satuan kerja atau SATKER BNNP yang khusus menangani penyelidikan dan penyidikan
tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika adalah bidang pemberantasan. Bidang pemberantasan ini bertangguang jawab langsung
kepada kepala BNN Provinsi dan mempunyai garis koordinasi dengan Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional.
Berikut adalah dasar Hukum atau landasan hukum BNNP dalam melakukan kegiatan penyelidikan dan penyidikan dalam tindak pidana
penyalahgunaan dan predaran gelap narkotika dan prekursor narkotika yang ada dalam Pasal 17 Perka BNN No 4 Tahun 2010 Tentang organisasi dan
Tata kerja BNNP Dan BNNK : “Bidang Pemberantasan mempunyai tugas melaksanakan Penyelidikan
dan Penyidikan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika Dan Prekursor Narkotika di bidang pemberantasan dalam wilayah Provinsi“
Dalam melaksanakan tugas Bidang Pemberantasan menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan kegiatan intelijen berbasis teknologi dalam wilayah Provinsi;
81
b. Pelaksanaan Penyelidikan,Penyidikan, penindakan, dan pengejaran dalam rangka pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam wilayah
Provinsi; c. Pelaksanaan pengawasan tahanan, barang bukti, dan aset dalam wilayah
Provinsi; d. Pelaksanaan bimbingan teknis P4GN di bidang pemberantasan melalui
intelijen dan interdiksi kepada Badan Narkotika Nasional KabupatenKota. Dalam Struktur Organisasi Bidang Pemberantasan BNNP Jawa Timur
terdiri atas :
a. Seksi Intelijen