Pengaruh Brand Image Dan Word Of Mouth Terhadap Brand Preference Dalam Meningkatkan Loyalitas Konsumen Brownies Amanda Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BRAND IMAGE DAN WORDS OF MOUTH TERHADAP BRAND PREFERENCE DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

KONSUMEN AMANDA BROWNIES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

RESTI YUSFI DIASWARI 110502113

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH BRAND IMAGE DAN WORD OF MOUTH TERHADAP BRAND

PREFERENCE DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS KONSUMEN

BROWNIES AMANDA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Amanda Brownies Kukus merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang makanan, dimana perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan. Persaingan yang sangat ketat dalam bisnis makanan menuntut Amanda Brownies Kukus untuk melakukan strategi yang dapat menarik perhatian konsumennya dan mempertahankan konsumennya. Loyalitas konsumen merupakan hal yang penting untuk dilakukan suatu perusahaan untuk mengatasi persaingan yang ketat di dunia usaha sekarang ini. Salah satu jalan untuk mempertahankan loyalitas konsumen adalah dengan membentuk citra merek dan word of mouth yang baik di benak konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image, word of mouth terhadap brand preference dan loyalitas konsumen Amanda Brownies pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Data primer dikumpulkan mellaui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan 70 responden sebagai sampel penelitian yang diperoleh berdasarkan teknik purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa brand image dan word of mouth secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand

preference Amanda Brownies pada mahasiswa Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara; brand image, word of

mouth dan brand preference secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas konsumen Amanda Brownies pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa brand image dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand preference; brand image, word of mouth dan brand preference berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen Amanda Brownies pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Kata Kunci : Brand Image, Word of Mouth, Brand Preference, Loyalitas


(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE WORD OF MOUTH TOWARDS BRAND PREFERENCE INCREASING CUSTOMER LOYALTY BROWNIES

AMANDA TO STUDENTS OF MANAGEMENT STUDY PROGRAM FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF

SUMATERA UTARA

Amanda Brownies Kukus is one of the company engaged in the food, which the company must implement appropiate marketing strategies to achieve corporate objectives. Fierce competition in the food business requires Amanda Brownies Kukus to implement a strategy that can attract the attention of consumer. Consumer loyalty is important for an enterprise to face the competition in today’s business world. One certain way to achieve the competitive advantage in mainaining consumer loyalty is establish a fine brand image and word of mouth in the mind of consumers.

This research aims to know and anaylize the influence of brand image and word of mouth towards brand preference and customer loyalty to students of Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara. Primary data were collected through questionnaires distributed to students of Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara. This research using 70 respondents as the sample obtained by puposive sampling methods. The method of analysis used in this research is multiple linear regression analysis.

The results showed silmultaneously that brand image and word of mouth are positively and significantly affecting brand preference Amanda Brownies to students of Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara; brand image, word of mouth and brand preference are positively and significantly affecting customer loyalty Amanda Brownies to students of Management Study Program Faculty of Economics and Busniess University of Sumatera Utara. The results of the study partially and individually show that brand image and word of mouth positively and significantly affecting brand preference; brand image, word of mouth and brand preference positively and significantly affecting customer loyalty Amanda Brownies to students of Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara.

Keywords : Brand Image, Word of Mouth, Brand Preference, Customer Loyalty


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan karunia-Nya kepada peneliti serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang kewajiban dan salah satu syarat dalam memenuhi dan melengkapi Program Studi Strata Satu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen.

Peneliti mempersembahkan skripsi ini kepada orang tua tercinta serta mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua peneliti, Ayahanda Alm. Yusfarizal Anwar dan Mama tercinta Saddiah yang telah memberikan cinta, kasih sayangnya, serta dukungan materi dan non materi, dan do’a yang tiada hentinya kepada peneliti, serta segala nasihat yang menjadi penyemangat dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.E., dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, M.S, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, M.M selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf dan pegawai atas segala jasa-jasanya. 7. Kakak peneliti Marsella Diar dan keluarga besar yang selalu mendoakan dan

mendukung peneliti.

8. Sahabat-sahabat tersayang: Trisna, Indah, Ayu, Uti, Dira, Riska. Terima kasih untuk semua bantuan tenaga, waktu, dukungan, semangat, dan doa yang diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada Indah A, Dian, Deni, teman-teman di Departemen Manajemen Stambuk 2011 serta kakak dan abang Stambuk 2009 dan 2010 yang telah membantu dan memberi banyak dukungan.

Medan, 24 Mei 2015 Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Loyalitas Konsumen ... 10

2.2. Brand Preference ... 12

2.3. Brand Image ... 13

2.4. Word of Mouth ... 15

2.5. Penelitian Terdahulu ... 17

2.6. Kerangka Konseptual ... 18

2.7. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III : METODE PENELITIAN ... 21

3.1. Jenis Penelitian ... 21

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3. Batasan Operasional ... 21

3.4. Definisi Operasional ... 22

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 23

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

3.7. Jenis Data ... 26

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

3.9.1. Uji Validitas ... 27

3.9.2. Uji Reliabilitas ... 29

3.10.Teknik Analisis ... 30

3.10.1. Metode Analisis ... 30

3.10.2. Uji Asumsi Klasik ... 32


(7)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Gambaran Umum Amanda Brownies Kukus ... 37

4.2. Hasil Penelitian ... 39

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 39

4.2.1.1. Analisis Statistik Deskriptif Responden Penelitian ... 39

4.2.1.2. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 40

4.2.2. Asumsi Klasik ... 45

4.2.3.1. Uji Normalitas ... 45

4.2.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... 50

4.2.3.3. Uji Multikolinearitas ... 53

4.2.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

4.2.4. Pengujian Hipotesis Menggunakan Analasis Regresi Berganda ... 57

4.2.4.1. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji F) ... 57

4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung) ... 59

4.2.5. Koefisien Determinan ... 62

4.3. Pembahasan ... 64

4.3.1. Pengaruh Brand Image Terhadap Brand Preference... 64

4.3.2. Pengaruh Word of Mouth terhadap Brand Preference ... 65

4.3.3. Pengaruh Brand Image terhadap Loyalitas Konsumen ... 66

4.3.4. Pengaruh Word of Mouth terhadap Loyalitas Konsumen ... 67

4.3.5. Pengaruh Brand Preference dalam Loyalitas Konsumen ... 67

4.3.6. Pengaruh Brand Image dan Word of Mouth terhadap Brand Preference ... 68

4.3.7. Pengaruh Brand Image, Word of Mouth dan Brand Preference terhadap Loyalitas Konsumen ... 69

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1. Kesimpulan ... 71

5.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Top Brand Award ... 5

1.2 Variasi Rasa Brownies ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu ... 17

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 22

3.2 Pengukuran Skala Likert ... 24

3.3 Uji Validitas ... 28

3.4 Uji Reliabilitas ... 30

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

4.2. Distribusi Jawaban Responden terhadap Brand Image (X1) ... 40

4.3. Distribusi Jawaban Responden terhadap Word of Mouth (X2) ... 42

4.4. Distribusi Jawaban Responden terhadap Brand Preference (Y1).. 43

4.5. Distribusi Jawaban Responden terhadap Loyalitas Konsumen (Y2) ... 44

4.6. Uji Kolmogrov-Smirnov – Model 1 ... 49

4.7. Uji Kolmogrov-Smirnov – Model 2 ... 49

4.8. Uji Glejser – Model 1 ... 52

4.9. Uji Glejser – Model 2 ... 52

4.10. Uji Multikolinearitas Model 1 ... 53

4.11. Uji Multikolinearitas Model 2 ... 54

4.12. Analisis Regresi Linier Berganda – Model 1 ... 55

4.13. Analisis Regresi Linier Berganda – Model 2 ... 56

4.14. Uji Simultan (Uji-F) Model 1 ... 57

4.15. Uji Simultan (Uji-F) Model 2 ... 58

4.16. Uji Parsial (Uji-T) Model 1 ... 59

4.17. Uji Parsial (Uji-T) Model 2 ... 61

4.18. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 63


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 20

4.1. Histogram Model 1 ... 46

4.2. Histogram Model 2 ... 46

4.3. Pengujian Normalitas P-P Plot Model 1 ... 47

4.4. Pengujian Normalitas P-P Plot Model 2 ... 48

4.5. Scatterplot – Model 1 ... 50


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 77

2. Distribusi Jawaban Uji Validitas dan Realibitas ... 80

3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 81

4. Distribusi Jawaban Kuesioner Penelitian ... 82

5. Uji Asumsi Klasik ... 84

6. Analisis Regresi Linier Berganda ... 91

7. Hasil Uji Hipotesis ... 92


(11)

ABSTRAK

PENGARUH BRAND IMAGE DAN WORD OF MOUTH TERHADAP BRAND

PREFERENCE DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS KONSUMEN

BROWNIES AMANDA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Amanda Brownies Kukus merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang makanan, dimana perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan. Persaingan yang sangat ketat dalam bisnis makanan menuntut Amanda Brownies Kukus untuk melakukan strategi yang dapat menarik perhatian konsumennya dan mempertahankan konsumennya. Loyalitas konsumen merupakan hal yang penting untuk dilakukan suatu perusahaan untuk mengatasi persaingan yang ketat di dunia usaha sekarang ini. Salah satu jalan untuk mempertahankan loyalitas konsumen adalah dengan membentuk citra merek dan word of mouth yang baik di benak konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image, word of mouth terhadap brand preference dan loyalitas konsumen Amanda Brownies pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Data primer dikumpulkan mellaui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan 70 responden sebagai sampel penelitian yang diperoleh berdasarkan teknik purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa brand image dan word of mouth secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand

preference Amanda Brownies pada mahasiswa Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara; brand image, word of

mouth dan brand preference secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas konsumen Amanda Brownies pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hasil pengujian secara parsial atau individu menunjukkan bahwa brand image dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand preference; brand image, word of mouth dan brand preference berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen Amanda Brownies pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Kata Kunci : Brand Image, Word of Mouth, Brand Preference, Loyalitas


(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE WORD OF MOUTH TOWARDS BRAND PREFERENCE INCREASING CUSTOMER LOYALTY BROWNIES

AMANDA TO STUDENTS OF MANAGEMENT STUDY PROGRAM FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF

SUMATERA UTARA

Amanda Brownies Kukus is one of the company engaged in the food, which the company must implement appropiate marketing strategies to achieve corporate objectives. Fierce competition in the food business requires Amanda Brownies Kukus to implement a strategy that can attract the attention of consumer. Consumer loyalty is important for an enterprise to face the competition in today’s business world. One certain way to achieve the competitive advantage in mainaining consumer loyalty is establish a fine brand image and word of mouth in the mind of consumers.

This research aims to know and anaylize the influence of brand image and word of mouth towards brand preference and customer loyalty to students of Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara. Primary data were collected through questionnaires distributed to students of Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara. This research using 70 respondents as the sample obtained by puposive sampling methods. The method of analysis used in this research is multiple linear regression analysis.

The results showed silmultaneously that brand image and word of mouth are positively and significantly affecting brand preference Amanda Brownies to students of Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara; brand image, word of mouth and brand preference are positively and significantly affecting customer loyalty Amanda Brownies to students of Management Study Program Faculty of Economics and Busniess University of Sumatera Utara. The results of the study partially and individually show that brand image and word of mouth positively and significantly affecting brand preference; brand image, word of mouth and brand preference positively and significantly affecting customer loyalty Amanda Brownies to students of Management Study Program Faculty of Economics and Business University of Sumatera Utara.

Keywords : Brand Image, Word of Mouth, Brand Preference, Customer Loyalty


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi perkembangan dunia usaha di Indonesia berkembang dengan pesat. Dampak dari berkembangnya dunia usaha membuat pasar dan peluang semakin luas. Persaingan akan semakin mengarahkan perusahaan ke arah pasar yang memposisikan perusahaan untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (marketshare). Kondisi ini mengakibatkan pihak perusahaan dituntut untuk selalu menciptakan keunggulan kompetitif bisnisnya untuk dapat bertahan dalam pasar secara berkesinambungan. Perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang di pasar harus dapat memberikan barang atau jasa yang berkualitas dan pelayanan yang baik kepada para pelanggan.

Dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif para pelaku usaha dituntut untuk mampu menciptakan keunggulan bersaing atas produk dan layanannya dalam upaya memuaskan pelanggan.

Hal penting yang dilakukan perusahaan adalah terus mempertahankan pelanggan yang ada dan mencoba menarik pelanggan-pelanggan potensial yang baru agar tidak berpaling ke perusahaan yang lain. Tanpa citra merek yang kuat


(14)

dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada.

Citra merek (brand image) terbentuk pada saat konsumen memperoleh pengalaman yang menyenangkan dengan produk. Daya tarik suatu produk dapat meningkatkan loyalitas konsumen untuk tetap menggunakan produk tersebut. Konsumen yang puas setelah melakukan pembelian biasanya memberikan informasi kepada orang disekitarnya untuk mengkonsumsi suatu produk tersebut berdasarkan pengalaman konsumen yang telah menggunakan produk tersebut melalui komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication).

Proses komunikasi dari mulut ke mulut dapat berasal dari berbagai pihak dan bahkan perusahaan itu sendiri. Pada umumnya proses word of mouth yang berasal dari pihak konsumen terjadi setelah proses pembelian terjadi. Konsumen yang puas biasanya secara langsung ataupun tidak langsung akan menyampaikan pengalamannya akan suatu produk yang telah dikonsumsinya kepada orang lain seperti keluarga dan teman. Sebaliknya konsumen yang tidak puas akan menyampaikan pengalamannya yang tidak menyenangkan kepada orang lain.

Word of mouth terjadi secara naluriah jika seseorang mengkonsumsi suatu produk dan produk tersebut memberi hasil yang lebih rendah atau lebih tinggi dari harapan konsumen tersebut. Sedangkan proses komunikasi dari mulut ke mulut yang berasal dari pihak perusahaan itu sendiri biasanya diciptakan oleh perusahaan ke publik agar memberi image positif tentang produk perusahaan.

Proses komunikasi dari mulut ke mulut tidak selalu bersifat baik (positif) tetapi ada juga yang bersifat negatif. Proses komunikasi mulut ke mulut yang


(15)

bersifat negatif mengakibatkan para konsumen yang mengetahui hal negatif tersebut tidak jadi membeli produk tersebut. Word of mouth memiliki peran yang penting untuk mempengaruhi dan memiliki karakteristik kuat untuk bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Komunikasi dari mulut ke mulut (word of

mouth) dapat dikatakan sukses bila banyak pelanggan lain memutuskan untuk

melakukan pembelian.

Ardhanari (2008:61) menyatakan bahwa setiap keputusan yang dilakukan oleh konsumen dalam membeli suatu produk selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Brand preference atau preferensi merek merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Preferensi merek yang kuat mempunyai derajat kesukaan konsumen yang kuat terhadap suatu merek. Perusahaan yang mampu mengembangkan preferensi merek akan mampu mempertahankan serangan dari para pesaing. Preferensi merek terbaik dapat memberikan jaminan kualitas bagi konsumennya.

Persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan semakin sulit untuk meningkatkan jumlah konsumen. Banyaknya pemain dalam pasar dengan segala macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit merebut pasar pesaing. Persaingan yang ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar, perusahaan harus bekerja keras dalam mempertahankan loyalitas konsumennya. Karena hal itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh perusahaan. Mempertahankan semua pelanggan yang ada pada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian


(16)

pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada (Kotler, 2005:207)

Persaingan yang ketat dapat terjadi di industri makanan khususnya makanan yang cepat saji mulai dari makanan ringan hingga makanan pokok. Peluang industri pangan di Indonesia sendiri juga berkembang pesat dan cukup menjanjikan. Untuk menjadi yang terbaik tidaklah mudah, perusahaan harus membuat produk dan memberikan kualitas yang berkualitas, serta perusahaan harus melihat faktor pola perilaku konsumen yang berubah-ubah seiring berkembangnya kemajuan teknologi.

Dalam industri makanan, Amanda Brownies Kukus patut untuk diperhitungkan. Brownies Amanda merupakan salah satu kuliner dari Bandung yang memiliki ciri khas dengan kualitas yang tinggi dan cocok untuk oleh-oleh. Brownies Amanda bermula dari ketidaksengajaan Ibu Hj. Sumiwiludjeng pada saat mencoba resep bolu kukus yang didapat dari seorang saudaranya tidak memasukkan backing powder yang membuat bolu kukus tersebut bantet. Dikarenakan ketidaksengajaan tersebut, Ibu Hj. Sumiwiludjeng terus membuat resep tersebut berulang-ulang hingga menghasilkan brownies. Kemudian Ibu Hj. Sumiwiludjeng berniat memasarkan produk tersebut kepada teman-teman dan kerabat dekatnya. Hasilnya diluar dugaan, brownies yang mempunyai cita rasa bolu kukus yang unik dapat dengan mudah diminati para konsumen. Pada tahun 1999, ibu Hj. Sumiwiludjeng dapat membuka toko sendiri dengan nama “Amanda Brownies Kukus”, yang dimana Amanda merupakan singkatan dari Anak Mantu


(17)

Damai. Amanda Brownies Kukus sudah bersaing di dunia bisnis makanan brownies selama 16 tahun.

Selama ini sudah banyak penghargaan yang telah dicapai Amanda Brownies Kukus. Amanda Brownies Kukus mendapat penghargaan dari TOP Brand Award

selama tiga tahun berturut-turut dalam kategori brownies. TOP Brand

Award adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada merek-merek yang

meraih predikat TOP. Penghargaan ini diberikan berdasarkan penilaian yang diperoleh dari hasil survey berskala nasional dibawah penyelenggaraan Frontier Consulting Group.

Tabel 1.1 Top Brand Award

Brownies

2012 2013 2014

Merek TBI Merek TBI Merek TBI

Amanda 68,1% Amanda 69,5% Amanda 76.9%

Kartika Sari 7,1% Kartika Sari 10,3% Kartika Sari 5.4% Majestyk 5,3% Holland Bakery 6,6% Holland Bakery 3.3%

Holland Bakery 3,5% Majestyk 4,9% Majestyk 1.2%

Sumber :

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa TBI (Top Brand Index) Amanda pada tahun 2012 sebesar 68.1%, tahun 2013 sebesar 69.5%, dan pada tahun 2014 sebesar 76.9%. Tidak seperti merek-merek lain, TBI yang diperoleh Brownies Amanda mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan harga yang lebih mahal Amanda Brownies Kukus tetap menjadi merek yang memiliki keunggulan tersendiri dibanding dengan pesaing lainnya. Amanda Brownies memiliki keunggulan dari segi variasi rasa dibanding dengan merek pesaing lainnya.


(18)

Tabel 1.2

Variasi Rasa Brownies Amanda Brownies

Kukus Kartika Sari Brownies Majestyk 1. Brownies Tiramisu

Marble

2. Brownies Pink Marble

3. Brownies Choco Marble

4. Brownies Blueberry 5. Brownies Kering 6. Brownies Panggang 7. Brownies Cake Ketan

Bakar Sarikaya 8. Brownies Sarikaya

pandan

9. Brownies Banana Bizz

10.Brownies Original 11.Brownies Tiramisu 12.Brownies Blueberry

1. Brwonies Kukus Original

2. Brownies Kukus Tiramisu

3. Brownies Kukus Marble

4. Brownies Kukus Pandan

5. Brownies Kukus Ketan Hitam

6. Brownies Kukus Keju 7. Brownies Kukus

Coffe

8. Brownies Panggang Original

9. Brownies Panggang Keju Special

10.Brownies Panggang Mocca

1. Brownies Original

Sumber : www.travelbuck.net da

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Brownies Amanda memiliki berbagai variasi rasa yang lebih unggul dibanding dengan merek-merek brownies lainnya. Amanda Brownies Kukus memiliki 12 variasi rasa, Kartika Sari Brownies memiliki sepuluh variasi rasa brownies dan Majestyk hanya memiliki satu jenis variasirasa brownies.

Citra Amanda Brownies sebagai pelopor dalam pembuatan Brownies kukus di indonesia dengan proses produksi yang higienis dilihat dari memiliki kondisi pabrik yang benar-benar steril, bentuk yang sempurna dan didukung dengan varian rasa yang unik, serta penyajian yang inovatif membuat Brownies Amanda tetap menjadi leader untuk produk sejenis. Image yang tumbuh di benak


(19)

berbagai macam penghargaan yang membuat nama produk Amanda semakin dikenal khalayak. Ditambah lagi dengan satu senjata yang sangat ampuh agar konsumen semakin banyak dan loyal, yaitu dengan dinobatkannya Brownies Kukus Amanda sebagai Top Brand selama tiga tahun berturut-turut.

Pada dasarnya, saat konsumen melakukan pembelian satu kali pada suatu produk maka konsumen akan memikirkan untuk melakukan pembelian berulang atau tidak. Apabila produk tersebut memiliki kualitas yang baik dan diinginkan konsumen, maka ada kemungkinan konsumen tersebut akan melakukan pembelian secara berulang. Dari hasil survey juga dapat dilihat bahwa merek Amanda Brownies sangat diminati oleh banyak konsumen setianya. Selain dari produk inti yang dijual, brand image dan word of mouth dapat mempengaruhi brand preference konsumen yang menyebabkan meningkatnya loyalitas konsumen.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Brand Image dan Word of Mouth terhadap Brand Preference dalam Meningkatkan Loyalitas Konsumen Brownies Amanda pada Mahasiswa Strata 1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah brand image berpengaruh terhadap brand preference ? 2. Apakah word of mouth berpengaruh terhadap brand preference ?


(20)

3. Apakah brand image berpengaruh terhadap loyalitas konsumen ? 4. Apakah word of mouth berpengaruh terhadap loyalitas konsumen ? 5. Apakah brand preference berpengaruh terhadap loyalitas konsumen ?

6. Apakah brand image dan word of mouth berpengaruh secara bersama-sama terhadap brand preference ?

7. Apakah brand image, word of mouth dan brand preference berpengaruh secara bersama-sama terhadap brand preference ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image terhadap brand preference pada Brownies Amanda.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh word of mouth terhadap brand preference Brownies Amanda.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image terhadap loyalitas konsumen Brownies Amanda.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh word of mouth terhadap loyalitas konsumen Brownies Amanda.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand preference terhadap loyalitas konsumen Brownies Amanda.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image dan word of mouth secara bersama-sama terhadap brand preference Brownies Amanda.


(21)

7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image, word of mouth

dan brand preference secara bersama-sama terhadap loyalitas konsumen

Brownies Amanda.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan mengenai pengaruh brand image dan word of mouth terhadap brand preference konsumen sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi pemasaran dalam rangka meningkatkan loyalitas konsumen Brownies Amanda.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat menambah pengetahuan manajemen pemasaran khususnya tentang pengaruh brand image

dan word of mouth terhadap brand preference dalam meningkatkan loyalitas konsumen Brownies Amanda.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat memberikan informasi, wawasan dan referensi tambahan yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang khususnya mengenai pengaruh brand image dan word of mouth terhadap brand preference dalam meningkatkan loyalitas konsumen Brownies Amanda.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Loyalitas Konsumen

Memiliki konsumen yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia menunjukkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian

nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit

pengambilan keputusan. Loyalitas pelanggan adalah suatu mesin penggerak kesuksesan suatu bisnis.

Menurut Tjiptono (dalam Larasati 2013:13) loyalitas merupakan komitmen pelanggan terhadap toko, merk ataupun pemasok yang didasarkan atas sikap positif yang tercermin dalam bentuk pembelian berulang secara konsisten. Setiap kali pelanggan membeli, berarti ia bergerak melalui siklus pembelian. Pembeli akan bergerak melalui lima langkah (Griffin 2003:18) :

1. Pertama, menyadari produk. Tahap ini dimana harus membentuk “pangsa pikiran” yang dibutuhkan untuk memposisikan ke dalam pikiran calon pelanggan bahwa produk tersebut lebih unggul dari pesaing.

2. Kedua, melakukan pembelian awal. Tahap ini dimana perusahaan harus menanamkan kesan positif atau negatif kepada pelanggan dengan produk atau jasa yang diberikan. Setelah pembelian ini, akan muncul kesempatan untuk mulai menumbuhkan pelanggan yang loyal.


(23)

3. Ketiga, evaluasi pasca-pembelian. Setelah pembelian dilakukan, pelanggan secara sadar atau tidak sadar akan mengevaluasi transaksi.

4. Keempat, keputusan membeli kembali. Motivasi untuk membeli kembali berasal dari lebih tingginya sikap positif yang ditujukan terhadap produk atau jasa tertentu, dibanding sikap positif terhadap produk atau jasa alternatif yang potensial.

5. Kelima, pembelian kembali. Untuk dapat dianggap benar-benar loyal, pelanggan harus terus membeli kembali dari perusahaan yang sama. Pelanggan yang benar-benar loyal menolak pesaing dan membeli kembali dari perusahaan yang sama kapan saja item itu dibutuhkan.

Griffin (dalam Hurriyati 2005:129) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain :

1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan yang baru lebih mahal)

2. Dapat mengurangi biaya transaksi

3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen yang lebih sedikit)

4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan

5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas


(24)

2.2. Brand Preference

Brand preference (Preferensi merek) merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih menyukai atau tidak menyukai satu atau lebih merek tertentu. Sedangkan Mitchel dan Olsen dalam Permatasari (2014:13) menyebutkan bahwa preferensi merek merupakan kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu.

Perusahaan yang mampu mengembangkan dan mempertahankan preferensi merek akan mampu menahan serangan dari para pesaing. Preferensi merek terbaik dapat memberikan jaminan kualitas bagi konsumennya.

Menurut Kotler (dalam Simamora 2003:88), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi.

1. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan

atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan.

2. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa saja yang paling penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar akan memperhitungkan atribut harga sebagai yang utama.

3. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak

produk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut ‘brand image’.


(25)

4. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut,

5. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda

melalui prosedur evaluasi.

Assael dalam Larasati (2013:24) mendefinisikan preferensi adalah kesukaan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai konsumen dan preferensi konsumen terbentuk dari persepsi terhadap suatu produk.

Menurut Keegan dalam Ardhanari (2008:61), “Brand is a complex bundle of images, promises, and experience in the customer’s mind that represent a promise

by a particular product”. Merek merupakan sekumpulan imajinasi, janji dan

pengalaman dalam benak konsumen yang mewakili suatu produk. Jadi brand preference dapat diartikan sebagai target konsumen yang biasanya lebih memilih suatu merek dibanding merek yang lain, mungkin diakibatkan karena kebiasaan atau pengalaman masa lalu yang baik dengan merek tersebut.

2.3. Brand Image

Brand Image (citra merek) adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut (Keller dalam Ferrinadewi 2008:165). Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi lebih penting daripada keadaan sesungguhnya (Ferrinadewi 2008:166).


(26)

Dalam membentuk citra merek, berarti harus memasuki dunia persepsi. Citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang. Tidak mudah membentuk citra (image), tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula mengubahnya. Citra yang dibentuk merupakan citra yang jelas, berbeda dan secara relatif lebih unggul dibanding pesaing. Merek yang berhasil adalah yang memiliki posisi kuat. Proses pembentukannya disebut posisi merek (brand position).

Schiffman dan Kanuk (dalam Iqbal dan Yulfrita Adami 2013:87) menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya.

5. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.

6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.


(27)

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

Brand image yang efektif dapat mencerminkan tiga hal, yaitu : 1. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition.

2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para pesaingnya.

3. Member kekuatan emosional dari kekuatan rasional.

2.4. Word of Mouth

Menurut WOMMA (Word Of Mouth Marketing Association), word of mouth adalah suatu aktivitas di mana konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek atau produk kepada konsumen lain. Word of mouth memliki peran yang penting untuk bisa mempengaruhi perilaku seseorang.

Priharmoko (dalam Hananing 2011:31) mengemukakan tiga alasan mengapa

word of mouth menjadi sangat penting bagi perusahaan, yakni : 1. Noise

Konsumen mendapatkan banyak informasi tentang produk, dan melalui informasi dari teman, mereka mendapatkan filter untuk menyaring info tersebut.

2. Skepticism

Konsumen tidak mudah percaya terhadap informasi yang diberikan oleh produsen dan skeptic dalam menanggapinya.


(28)

3. Connectivity

Antara satu konsumen dengan konsumen lainnya saling berhubungan satu sama lain dalam suatu jaringan yang invisible dan terkoneksi. Word of mouth

juga dapat memberikan pengaruh yang mendorong konsumen untuk mengambil keputusan pembelian.

Menurut Hananing (2011:30) dilihat dari sifatnya, word of mouth dapat dibagi ke dalam dua sifat yaitu :

1. Negatif Word of Mouth

Merupakan bentuk word of mouth yang bersifat negatif dan membahayakan kesuksesan perusahaan. Dikatakan bahaya karena, konsumen yang tidak puas akan menyebarkan ketidakpuasannya tersebut kepada orang lain.

2. Positif Word of Mouth

Kebalikan dari word of mouth negative yaitu word of mouth yang positif sangat berguna bagi perusahaan dan memiliki dampak serta efek pada keputusan pembelian konsumen.

Bila seorang pelanggan telah menjadi penganjur (merefrensikan) produk atau jasa, berarti perusahaan telah mencapai hubungan yang sangat erat dan dengan kepercayaan yang sangat tinggi. Referensi adalah jalur yang paling kuat bagi bisnis manapun untuk dapat sukses merekrut para pelanggan baru. Referensi sangat efektif karena referensi itu sendiri datang dari pihak yang terpercaya.


(29)

2.5. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul Peneliti Teknik Analisis Hasil Penelitian Risda

Seftiani (2014)

Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk

Terhadap Brand Preference Dan Implikasinya Terhadap Minat Loyalitas

(Studi pada konsumen The Body Shop di kota Semarang) Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi Linier Berganda, Uji Kelayakan Model, Uji Hipotesis, Koefisien Determinan

Brand image dan

Kualitas produk

berpengaruh posistif

terhadap Brand

pereference dan Brand image, Kualitas

produk dan Brand preference berpengaruh positif terhadap Minat loyalitas.

Sheila Indah Permatasari (2014)

Pengaruh Brand Image

dan Words Of Mouth

terhadap Brand Preference dalam Meningkatkan Minat Loyalitas (Studi Kasus pada produk Pond’s di kota semarang) Analisis Regresi Berganda, Uji Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis

Pada model 1, words of

mouth memberikan

pengaruh yang paling besar kepada brand

preference sebesar

0.391. Pada model 2,

brand image

memberikan pengaruh yang paling besar kepada minat loyalitas produk pemutih wajah “Ponds” di Semarang sebesar 0.324.

Stevia Rizky Novitayanti (2014)

Analisis Pengaruh Citra Produk dan Kepuasan Terhadap loyalitas Pelanggan Dengan

Worth of Mouth

Sebagai Variable Intervening pada Produk Smartphone Merek Blackberry (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro)

SEM (Structural Equation Modeling)

citra produk dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif

terhadap word of

mouth. Citra produk

dan kepuasan pelanggan berpengaruh

positif terhadap loyalitas pelanggan.

Word of mouth

berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.


(30)

Lanjutan Tabel 2.1 Nama

Peneliti Judul Peneliti Teknik Analisis Hasil Penelitian Claresta

Yanudhita Larasati (2013)

Pengaruh Preferensi dan Harga terhadap

Sikap dan Implikasinya terhadap Loyalitas Pelanggan Indomie rasa Cabe Ijo di

Semarang Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Hipotesis

Preferensi dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap pelanggan dan sikap pelanggan berpengaruh positif

secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan produk Indomie Rasa Cabe Ijo di Semarang

2.6. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau disebut juga kerangka teoretis menurut Erlina (2011 : 33) adalah “suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teoretis akan menghubungkan secara teoretis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat. Begitu juga jika ada variabel lain yang menyertainya, maka peran variabel tersebut harus dijelaskan”.

Persepsi merek yang baik dan kepercayaan konsumen akan suatu merek tertentu akan menciptakan minat beli konsumen dan bahkan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tertentu. Menurut Tjiptono (2005:49) citra merek (brand image) terbentuk pada saat konsumen memperoleh pengalaman yang menyenangkan dengan produk. Semakin baik penilaian konsumen terhadap citra suatu merek, akan semakin tinggi pula loyalitas konsumen terhadap merek


(31)

tersebut. Sebaliknya penilaian yang kurang baik terhadap citra suatu merek akan dapat berdampak pada penurunan loyalitas konsumen pada merek.

Sedangkan preferensi merek (brand preference) adalah kesukaan, pilihan atau sesuatu yang lebih disukai konsumen. Preferensi terbentuk dari persepsi merek (brand image) terhadap suatu produk. Persepsi yang baik dari konsumen terhadap suatu produk dapat meningkatkan brand preference pada merek produk tersebut.

Daya tarik suatu produk dapat meningkatkan loyalitas konsumen untuk tetap menggunakan produk tersebut. Pada saat konsumen tertarik dan memutuskan untuk membeli suatu produk, konsumen akan cenderung menggunakan merek tersebut dibandingkan dengan merek lain. Konsumen yang puas setelah melakukan pembelian biasanya memberikan informasi kepada orang disekitarnya untuk mengkonsumsi suatu produk tersebut berdasarkan pengalaman konsumen yang telah menggunakan produk tersebut melalui komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth).

Preferensi merek merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya loyalitas merek. Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Permatasari 2014:15), loyalitas merek merupakan preferensi konsumen yang secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu.

Berdasarakan uraian diatas kerangka konseptual untuk penelian ini dalah sebagai berikut :


(32)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand preference.

2. Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand preference.

3. Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.

4. Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas

konsumen.

5. Brand preference berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas

konsumen.

6. Brand image dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap brand preference.

7. Brand image, word of mouth dan brand preference berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap loyalitas konsumen.

Brand Image

(X1)

Word of Mouth (X2)

Brand Preference

(Y1)

Loyalitas Konsumen


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2006 : 11) merupakan “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image dan word of mouth terhadap

brand preference dalam meningkatkan loyalitas.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 20155. Waktu penelitian ini mulai dari bulan April 2015 hingga Juni 2015.

3.3. Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi pada variabel sebagai berikut:

1. Variabel independen sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2008 : 43). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah brand image (X1) dan word of mouth (X2).


(34)

2. Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi oleh variabel independen (Erlina, 2008 : 42). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah loyalitas konsumen (Y2) pada mahasiswa Strata-1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Variabel intervening sering disebut juga variable mediating, yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel indpenden dengan variabel dependen sehingga menjadi hubungan tidak langsung (Erlina, 2008 : 45). Variabel intervening dalam penelitian ini adalah brand preference (Y1) pada mahasiswa Strata-1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.4. Definisi Operasional

Defenisi operasional menurut Erlina (2008 : 48) adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Ukur

Brand Image

(X1)

Persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada Amanda

1. Kualitas 2. Harga


(35)

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel Definisi Indikator Skala

Ukur

Word of Mouth

(X2)

Suatu aktivitas di mana konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek Brownies Amanda kepada konsumen lain.

1. Mengajak pihak lain untuk membeli

2. Mengikuti

perkembangan Amanda

Brownies dari

konsumen Amanda 3. Menceritakan pengalaman membeli Brownies Amanda Likert Brand Preference

(Y1)

Kecenderungan seseorang untuk memilih menyukai atau tidak menyukai Amanda Brownies.

1. Lebih menyukai merek Amanda dibanding merek lain

2. Tidak tertarik mencoba produk dari merek lain

3. Cenderung memilih

Amanda Brownies Likert Loyalitas Konsumen (Y2) Komitmen pelanggan

terhadap Amanda

Brownies yang didasarkan atas sikap positif yang tercermin dalam bentuk pembelian berulang secara konsisten.

1. Melakukan pembelian berkelanjutan

2. Merekomendasikan kepada pihak lain

3. Menceritakan hal

positif kepada pihak lain

Likert

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2006 : 86) yaitu “skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.


(36)

Tabel 3.2

Pengukuran Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2006) 3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2006 : 72) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang sudah pernah membeli Brownies Amanda.

3.6.2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2006:73) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Supramono (2003:63) untuk populasi yang sulit untuk diketahui digunakan rumus sebagai berikut:

n = (Zα)

2(p)(q)

d2 Dimana, n = ukuran sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 Z = 1,67


(37)

p = estimator proporsi populasi q = 1- p

d = penyimpangan yang ditolerir = 5 %

Berdasarkan pra survey yang dilakukan peneliti secara acak pada mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU , ditemukan 28 orang yang pernah membeli Brownies Amanda dan 2 orang yang belum pernah membeli Brownies Amanda. Jadi, p = 0,93 dan q = 0,07.

Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :

n = (Zα)

2(p)(q)

d2

n = (1,67)

2(0,93)(0,07)

(0,05)2

n = 69,41 orang digenapkan n = 70 orang

Jumlah sampel yang diambil adalah 70 orang dari keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode purposive sampling. Metode ini melakukan pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan atau berdasarkan kuota tertentu (Sugiyono, 2006 : 78). Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan peneliti adalah mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang sudah pernah membeli Brownies Amanda minimum sebanyak tiga kali.


(38)

3.7. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sebagai berikut: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data (Erlina, 2008 : 36). Data primer ini diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2008 : 36). Data sekunder ini diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008 : 49). Jawaban dari setiap responden tersebut akan diberi skor dengan menggunakan skala likert.


(39)

2. Studi Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari berbagai macam tulisan di berbagai buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.9.1. Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjuk kepada ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes tersebut (Rochaety dkk, 2009 : 57).

Penelitian ini menggunakan alat kuesioner dengan pengujian validitas menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) for Windows. Kriterianya sebagai berikut:


(40)

1. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara di luar sampel penelitian dengan jumlah 30 responden. Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

Q 1 35,43 25,357 ,715 ,840

Q 2 35,47 28,464 ,419 ,859

Q 3 35,90 26,300 ,422 ,862

Q 4 36,10 26,921 ,468 ,856

Q 5 37,03 25,895 ,594 ,848

Q 6 36,40 26,800 ,475 ,856

Q 7 35,63 25,964 ,584 ,848

Q 8 36,80 26,372 ,469 ,857

Q 9 36,03 25,344 ,673 ,842

Q 10 36,00 26,552 ,587 ,849

Q 11 36,10 24,369 ,694 ,840

Q 12 35,77 28,047 ,435 ,858

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Pada Tabel 3.3 di atas dapat dilihat seluruh pernyataan memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel, yaitu 0,361, sehingga semua butir pertanyaan dinyatakan valid. Interpretasi Item-Total Statistics, yaitu:

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel (Q) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan (Q) item 1


(41)

dihapus maka rata-rata variabel sebesar 35,43. Jika pernyataan (Q) item 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 35,47 dan seterusnya.

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (Q) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan (Q) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 25,357. Jika pernyataan (Q) item 2 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 28,464 dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation

merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan nilai rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pernyataan. Nilai rtabel pada uji validitas ini adalah sebesar 0,361.

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang dimiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik (Rochaety dkk, 2009 : 49-50).

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS for Windows dengan kriteria sebagai berikut:


(42)

2. Jika ralpha negatif atau < rtabel, pernyataan dinyatakan tidak reliabel.

Hasil pengolahan uji reliabilitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.862 12

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,8 reliabilitas sangat baik / sangat meyakinkan, 0,7 < Cronbach Alpha < 0,8 reliabilitas baik, dan Cronbach Alpha < 0,7 reliabilitas kurang meyakinkan (Situmorang dan Lufti, 2014 : 92).

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat Cronbach’s Alpha > 0,8 maka dinyatakan reliabilitas sangat baik..

3.10. Teknik Analisis

3.10.1. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif menurut Erlina (2008 : 92) adalah “statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data”. Pada metode analisis deskriptif ini


(43)

data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan dianalisis untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

Adapun analisis statistika deskriptif ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan informatif bagiorang yang membacanya. Statistika deskriptif menjelaskan berbagai karakteristik data seperti rata-rata (mean), jumlah (sum) simpangan baku (standard deviation), varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maximum dan sebagainya.

2. Metode Regresi Linier Berganda

Metode regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Data diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Model 1 Regresi Linier Berganda Y1= a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y2 = Loyalitas Konsumen a = Intercept / Konstanta b1-b2 = Koefisien Regresi


(44)

X1 = Brand Image

X2 = Word of Mouth

e = Standart Error

b. Model 2 Regresi Liner Berganda Y2= a + b3X1 + b4X2 + b5Y1 + e Dimana:

Y1 = Brand Preference Y2 = Loyalitas Konsumen a = Intercept / Konstanta b3-b4 = Koefisien Regresi

X1 = Brand Image

X2 = Word of Mouth

e = Standart Error

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika


(45)

asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2008 : 100). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas (Umar, 2008 : 179).

Cara memprediksinya menurut Lubis dkk (2007 : 34) adalah jika pola gambar Scatterplot model tersebut sebagai berikut:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.


(46)

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2008 : 177).

Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas menurut (Lubis dkk, 2007 : 32) yaitu:

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3.10.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji F)

Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji F) dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian telah dapat diterima atau tidak untuk dilakukan analisis selanjutnya. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:


(47)

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0

Artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu brand image (X1), dan word of mouth (X2), terhadap variabel dependen dan variabel intervening yaitu loyalitas konsumen (Y2) dan brand preference (Y1).

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4 ≠ b5≠ 0

Artinya secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu brand image (X1), dan word of mouth (X2), terhadap variabel dependen dan variabel intervening yaitu loyalitas konsumen (Y2) dan brand preference (Y1).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%.

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%.

2. Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung)

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen (Lubis dkk, 2007 : 51). Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu brand image (X1), dan word of mouth (X2), terhadap variabel dependen dan variabel intervening yaitu loyalitas konsumen (Y2) dan brand preference (Y1).


(48)

Ha : bi ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel indepen yaitu brand image (X1), dan word of mouth (X2), terhadap variabel dependen dan variabel intervening yaitu loyalitas konsumen (Y2) dan brand

preference (Y1).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H0 diterima apabila thitung < ttabelpada α = 5%.

Ha diterima apabila thitung > ttabel pada α = 5%.

3. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) menurut Lubis dkk (2007 : 48) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini koefisien determinasi menunjukkan besar kecilnya kontribusi variabel bebas (brand image dan

word of mouth) terhadap variabel intervening (brand preference) dalam meningkatkan variabel terikat (loyalitas konsumen), dimana 0 < R2 < 1. Bila nilai R2 semakin mendekati nilai 1 maka menunjukkan semakin kuatnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Amanda Brownies Kukus

Amanda Brownies merupakan salah satu kuliner di Bandung memiliki ciri khas dengan kualitas yang tinggi dan cocok untuk oleh-oleh. Nama Amanda itu sendiri merupakan sebuah singkatan yang menggambarkan sebuah doa serta harapan yang mulia yaitu Anak Mantu Damai.

Bermula dari ketidaksengajaan Ibu Hj. Sumiwiludjeng pada saat mencoba resep bolu kukus yang didapat dari seorang saudaranya tidak memasukkan

backing powder yang membuat bolu kukus tersebut bantet. Dikarenakan

ketidaksengajaan tersebut, Ibu Hj. Sumiwiludjeng terus membuat resep tersebut berulang-ulang hingga menghasilkan brownies. Kemudian Ibu Hj. Sumiwiludjeng berniat memasarkan produk tersebut kepada teman-teman dan kerabat dekatnya. Hasilnya diluar dugaan, brownies yang mempunyai cita rasa bolu kukus yang unik dapat dengan mudah diminati para konsumen.

Pada tahun 2000, Amanda Brownies mulai mematenkan komposisi, rasa dan nama brand. Perkembangan penjualan Amanda Brownies menjadi sangat pesat. Pada tahun 2005, Amanda Brownies membuka beberapa outlet cabang di beberapa daerah di Kota Bandung dan mendirikan kantor pusat serta pabrik di daerah Rancabolang Bandung. Lokasi yang strategis dan didukung dengan cita rasa brownies kukus yang lezat, mengantarkan bisnis yang dulunya hanya dikerjakan di rumah kini menjadi industri kue yang sangat sukses.


(50)

Pada tahun 2004 Amanda sudah memiliki hak cipta atas nama Amanda Brownies Kukus dan memiliki banyak outlet-outlet yang tersebar di berbagai kota di Indonesia seperti Bandung, Cirebon, Bogor, Bekasi, Tangerang, Depok, Yogyakarta, Solo, Semarang, Purwokerto, Magelang, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Kediri, Madiun, Medan, Samarinda, Balikpapan dan Makassar.

Seiring dengan berkembangnya waktu, Amanda Brownies sudah menjadi

leader di kota Bandung untuk kategori Brownies. Amanda Brownies tetap selalu mempertahankan dan mengembangkan kualitas produk yang dimilikinya. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya inovasi-inovasi yang telah dikalukan Amanda Brownies untuk selalu mengeluarkan produk-produknya yang terbaru. Amanda Brownies Kukus yang dulunya hanya memiliki produk Amanda Brownies Kukus Original sekarang sudah memiliki banyak varian rasa seperti Cheese Cream, Blueberry, Tiramisu, Choco Marble, Srikaya Pandan, Banana Bizz, Cake Ketan Bakar Srikaya, Brownies Kering dan Brownies Panggang.

Selain produk Brownies, Amanda Brownies Kukus juga mengeluarkan varian produk selain produk Brownies yakni cheese stick, sweet stick, bungket duo, pisang bolen keju, pisang bolen coklat, pink marble, cheese roll, chicken pastry, beef pastry, cake ketan bakan sarikaya dan cake ketan bakar blueberry.

Amanda Brownies Kukus memiliki visi yang didasari dari ikatan dan nilai kekeluargaan yang kuat untuk menjadi perusahaan terbesar dan terdepan dengan kualitas produk dan pelayanan terbaik.

Misi Amanda Brownies Kukus ini adalah :


(51)

2. Membangun citra pisitif perusahaan dengan karya yang kreatif dan inovatif. 3. Mengelola unit-unit usaha secara professional.

4. Menjadi perusahaan dengan manfaat terbaik bagi karyawan, mitra kerja dan masyarakat.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

4.2.1.1. AnalIsis Statistik Deskriptif Responden Penelitian

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Terdapat 12 butir pernyataan, tiga butir pernyataan untuk variabel X1, tiga butir pernyataan untuk variabel X2, tiga butir pernyataan untuk , tiga butir pernyataan untuk Y1 dan tiga butir pernyataan untuk Y2. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang pernah membeli Brownies Amanda sebanyak lebih dari tiga kali.

Berikut jumlah dan persentase gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki Perempuan

27 43

38,6 % 61,4 %

Total 70 100 %


(52)

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah 27 orang responden (38,6%) berjenis kelamin laki-laki dan 43 orang responden (61,4%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah perempuan sebanyak 43 orang.

4.2.1.2. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Terdapat 12 butir pernyataan; tiga butir pernyataan untuk variabel brand image (X1), tiga butir pernyataan untuk variabel word of mouth (X2), tiga butir pernyataan untuk variabel brand preference

(Y1), dan tiga butir pernyataan untuk variabel loyalitas konsumen (Y2). Kuesioner disebar ke 70 orang sampel. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan skala untuk menanyakan pengaruh brand image dan word of mouth terhadap

brand preference dalam meningkatkan loyalitas konsumen.

Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan variabel Y :

1. Brand Image sebagai X1

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Brand Image (X1)

No Item

STS TS KS S SS F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 8 11,4 41 58,6 21 30,0

2 0 0 3 4,3 13 18,6 39 55,7 15 21,4


(53)

Tabel 4.2 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel brand image (X1) yang diperoleh dari 70 responden.

a. Pada pernyataan “kualitas rasa yang dimiliki Brownies Amanda lebih baik dibandingkan dengan merek pesaing lain”, terdapat 30% responden yang menyatakan sangat setuju, 58,6% menyatakan setuju, 11,4% menyatakan kurang setuju, 0% atau tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Pada pernyataan “harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang diterima oleh konsumen”, terdapat 21,4% responden yang menyatakan sangat setuju, 55,7% menyatakan setuju, 18,6% menyatakan kurang setuju, 4,3% menyatakan tidak setuju, dan 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

c. Pada pernyataan “tagline Brownies Amanda yaitu ‘A Truly

Brownies Taste’ mudah diingat”, terdapat 8,6% responden

yang menyatakan sangat setuju, 32,8% menyatakan setuju, 45,7% menyatakan kurang setuju, 12,9% menyatakan tidak setuju, dan 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.


(54)

2. Word of Mouth sebagai X2

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Word of Mouth (X2)

No Item

STS TS KS S SS F % F % F % F % F %

4 0 0 0 0 28 40,0 36 51,4 6 8,6

5 2 2,9 19 27,1 35 50,0 11 15,7 3 4,3

6 2 2,9 8 11,4 25 35,7 28 40,0 7 10,0

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Tabel 4.3 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel word of mouth (X2) yang diperoleh dari 70 responden.

a. Pada pernyataan “saya mengajak pihak lain untuk membeli Brownies Amanda”, terdapat 8,6% responden yang menyatakan sangat setuju, 51,4% menyatakan setuju, 40% menyatakan kurang setuju dan 0 % atau tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Pada pernyataan “saya selalu mengikuti perkembangan terkini Amanda Brownies dari orang lain”, terdapat 4,3% responden yang menyatakan sangat setuju, 15,7% menyatakan setuju, 50% menyatakan kurang setuju, 27,1% menyatakan tidak setuju, dan 2,9% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Pada pernyataan “saya menceritakan pengalaman yang menyenangkan saat membeli Brownies Amanda”, terdapat 10% responden yang menyatakan sangat setuju, 40% menyatakan setuju, 35,7% menyatakan kurang setuju, 11,4%


(55)

menyatakan tidak setuju, dan 2,9% yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Brand Preference sebagai Y1 Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Brand Preference (Y1)

No Item

STS TS KS S SS F % F % F % F % F %

7 0 0 4 5,7 10 14,3 39 55,7 17 24,3

8 3 4,3 13 18,6 37 52,9 12 17,1 5 7,1

9 0 0 4 5,7 15 21,5 39 55,7 12 17,1

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Tabel 4.4 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel brand preference (Y1) yang diperoleh dari 70 responden. a. Pada pernyataan “saya lebih menyukai merek Brownies

Amanda daripada merek-merek Brownies lainnya”, terdapat 24,3% responden yang menyatakan sangat setuju, 55,7% menyatakan setuju, 14,3% menyatakan kurang setuju dan 5,7% menyatakan tidak setuju dan 0% atau tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Pada pernyataan “saya tidak ketertarikan untuk mencoba Brownies selain dari Amanda Brownies”, terdapat 7,1% responden yang menyatakan sangat setuju, 17,1% menyatakan setuju, 52,9% menyatakan kurang setuju, 18,6% menyatakan tidak setuju, dan 4,3% yang menyatakan sangat tidak setuju.


(56)

c. Pada pernyataan “saya lebih cenderung memilih merek Amanda Brownies dibandingkan dengan merek lainnya”, terdapat 17,1% responden yang menyatakan sangat setuju, 55,7% menyatakan setuju, 21,5% menyatakan kurang setuju, 5,7% menyatakan tidak setuju, dan 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

4. Loyalitas Konsumen sebagai Y2 Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Loyalitas Konsumen (Y2)

No Item

STS TS KS S SS F % F % F % F % F %

10 0 0 6 8,6 16 22,9 35 50 13 18,6

11 0 0 1 1,4 22 31,4 35 50 12 17,1

12 0 0 3 4,3 15 21,4 45 64,3 7 10

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Tabel 4.5 menunjukkan distribusi jawaban responden terhadap variabel loyalitas konsumen(Y2) yang diperoleh dari 70 responden. a. Pada pernyataan “saya melakukan pembelian berkelanjutan di

Amanda Brownies”, terdapat 18,6% responden yang menyatakan sangat setuju, 50% menyatakan setuju, 22,9% menyatakan kurang setuju dan 8,6% menyatakan tidak setuju dan 0% atau tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

b. Pada pernyataan “saya merekomendasikan Brownies Amanda kepada pihak lain”, terdapat 17,1% responden yang


(57)

menyatakan sangat setuju, 50% menyatakan setuju, 31,4% menyatakan kurang setuju, 1,4% menyatakan tidak setuju, dan 0% ataupun tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

c. Pada pernyataan “saya menceritakan hal-hal positif kepada pihak lain mengenai Brownies Amanda”, terdapat 10% responden yang menyatakan sangat setuju, 64,3% menyatakan setuju, 21,4% menyatakan kurang setuju, 4,3% menyatakan tidak setuju, dan 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

4.2.2. Asumsi Klasik

4.2.3.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Dalam uji normalitas dilakukan dengan beberapa cara : 1. Pendekatan Histogram


(58)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015) Gambar 4.1 Histogram Model 1

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng kekanan maupun menceng kekiri.

b. Model 2


(59)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng kekanan maupun menceng kekiri.

2. Pendekatan Grafik a. Model 1

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Gambar 4.3 Pengujian Normalitas P-P Plot Model 1 Pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan tidak ada data yang menjolok jauh sehingga data ini memiliki distribusi normal.


(60)

Dan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribus normal maka dilakukan uji Kolmogorv- Smirnov.

b. Model 2

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Gambar 4.4 Pengujian Normalitas P-P Plot Model 2 Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa grafik plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan tidak ada data yang menjolok jauh sehingga data ini memiliki distribusi normal. Dan untuk memastkan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribus normal maka dilakukan uji Kolmogorv- Smirnov.


(61)

3. Uji Kolmogorv-Smirnov

a. Uji Kolmogrov-Smirnov untuk Model 1 Tabel 4.6

Uji Kolmogrov-Smirnov – Model 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,46317430

Absolute ,069

Most Extreme Differences Positive ,055

Negative -,069

Kolmogorov-Smirnov Z ,781

Asymp. Sig. (2-tailed) ,893

a.Test distribution is Normal b.Calculated from data

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,893 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,893 > 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Kolmogorv-Smirnov untuk Model 2 Tabel 4.7

Uji Kolmogrov-Smirnov – Model 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 70

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,19467423

Absolute ,094

Most Extreme Differences Positive ,069

Negative -,094

Kolmogorov-Smirnov Z ,786

Asymp. Sig. (2-tailed) ,567

a.Test distribution is Normal b.Calculated from data


(62)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,567 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,567 > 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.2.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas (Umar, 2008 : 179). Untuk melihat apakah heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Metode Grafik

a. Metode Grafik untuk Model 1


(1)

89

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,960 ,670 2,925 ,005

Brand image -,044 ,083 -,093 -,532 ,597

Word of mouth -,111 ,065 -,266 -1,701 ,094

Brand Preference

,050 ,065 ,129 ,776 ,440


(2)

90

3.

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas Model 1 :

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,949 1,262 ,752 ,455

Brand Image ,638 ,136 ,523 4,694 ,000 ,618 1,619

Word of Mouth ,258 ,120 ,241 2,161 ,034 ,618 1,619

a. Dependent Variable: Brand Preference

Uji Multikolinearitas Model 2:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,486 1,043 1,426 ,159

Brand Image ,272 ,129 ,236 2,112 ,039 ,465 2,152

Word of Mouth ,223 ,102 ,219 2,188 ,032 ,577 1,732

Brand Preference ,420 ,101 ,445 4,181 ,000 ,513 1,949


(3)

91

Lampiran 6 : Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda Model 1 :

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

,949 1,262 ,752 ,455

Brand Image

,638 ,136 ,523 4,694 ,000

Word of Mouth

,258 ,120 ,241 2,161 ,034

c.

Dependent Variable : Brand Preference

Analisis Regresi Linier Berganda Model 2 :

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

1,486 1,043 1,426 ,159

Brand Image

,272 ,129 ,236 2,112 ,039

Word of Mouth

,223 ,102 ,219 2,188 ,032

Brand Preference

,420 ,101 ,445 4,181 ,000


(4)

92

Lampiran 7 : Hasil Uji Hipotesis

1.

Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F Model 1 :

ANOVA

a

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1 Regression

140,122 2 70,061 31,777 ,000b

Residual

147,721 67 2,205

Total

287,843 69

A. Dependent Variable: Brand Preference

B. Predictors: (Constant), Word of Mouth, Brand Image

Uji-F Model 2 :

ANOVA

a

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1 Regression

158,506 3 52,835 35,409 ,000b

Residual

98,480 66 1,492

Total

256,986 69

A. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen

B. Predictors: (Constant), Brand Preference, Word of Mouth, Brand Image

2.

Uji Parsial (Uji-T)

Uji-T Model 1 :

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

,949 1,262 ,752 ,455

Brand Image

,638 ,136 ,523 4,694 ,000

Word of Mouth

,258 ,120 ,241 2,161 ,034

a. Dependent Variable: Brand Preference


(5)

93

Uji-T Model 2 :

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

1,486 1,043 1,426 ,159

Brand Image

,272 ,129 ,236 2,112 ,039

Word Of Mouth

,223 ,102 ,219 2,188 ,032

Brand Preference

,420 ,101 ,445 4,181 ,000

a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen


(6)

94

Lampiran 8 : Hasil Koefisien Determinan (R

2

)

1.

Koefisien Determinan (R

2

) Model 1 :

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1

,698a ,487 ,471 1,485

a. Predictors: (Constant), Word Of Mouth, Brand Image

b. Dependent Variable: Brand Preference

2.

Koefisien Determinan (R

2

) Model 2 :

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,785a ,617 ,599 1,222

a. Predictors: (Constant), Brand Preference, Word Of

Mouth, Brand Image


Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Menggunakan Jasa Tiki Di Jalan Dr.Mansyur, Medan

5 92 217

Analisis Diferensiasi Produk Terhadap Brand Image Pasta Gigi Sensodyne Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 97 109

Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1 43 78

ANALISIS BRAND IMAGE DAN BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SMARTPHONE SAMSUNG Analisis Brand Image Dan Brand Equity Terhadap Loyalitas Konsumen Smartphone Samsung (Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 12

ANALISIS BRAND IMAGE DAN BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SMARTPHONE SAMSUNG Analisis Brand Image Dan Brand Equity Terhadap Loyalitas Konsumen Smartphone Samsung (Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 5 14

BAB 1 PENDAHULUAN Analisis Brand Image Dan Brand Equity Terhadap Loyalitas Konsumen Smartphone Samsung (Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 10

Pengaruh Brand Image Dan Word Of Mouth Terhadap Brand Preference Dalam Meningkatkan Loyalitas Konsumen Brownies Amanda Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 18

Pengaruh Brand Image Dan Word Of Mouth Terhadap Brand Preference Dalam Meningkatkan Loyalitas Konsumen Brownies Amanda Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1 0 11

1 BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Brand Image Dan Word Of Mouth Terhadap Brand Preference Dalam Meningkatkan Loyalitas Konsumen Brownies Amanda Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 9

Pengaruh Brand Image Dan Word Of Mouth Terhadap Brand Preference Dalam Meningkatkan Loyalitas Konsumen Brownies Amanda Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 1 10