Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(1)

MEDAN

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MOTIVASI

MAHASISWA BARU ANGKATAN 2007 DALAM

MEMILIH DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

PROPOSAL SKRIPSI OLEH:

SAHAT RENOL 030502124

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan kasih serta pertolongan-Nya yang senantiasa melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

Penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, telah mendapatkan bimbingan, masukan dan bantuan lainnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Nakman Harahap, MSi selaku Dosen Wali dan Pembimbing Akademik.

5. Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan, MP selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan


(3)

7. Ibu Dr. Arlina Nurbaity, MBA selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, untuk jasanya selama perkuliahan.

9. Khusus kepada orang tuaku tercinta, Ayahanda M. Samosir, dan Ibunda M. Br. Silitonga, kakakku Nurhaida dan Lae Purba beserta bereku tercinta, kedua adikku tercinta Evi Febrianti dan Heri yanto yang selama ini selalu memberi dukungan kepada penulis. Terima kasih atas segala dukungannya secara moril maupun materil serta nasehat selama ini.

10.Keluarga Samosir dan Silitonga yang selalu memberikan nasihat dan saran kepada penulis selama ini.

11.Teman-teman sepermainan (David, Kalam, Adit, Edu, Gea Ganas, Erik, Djemba, Winston, Benny, Bogel) yang selalu memberi dukungan dalam suka dan duka. Saling dukung satu sama lain, harus makin dewasa dalam pemikiran dan perbuatan bro juga buat Bang Doly yang berbaik hati minjamin komputer. 12.Sobat-sobatku di kampung kelahiran (Jambi City), Manefhow Cs yang selalu

memberikan semangat buat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Buat Linda dan keluarga (Jambi) yang juga selalu memberikan semangat buat penulis. Tidak lupa juga buat Fina yang selalu memberikan motivasi buat penulis.


(4)

15.Seluruh rekan-rekan perjuangan di Pasar 1 dan sekitarnya.

16.Bang Jum, Kak Susi, Kak Dani, Kak Vina dan seluruh Staf serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sematera Utara yang telah banyak membantu 17.Senior dan junior di kampus yang membuat kampus begitu menarik untuk

didatangi dan untuk belajar tentunya.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Semoga sukses yaa!

Medan, 25 Agustus 2008 Penulis


(5)

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi ... 3

1.2 Definisi Operasional Variabel ... 10

1.3 Skala Perbandingan ... 11

1.4 Jumlah Responden Penelitian ... 12

4.1 Item – Total Statistic ... 45

4.2 Validitas Instrumen ... 46

4.3 Reliabilitas Instrumen ... 48

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 49

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jalur Penerimaan ... 50

4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Favorability ... 51

4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Strength ... 52

4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Uniqueness ... 53

4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Existence ... 54

4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Relatedness ... 55

4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap Indikator Growth ... 56

4.13 Coefficients (a) ... 57

4.14 Model Summary ... 58


(6)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 4

B.Perumusan Masalah ... 5

C.Kerangka Konseptual ... 5

D.Hipotesis ... 6

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 8

1. Batasan Operasional ... 8

2. Definisi Operasional ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 10

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

5. Populasi dan Sampel ... 11

6. Jenis dan Sumber Data ... 12

7. Teknik Pengumpulan Data ... 12


(7)

c. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 14

d. Koefisien Determinan ... 14

e. Uji t ... 15

BAB II. URAIAN TEORITIS ... 16

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Merek ... 17

1. Pengertian merek ... 17

2. Fondasi Merek ... 20

3. Faktor merek ... 22

4. Elemen Merek ... 22

5. Komponen merek ... 24

6. Strategi merek ... 24

C. Image ... 26

1. Pengertian Image ... 26

2. Proses persepsi ... 27

D. Brand Image ... 28

1. Pengertian Brand Image ... 28

2. Faktor-faktor pembentuk Brand Image ... 28

3. Acuan Asosiasi Merek ... 29

E. Motivasi ... 32

1. Pengertian motivasi ... 32


(8)

B.Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi Manajemen ... 39

C.Susunan Kepemimpinan Program Studi Manajemen ... 40

D.Struktur Organisasi, Dekanat, Program Studi, Lembaga Bagian, Senat Fakultas, dan Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USU Tahun 2003 ... 42

E. Susunan Organisasi Program Studi Manajemen ... 43

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI ... 44

A.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 44

1. Uji Validitas... 45

2. Uji Reliabilitas ... 47

B.Karakteristik Responden ... 49

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 49

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jalur Penerimaan ... 50

C.Analisis Deskriptif ... 51

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Favorability 51 2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Strength ... 52

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Uniqueness . 53 4. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Existence .... 54

5. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Relatedness . 55 6. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Growth ... 56


(9)

2. Pengujian koefisien Determinasi (R2) ... 58

3. Uji t hitung (Uji Parsial) ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A.Kesimpulan ... 60

B.Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA


(10)

ABSTRAK

Sahat Renol (2008), Pengaruh Brand Image Terhadap Motivasi Mahasiswa Baru Angkatan 2007/2008 Dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dibawah bimbingan Dra.Ramona RI Hasibuan, MP.; Ketua Departemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi.; Penguji I Dra. Friska Sipayung, MSi.; Penguji II Dr. Arlina Nurbaity, SE, MBA.

Brand image atau citra merek merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan oleh suatu asosiasi merek yang berpegang pada ingatan konsumen. Citra merek (brand image) yang terbentuk dengan baik, maka akan membawa dampak yang positif bagi suatu perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk sehingga konsumen semakin termotivasi untuk menggunakannya. Dengan demikian diharapkan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat lebih dikenal dan lambat laun dapat membentuk suatu persepsi di benak masyarakat yang akan membangun citra tersendiri (brand image).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Penulis menarik hipotesis bahwa Brand Image berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif (regresi linear sederhana). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan 72 orang responden sebagai sampel. Penelitian didukung oleh teori pemasaran dan teori motivasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand Image mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dari koefisien determinasi diketahui bahwa variabel Brand Image mempengaruhi pembentukan Motivasi sebesar 68,4% dan sisanya 31,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.


(11)

ABSTRAK

Sahat Renol (2008), Pengaruh Brand Image Terhadap Motivasi Mahasiswa Baru Angkatan 2007/2008 Dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dibawah bimbingan Dra.Ramona RI Hasibuan, MP.; Ketua Departemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi.; Penguji I Dra. Friska Sipayung, MSi.; Penguji II Dr. Arlina Nurbaity, SE, MBA.

Brand image atau citra merek merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan oleh suatu asosiasi merek yang berpegang pada ingatan konsumen. Citra merek (brand image) yang terbentuk dengan baik, maka akan membawa dampak yang positif bagi suatu perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk sehingga konsumen semakin termotivasi untuk menggunakannya. Dengan demikian diharapkan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat lebih dikenal dan lambat laun dapat membentuk suatu persepsi di benak masyarakat yang akan membangun citra tersendiri (brand image).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Penulis menarik hipotesis bahwa Brand Image berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif (regresi linear sederhana). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti menggunakan 72 orang responden sebagai sampel. Penelitian didukung oleh teori pemasaran dan teori motivasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Brand Image mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dari koefisien determinasi diketahui bahwa variabel Brand Image mempengaruhi pembentukan Motivasi sebesar 68,4% dan sisanya 31,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dan merupakan suatu hal yang wajib dikonsumsi oleh seseorang, terutama di era globalisasi ini. Ketika memasuki dunia kerja, seseorang dituntut memiliki suatu standar pendidikan tertentu. Umumnya, semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka akan semakin tinggi kedudukannya pada dunia kerja yang dinaunginya, tentunya apabila orang tersebut dianggap mampu untuk memanfaatkan ilmu atau pendidikan yang dimilikinya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Pemerintah telah menyadari akan pentingnya pendidikan bagi warganya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya campur tangan pemerintah melalui salah satu programnya, yaitu mencanangkan program pendidikan 9 tahun bagi setiap warganya, dimana pemerintah berharap akan tercipta suatu sumber daya manusia yang dapat diandalkan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia.

Perusahaan baik besar maupun kecil juga merasakan pentingnya pendidikan dalam usaha mencari sumber daya manusia yang handal dan produktif yang bagi perusahaan. Hal ini tampak dengan adanya kebijakan-kebijakan tertentu yang telah ditetapkan suatu perusahaan dalam perekrutan calon tenaga kerja, yaitu dengan memberikan kriteria-kriteria pendidikan tertentu sebagai salah satu syarat agar diterima oleh suatu perusahaan. Umumnya perusahaan membatasi pendidikan seseorang, misalnya minimal SMA. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan berupaya mencari seseorang yang


(13)

benar-benar siap mengaplikasikan pendidikannya dan berdedikasi tinggi terhadap dunia kerja.

Perguruan Tinggi Negeri di Medan yang terdaftar sebanyak 3 perguruan tinggi yaitu Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, dan Politeknik Negeri Medan yang terdiri dari beberapa jurusan, yang jumlahnya diyakini terus bertambah seiring perkembangan dunia pendidikan saat ini. Seiring bertambah banyaknya jurusan dari perguruan negeri tersebut, maka menyebabkan persaingan tiap jurusan semakin ketat, terutama dalam persaingan memperoleh calon-calon mahasiswa baru. Universitas Sumatera Utara yang merupakan salah satu universitas negeri di kota Medan, menyadari pentingnya hal tersebut. Hal ini tampak dari apa yang sudah Universitas Sumatera Utara lakukan. Mulai dari perekrutan mahasiswa baru dari tiap-tiap sekolah yang lebih dini dilakukan (sebelum pelajar dinyatakan lulus dari bangku SMA) atau yang lebih dikenal dengan jalur PMP, melalui jalur SPMB, dan penerimaan jalur Mandiri.

Universitas Sumatera Utara memiliki beberapa fakultas, salah satunya adalah Fakultas Ekonomi yang terdiri dari beberapa departemen. Salah satu departemen dalam Fakultas Ekonomi yang cukup banyak mengundang perhatian dan minat calon mahasiswa adalah Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan informasi yang berkembang dan diperoleh secara informal, terdapat beberapa pandangan terhadap Departemen Manajemen, baik pandangan yang pro maupun kontra. Meskipun demikian, terdapat suatu sudut pro yang patut diperhatikan, yaitu minat yang cukup tinggi dari calon mahasiswa dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan kenyataan dari tahun ke tahun, jumlah


(14)

mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara termasuk yang terbanyak dibandingkan dengan departemen yang lain. Hal ini menjadikan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebagai salah-satu departemen favorit dan dapat dikatakan Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki brand image yang baik di mata calon mahasiswa baru dan diprediksi situasi ini akan terus terjadi selama beberapa tahun yang akan datang. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara jg harus mempertahankan brand image yang telah melekat selama ini, apabila Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tetap ingin menjadi departemen favorit.

Berikut ini adalah tabel perbandingan jumlah mahasiswa yang terdapat di tiga departemen yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :

Tabel 1.1

Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Tahun Ekonomi

Pembangunan Manajemen Akuntansi 2003 80 orang 145 orang 145 orang 2004 91 orang 162 orang 160 orang 2005 80 orang 230 orang 206 orang 2006 114 orang 217 orang 198 orang 2007 122 orang 239 orang 237 orang Jumlah 487 orang 993 orang 946 orang Sumber : Bagian Akademik FE USU (2008) diolah

Brand image atau citra merek merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan oleh suatu asosiasi merek yang berpegang pada ingatan konsumen. Brand image terdiri atas beberapa faktor pembentuk dalam kaitannya dengan asosiasi merek yaitu Favorability of brand associations, Strength of brand associations, dan Uniqueness of brand associations (Russel dan Lane, 1995 : 3).


(15)

Motivasi adalah satu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan (Robbins, 2003 : 208). Teori motivasi yang digunakan ialah teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) yang dikemukakan oleh Aldefer, dimana urutan kebutuhan menurut Maslow diurutkan atau disusun kembali secara lebih dekat dengan penelitian secara empiris, yang didalamnya juga mengandung kebutuhan psikologi, keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Existence merupakan gabungan antara kebutuhan fisiologis dengan kebutuhan akan rasa aman. Relatedness merupakan kebutuhan sosial, dimana terdapat rasa saling membutuhkan antara manusia yang satu terhadap yang lain, mengingat manusia adalah makhluk sosial. Growth merupakan gabungan antara kebutuhan akan pengakuan orang lain atas harga diri seseorang dengan kebutuhan akan aktualisasi diri (Robbins, 2003 : 214).

Penelitian ini mengarah kepada mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara angkatan 2007/2008. Hal ini dikarenakan mahasiswa angkatan 2007/2008 merupakan mahasiswa baru, dimana pandangan mereka mengenai departemen manajemen dianggap masih baru atau “fresh”.

Berdasarkan uraian terdahulu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa angkatan 2007/2008 dalam memilih dan mengambil Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: apakah brand image berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara?

C. Kerangka Konseptual

Merek digunakan sebagai sesuatu yang membedakan suatu produk dengan produk lainnya (Kotler, 2002 : 357). Suatu perusahaan harus memiliki merek yang baik sehingga dapat dengan mudah dikenali oleh konsumen. Merek juga mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak brand association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (Durianto, dkk, 2001: 2). Citra merek (brand image) yang terbentuk dengan baik, maka akan membawa dampak yang positif bagi suatu perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk sehingga konsumen semakin termotivasi untuk menggunakannya (Rangkuti, 2004: 5).

Sebuah brand image memiliki faktor-faktor pembentuk yang dalam kaitannya dengan asosiasi merek, yaitu favorability of association, strength of association dan uniqueness of association (Russel dan Lane1995 : 3). Sedangkan motivasi mempunyai tahapan-tahapan yaitu existence, relatedness dan growth (Robbins, 2003 : 214).


(17)

Penelitian ini menggunakan teori Aldefer, yaitu: existence, relatedness dan growth, atau yang sering disebut ERG theory. Existence merupakan gabungan antara kebutuhan fisiologis dengan kebutuhan akan rasa aman. Relatedness adalah kebutuhan sosial dimana terdapat rasa saling membutuhkan antara manusia yang satu dengan yang lain, mengingat manusia adalah makhluk sosial. Growth merupakan gabungan antara kebutuhan akan pengakuan orang lain atas harga diri seseorang dengan kebutuhan akan aktualisasi diri (Robbins, 2003: 214).

Gambar 1. 1 Kerangka konseptual

Sumber: Robbins, 2003 : 214 ; Russel dan Lane, 1995 : 3 (diolah)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Brand image berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru

angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini: untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Brand Image (X)

1.

Favorability

2.

Strength

3.

Uniqueness

Motivasi (Y)

1.

Existence

2.

Relatedness


(18)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

1. Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai sarana untuk latihan berpikir secara logis dan sistematis.

2. Penelitian ini merupakan sarana belajar dalam menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah.

b. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tentang brand image Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di mata mahasiswa baru angkatan 2007/2008. 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memasuki Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

c. Bagi peneliti lain

Memperluas wawasan pengetahuan dengan harapan dapat dipakai sebagai acuan dan referensi.


(19)

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan terfokus dan mendalam. Penelitian yang terfokus adalah penelitian yang tidak memasukkan semua masalah untuk diteliti. Penelitian juga memerlukan batasan variabel apa saja yang akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel tersebut dengan variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi pada brand image dan pengaruhnya terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2001: 33). Variabel bebas penelitian ini adalah brand image, dengan indikator yang digunakan antara lain:

1) Favorability of brand associations

Keberhasilan dari suatu program pemasaran tercermin dalam sebuah kreasi asosiasi merek yang menarik, sehingga pembeli


(20)

percaya bahwa merek yang mempunyai atribut dan keuntungan tersebut akan dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka sehingga terbentuklah sebuah perilaku positif terhadap merek tersebut secara keseluruhan.

2) Strength of brand associations

Kekuatan dari suatu asosiasi akan menentukan pembentukan citra merek. Hal ini juga tergantung pada bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan pembeli dan bagaimana kekuatan asosiasi tersebut bertahan sebagai sebuah bagian dari citra merek.

3) Uniqueness of brand associations

Inti dari penempatan merek adalah merek mempunyai keuntungan kompetitif (persaingan) yang dapat dipertahankan atau proporsi penjualan yang unik yang dapat mengikat pembeli sebagai suatu alasan yang memaksa untuk membeli merek tertentu itu. Atribut lebih lanjut atau percobaan yang fungsional atau keuntungan gambaran terhadap merek tersebut.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2001: 33). Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah motivasi. Motivasi adalah pemberian motif, penimbulan motif/ hal yang menimbulkan dorongan/ keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat diartikan pula sebagai faktor pendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu (Manulang, 2001: 165). Motivasi adalah kondisi yang


(21)

menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu. Tidak akan ada motivasi apabila tidak dirasakan adanya suatu kebutuhan dan kepuasan serta keseimbangan. Rangsangan terhadap hal-hal di atas akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh menjadi dorongan untuk mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan atau mencapai keseimbangan. Berikut dapat dilihat tabel definisi operasional variabel:

Tabel 1.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala Ukur

Brand Image (X)

Brand image atau citra merek merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan oleh suatu asosiasi merek yang berpegang pada ingatan konsumen 1.Favorability 2.Strength 3.Uniqueness Likert Motivasi (Y)

Motivasi adalah satu

proses yang menghasilkan suatu

intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan

1.Existence 2.Relatedness

3.Growth

Likert

Sumber: Robbins, 2003 : 214 ; Russel dan Lane, 1995 : 3 (diolah)

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-masing item diberi range skor dalam skala Likert. Menurut Sugiyono (2001 : 102) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.


(22)

Kuisioner dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan skala Likert dengan skor sebagai berikut:

Tabel 1.3 Skala Perbandingan

Keterangan Skor Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono, 2001 : 102.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jl. Prof. T. M. Hanafiah, S. H. Penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2008.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 72). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU program S-1 reguler angkatan 2007/2008 yang berjumlah 239 orang. b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003: 103). Menurut Gay dalam Umar (2000: 147) ukuran sampel untuk penelitian dengan menggunakan metoda deskriptif adalah


(23)

minimal 10 % dari populasi, jumlah ini dianggap sudah representative dan telah mewakili populasi. Penulis dalam penelitian ini mengambil ukuran sampel sebanyak 30 % dari jumlah populasi. Metoda penarikan sampel yang digunakan adalah random sampling yaitu metoda penarikan sampel secara acak dari jumlah populasi.

Tabel 1.4

Jumlah Responden Penelitian

Angkatan Laki-Laki Perempuan Total

2007/2008 113 126 239

Sampel 30 % 34 38 72

Sumber : Bagian Akademik FE USU (2008) diolah

6. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari: a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada mahasiswa Departemen Manajemen S-1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang dapat menjadi referensi pendukung yaitu berupa buku-buku, hasil karangan dan internet.


(24)

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden terpilih, yaitu mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

8. Teknik Analisis Data

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel artinya instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005: 109). Uji validitas dan reliabilitas penelitian ini dilakukan dengan metode analisis item, dimana pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir (Sugiyono, 2005: 119).


(25)

b. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data, yang kemudian disusun dan dianalisis sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitian.

c. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh/ hubungan variabel bebas (brand image) dan variabel terikat (motivasi). Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 13.0.

Perhitungan persamaan regresi linear sederhana : Y = a + bx + e

Dimana :

Y = Motivasi a = Konstanta b = Koefisien regresi

x = Brand image

e = StandardError

d. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel bebas dalam menerangkan varibel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y).


(26)

Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).

e. Uji-t

Uji-t merupakan pengujian dengan menggunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

Ho : β = 0 (tidak ada pengaruh brand image terhadap motivasi) Ha : β≠ 0 (terdapat pengaruh brand image terhadap motivasi) Kaidah pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%. Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%.


(27)

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian terdahulu

Penelitian Widyantoro (2003) yang berjudul: ”Pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2003 dan 2004 dalam memasuki Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra.” Penelitian dilakukan untuk mengetahui, menganalisis, dan membuktikan besarnya pengaruh brand image terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2003 dan 2004 dalam memasuki Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra.

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut bahwa:

1. Hasil analisis deskriptif diperoleh brand image Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra di mata mahasiswa baru angkatan 2003 dan 2004 untuk setiap indikator. Indikator favorability dapat diketahui bahwa pernyataan tentang mahasiswa dari kalangan menengah ke atas, mampu bersaing dengan universitas lain dalam hal kualitas pendidikan yang diberikan serta lokasi kampus Universitas Kristen Petra sulit untuk dijangkau merupakan pernyataan yang mempunyai ranking tinggi. Indikator strength diperoleh tiga pernyataan tertinggi yaitu mahasiswa dari kalangan menengah ke atas, mahasiswa memperoleh pengetahuan yang berkualitas sehingga dapat digunakan sebagai bekal di masa depan serta mampu bersaing denga universitas lain dalam hal kualitas pendidikan yang diberikan. Indikator uniqueness diketahui bahwa pernyataan mampu bersaing dengan universitas lain dalam hal kualitas pendidikan yang


(28)

memperoleh pengetahuan yang berkualitas sehingga dapat digunakan sebagai bekal masa depan merupakan tiga pernyataan yang mempunyai ranking tertinggi.

2. Hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa motivasi dari mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra angkatan 2003/2004 termasuk dalam kategori sedang.

3. Analisis diskriminan diketahui bahwa pernyataan yang berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa untuk indikator favorability adalah mahasiswa dari kalangan menengah ke atas dan lokasi kampus Universitas Kristen Petra yang sulit dijangkau. Indikator strength pernyataan yang berpengaruh adalah mahasiswa dari kalangan menengah ke atas dan mahasiswa memperoleh pengetahuan yang berkualitas sehingga dapat digunakan sebagai bekal masa depan. Indikator uniqueness pernyataan yang berpengaruh adalah mahasiswa dari kalangan menengah ke atas, mampu bersaing dengan universitas lain dalam hal kualitas pengetahuan yang berkualitas sehingga dapat dijadikan sebagai bekal masa depan.

B. Merek (Brand) 1. Pengertian Merek

Menurut Kotler (2002: 357), merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Merek tidak sekedar nama. Bukan juga sebuah logo atau simbol. Merek


(29)

cerminan value yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa merek disamping menjadi identitas produk yang membedakan dengan produk pesaing tetapi juga memberi manfaat bagi pembeli, penjual maupun masyarakat.

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakan dengan produk yang ditawarkan perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini merek telah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2001: 1).

Merek merupakan persepsi dan emosi yang dipertahankan dan dipelihara oleh pembeli dan calon pembeli yang melukiskan pengalaman yang berhubungan denngan persoalan menjalankan bisnis-bisnis bersama sebuah organisasi atau memakai produk atau jasa-jasanya (beberapa pakar di bidang merek mengatakan bahwa merek yang kuat dapat “tersembunyi di dalam pandangan biasa”). Suatu merek sungguh-sungguh bagus maka kita dapat langsung mempercayainya, seperti halnya kita langsung mempercayai orang-orang sangat berpengaruh dalam hidup kita, padahal kita jarang menyempatkan diri untuk memperhatikan mengapa demikian (McNally dan Speak, 2004: 11).


(30)

merek pada sebuah produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, karena merek memiliki enam tingkat pengertian yaitu (Rangkuti, 2004: 2-4) : a. Atribut

Semua merek memiliki atribut. Atribut ini diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut yang terkandung dalam sebuah merek. b. Manfaat

Merek memiliki berbagai manfaat. Konsumen tidak membeli merek, tetapi konsumen membeli manfaat. Produsen harus mampu menerjemahkan atribut menjadi manfaat baik manfaat fungsional maupun emosional.

c. Nilai

Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai yang tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang memiliki kelas, sehingga akan dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.

d. Kepribadian

Merek memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan tercermin dari merek yang digunakannya.

e. Pemakai

Merek juga menjelaskan jenis konsumen pemakai merek. Oleh sebab itu para pemasar selalu menggunakan analogi orang-prang terkenal untuk penggunaan mereknya.


(31)

Mewakili suatu budaya tertentu yang terorganisir, efisien dan bermutu tinggi. Jadi pengertian merek adalah sesuatu yang dapat membedakan barang atau jasa suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Dan merek dapat digambarkan dalam bentuk logo, kemasan, atau cap.

2. Fondasi Merek

Merek merupakan sesuatu yang sangat penting bagi konsumen maupun produsen. Merek mempermudah pembelian konsumen. Tanpa merek, konsumen terpaksa mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki merek setiap kali konsumen melakukan pembelian. Merek juga dapat meyakinkan konsumen bahwa mereka akan memperoleh kualitas yang konsisten ketika mereka mereka membeli suatu produk dengan merek tertentu (Rangkuti, 2004: 5).

Bagi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek dapat dengan mudah diketahui ketika ditempatkan dalam suatu display. Merek juga dapat digunakan untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan membandingkan produk-produk sejenis yang berbeda (Rangkuti, 2004: 5).

Menurut Rangkuti (2004: 5), membangun merek yang kuat tidak berbeda dengan membangun sebuah rumah. Ketika ingin memperoleh bangunan yang kokoh, diperlukan fondasi yang kuat, begitu juga dengan membangun dan mengembangkan sebuah merek, juga diperlukan sebuah fondasi yang kuat.


(32)

a. Memiliki positioning yang tepat.

Membangun positioning adalah menempatkan semua aspek dari brand value (termasuk manfaat fungsional) secara konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu di benak pelanggan. Tujuan utama positioning adalah menjadi yang nomor satu di benak pelanggan, tetapi menjadi nomor satu di benak pelanggan bukan berarti selalu menjadi nomor satu untuk semua aspek. Keberhasilan positioning adalah tidak sekedar menemukan kata kunci atau ekspresi dari core benefit suatu merek, tetapi juga harus dapat menjembatani antara keinginan dan harapan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan. Positioning selalu berubah setiap saat.

b. Memiliki brand value yang tepat.

Merek akan semakin kompetitif apabila positioning merek semakin tepat di benak pelanggan. Untuk mengelolanya kita perlu mengetahui brand value. Brand value membentuk brand personality. Brand personality lebih cepat berubah dibandingkan dengan brand positioning, karena brand personality mencerminkan perubahan selera konsumen.

c. Memiliki konsep yang tepat.

Untuk mengkombinasikan brand value dan brand positioning yang tepat kepada konsumen harus didukung oleh konsep yang tepat. Pengembangan konsep merupakan proses kreatif, karena berbeda dari positioning. Konsep terus berubah sesuai dengan daur hidup produk yang bersangkutan. Konsep yang baik adalah yang dapat mengkomunikasikan semua elemen-elemen brand


(33)

ditingkatkan. 3. Faktor Merek

Beberapa faktor yang menyebabkan merek menjadi sangat penting saat ini, antara lain (Durianto, dkk, 2001: 2) :

a. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak brand association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (citra merek).

b. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat memiliki kemampuan untuk merubah perilaku konsumen.

c. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk yang lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai peranan yang penting dan merupakan “asset prestisius” bagi perusahaan. Kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan. Terlebih pada kondisi sekarang, nilai suatu merek yang mapan sebanding dengan realitas makin sulitnya menciptakan merek (Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2001:3).

4. Elemen Merek

Menurut Durianto, dkk (2001: 165-166), elemen-elemen merek memiliki tiga bagian penting, yaitu:


(34)

Brand platform adalah suatu blue print perencanaan merek yang strategis yang meliputi visi dan misi merek, serta wilayah kekuasaan dari suatu merek dan lain-lain.

b. Brand identity and naming (identitas merek)

Brand identity mengidentifikasi keunikan dan diferensiasi suatu merek, sehingga suatu merek akan diidentifikasikan berbeda dengan merek pesaing. Berikut adalah tugas penting dalam mengelola brand identity :

1. Mengembangkan nama merek yang tepat dan berbeda yang mencerminkan strategi.

2. Mengembangkan sistem identifikasi visual yang komprehensif yang meliputi grafik, lingkungan dan produk.

3. Mengembangkan brand identity dalam proses pembedaan dengan merek pesaing terutama dikaitkan dengan brand association.

c. Brand communication (komunikasi merek)

Suatu merek harus dapat dikomunikasikan dengan terencana dan stratejik, dalam arti bahwa seluruh aspek kreatif dalam komunikasi harus disesuaikan dengan platform merek, sehingga komunikasi merek in-line dengan platform mereknya. Jadi komunikasi harus diarahkan untuk melayani merek bukan produknya sehingga tercipta brand differentiation, bukan produk differentiation.


(35)

Ada tiga komponen utama yang tergabung menjadi satu, yang menentukan kekuatan dari sebuah merek. Merek yang kuat adalah (McNally dan Speak, 2004 : 22)

a. Merek yang khusus: yakni merek yang mewakili sesuatu. Merek tersebut memiliki suatu sudut pandang.

b. Merek yang relevan: apa yang diwakili oleh merek tersebut terkait dengan apa yang dianggap penting oleh orang lain.

c. Merek yang konsisten: orang menjadi yakin dalam suatu hubungan berdasarkan kepada konsistensi perilaku yang mereka rasakan atau amati.

6. Strategi Merek

Menurut Rangkuti (2004: 10 -12), ada lima pilihan dalam penentuan suatu strategi merek, yaitu :

a. Perluasan lini (line extension)

Perluasan lini terjadi apabila perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek yang sama, biasanya dengan tampilan baru, seperti bentuk, rasa, warna, kandungan, ukuran kemasan, dan sebagainya. Pada umumnya perkenalan produk baru merupakan perluasan lini. Strategi ini dapat dilakukan apabila perusahaan mengalami kelebihan kapasitas produksi atau perusahaan ingin memenuhi meningkatnya selera konsumen terhadap tampilan baru. Selain itu perluasan lini dapat dilakukan karena perusahaan ingin mengalahkan pesaing.


(36)

Perluasan merek dapat terjadi apabila perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada pada produknya dalam satu kategori baru. Strategi perluasan merek memberikan sejumlah keuntungan, karena merek tersebut pada umumnya lebih cepat dihargai (karena sudah dikenal sebelumnya), sehingga kehadirannya dapat cepat diterima oleh konsumen. Hal ini memudahkan perusahaan untuk memasuki pasar dengan kategori produk baru.

c. Multi brand

Multi brand terjadi apabila perusahaan memperkenalkan berbagai merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Strategi multi brand juga memungkinkan perusahaan melindungi merek utamanya dengan menciptakan merek sampingan (flanker brand). Multi brand dapat juga terjadi akibat warisan beberapa merek dari perusahaan lain yang telah diakuisisi oleh perusahaan tersebut.

d. Merek baru

Merek baru dilakukan apabila tidak terdapat suatu merek yang sesuai dengan produk yang dihasilkan atau apabila citra merek tersebut tidak dapat membantu produk baru tersebut. Kondisi ini memaksa perusahaan untuk menciptakan merek baru dibandingkan memakai merek yang telah ada sebelumnya. Namun perusahaan tersebut haruslah berhati-hati, sebab peluncuran suatu merek baru biasanya memerlukan biaya yang besar, terlebih untuk mencapai tahap brand loyalty yang tinggi.


(37)

Kecenderungan yang muncul saat ini adalah menciptakan strategi co-branding atau disebut juga dengan kerjasama branding. Co-branding terjadi apabila dua merek terkenal atau lebih digabung dalam suatu penawaran. Tujuan co-branding adalah agar merek yang satu dapat memperkuat merek yang lain sehingga dapat membantu menarik minat para konsumen.

C. Image

1. Pengertian Image

Menurut Kotler (1997: 607): “image is the set of beliefs, ideas, and impressions that a person holds regarding an object. People’s attitudes and actions toward an object are highly conditioned by that object’s image.” Image adalah suatu rangkaian dari kepercayaan, ide, dan kesan-kesan yang dimiliki seseorang mengenai suatu objek tertentu.

Menurut William J. Stanton (dalam Setiadi, 2003: 160), Persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu serta stimuli (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera. Sedangkan, Webster (dalam Setiadi, 2003: 160) menyatakan bahwa persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan. Dengan adanya persepsi maka seseorang akan mempunyai gambaran tersendiri terhadap produk yang berbeda dengan orang lain. Motif seseorang untuk berperilaku seringkali didasarkan dari persepsi yang mereka rasakan, bukan berdasarkan fakta atau realitas yang mereka lihat. Persepsi dapat diartikan sebagai ”proses dimana seseorang individu memilih, mengorganisasi dan


(38)

yang bermakna dan saling berkaitan” (Schiffman dan Kanuk, 2000: 122). Persepsi sebagai suatu proses, dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasi stimuli ke dalam gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh Simamora, 2002: 102).

2. Proses Persepsi

Tiga proses persepsi yang menyebabkan seseorang dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap rangsangan yang sama, antara lain (Simamora, 2002: 12-13) :

a. Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif).

Perhatian yang selektif berarti harus dapat menarik perhatian konsumen, dimana pesan yang akan disampaikan akan hilang bagi kebanyakan orang yang tidak berada dalam pasar untuk produk tersebut, kecuali untuk pesan yang cukup menonjol atau dominan yang mengelilingi konsumen pasar tersebut. b. Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif).

Distorsi selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk meramu informasi ke dalam pengertian pribadi. Orang cenderung menafsirkan informasi dengan cara yang lebih mendukung daripada menentang konsepsi-konsepsi yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pemasar harus berupaya memahami susunan pikiran konsumen dan dampak serta interpretasi iklan dan produk mereka.

c. Mengingat kembali yang selektif (Retensi Selektif).

Mengingat yang selektif berarti mereka akan mengingat apa yang dikatakan sebagai unggulan suatu produk dan melupakan apa yang dikatakan pesaing.


(39)

1. Pengertian Brand Image

Brand image (citra merek) merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Brand image (citra merek) dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003: 180).

Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen (Rangkuti, 2004: 244). Citra merek juga merupakan keseluruhan dari persepsi konsumen mengenai merek tersebut, atau bagaimana cara mereka memandangnya, yang mungkin tidak serupa dengan identitas merek (Temporal & Lee 2002: 51).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa brand image adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu. Brand image dapat disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia.

2. Faktor-faktor pembentuk Brand Image

Faktor-faktor yang membentuk brand image dalam kaitannya dengan asosiasi merek menurut Russel dan Lane (1995: 3):

a. Favorability of brand associations

Keberhasilan dari suatu program pemasaran tercermin dalam sebuah kreasi asosiasi merek yang menarik, sehingga pembeli percaya bahwa merek yang mempunyai atribut dan keuntungan tersebut akan dapat memuaskan


(40)

positif terhadap merek tersebut secara keseluruhan. b. Strength of brand associations

Kekuatan dari suatu asosiasi akan menentukan pembentukan citra merek. Hal ini juga tergantung pada bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan pembeli dan bagaimana kekuatan asosiasi tersebut bertahan sebagai sebuah bagian dari citra merek.

c. Uniqueness of brand association

Inti dari penempatan merek adalah merek mempunyai keuntungan kompetitif (persaingan) yang dapat dipertahankan atau proporsi penjualan yang unik yang dapat mengikat pembeli sebagai suatu alasan yang memaksa untuk membeli merek tertentu itu.

3. Acuan asosiasi merek

Setiap konsumen memiliki kesan tertentu terhadap suatu merek. Kesan tersebut dapat muncul setelah konsumen melihat, mendengar, membaca atau merasakan sendiri merek suatu produk. Brand image adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang digambarkan melalui asosiai merek yang ada dalam ingatan konsumen.

Menurut Durianto, dkk (2001: 69), asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseoreng yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan


(41)

persaingan bila didukung oleh asosiasi yang tepat. Berbagai asosiasi merek yang yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut Brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat Brand image yang dimilikinya. Menurut Aaker dalam Simamora (2002: 31), ada sebelas sumber asosiasi merek, yaitu :

a. Product attributes (Atribut produk)

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek.

b. Intangibles attributes (Atribut tak berwujud)

Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif.

c. Costumer’s benefits (Manfaat bagi pelanggan)

Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu rational benefit (manfaat rasional) dan psychological benefit (manfaat psikologi). Manfaat rasional berkaitan erat dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis sering kali merupakan konsekuensi ekstrem dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut.


(42)

Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga. e. Application (Penggunaan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

f. User/ customer (Pengguna/ pelanggan)

Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah type pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

g. Celebrity/ person (Orang terkenal/ khalayak)

Mengaitkan orang terkenal artis dengan sebuah merek dapat mentranfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

h. Life style/ personality (Gaya hidup/ kepribadian)

Asosiasi merek dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

i. Product class (Kelas produk)

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya. j. Competitors (Para pesaing)

Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing.

k. Country/ geographic area (Negara/ wilayah geografis)

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan.


(43)

1. Pengertian motivasi

“Motivation as the process that account for an individual’s intensity, direction, and persistence of effort toward attaining a goal.” (Robbins, 2001: 155). Motivasi didefinisikan sebagai satu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan (Robbins, 2003: 208).

Motivasi adalah pemberian motif, penimbulan motif, hal/ keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat diartikan pula sebagai faktor pendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu (Manulang, 2001: 165).

Berdasarkan pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu. Jadi tidak akan ada motivasi apabila tidak dirasakan adanya suatu kebutuhan dan kepuasan serta keseimbangan. Rangsangan terhadap hal-hal di atas akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh menjadi dorongan untuk mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan atau mencapai keseimbangan.

2. Teori Motivasi

a. Teori Motivasi Abraham Maslow

Abraham Maslow telah mengembangkan suatu konsep hirarki yang menunjukkan adanya suatu tingkatan keinginan dan kebutuhan. Konsep dasarnya menekankan adanya suatu hirarki dari kebutuhan (hierarchy of needs), dimana kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhannya tersebut setelah kebutuhan yang lebih rendah


(44)

berikut (Robbins, 2003: 209):

Aktualisasi Diri

Penghargaan

Sosial

Keamanan

Psikologis

Gambar: 2. 1 Konsep Hirarki Abraham Maslow Sumber : Robbins (2003: 209)

Maksud dari jenjang kebutuhan Maslow tersebut adalah sebagai berikut : 1) Psikologis (Physiological needs)

Kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan fisiologis seperti pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan ini sering disebut pula kebutuhan fisiologis.

2) Keamanan (Safety needs)

Kebutuhan atas perlindungan dari gangguan pihak lain yang berasal dari manusia lain atau makhluk lain seperti binatang buas. Pemenuhan kebutuhan ini berupa pemilikan alat-alat perlindungan, persenjataan, dan alat tanda bahaya. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan pertama terpenuhi.


(45)

Kebutuhan akan bergaul dengan orang lain atau anggota masyarakat yang lain. Pemenuhan kebutuhan ini adalah memberi dan menerima rasa cinta kasih dari orang lain, rasa diterima, rasa saling membutuhkan dan dibutuhkan serta berteman dan bekerjasama. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, sehingga mempunyai kebutuhan sosial, antara lain :

a. Kebutuhan akan perasaan diterima orang lain dimana ia hidup dan bekerja. b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya

penting.

c. Kebutuhan untuk bisa berprestasi. 4) Penghargaan (Esteem needs)

Pengakuan orang lain atas harga diri seseorang. Pengakuan kebutuhan ini ialah pemilikan kebebasan, prestasi atau suatu kekuatan atau wewenang.

5) Aktualisasi diri (Self actualization needs)

Kebutuhan yang memperihatkan kepribadian seseorang secara khusus, yang lain daripada yang lain, dengan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Kebutuhan ini adalah berupa keinginan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang dapat diakui oleh umum untuk kepentingan masyarakat. Menurut Maslow, pemenuhan tingkat keinginan dan kebutuhan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari tingkat yang paling dasar, yaitu physiological needs. Manusia akan berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan ini, hal ini disebabkan karena kebutuhan ini menyangkut kelangsungan hidup manusiaitu sendiri. Setelah tingkat pertama terpenuhi, selanjutnya manusia akan berusaha untuk memenuhi tingkat kedua, yaitu safety


(46)

needs sudah terpenuhi. Begitu pula seterusnya sampai pada tingkat yang paling akhir, yaitu self actualization needs.

b. Teori Motivasi Aldefer

Aldefer mengungkapkan bahwa ada 3 kelompok dari kebutuhan inti, yaitu existence, relatedness, and growth yang dinamakan dengan ERG theory. The existence group berhubungan dengan penyediaan kebutuhan keberadaan materi dasar kita. Kebutuhan-kebutuhan itu termasuk hal-hal yang dianggap oleh Maslow sebagai kebutuhan keamanan dan kebutuhan psikologi (Robbins, 2003: 214).

Kelompok kedua dari kebutuhan tersebut adalah relatedness. Adanya keinginan yang kita miliki untuk mempertahankan hubungan interpersonal yang penting. Keinginan status dan sosial membutuhkan interaksi dengan yang lainnya jika mereka ingin mendapatkan kepuasan dan itu sesuai dengan Maslow’s social need dan external component of Maslow’s esteem category and the characteristic termasuk under self-actualization (Robbins, 2003: 214).

Kelompok ketiga dari kebutuhan inti menurut Aldefer adalah growth. Growth merupakan gabungan antara kebutuhan akan pengakuan orang lain atas harga diri seseorang dengan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Teori Aldefer berbeda dengan teori Maslow. Secara kontras dengan hirarki teori kebutuhan, teori ERG menunjukkan bahwa :

1) Lebih dari sebuah kebutuhan dapat dioperasikan pada saat yang bersamaan. 2) Jika gratifikasi dari sebuah kebutuhan level yang lebih tinggi meningkat,

kebutuhan untuk memuaskan sebuah kebutuhan level yang lebih rendah meningkat.


(47)

tingkat dan kaku. Teori ERG tidak mengandaikan suatu hierarki yang kaku dimana kebutuhan yang lebih rendah harus lebih dipuaskan sebelum orang dapat maju terus. Misalnya, seseorang dapat mengusahakan pertumbuhan meskipun kebutuhan eksistensi dan hubungan belum dipuaskan; atau ketiga kategori kebutuhan dapat beroperasi sekaligus (Robbins, 2003: 214).

Teori ERG juga mengandung suatu dimensi frustasi-regresi. Maslow berargumen bahwa seorang individu akan tetap pada suatu tingkat kebutuhan tertentu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi. Teori ERG menyangkalnya dengan mengatakan bahwa suatu tingkat kebutuhan dari dari urutan-lebih-tinggi terhalang, akan terjadi hasrat individu itu untuk meningkatkan kebutuhan tingkat lebih-rendah. Ketidakmampuan memuaskan suatu kebutuhan akan interaksi sosial, misalnya, mungkin meningkatkan hasrat memiliki lebih banyak uang atau kondisi kerja yang lebih baik. Jadi frustasi (halangan) dapat mendorong pada suatu kemunduran ke kebutuhan yang lebih rendah (Robbins, 2003: 214).

Ringkasnya, teori ERG berargumen, seperti Maslow, bahwa kebutuhan tingkat lebih-rendah yang terpuaskan menghantar ke hasrat untuk memenuhi kebutuhan tingkat lebih-tinggi; tetapi kebutuhan ganda dapat beroperasi sebagai motivator sekaligus, dan halangan dalam mencoba memuaskan kebutuhan tingkat lebih-tinggi dapat menghasilkan regresi ke suatu kebutuhan tingkat lebih-rendah (Robbins, 2003: 214).

Teori ERG lebih konsisten dengan pengetahuan kita mengenai perbedaan individual di antara orang-orang. Variabel seperti pendidikan, latar belakang keluarga, dan lingkungan budaya dapat mengubah pentingnya atau kekuatan


(48)

Beberapa studi telah mendukung teori ERG, tetapi ada juga bukti bahwa teori ERG tidak berhasil dalam beberapa organisasi. Bagaimanapun, secara keseluruhan teori ERG menyatakan suatu versi yang lebih sahih (valid) dari hierarki kebutuhan (Robbins, 2003 : 214).


(49)

B A B III

GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN

A. Sekilas Tentang Program Studi Manajemen

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu dari tiga Program Pendidikan Starta-I yang berada dibawah Fakultas Ekonomi USU. Melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No.0535/O/1983 tanggal 8 Desember, Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi USU, yang dahulunya merupakan Jurusan Ekonomi Perusahaan dibakukan. Pembakuan tersebut diperkuat dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No.131/Dikti/Kep/1984, disusul dengan Surat Keputusan No.23/Dikti/Kep/1987 dan yang terakhir dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan No.028/Dikti/Kep/1996, tanggal 11 Juli tentang Program Studi pada Program Sarjana di Lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris dengan beberapa pegawai administrasi. Ketua dan Sekretaris dipilih untuk masa bakti 4 tahun. Ketua dan Sekretaris Program Studi melaksanakan sepenuhnya kegiatan operasionil Program Studi, antara lain: membagi beban mengajar setiap dosen, mengkoordinir pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa program studi, mengatur pendistribusian tugas pembimbingan skripsi mahasiswa bagi dosen Program Studi, mengatur dan melaksanakan ujian komprehensif bagi para mahasiswa Program Studi, dan melaksanakan rapat program studi secara periodik.


(50)

B. Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Manajemen 1. VISI Program Studi Manajemen USU

Menjadi Program Studi Manajemen yang mandiri, mampu memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas tinggi, menjadi pusat informasi bisnis bagi masyarakat, serta berpartisipasi penuh dalam pengembangan Bisnis dan Manajemen di wilayah Asia Tenggara (ASEAN Region).

2. MISI Program Studi Manajemen USU

Mempersiapkan tenaga ahli di bidang bisnis dan manajemen untuk menghasilkan manajemen yang profesional dalam berbagai bidang bisnis dalam rangka memenuhi perkembangan yang pesat dari bisnis dan industri, terutama untuk perkembangan ekonomi di wilayah Sumatera Utara.

a. Meningkatkan komitmen dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berwawasan Internasional.

b. Meningkatkan Akses ke Usaha Kecil dan Menengah, Dunia Bisnis, dan Industri.

c. Meningkatkan sarana dan prasarana Program Studi Manajemen dalam menghadapi persaingan global.

3. TUJUAN PENDIDIKAN S-1 Program Studi Manajemen USU

a. Mampu menghasilkan manajer-manajer profesional untuk menghadapi perkembangan dunia bisnis dan industri.

b. Mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas, dapat diterapkan di dunia bisnis dan manajemen.


(51)

c. Mampu mempublikasikan dan menyebar luaskan hasil-hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

d. Mampu memberikan konsultasi bisnis, seperti pemberian saran-saran pelaksanaan bisnis dan layanan konsultasi dalam berbagai bidang manajemen.

C. Susunan Kepemimpinan Program Studi Manajemen : Periode 1989 s/d 1992 :

Ketua : Prof. DR. Amrin Fauzi

Sekretaris : Dra. Adja Syafinat Periode 1992 s/d 1995 :

Ketua : Dra. Adja Syafinat

Sekretaris : Drs . Nakman Harahap Periode 1995 s/d 1998 :

Ketua : Drs. Rahim Siregar, MA

Sekretaris : Dra.Marhaini, MS Periode 1998 s/d 2002 :

Ketua : Drs. Rahim Siregar, MA

Sekretaris : Dra. Prihatin Lumbanraja, MSi Periode 2003 s/d 2006 :

Ketua : Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi

Sekretaris : Dra. Prihatin Lumbanraja, Msi (2003 – 2004) Dra.Lisa Marlina,Msi


(52)

Periode 2006 s/d 2010 :

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi Sekretaris : Dra. Nisrul Irawati, MBA

Berikut ini tabel jumlah mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif perkuliahan :

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 2003 13 orang 2 orang 15 orang 2004 70 orang 94 orang 164 orang 2005 90 orang 126 orang 216 orang 2006 92 orang 101 orang 193 orang 2007 103 orang 114 orang 217 orang Jumlah 368 orang 437 orang 805 orang Sumber: Bagian Akademik FE USU (2008) diolah

Berikut ini dapat dilihat struktur organisasi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :


(53)

FAKULTAS EKONOMI USU TAHUN 2008

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi, Dekanat, Program Studi, Lembaga Bagian, Senat Fakultas Dan Dosen Tetap Falkultas Ekonomi USU 2008

DEKAN

PD – I PD – II PD - III

SUB.BAGIAN UMUM & PERLENGKAPAN SUB.BAGIAN AKADEMIK LABORATORIUM KOMPUTER LEMBAGA MANAJEMEN SENAT FAKULTAS LEMB.RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SUB.BAGIAN KEPEG. & KEUANGAN SUB.BAGIAN KEMAHASISWAAN PERPUSTAKAAN KETUA DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN KETUA DEPARTEMEN

MANAJEMEN (PROG S! REG & S1 EKS)

KETUA DEPARTEMEN AKUNTANSI

SEKRETARIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

SEKRETARIS DEPARTEMEN MANAJEMEN (PROG S1 REG & S1 EKS)

SEKRETARIS DEPARTEMEN AKUNTANSI


(54)

Keterangan : : Garis Komando

: Garis Koordinasi

Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Program Studi Manajemen KONSENTRASI

MANAJEMEN PEMASARAN

KLINIK BISNIS POJOK BURSA EFEK JAKARTA SEKRETARIS DEPARTEMEN

MANAJEMEN KETUA DEPARTEMEN

MANAJEMEN SEKRETARIS DEPARTEMEN

MANAJEMEN PROGRAM EKS

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

KONSENTRASI MANAJEMEN USAHA

KECIL KONSENTRASI MANAJEMEN SUMBER

DAYA MANUSIA

KETUA PROGRAM D-III KEUANGAN

KETUA PROGRAM D-III KESEKRETARIATAN

LABORATORIUM MANAJEMEN


(55)

(56)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan menggunakan analisis deskriptif dan model regresi linear sederhana. Analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh terhadap motivasi mahasiswa baru angkatan 2007 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (brand image) terhadap variabel terikat (motivasi). Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) Versi 13.0.

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian, sedangkan reliabel artinya konsisten dan stabil. Uji validitas dan reliabilitas penelitian ini dilakukan dengan metode analisis item, yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Adapun jumlah pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 18 pertanyaan.


(57)

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.00 dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid. 2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. 3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1

Item-Total Statistics

Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 67.2500 41.250 .413 .873

P2 67.0500 40.576 .364 .876

P3 66.9000 41.147 .558 .868

P4 67.4500 39.313 .599 .865

P5 67.0500 41.524 .534 .869

P6 67.2000 39.747 .488 .870

P7 67.2000 41.642 .477 .871

P8 67.0500 41.629 .516 .870

P9 67.2500 39.882 .596 .866

P10 67.0000 39.789 .473 .871

P11 67.1000 39.884 .523 .868

P12 67.0000 41.895 .557 .870

P13 66.8500 38.239 .639 .863

P14 67.1000 42.516 .318 .875

P15 67.3500 39.187 .563 .867

P16 66.8000 40.484 .492 .870

P17 66.9500 40.261 .452 .871

P18 67.3000 37.063 .586 .867


(58)

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus. Misalnya jika butir 1 dihapus maka rata-rata total bernilai 67,25. Jika butir 2 dihapus maka rata-rata total bernilai 67,05, dan seterusnya. 2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika

variabel (butir) tersebut dihapus. Besarnya varian total jika butir 1 dihapus adalah 41,25. Jika butir 2 dihapus maka besarnya varian total adalah 40,576. dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan.

rtabel pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = jumlah kasus – 2. Jumlah kasus adalah 18, maka df = 18 – 2 = 16.

Maka, r (0,05;16) pada uji satu sisi = 0,3170. Tabel 4.2 Validitas Instrumen

Pertanyaan Corrected Item Total Correlation (rhitung) rtabel Validitas

Butir 1 .413 .3170 Valid

Butir 2 .364 .3170 Valid

Butir 3 .558 .3170 Valid

Butir 4 .599 .3170 Valid

Butir 5 .534 .3170 Valid


(59)

Corrected Item Total Correlation (rhitung) rtabel validitas

Butir 7 .477 .3170 Valid

Butir 8 .516 .3170 Valid

Butir 9 .596 .3170 Valid

Butir 10 .473 .3170 Valid

Butir 11 523 .3170 Valid

Butir 12 .557 .3170 Valid

Butir 13 .639 .3170 Valid

Butir 14 .318 .3170 Valid

Butir 15 .563 .3170 Valid

Butir 16 .492 .3170 Valid

Butir 17 .452 .3170 Valid

Butir 18 .586 .3170 Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rhitung pertanyaan butir 1 lebih besar dari rtabel (0,413

> 0.3170), rhitung pertanyaan butir 2 juga lebih besar dari rtabel (0,364 > 0,3170), dan

seterusnya. Hasilnya dapat dilihat bahwa nilai Corrected Item Total Correlation (rhitung) lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian berupa kuesioner ini adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Kuncoro 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.


(60)

b. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 (Ghozali, 2005), atau nilai Cronbach Alpha < 0,80 (Kuncoro 2003), maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3

Reliabilitas Instrumen Pertanyaan Cronbach

Alpha

Ghozali Kuncoro Reliabilitas

Butir 1 .873 0,60 0,80 reliabel

Butir 2 .876 0,60 0,80 reliabel

Butir 3 .868 0,60 0,80 reliabel

Butir 4 .865 0,60 0,80 reliabel

Butir 5 .869 0,60 0,80 reliabel

Butir 6 .870 0,60 0,80 reliabel

Butir 7 .871 0,60 0,80 reliabel

Butir 8 .870 0,60 0,80 reliabel

Butir 9 .866 0,60 0,80 reliabel

Butir 10 .871 0,60 0,80 reliabel

Butir 11 .868 0,60 0,80 reliabel

Butir 12 .870 0,60 0,80 reliabel

Butir 13 .863 0,60 0,80 reliabel

Butir 14 .875 0,60 0,80 reliabel

Butir 15 .867 0,60 0,80 reliabel

Butir 16 .870 0,60 0,80 reliabel

Butir 17 .871 0,60 0,80 reliabel

Butir 18 .867 0,60 0,80 reliabel


(61)

Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha setiap butir pertanyan lebih besar dari 0,60 bahkan lebih besar dari 0,80. Oleh karena itu setiap butir pertanyaan telah reliabel.

B. Karakteristik Responden

Gambaran umum responden adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-Laki 34 orang 47,22 % 2. Perempuan 38 orang 52,78 %

Total 72 orang 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 34 orang responden (47,22%) dalam penelitian ini adalah laki-laki, dan sisanya 38 orang responden (52,78%) adalah perempuan.

2. Karakteristik Responden Asal Sekolah.

Karakteristik responden berdasarkan asal sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah No. Asal Sekolah Jumlah Persentase

1. Medan 49 orang 68,06 %

2. Luar Medan 23 orang 31,94 %

Total 72 orang 100 %


(62)

Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 49 orang (68,06%) adalah mahasiswa yang berasal dari sekolah yang ada di kota Medan sedangkan 23 orang (31,94%) adalah mahasiswa yang berasal dari sekolah yang berada dari luar kota Medan.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jalur Penerimaan.

Karakteristik responden berdasarkan jalur penerimaan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Responden Berdasarkan Jalur Penerimaan No. Asal Sekolah Jumlah Persentase

1. SPMB 52 orang 72,22 %

2. PMP 4 orang 5,56 %

3. Mandiri 16 orang 22,22 %

Total 72 orang 100 %

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 52 orang (72,22 %) adalah mahasiswa yang diterima melalui jalur SPMB, terdapat 4 orang (5,56 %) merupakan mahasiswa yang diterima melalui jalur PMP sedangkan terdapat 16 orang (22,22 %) merupakan mahasiswa yang diterima melalui jalur Mandiri.


(63)

C. Analisis Deskriptif

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Favorability

Distribusi jawaban responden tentang Favorability dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Favorability

Butir SS S N TS STS Total

(%)

Total Responden

F % F % F % F % F %

1. 9 12,50 17 23,61 28 38,89 16 22,22 2 2,78 100 72

2. 26 36,11 26 36,11 11 15,28 4 5,56 5 6,94 100 72

3. 14 19,44 10 13,89 36 50,00 11 15,28 1 1,39 100 72

4. 7 9,72 41 56,94 17 23,61 6 8,33 1 1,39 100 72

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa :

a. Pertanyaan (butir) 1 mengenai fasilitas yang lengkap, 9 orang responden (12,50 %) menjawab sangat setuju, 17 orang responden (23,61 %) menjawab setuju, 28 orang responden (38,89 %) menjawab netral, 16 orang responden (22,22 %) menjawab tidak setuju dan 2 orang responden (2,78 %) menjawab sangat tidak setuju.

b. Pertanyaan (butir) 2 mengenai biaya kuliah yang relatif murah, 26 orang responden (36,11 %) menjawab sangat setuju, 26 orang responden (36,11 %) menjawab setuju, ,11 orang responden (15,28 %) menjawab netral, 4 orang responden (5,56 %) menjawab tidak setuju dan 5 orang responden (6,94 %) menjawab sangat tidak setuju.

c. Pertanyaan (butir) 3 mengenai proses belajar mengajar yang lancar dan nyaman, 14 orang responden (19,44 %) menjawab sangat setuju, 10 orang responden (13,89 %) menjawab setuju, 36 orang responden (50 %) menjawab


(64)

netral, 11 orang responden (15,28 %) menjawab tidak setuju dan 1 orang responden (1,39 %) menjawab sangat tidak setuju.

d. Pertanyaan (butir) 4 mengenai kegiatan kemahasiswaan yang bervariasi, 7 orang responden (9,72 %) menjawab sangat setuju, 41 orang responden (56,94%) menjawab setuju, 17 orang responden (23,61 %) menjawab netral, 6 orang responden (8,33 %) menjawab tidak setuju dan 1 orang responden (1,39 %) menjawab sangat tidak setuju.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Strength

Distribusi jawaban responden tentang Strength dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Indikator Strength

Butir SS S N TS STS Total

(%)

Total Responden

F % F % F % F % F %

5. 16 22,22 30 41,67 20 27,78 5 6,94 1 1,39 100 72

6. 16 22,22 23 31,94 30 41,67 3 4,17 0 0,00 100 72

7. 15 20,83 29 40,28 24 33,33 3 4,17 1 1,39 100 72

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

a. Pertanyaan (butir) 5 mengenai kemampuan bersaing dengan Universitas lain, 16 orang responden (22,22 %) menjawab sangat setuju, 30 orang responden (41,67 %) menjawab setuju, 20 orang responden (27,78 %) menjawab netral, 5 orang responden (6,94 %) menjawab tidak setuju dan 1 orang responden (1,39 %) menjawab sangat tidak setuju.

b. Pertanyaan (butir) 6 mengenai lulusan yang berkualitas dan profesional, 16 orang responden (22,22 %) menjawab sangat setuju, 23 orang responden (31,94 %) menjawab setuju, 30 orang responden (41,67 %) menjawab netral, 3


(1)

61

faktor brand image berpengaruh besar terhadap motivasi mahasiswa baru

dalam memilih departemen manajemen fakultas ekonomi universitas

sumatera utara. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan lagi

brand image yang telah melekat dengan baik selama ini.

2.

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara harus

mampu membenahi segala hal yang berkaitan dengan sistem dan materi

pendidikan yang digunakan agar menjadi lebih baik lagi. Mulai dari upaya

dalam perekrutan dosen–dosen/staf pengajar yang berkualitas dan profesional

melalui seleksi yang ketat, menambah fasilitas–fasilitas belajar mengajar,

serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus

berkembang pesat.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, Ritha, dkk, 2006. Buku Pedoman Program Studi Manajemen,

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001. Strategi Menaklukkan

Pasar nelalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Kotler, Philip, 1997. Marketing Management, 9th Edition Prentice-Hall

International Edition, A. Simon & Schuster Company.

---, 2002. Manajemen, Pemasaran, Edisi Millenium 2, Prenhallindo,

Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,

Jakarta.

Manullang, 2001. Manajemen Personalia, Cetakan Pertama, Gajah Mada

University Press, Yokyakarta.

McNally, David and Karl D. Speak, 2004. Be Your Own Brand, Edisi ke-1, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Paul Temporal dan K. C. Lee, 2002. Hi-Tech Hi-touch Branding Menciptakan

Kekuatan Merek dalam Era Teknologi. Salemba Empat, Jakarta.

Rangkuti Freddy, 2004. The Power of Brand, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Robbins, Stephen P, 2001. Organizational Behavior, 9th Edition, Prentice-Hall

International Inc, New Jersey.

---, 2003. Perilaku Organisasi, Jilid 1, PT. Indeks Kelompok

Gramedia, Jakarta.

Russel J. Thomas and W Roland Lane, 1995. Klepper’s Advertising Procedure,

8th Edition, Prentice-Hall Inc, A simon & Schuster, Englewood Cliffs, New

Jersey.

Schiffman, Leon G & Kanuk, 2000. Consumer Behaviour, 7th Edition,

Prentice-Hall Inc, New Jersey.


(3)

Simamora, Bilson, 2002. Aura Merek : 7 Langkah Membangun Merek yang

Kuat. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

---, 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Edisi ke-1, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta,

Bandung.

---, 2005, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein, 2000, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama,

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Widyantoro, Wenas, 2003. Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi

Mahasiswa Baru Angkatan 2003 dan 2004 dalam Memasuki Jurusan

Manajemen Universitas Kristen Petra, Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Petra. www.dewey.petra.ac.id.


(4)

KUESIONER PENELITIAN

Saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi mahasiswa baru angkatan 2007/2008 dalam memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

Data dan informasi yang Anda berikan merupakan hal yang sangat berharga, oleh karena itu partisipasi dan kesediaan Anda dalam menjawab kuesioner ini sangat saya hargai. Data dan informasi yang Anda berikan akan saya jamin kerahasiaannya dan semata-mata digunakan untuk kegiatan ilmiah.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.

Hormat saya,

Sahat Reynold

Mohon indikasikan diri Anda.

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis kelamin : 4. Asal sekolah :

5. Jalur penerimaan : a. SPMB b. PMP c. Mandiri

PETUNJUK

1. Baca semua petunjuk sepanjang kuesioner ini dan berikan tanggapan untuk setiap pernyataan.

2. Tidak ada jawaban yang ‘benar’ atau ‘salah’, melainkan pendapat pribadi Anda yang diminta.

3. Berikan tanda checklist ( √ ) pada tempat yang telah tersedia sesuai dengan jawaban anda.

Keterangan: (SS) Sangat Setuju; (S) Setuju; (N) Netral; (TS) Tidak Setuju; (STS) Sangat Tidak Setuju

a. Variabel (X) Brand Image

No. Pernyataan SS S N TS STS

Favorability

1 Memiliki fasilitas yang lengkap. 2 Biaya kuliah yang relatif murah. 3 Proses belajar mengajar yang


(5)

Strength

5 Mampu bersaing dengan universitas lain.

6 Lulusan yang berkualitas dan profesional.

7 Memiliki dosen/ staf pengajar yang berkualitas.

Uniqueness

8 Lokasi kampus yang mudah dijangkau.

9 Membentuk harga diri dan prestise yang tinggi.

10 Gaya hidup mahasiswa yang modern.

b. Variabel Y (Motivasi)

No. Pernyataan SS S N TS STS

Existence

11

Departemen Manajemen FE USU dapat memberikan rasa nyaman kepada para mahasiswa, hal ini dikarenakan karena banyak mahasiswa yang mempunyai latar belakang yang sama.

12

Departemen Manajemen FE USU memiliki letak lokasi yang aman, sebab lokasi USU terletak jauh dari pusat keramaian.

Relatedness

13

Departemen Manajemen FE USU dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai tempat untuk menjalin hubungan atau relasi yang baik antar mahasiswa satu dengan yang lain.


(6)

14

Departemen Manajemen FE USU dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai tempat untuk membangun jaringan bisnis bagi mereka yang mempunyai bakat di dalam dunia bisnis.

15

Departemen Manajemen FE USU dapat memberikan kesempatan bagi para mahasiswa agar bekerja sama untuk maju dan

mengembangkan diri dalam dunia bisnis.

Growth

16

Departemen Manajemen FE USU dapat dimanfaatkan oleh

mahasiswa sebagai tempat untuk memperoleh bahkan

mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang kehidupan dan bekal masa depan.

17

Departemen Manajemen FE USU memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan.

18

Departemen Manajemen FE USU dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai tempat pengembangan aktualisasi diri.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

4 56 106

Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image J.Co Donuts and Coffee pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

7 114 85

Pengaruh Brand Positioning Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

12 68 115

Analisis Brand Equity Kalkulator Karce Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 38 93

Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1 43 78

Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran - Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image J.Co Donuts and Coffee pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image J.Co Donuts and Coffee pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 1 10

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa Manajemen Ekstensi pada Pegawai Administrasi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 11