PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

(1)

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY, FIRM SIZE, AND LEVERAGE TO CORPORATE

DIVIDEND POLICY

(Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia)

Oleh MUHAJIR 20120410218

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY, FIRM SIZE, AND LEVERAGE TO CORPORATE

DIVIDEND POLICY

(Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia)

Oleh MUHAJIR 20120410218

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

Efek Indonesia)

THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY, FIRM SIZE AND LEVERAGE TO CORPORATE

DIVIDEND POLICY

(Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh MUHAJIR 20120410218

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

Dengan ini saya ,

Nama : Muhajir

Nomor Mahasiswa : 20120410218

Menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul : “PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan

Yogyakarta, 27 Agustus 2016


(5)

dan takut kepada Tuhan (Muhammad SAW)

“ Sumber dan akar kebenaran terletak pada pendidikan yang baik .” (Plutarch)

“ Berani mencoba, lakukan analisa, apabila gagal, perbaiki, lakukan berulang-ulang maka kau akan berhasil”


(6)

rahmat, hidayah, rezeki, kesehatan, kasih sayang yang tiada hentinya serta karunia dan izin-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Terimakasih juga kepada junjungan-Nya, Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi kita semua.

Untuk orangtuaku tercinta almarhum Abu (Badruddin) alhamdulillah anakmu sarjana Abu, semoga engkau bahagia disana dan ditempatkan pada tempat yang baik disisi-Nya dan untuk Umiku (Ainol Mardhiah) terima kasih atas segala doanya, terima kasih atas segala semangatnya, terima kasih atas segala motivasi dan terima kasih atas segala-galanya yang telah diberikan, semoga engkau sehat selalu dan bisa melihat anakmu sukses. Untuk kakak Badriana, Atthaillah dan Birrul Walidain terima kasih atas support dan doanya Alhamdulillah adek kalian sarjana semoga bisa mengikuti kalian ke jenjang s2 dan seterusnya.

Untuk seluruh keluarga dimanapun kalian berada, terimakasih atas semua do’a dan dukungannya.

Ibu Lela Hindasah, S.E., M.Si atas segala bimbingan yang diberikan, atas semua masukan yang diberikan, atas kesabaran dalam membimbing saya. Semua ilmu yang engkau berikan pasti akan berguna bagi saya dikemudian hari esok.

Untuk sahabat atau mungkin bisa dibilang keluarga beda orangtua, Lamakdoko (Fakhril Fawwaz) yang sudah memotivasi, memberikan semangat, dan


(7)

kelak.

Untuk sahabat pertama kenal dari awal semester (Satrio Angga Murti), dari masih ingusan sampai kumisan, sahabat main PES (walaupun kau kalah terus, hahaha) pokoknya banyak cerita yang tidak bisa kulupakan. Semoga kita bisa sukses semua.

Teman teman selama merantau di Jogja Sajono Setiawan, Firdaus Patria F, Ipung Indra H, Rizal Ardi, Arjun dan semua teman kelas F kalian semua istimewa, kalo disebutin satu-satu bisa penuh ini halaman.

Untuk Zhefrin Van Fernandhi dan Shella Febrita S terima kasih atas segala bantuan dan ilmunya dalam membimbing skripsi dari mulai olah data sampai selesai dengan penuh kesabaran.

Untuk teman asrama Godean, Dedi S, Anggoro N, Alfian Zainul A, Arif Ika G, Febi, Fuad, kalian terbaik dan tergila. Terima kasih atas semangat dan supportnya dan semua kegilaan yang kalian buat setiap hari.

Terima kasihku untuk kalian semua sahabat di Aceh, Ryan Irfandi, Arman, Fauzan (taleb), Muhajir.a, Fiqi, Aziz, Yusri, Furqan, Ubai, dan buat semua sahabat lainnya dari TK sampai SMA, kalo disebutkan satu-satu bisa penuh ini kertas. 


(8)

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam pengambilan keputusan organisasional dan memberikan ide pengembangan bagi peneliti selanjutnya.

Penyelesaian sripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan teri,akasih yang sebanyak banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Retno Widowati PA., M.Si Ph.D selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ibu Lela Hindasah, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi.


(9)

memberikan motivasi dan do’a kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

6. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

7. Seluruh staff karyawan dan karyawati Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebagai kata akhir, tidak ada manusia yang sempurna selain Allah, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta,27 Agustus 2016


(10)

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...v

INTISARI ... ix

ABSTRAK ...x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Batasan Masalah...8

C. Rumusan Masalah ...8

D. Tujuan Penelitian ...9

E. Manfaat Penelitian ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ...11

B. Hasil Penelitian Terdahulu ...29

C. Kerangka Pemikiran Penelitian dan Penurunan Hipotesis ...31


(11)

C. Teknik Pengambilan Sampel ...38

D. Teknik Pengumpulan Data ...39

E. Definisi Operasional Variabel ...39

F. Teknik Analisis Data ...42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek / SubyekPenelitian ...51

B. Analisis Deskriptif...52

C. Regresi Linier Berganda...55

D. Uji Asumsi Klasik ...58

E. Uji Hipotesis ...63

F. Pembahasan (Interprestasi) ...68

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan...74

B. Saran ...75

C. Keterbatasan Penelitian ...75 DAFTAR PUSTAKA


(12)

3.1 Ketentuan Nilai DW-Test ... 46

4.1 Pemilihan Sampel Tahun 2010-2014 ... 52

4.2. Statistik Deskriptif ... 53

4.3 Hasil Regresi Linear Berganda ... 56

4.4. Hasil Uji Normalitas ... 58

4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas sebelum case-wise ... 59

4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60

4.7. Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

4.8. Nilai Durbin Watson DW ... 62

4.9. Hasil Uji Autokorelasi Dengan DW ... 62

4.10. Hasil Uji Nilai F ... 63

4.11. Hasil Uji Nilai T ... 64

4.12. Hasil Pengujian Hipotesis ... 67


(13)

2.1. Model Penelitian ... 37


(14)

ii

UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY,

FIRM SIZE AND LEVERAGE TO CORPORATE DIVIDEND POLICY

(Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia)

Diajukan oleh MUHAJIR 20120410218

Telah disetujui oleh: Pembimbing

Lela Hindasah, S.E., M.Si. Tanggal, 27 Agustus 2016 NIK: 19720301199603143051


(15)

iii

UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) THE INFLUENCE OF MANAGERIAL OWNERSHIP, LIQUIDITY, PROFITABILITY,

FIRM SIZE AND LEVERAGE TO CORPORATE DIVIDEND POLICY (Study on Real Estate and Property Company Listed in Bursa Efek Indonesia)

Diajukan oleh MUHAJIR 20120410218

Skripsi Ini Telah Dipertahankan Dan Disahkan Di Depan Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 27 Agustus 2016

Yang Terdiri Dari

Arni Surwanti, Dr., M.Si Ketua Tim Penguji

Lela Hindasah, SE., M.si Alien Akmalia, SE., M.Si Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, SE.M.Si NIK: 19660604199202143016


(16)

v

(Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh Kepemilikan Manajerial, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Kebijakan dividen perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 (lima) tahun, yaitu mulai 2010 sampai dengan tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ada, didapatkan 63 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis data, secara simultan Kepemilikan Manajerial, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung sebesar 2,724 pada nilai signifikansi sebesar 0,031. Sedangkan secara parsial dapat diketahui bahwa variabel Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan dan Leverage tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen perusahaan. Sedangkan variabel Likuiditas berpengaruh negatif dan Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen perusahaan.

Kata Kunci: Kepemilikan Manajerial, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Kebijakan Dividen.


(17)

v ABSTRACT

This study aims to examine empirically the effect of Managerial Ownership, Liquidity, Profitability, Size of the Company’s and Leverage dividend policy against Real Estate and Property listed on the Indonesia Stock Exchange. The period used in this study is five (5) years, ie from 2010 to 2014. The sample in this study were obtained by purposive sampling method. Based on the criteria, obtained 63 companies selected as sample. Data analysis technique used is multiple linear regression.

Based on the analysis of data, simultaneously Managerial Ownership, Liquidity, Profitability Company Size and Leverage effect on the Company's Dividend Policy. This is evidenced by the calculated F value of 2.724 at a significance value of 0.031. Partially, it is known that variable Managerial

Ownership, Company Size and Leverage does not affect the company’s dividend

policy. While the variable Liquidity negative effect and Profitability positive significant effect on dividend policy of the company.

Keywords: Managerial Ownership, Liquidity, Profitability, Size, Leverage and Dividend Policy.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Industri bisnis di Indonesia saat ini berkembang begitu pesat. Banyak pengembangan bisnis muncul, dari bisnis kecil hingga bisnis mendunia, dari bisnis offline hingga bisnis online. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia bisa disebut merupakan prospek pasar yang cerah bagi para investor terutama investor dalam negeri, karena di setiap sudut di Indonesia bisa menghasilkan uang. Bisnis di Indonesia juga sudah banyak dilirik oleh pasar asing, investor asing berlomba-lomba untuk menanamkan modal di Indonesia, itu merupakan apresiasi yang bagus dari para investor dan menandakan bahwa Indonesia mulai dipercaya untuk menjadi tempat penanaman modal.

Properti tergolong dalam sektor konstruksi yang merupakan salah satu sektor potensial bagi pembangunan nasional karena mampu mendatangkan penerimaan pemerintah baik pusat maupun daerah. Sektor properti mampu memberikan dampak berganda (multiplier effect) pada peningkatan kesejahteraan, baik secara langsung (melalui penciptaan lapangan pekerjaan) maupun tidak langsung (melalui kontribusinya terhadap PDB nasional). Berdasarkan uraian-uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya peranan sektor properti terhadap perekonomian nasional. Tidak hanya peranannya dalam menyerap tenaga kerja tetapi juga


(19)

kontribusinya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Keterkaitannya yang besar terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya juga membuat bisnis properti memerlukan perlindungan dan pengawasan yang ketat dari berbagai pihak terutama pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resiko sistemik akibat kejatuhan sektor properti terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya. Saat ini banyak perusahaan sektor industri pertambangan go public yang sudah berdiri di Indonesia yang setia membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.

Dividen merupakan hak pemegang saham untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang dihasilkan dari pembagiam dividen, dimana perusahaan atau badan usaha menyerahkan sebagian labanya untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau keuangan internal. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang mempersoalkan sebaiknya kapan dan berapa bagian dari laba perusahaan yang dicapai dalam suatu periode, yang


(20)

didistribusikan kepada para pemegang saham dan yang ditahan dalam perusahaan, dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen ini angat penting artinya bagi manajer keuangan, karena seorang manajer harus memperhatikan kepentingan perusahaan, pemegang saham, masyarakat dan pemerintah karena semua hal tersebut merupakan bagian dari kesuksesan suatu perusahaan. Perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penetapam kebijakan dividen sangat penting karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham. Hal ini akan sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba dan mensejahterakan pemegang saham.

Masalah kebijakan dividen berkaitan dengan masalah keagenan (Putri dan Nasir 2006). Pemegang saham menunjuk manajer untuk mengelola perusahaan mengelola perusahaan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham. Dengan kewenangan yang dimiliki, manager bertindak bukan untuk kepentingan pemegang saham tetapi untuk kepentingan pribadinya sendiri. Hal itu tidak disukai oleh pemegang saham karena pengeluaran yang dilakukan oleh manajer akan menambah kos perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan dan dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Perbedaan kepentingan itulah maka timbul konflik yang disebut sebagai agency conflict.

Pertumbuhan emiten secara terus menerus adalah diperlukan agar dapat hidup dan memberi kemakmuran yang lebih tinggi kepada pemilik saham. Untuk tumbuh, perusahaan memerlukan dana yang lebih besar untuk mendanai perluasan


(21)

investasinya. Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber internal dapat berupa depresiasi dan laba ditahan. Sumber eksternal dapat berupa pinjaman dari bank lain atau lembaga keuangan lainnya, menjual obligasi atau menjual saham baru. Apabila perusahaan mengandalkan pendanaan investasi dengan menggunakan laba ditahan maka dividen yang dibagikan akan berkurang. Sebaliknya bila perusahaan menggunakan sumber eksternal maka ada kecenderungan membagikan dividen yang lebih besar.

Pemegang saham dalam mengawasi dan memonitor perilaku manager, harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan yang disebut agency cost. Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan managerial. Dengan memberikan kesempatan bagi manajer untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan kepentingan dengan pemegang saham. Dengan keterlibatan kepemilikan saham, manajer akan bertindak secara hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambilnya. Selain itu dengan adanya keterlibatan kepemilikan saham, manager akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengelola perusahaan.

Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan (Hatta 2002). Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Manajer dalam hal ini memegang peranan penting karena manajer melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta pengambil keputusan.


(22)

Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Sehingga tinggi rendahnya likuiditas perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan (Kasmir, 2009). Likuiditas tidak hanya berkenanaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan , tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Menurut Hanafi dan Halim (2005) rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Oleh karena itu dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend payout ratio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk mermbayar dividen.

Ukuran perusahaan merupakan skala besar kecilnya perusahaan, suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses mudah menuju pasar modal (Handayani dan Hadinugroho, 2009). Ukuran perusahaan ini diukur dengan seberapa besar aset yang dimilki oleh perusahaan. Kemudahan ini cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki dividend payout ratio lebih tinggi dari pada perusahaan


(23)

kecil. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka kemungkinan dividen yang dibagikan juga akan semakin besar sesuai dengan ukuran perusahaan.

Rasio leverage mendeskripsikan seberapa besar modal pinjaman yang digunakan oleh perusahaan dalam segala kegiatan operasional perusahaan (Syamsuddin, 2013) dalam Prawira (2014). Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Penentuan kebijakan hutang ini berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal.

Terdapat beberapa penelitian yang melakukan kajian mengenai hubungan maupun pengaruh dari kepemilikan manajerial, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage terhadap kebijakan dividen. Namun, masing-masing terdapat perbedaan dari hasil penemuannya. Variabel kepemilikan manajerial dinyatakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen menurut penelitian oleh Nuringsih (2005). Hal ini berlawanan dengan penelitian Dewi (2008) menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh manajerial maka semakin rendah kebijakan dividen. Penelitian tentang likuiditas (current ratio) yang dilakukan oleh Parica, dkk (2013) mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Prawira (2014) mengatakan likuiditas (current ratio) berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Menurut hasil penelitian Dewi (2008) yang menyebutkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian Elyzabeth (2009) yang


(24)

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Variabel ukuran perusahaan (size) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada penelitian Dewi (2008). Namun, kontradiktif dengan hasil penelitian Prawira (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio). Variabel leverage (debt to equity ratio) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (dividend payout ratio) pada penelitian Dewi (2008), namun kontradiktif dengan hasil penelitian Prawira (2014) dimana leverage (debt to equity ratio) tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian ini merupakan replikasi atau modifikasi dari penelitian Dewi (2008) yang berjudul “Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakang hutang, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen”. Adapun perbedaannya yaitu penelitian ini tidak menambahkan varibel institusional dan menggantikan dengan variabel leverage.

Penelitian ini bertujuan melakukan kajian empiris terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan, khususnya perusahaan sektor industri real estate and property yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, variabel-variabel tersebut belum memberikan hasil yang konsisten sehingga perlu diuji kembali.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap


(25)

Kebijakan Dividen Pada (Studi Kasus Perusahaan Sektor Industri Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)”.

B.Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri real estate and property yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.

2. Variabel yang diteliti meliputi: kepemilikan manajerial, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah kepemilikan managerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen? 5. Apakah leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen?


(26)

D.TujuanPenelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen.

2. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen. 3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan

dividen.

5. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen.

E.Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal khususnya instrumen saham. Dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen diharapkan investor dapat melakukan prediksi pendapatan dividen kas yang akan diterima oleh pemegang saham.

2. Bagi masyarakat penelitian ini diharapakan dapat memberikan bukti empiris mengenai rasio-rasio keuangan yang berpengaruh terhadap kebijakan


(27)

dividen, sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi perluasan penelitian selanjutnya.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Beberapa teori telah dikembangkan oleh para pakar di bidang akuntansi dan manajemen keuangan mengenai pertanyaan yang sangat mendasar yakni apa yang mempengaruhi besarnya dividen. Untuk itu penelitian ini mencoba memaparkan beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen pada umumnya dan telah teruji secara empiris, yaitu:

1. Kebijakan dividen

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2008).

Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan untuk menentukan berapa besar bagian dari laba bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau sebagai laba yang ditahan. Kebijakan dividen merupakan sebagian dari keputusan investasi. Oleh karena itu, perusahaan


(29)

dalam hal ini dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi harapan hasil yang didambakan seorang investor dalam menginvestasikan dananya untuk membeli saham itu.

Kebijakan dividen berhubungan dengan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau dugunakan dalam perusahaan, yang berarti perndapatan tersebut harus ditahan dalam perusahaan. Kebijakan dividen merupakan suatu kebijakan untuk menetapkan beberapa bagian dari laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan berapa besar bagian dari laba bersih itu akan ditanamkan kembali sebagai laba ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvested).

2. Jenis-Jenis Dividen

Ada sejumlah cara untuk membedakan dividen. Pertama, dividen dapat dibayarakan dalam bentuk tunai (cash dividend) atau dalam bentuk tambahan saham atau dividen saham (stock dividend). Dividen saham secara ekonomis akan menambah jumlah saham yang beredar di pasar, tetapi tidak menambah jumlah dana yang melekat di dalam modal saham. Dividen saham biasanya menyebabkan penurunan harga saham di pasar.

Kedua, dividen tunai seringkali disebut sebagai dividen reguler (regular dividend), adalah dividen dalam bentuk uang tunai yang besarannya ditentukan oleh manajemen perusahaan. Dividen reguler biasanya dibayarkan empat kali setahun (kuartalan), dua kali setahun (tengah-tahunan)


(30)

dan sekali setahun. Adakalanya perusahaan membagi dividen khusus (special dividend), yaitu yaitu dividen yang dibayarkan sebagai tambahan dari dividen reguler.

Terakhir, perusahaan kadangkala membayar dividen yang merupakan kelebihan dari laba ditahan atau sisa laba yang ditunjukkan dalam nilai bukunya. Dividen ini disebut sebagai dividen likuidasi (liquidating dividend) dan dipandang sebagai layanan pendapatan internal (internal revenue service) sebagai tingkat pengembalian terhadap modal daripada pendapatan biasa. Oleh karena itu, dividen likuidasi dapat memiliki konsekuensi pajak yang berbeda bagi investor.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Weston dan Copeland (1986) dalam Gumanti (2013), mengidentifikasi setidaknya ada 11 faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Berikut diulas masing-masing faktor dimaksud.

a. Undang-undang (Peraturan)

Sejumlah peraturan dengan sengaja ditetapkan untuk mengurangi kemungkinan tindakan semena-mena dari manajemen untuk membagi dividen secara berlebihan. Peraturan yang ada ditunjukan guna mengurangi upaya manajemen dalam upaya untuk lebih mengedepankan kepentingan pemegang saham dengan mensyaratkan rasio tertentu agar kepentingan kreditor tidak diabaikan. Jika karena satu dan lain hal, perusahaan harus dilikuidasi


(31)

sebagai utang senior dan mendapat prioritas utama untuk didahulukan dipenuhi hak-haknya, tidak berarti bahwa mereka tidak diperhatikan.

Peraturan atau perundangan yang ditetapkan pemertintah atau perserikatan dapat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menetapkan besar kecilnya dividen. Jadi, keberadaan peraturan yang mensyaratkan batasan-batasan tertentu atas kebijakan dividen dapat mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya dividen yang diambil perusahaan.

b. Posisi Likuiditas

Keberadaan laba ditahan (sisa laba) dalam laporan keuangan (neraca) perusahaan tidak sekaligus mencerminkan ketersediaan dana di dalam perusahaan sesuai dengan jumlah laba ditahan. Jika perusahaan sudah beroperasi dalam jangka waktu yang lama, maka sangat besar kemungkinannya bahwa jumlah laba ditahan juga besar. Laba ditahan yang tercantum di neraca semestinya sudah teralokasikan dalam bentuk berbagai macam aset yang ada di sisi kiri neraca. Dengan kata lain, keberadaan laba ditahan bukan merupakan jaminan ketersediaan dana di perusahaan. Jadi, jika perusahaan bermaksud membayar dividen, besar kecilnya dividen tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan jumlah laba ditahan.


(32)

c. Kebutuhan untuk Pelunasan Utang

Jika perusahaan memiliki kewajiban (utang) yang besar dan harus segera dibayar, maka sangat mungkin bahwa pemegang saham harus dikorbankan, yaitu menunda atau mengurangi pembayaran dividen. Kebutuhan dana untuk pemenuhan investasi memang tidak selamanya dapat dipenuhi dari sumber dana internal. Pembiayaan dengan utang merupakan salah satu alternatif dalam mendukung kebutuhan dana untuk menjamin keberhasilan keputusan investasi perusahaan. Namun demikian, manajemen harus dapat memperkirakan dengan baik kapan dan berapa besar kewajiban yang harus dilunasi, karena berani berutang juga berarti juga harus berani dan dapat mebayar kembali. Membayar utang berarti harus menyisihkan sebagian dari arus kas perusahaan dan konsekuensinya mengorbankan kebutuhan yang lain atas arus kas.

d. Batasan-batasan dalam Perjanjian Utang

Perjanjian utang, khusunya utang jangka panjang, seringkali dibarengi dengan persyaratan-persyaratan khusus. Pihak pemberi pinjaman akan menetapkan syarat utang-piutang yang mampu menjamin kelancaran pembayaran piutangnya. Untuk itu, persyaratan perjanjian piutang harus dibuat seketat mungkin. Hal yang seringkali dikedepankan adalah persyaratan untuk membatasi perusahaan dalam


(33)

membayar dividen kas (tunai). Persayaratan tersebut diajukan oleh pemberi pinjaman tidak hanya dalam rangka menjamin, tetapi juga melindungi pemberi pinjaman dari kemungkinan diabaikannya kewajiban membayar utang oleh peminjam.

e. Potensi Ekspansi Aktiva

Siklus kehidupan perusahaan memainkan peranan penting dalam menentukan apakah sebagian besar dari laba bersih akan dibagikan dalam bentuk dividen atau tidak. Pada tahap-tahap awal siklus hidupnya, perusahaan akan lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan dana dari unsur internal yang digali dari kemampuannya sendiri. Dalam hal ini laba yang diperoleh akan lebih banyak diorientasikan bagi pemenuhan kebutuhan ekspansi usaha atau memebesarkan perusahaan.

f. Perolehan Laba

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan kestabilan tingkat laba yang diperoleh sangat menentukan berapa besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Keyakinan manajemen akan prospek capaian laba di tahun depan juga menjadi faktor kunci atas berapa besarnya dividen yang akan dibayarkan tahun ini. Jika keyakinan manajemen bahwa prospek laba tahun depan dapat diraih, dan dalam upaya untuk memberikan jaminan atas prospek usaha, dividen dapat dipastikan akan


(34)

mengalami peningkatan. Walaupun ada kemungkinan munculnya perataan dividen (dividend smoothing), hal-hal lain dianggap konstan, manajemen tetap akan menjaga kestabilan dan berusaha untuk menunjukkan kepada pemegang saham (dalam bentuk sinyal, yaitu dividen), bahwa perusahaan mampu memberi dividen sesuai dengan harapan pasar.

g. Stabilitas Laba

Laba yang stabil dari waktu ke waktu sangat menentukan besar kecilnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Kestabilan berarti kemampuan menjaga laba pada level yang ditetapkan sesuai dengan keinginan. Kestabilan laba hanya dapat dicapai jika, hal-hal lain dianggap konstan, kestabilan penjualan dan unsur-unsur biaya produksi dan operasional juga mampu dijaga. Kestabilan laba menyiratkan kemapanan usaha perusahaan dan biasanya baru dapat dicapai pada tahap siklus kehidupan dewasa (mature), walaupun dalam siklus kehidupan pertumbuhan (growth) juga memungkinkan dicapai kestabilan operasional.

h. Peluang Penerbitan saham di Pasar Modal

Sejalan dengan semakin berkembang dan besarnya suatu perusahaan, kebutuhan atas pembiayaan yang berasal dari berbagai sumber juga semakin besar, khususnya sumber-sumber pembiayaan eksternal. Jika suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik, semakin


(35)

besar, dan memiliki catatan yang baik dalam hal perolehan laba, serta memerlukan dana untuk kebutuhan investasi, maka alternatif sumber pembiayaan dengan menerbitkan saham dapat menjadi salah satu cara efektif. Menurut teori pecking order, penerbitan saham baru dalam rangka pemenuhan dana merupakan alternatif terakhir dan secara konsep alternatif tersebut kurang disukai oleh perusahaan (pemegang saham). Pertimbangan yang berbeda tentu akan muncul jika alternatif pemenuhan dana dengan penerbitan saham baru tersebut adalah alternatif yang baru pertama dilakukan, dalam kasus penawaran saham perdana (initial public offering=IPO). Jika kondisi internal perusahaan memang baik dan prospek masa depannya cukup menjanjikan, rencana penerbitan saham tentu akan menarik, karena investor akan mengapresiasi usaha tersebut.

Mengacu pada situasi seperti di atas, ada kesan yang kuat bahwa manajemen perusahaan berskala besar akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk membagi labanya dalam bentuk dividen. Sedangkan bagi perusahaan yang relatif kecil, porsi laba yang dibagikan dalam bentuk dividen akan rendah. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa ukuran besar kecilnya perusahaan berbanding lurus dengan rasio pembayaran dividen.


(36)

i. Kendali Kepemilikan

Kebutuhan akan dana bagi perusahaan seakan-akan merupakan sesuatu yang tidak ada habisnya. Kebutuhan dana untuk aktivitas investasi dari waktu ke waktu akan semakin besar seiring dengan semakin tumbuh dan berkembangnya perusahaan yang sejalan dengan prinsip kelanggengan usaha (going concern principle). Sumber dana untuk pemenuhan investasi dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Ada kalanya perusahaan berusaha untuk selalu mengoptimalkan sumber pembiayaan dari dalam daripada sumber pembiayaan dari luar.

Salah satu teori keuangan yang berkaitan dengan cara pemenuhan sumber pembiayaan adalah pecking order theory (Myers, 1984). Teori ini secara khusus menyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dana untuk keperluan investasi, manajemen akan lebih mengutamakan sumber internal (sisal aba atau laba ditahan) daripada sumber eksternal. Jika sumber pembiayaan internal sudah tidak dapat dioptimalkan atau tidak memungkinkan untuk dipaksakan, maka perusahaan akan lebih mengedepankan sumber pembiayaan berbasis utang dariapada penerbitan saham (ekuitas baru). Artinya, penerbitan saham baru sebagai salah satu sumber penting dalam perolehan dana hanya akan dilakukan jika memang terpaksa.


(37)

Alasan utama dari keengganan untuk menggunakan penerbitan saham baru sebagai alternatif pemenuhan dana tidak lain adalah karena alasan berkurangnya control atau kendali pemilik lama atas perusahaan. Pemilik lama memiliki insentif untuk tetap mengoptimalkan penggunaan sumber dana internal daripada eksternal. Dan jika demikian halnya, maka pembayaran dividen akan dikurangi, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk dihapus atau ditiadakan sama sekali. Artinya, rasio pembayaran dividen akan menurun jika manajemen merasa yakin bahwa kebutuhan dana untuk investasi semakin tinggi, dengan catatan bahwa hal-hal lain dianggap tetap (ceteris paribus). Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa peningkatan skala usaha perusahaan atau kebutuhan investasi berbanding terbalik dengan rasio pembayaran dividen.

j. Posisi Pemegang Saham

Siapa pemegang saham utama atas suatu perusahaan public dapat mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan. Jika jumlah pemegang saham institusi tidak banyak dan diversitas pemegang saham sangat heterogen dalam arti jumlah pemegang skala kecil yang ada banyak sekali (retail owners), dividen tunai tentu akan lebih menarik. Sebaliknya, jika pemegang saham institusi jumlahnya banyak, baik dalam hal persentase saham yang dimiliki maupun jumlah institusinya, akan besar kemungkinan bahwa rasio


(38)

pembayaran dividen menjadi lebih rendah. Posisi pemegang saham disini dapat dimaknakan sebagai siapa pengendali yang ada di perusahaan dalam arti pemegang saham mayoritas.

k. Kesalahan Akumulasi Pajak dan Laba

Karakteristik masing-masing saham sangat bervariasi termasuk juga investor di pasar modal. Ada yang berinvestasi dalam bentuk kepemilikan saham untuk jangka pendek, ada yang bertujuan jangka panjang. Ada juga investor yang menyukai dividen, tetapi ada yang tidak menyukai dividen. Pada kasus pemegang saham yang tidak menyukai dividen, misalnya karena berusaha menghindari tarif pajak penghasilan pribadi yang tinggi, mereka lebih memilih untuk membiarkan perusahaan menumpuk labanya dalam bentuk laba ditahan atau sisa laba. Dalam upaya untuk menekan upaya perusahaan sebagai “penyimpan uang” (incorporated income box), pemerintah dapat menetapkan peraturan perpajakan yang menentukan pajak tambahan khusus terhadap penghasilan yang terakumulasi secara tidak benar.

Adapun beberapa faktor tambahan tentang kebijakan dividen yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kepemilikan Manajerial


(39)

manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Hatta 2002). Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensejahterakan pemegang saham. Kepemilikan manajerial dapat diperoleh dari jumlah saham yang dimilki oleh direksi dan manajer dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Nuringsih 2005).

Variabel kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy untuk menunjukkan ada tidaknya kepemilikan manajerial. Mahadwartha (2002) dalam Ismiyanti dan Hanafi (2003) mengemukakan bahwa kecenderungan data di Indonesia bersifat binomial (ada atau tidak ada) untuk digunakan dummy dengan ketentuan D=1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan D=0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial.

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan, besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Beberapa peneliti menggunakan penjualan atau aset bernilai positif yang mencerminkan


(40)

semakin besar ukuran perusahaan, hingga memperbanyak pula alternatif pendanaan yang dapat dipilih dalam meningkatkan profitnya (Mardiana, 2005). Sementara itu, Napa dan Mulyadi (1996) dalam Mardiana (2005), mengemukakan bahwa perusahaan yang lebih besar akan mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu dapat memungkinkan untuk perusahaan besar, tingkat leverage nya akan lebih dari perusahaan yang berukuran kecil. Ukuran perusahaan diukur dari natura logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun dikali dengan harga pasar saham akhir tahun (Siregar dan Utama 2005).

4. Teori Keagenan

Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham sering kali bertentangan sehingga dapat terjadi konflik di antaranya (Tarjo dan Hartono 2003). Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan teori keagenan (agency theory) yang menjelaskan hubungan yang timbul karena adanya kontrak antara pemegang saham (prinsipal) yang mendelegasikan tanggung jawab pengelolaan perusahaan kepada manajemen (agen). Asumsi tersebut menjelaskan manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi. Sedangkan pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer karena hal tersebut akan menambah kos bagi perusahaan dan akan menurunkan keuntungan yang


(41)

akan diterima oleh pemegang saham. Akibat dari perbedaan itulah maka terjadi konflik yang biasa disebut agency conflict.

Pemegang saham dalam mengawasi dan menghalangi perilaku oportunis manajer maka harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan tersebut, kos tersebut disebut kos keagenan (cost agency). Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi agency cost antara lain dengan meningkatkan kepemilikan manajerial, dengan memberikan kesempatan manajer untuk terlibat dalam kepemilikan saham maka manajer akan bertindak secara hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambilnya. Cara yang lain yaitu dengan menggunakan kebijakan hutang. Dengan hutang maka kontrol eksternal terhadap perusahaan akan lebih meningkat sehingga penggunaan dana perusahaan akan lebih terkontrol.

5. Bird In the Hand Theory

Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon tahun 1956 dan John Lintner 1962. Gordon dan Lintner menyatakan bahwa aliran dividen di masa mendatang akan didiskonto pada tingkat yang lebih rendah daripada keuntungan modal harapan. Anggapan tersebut diformulasikan dalam model penelitian saham Gordon (Gordon Valuation Model) yang menyatakan bahwa saham perusahaan akan dihargai lebih tinggi jika dividen harapannya


(42)

lebih tinggi dibandingkan dengan perushaaan yang dividennya lebih rendah (Gumanti, 2013).

Teori ini menjelaskan bahwa investor menghendaki pembayaran dividen yang tinggi dari keuntungan perusahaan sesuai tujuan investor yaitu menanamkan sahamnya untuk mendapatkan dividen, investor tidak ingin berinvestasi di perusahaan jika penerimaan dividen dalam jangka waktu yang lama. Investor akan bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk perusahaan yang membayarkan dividen saat ini. Pembayaran dividen saat ini terjadi karena ada anggapan bahwa mendapat dividen saat ini resikonya lebih kecil dari pada mendapat capital gain di masa yang akan datang meskipun capital gain di masa mendatang dapat memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada dividen saat ini, selain resiko juga adanya ketidakpastian tentang arus kas perusahaan dimasa depan. Teori ini juga berpendapat bahwa kas ditangan dalam bentuk dividen lebih bernilai dari pada kekayaan dalam bentuk lain dengan istilah “para investor memandang satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara”.

6. Pecking order theory

Pecking order theory menggambarkan sebuah tingkatan dalam pencarian dana perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih menggunakan internal equity dalam membiayai investasi dan mengimplementasikannya sebagai peluang pertumbuhan. Theory pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih suka pendanaan internal


(43)

dibandingkan pendanaan eksternal, utang yang aman dibandingkan utang yang berisiko serta yang terakhir adalah saham biasa (Myers & majluf, 1984 dalam Sugiarto 2009). Teori pecking order yang dibangun berdasarkan beberapa asumsi menekankan pada pentingnya financial slack yang cukup di perusahaan guna mendanai proyek-proyek bagus dengan dana internal. Internal equity diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi atau amortisasi. Utang diperoleh dari pinjaman kreditur, sedang eksternal equity di peroleh karena perusahaan menerbitkan saham baru.

Pecking order theory dikembangkan oleh Stewart Myres dan rekan penulisnya. Toeri ini menjelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal (retained earnings dan depresiasi) dibandingkan pendanaan eksternal seperti utang atau penerbitan saham. Namun, jika perusahaan harus memperoleh pendanaan eksternal, perusahaan akan memilih sekuritas yang paling aman lebih dulu.

Manajamen perusahaan diasumsikan sudah memutuskan berapa banyak laba perusahaan yang diinvestasikan kembali dan memilih bauran utang-modalnya untuk mendanai investasi ini, keputusan untuk membayar dividen yang lebih besar berarti secara simultan memutuskan untuk menahan sedikit laba dan akan menghasilkan ketergantungan yang lebih besar pada pendanaan eksternal. Sebaliknya dengan investasi dan keputusan pendanaan perusahaan pembayaran dividen yang kecil akan berarti penahana laba yang


(44)

tinggi dengan lebih sedikit kebutuhan dana modal yang dihasilkan dari luar. Keputusan dividen perusahaan memiliki dampak yang langsung pada pendanaan perusahaan. Jika pembayaran dividen meningkat dan pendanaan untuk mendanai investasi secara internal berkurang, maka akan berakibat modal tambahan akan dibutuhkan sehingga perusahaan harus menerbitkan saham biasa atau mengubah komposisi utangnya.

The pecking order theory menekankan permasalahan informasi asimetri. Perusahaan yang memiliki finacial slack yang cukup tidak perlu menerbitkan risky debt atau saham untuk mendanai proyek-proyek barunya sehingga masalah informasi tidak akan muncul. Perusahaan akan dapat menerima seluruh proyek bagus tanpa harus merugikan pemegang saham lama. Teori ini merupakan penjelas perilaku perusahaan yang menahan sebagian laba dan membuat cadangan kas dalam jumlah yang cukup besar. 7. Signalling Theory

signalling theory pada dasarnya membahas adanya ketidaksamaan informasi antara pihak internal dan eksternal badan usaha. Pihak internal badan usaha tentu mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai kondisi sebenarnya yang ada dalam badan usaha dibandingkan pihak eksternal. Kondisi inilah yang dinamakan asymetric information. Informasi yang tidak sama antara pihak eksternal dan internal tersebut dapat dikurangi melalui sinyal atau tanda yang diberikan oleh pihak internal. Signalling theory dividen mengasumsikan bahwa pembayaran dividen dibutuhkan


(45)

untuk menginformasikan kondisi positif yang ada dalam badan usaha (Megginson, 1997).

Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono,2005).

Agar sinyal tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memliki kualitas yang buruk (Mengginson dalam Hartono,2005). Dengan demikian, semakin panjang jangka waktu audit laporan keuangan menyebabkan pergerakan harga saham tidak stabil, sehingga investor mengartikannya sebagai audit delay karena perusahaan tidak segera mempublikasikan laporan keuangan, yang kemudian berdampak pada penurunan harga saham perusahaannya

8. Efek Klien

Menurut argumen ini, kebijakan dividen seharusnya ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu (Mamduh M. Hanafi, 2013). Sebagai contoh, kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Sebaliknya, kelompok investor dengan pajak yang rendah akan menyukai dividen. Contoh lain, kelompok investor usia muda barangkali akan memilih capital gain (pajak


(46)

rendah), karena mereka mempunyai orientasi jangka panjang. Sebaliknya, kelompok investor usia lanjut (misal, mendekati pensiun) akan lebih menyukai dividen, karena dividen memberikan tingkat kepastian yang lebih tinggi.

Kebijakan dividen tertentu akan menarik segmen tertentu. Kemudian tugas perusahaan (manajer keuangan) adalah melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham berubah. Beberapa penelitian empiris nampaknya mendukung teori tersebut. (Mamduh M. Hanafi, 2013). Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan di masa mendatang. Apabila perusahaan lebih memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu


(47)

terdahulu mengenai “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen”, berikut adalah beberapa acuan yang digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian mengenai kebijakan dividen sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Parica, dkk (2013) dengan 17 perusahaan automotive and allied product yang ada di Indonesia dan terdaftar di BEI tahun 2007-2010, menemukan bahwa semua variabel yang diteliti yaitu laba bersih, arus kas operasi, likuiditas, dan profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

Prawira (2014) dengan sampel perusahaan sektor industri perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013, menemukan bahwa leverage, likuditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen .

Dewi (2008) dengan sampel perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2005, menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

Elyzabet Indrawati Marpaung Bram Hadianto (2009) dengan sampel perusahaan emiten pembentuk indeks LQ45 di BEI, menemukan bahwa variabel pertumbuhan penjualan dan rasio harga pasar berpengaruh negative terhadap kebijakan dividen. Sedangkan variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap


(48)

kebijakan dividen.

C. Kerangka Pemikiran Penelitian dan Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan ini manajer diharapkan menghasilkan kinerja yang baik serta mengarahkan dividen pada tingkat yang rendah. Dengan penetapan dividen rendah perusahaan memiliki laba ditahan yang tinggi sehingga memiliki sumber dana internal relatif tinggi untuk membiayai investasi di masa mendatang (Nuringsih 2005). Apabila sebagian pemegang saham menyukai dividen tinggi maka menimbulkan perbedaan kepentingan sehingga diperlukan peningkatan dividen. Sebaliknya, dalam kontek kepemilikan saham oleh manajerial tinggi akan terjadi kesamaan preferensi antara pemegang saham dan manajer maka tidak diperlukan peningkatan dividen. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh manajer maka semakin menurunkan kos keagenan sehingga terjadi pengurangan dividen dan menggunakan dana untuk memperluas usaha (Putri dan Nasir 2006). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:


(49)

H1 : Kepemilikan saham oleh manajerial berpengaruh negatif terhadap

kebijakan dividen.

2. Pengaruh Likuditas (Current Ratio/CR) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

Menurut Wiagustini (2001) dalam (Prawira 2014), likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia. Posisi likuiditas perusahaan pada kemampuan pembayaran dividen sangat berpengaruh karena dividen dibayarkan dengan kas dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Oleh karena itu perusahaan yang memilki likuiditas baik maka kemungkinan pembayaran dividen lebih baik pula. Hasil penelitian Karami (2013) dan Parica, dkk (2013) menunjukkan bahwa likuiditas memilki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen karena ketersediaan aset menunjukkan tingkat pembayaran dividen sehingga posisi current ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen ketika memutuskan suatu kebijakan dividen. Semakin tinggi current ratio, maka semakin mudah bagi pemegang saham untuk mendapatkan dividen dalam bentuk tunai. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:


(50)

H2: Likuiditas yang diproksi oleh current ratio berpengaruh positif terhadap

kebijakan dividen

3. Pengaruh Profitabilitas (Return On Asset/ROA) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan kestabilan tingkat laba yang diperoleh sangat menentukan berapa besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Keyakinan manajemen akan prospek capaian laba di tahun depan juga menjadi faktor kunci atas berapa besarnya dividen yang akan di bayarkan tahun ini. Jika keyakinan manajemen bahwa prospek bahwa laba tahun depan dapat diraih, dan dalam upaya untuk memberikan jaminan atas prospek usaha, dividen dapat dipastikan akan mengalami peningkatan. Manajemen tetap akan menjaga kestabilan dan berusaha untuk menunjukkan kepada pemegang saham (dalam bentuk sinyal, yaitu dividen), bahwa perusahaan mampu memberi dividen sesuai dengan harapan pasar.

Penelitian Sudarsi (2002) yang menyebutkan bahwa semakin besar keuntungan perusahaan maka semakin besar membayar dividennya. Hal ini sejalan dengan penelitian Elyzabeth Indrawati Marpaung dan Bram Hadianto (2009) yang menyebutkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan


(51)

adalah sebagai berikut:

H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen

4. Pengaruh Ukuran perusahaan (Size) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

Hasil penelitian Handayani dan Hadinugroho (2009) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen karena perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen dengan jumlah besar kepada pemegang saham. Perusahaan yang sudah mapan (mature companies) dengan tingkat laba yang stabil akan cenderung untuk membayar dividen sebagai bagian dari laba yang lebih tinggi karena kebutuhan akan uang tunai tidak terlalu tinggi bahkan dalam banyak hal perusahaan mengalami kelebihan kas (excess cash). Sedangkan perusahaan yang sedang dalam masa pertumbuhan memiliki rasio pembayaran dividen yang cenderung lebih rendah.

Penelitian Handayani dan Hadinugroho (2009) yang menyebutkan bahwa perusahaan besar cenderung membagikan dividen yang lebih besar dari pada perusahaan kecil, karena perusahaan yang memilki aset besar lebih mudah memasuki pasar modal. Sedangkan perusahaan yang memilki aset sedikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena laba dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah aset perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:


(52)

H4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen

5. Pengaruh Leverage (Debt to Equity Ratio/DER) Terhadap Kebijakan Dividen (Dividen Payout Ratio/DPR)

Pecking Order Theory menjelaskan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal (retained earnings dan depresiasi) dibandingkan pendanaan eksternal seperti utang atau penerbitan saham. Namun, jika perusahaan harus memperoleh pendanaan eksternal, perusahaan akan memilih sekuritas yan paling aman lebih dulu.

Menurut Suharli dalam Arilaha (2009) perusahaan yang leverage operasi atau keuangannya tinggi akan memberikan dividen yang rendah. Struktur permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh hutang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen. Perusahaan yang memiliki rasio hutang lebih besar akan membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajiban. Menurut Ismiyanti dan Hanafi (2003) pada tahun 1992 Jensen et. al menyebutkan bahwa kebijakan hutang memilki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen karena penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan dividen yang mana sebagian besar keuntungan akan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Sebaliknya, pada tingkat hutang yang rendah perusahaan membagikan dividen yang tinggi sehingga sebagian besar laba


(53)

digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Dalam hubungannya dengan teori keagenan yaitu sumber lain dari biaya keagenan yang mungkin dipengaruhi oleh kebijakan dividen adalah potensi konflik antara pemegang saham dengan pemegang surat hutang.

Pemegang saham dianggap sebagai agen dari pemegang surat hutang. Dalam hal ini, pembayaran dividen yang berlebihan kepada pemegang saham dianggap sebagai bentuk pemborosan dana dan mengambil porsi kemakmuran yang seharusnya dinikmati oleh pemegang surat hutang (Jensen dan Meckling, 1976). Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H5: Leverage berpengaruh negatif terhadap Kebijakan Dividen

D. Model Penelitian

Berdasarkan pengaruh antara variabel independen dengan dependen yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka pemikiran teoritis yang didapatkan adalah sebagai berikut: (lihat gambar 2.1)


(54)

H1(-)

H2(+)

H3(+) (+)

H4(+)

H5(-)

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran Likuiditas

Profitabilitas

Ukuran Perusahaan

Kebijakan Dividen Kepemilikan Managerial


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Obyek/Subyek Penelitian

Perusahaan sektor industri real estate and property yang terdaftar di bursa Efek indonesia (periode 2010-2014).

B.Jenis dan Sumber Data

Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) perusahaan sektor industri real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2010-2014. Selain itu data diperoleh melalui kepustakaan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah dan literatur-literatur dari kepustakaan yang erat hubungannya dengan objek penelitian.

C.Teknik Pengambilan Sampel

Menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih secara cermat dengan karakteristik populasi yang dicari oleh peneliti sehingga relevan dengan rancangan penelitian yang diharapkan, dengan kriteria :


(56)

a. Perusahaan sektor real estate and property yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2014.

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap, yaitu

kepemilikan manajerial, Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA), size , Leverage (DER), Dividend Payout Ratio (DPR).

c. Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh manajer. d. Perusahaan yang membagikan dividen selama periode 2010-2014.

D.Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik studi pustaka, dan pengumpulan data dari BEI, Indonesian Capital Market Directory (ICMD),

www.idx.co.id dan laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang memenuhi

kriteria sampel.

E.Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen/bebas (Sugiyono, 2009). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen adalah kebijakan atau keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dengan bentuk laba ditahan guna


(57)

pembiayaan investasi di masa mendatang (Sartono, 2000). Kebijakan dividen dalam perusahaan dapat diukur dengan membandingkan antara dividen dengan laba bersih setelah pajak (Devidend Payout Ratio).

DPR= � � ℎ

� ℎ

2. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2015). Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Hatta, 2002). Variabel kepemilikan manajerial dalam penelitian ini diproksikan dengan MOWN.

MOWN= ℎ ℎ

ℎ ℎ � �

b. Likuiditas

Rasio likuditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia (Wiagustini, 2010).


(58)

� � � = Kewajiban lancarAset lancar c. Profitabilitas

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2002). Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

ROA= ℎ �

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala besar kecilnya perusahaan, suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses mudah menuju pasar modal (Handayani dan Hadinugroho, 2009). Ukuran perusahaan ini diukur dengan seberapa besar aset yang dimiliki oleh perusahaan.

SIZE= Ln total Asset e. Leverage

Rasio leverage mendeskripsikan seberapa besar modal pinjaman yang digunakan oleh perusahaan dalam segala kegiatan operasional perusahaan (Syamsuddin, 2013). Variabel yang menjadi acuan peneliti untuk mengukur besarnya hutang ini adalah debt to equity ratio (DER).


(59)

� � � � � = Total KewajibanTotal Aset

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukan untuk meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan dan leverage terhadap kebijakan dividen. Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan mengunakan teknik analisis berganda untuk mengolah dan membahas data yang telah diperoleh serta untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer IBM SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21 untuk mempermudah perhitungan statistik.

2. Statistik Deskriptif

Dalam buku Ghozali (2011), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). 3. Uji Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : DPR =α + β1(MOWN) + β2(CR) + β3(ROA)+ β4 (SIZE) +β5(DER)


(60)

α : Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi dari masing-masing variable independen

e : Error Estimate DPR : Kebijakan dividen MOWN : Kepemilikan Manajerial

CR : Likuiditas

ROA : Profitabilitas SIZE : Ukuran Perusahaan DER : Leverage

Besarnya konstanta tercermin dalam “α” dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variable independen ditunjukkan dengan β1, β2, β3, β4, dan β5.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan dan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variable dependen.

4. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

Pengujian asumsi klasik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan bebas dari kesalahan pengganggu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Ghozali, 2011). Uji asumsi klasik terdiri dari:


(61)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data dapat dihitung dengan uji Kolmogrov-Smirnov Test. Ketentuannya adalah jika nilai asymp.sig lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi dengan normal (Ghozali, 2011).

Ada tiga pilihan yang dapat dilakukan jika diketahui bahwa data tidak normal; yaitu :

1. Jika jumlah sampel besar, maka dapat menghilangkan nilai outliner dari data

2. Melakukan transformasi data.

3. Menggunakan alat analisis nonparametric b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dilakukan menggunakan uji glesjer, yaitu menguji


(62)

antara masing-masing variabel independen dengan variabel residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Dengan menggunakan nilai tolerance, nilai yang terbentuk harus diatas 10% dengan menggunakan VIF (variance inflation factor), nilai yang terbentuk harus kurang dari 10, bila tidak maka akan terjadi multikolinearitas dan model regresi tidak layak untuk digunakan.

Ada beberapa cara untuk mengatasi multikolinieritas adalah sebagai berikut:

1. Menghilangkan salah satu atau beberapa variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dan model regresi.

2. Menambah data (jika disebabkan terjadi kesalahan sampel). 3. Mengurangi data.


(63)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk menditeksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-Watson.

Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (firstorder autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstan) dalam 68 model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara independen. Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : tidak ada autokorelasi (r=0) Hi : ada autokorelasi ( ≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : Tabel 3.1

Uji Durbin-Watson (DW test)

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi

Tolak No desicison

0<d<dl dl≤d≤du


(64)

positif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tolak No decision Tidak ditolak

4-dl<d<4 4-du≤d≤4-dl

Du<d<4-du Sumber: Imam Ghozali, 2006

Ada beberapa cara untuk megatasi autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Menambah variabel bebas cara ini dapat dilakukan karena salah satu sebab munculnya autokorelasi adalah adanya variabel penting yang tidak dimasukkan kedalam model (misspesifikasi model).

2. Menggunakan variabel yang ditransformasi. Dapat dilakukan jika penambahan variabel bebas kedalam model tidak dapat mengatasi masalah autokorelasi.

5. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Rahmawati dkk, (2011) uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji apakah model yang digunakan baik, maka dapat dilihat dari signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara


(65)

simultan dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, dengan cara :

1. Merumuskan hipotesis H0 : β1, β2, β3, β4, β5= 0 :

Kepemilikan Manajerial yang diproksi dengan MOWN, Likuditas yang diproksi dengan CR, Proftabilitas diproksi oleh Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan yang di proksi dengan SIZE dan Leverage yang diproksi dengan DER bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

Ha : β1, β2, β3, β4, β5≠ 0:

Kepemilikan Manajerial yang diproksi dengan MOWN, Likuditas yang diproksi dengan CR, Proftabilitas diproksi oleh Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan yang di proksi dengan SIZE dan Leverage yang diproksi dengan DER merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

2. Kesimpulan

Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05 (variabel independen secara keseluruhan akan diterima bila nilai signifikansi α ≤ 0,05 terhadap variabel dependen).


(66)

H0 : ditolak bila sig. > α = 0,05 (variabel independen secara keseluruhan akan ditolak bila nilai signifikansi α > 0,05 terhadap variabel dependen). b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Rahmawati dkk, (2011) uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji – t. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, maka langkah-langkahnya:

1. Merumuskan Hipotesis H0 : β1, β2, β3, β4, β50:

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kepemilikan Manajerial yang diproksi dengan MOWN, Likuditas yang diproksi dengan CR, Proftabilitas diproksi oleh Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan yang di proksi dengan SIZE dan Leverage yang diproksi dengan DER terhadap Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

Ha : β1, β2, β3, β4, β50:

Ada pengaruh yang signifikan antara Kepemilikan Manajerial yang diproksi dengan MOWN, Likuditas yang diproksi dengan CR, Proftabilitas diproksi oleh Return On Asset (ROA), Ukuran Perusahaan yang di proksi


(67)

dengan SIZE dan Leverage yang diproksi dengan DER terhadap Kebijakan Dividen yang diproksi dengan Dividen Payout Ratio (DPR).

2. Kesimpulan

Ha : diterima bila sig. ≤ α = 0,05 (variabel independen secara individual akan diterima bila nilai signifikansi α ≤ 0,05 terhadap variabel dependen). H0 : ditolak bila sig. > α = 0,05 (variabel independen secara individual akan diterima bila nilai signifikansi α > 0,05 terhadap variabel dependen).

6. Koefisien Determinasi (R Square)

koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentase variasi variabel bebas pada model dapat menjelaskan variabel terikat (Ghozali, 2011). Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam presentase yang nilainya berkisar antara 0<R2<1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel terikat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel-variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar presentase variasi variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas menggunakan adjusted R square (Ghozali, 2011).


(68)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian

Pada dasarnya obyek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam sebuah penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk dipahami agar dapat menentukan serta menyusun obyek penelitian dengan baik yaitu berhubungan dengan apa itu obyek penelitian. Obyek adalah keseluruhan dari gejala yang terdapat disekitar kehidupan kita. Apabila kita lihat dari sumbernya, maka obyek penelitian didalam suatu penelitian disebut sebagai situasi sosial yang di dalamnya terdiri dari tiga elemen yaitu: (1) tempat; (2) pelaku; (3) aktivitas. Apabila dikaitkan dengan sumbernya maka obyek penelitian pada penelitian ini adalah obyek sekunder.

Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Real Estate and Propety yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses langsung melalui web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dengan perriode pengamatan tahun 2010-2014. Berdasarkan metode purposive sampling merupakan metode pengumpulan data yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan oleh peneliti.


(1)

(2)

Lampiran 1

Daftar Nama Perusahaan

No

Kode Saham

Nama Perusahaan

1

ADHI

PT Adhi Karya

2

APLN

PT Agung Podomoro Land Tbk

3

BEST

PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk

4

BIPP

PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk

5

CTRA

PT Ciputra Development Tbk

6

DGIK

PT Duta Graha Indah Tbk

7

DILD

PT Intiland Development Tbk

8

JRPT

PT Jaya Real Property Tbk

9

KPIG

PT MNC Land Tbk

10

LAMI

PT Lami Citra Nusantara Tbk

11

LPKR

PT Lippo Karawaci Tbk

12

MKPI

PT Metropolitan Kencana Tbk

13

MTLA

PT Metropolitan Land Tbk

14

PUDP

PT Pudjiati Prestige Tbk

15

PWON

PT Pakuwon Djati

16

RDTX

PT Roda Vivatex Tbk

17

SMRA

PT Sumarecom Agung Tbk

18

SSIA

PT Surya Semesta Internusa

19

TOTL

PT Total Bangun Persada Tbk


(3)

Lampiran 2 (Hasil Output)

1.

Statistik Deskriptif

Variabel

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

DPR

0,01010

0,46918

0,2003701

0,11661867

MOWN

0,000000000696

0,48933007100

0,017760400000

0,0674717700000

CR

0,32522

5,23330

1,4085180

0,73592711

ROA

0,02714

0,22165

0,0749632

0,04408050

SIZE

8,09245

13,06651

11,1060175

1,41721140

DER

0,17172

1,00000

0,4916978

0,20059020

2.

Hasil Regresi Linier Berganda

Variabel

Independen

Koefisien

Regresi

B

Sig

Konstanta

-0,010

0,951

MOWN

-0,001

0,998

CR

-0,053

0,014

ROA

0,737

0,055

SIZE

0,014

0,231

DER

0,149

0,089

R2 : 0,225

Adj. R

2

: 0,142

F- statistic : 2,724

N : 53

Variabel dependen : DPR


(4)

3.

Hasil Uji Normalitas dengan

Kolmogrov-smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 53

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation ,05477313

Most Extreme Differences

Absolute ,169

Positive ,169

Negative -,081

Kolmogorov-Smirnov Z 1,229

Asymp. Sig. (2-tailed) ,097

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

4.

Hasil Uji Heterokedastisitas Sebelum

Case-Wise

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 129.345 30.689 4.215 .000

MOWN -46.593 48.346 -.104 -.964 .339 .948 1.055

CR 10.373 3.884 .228 2.671 .010 .948 1.055

ROA -18.787 76.315 -.028 -.246 .806 .836 1.196

SIZE -10.251 2.138 -.517 -4.795 .000 .950 1.052

DER -4.835 17.021 -.034 -.284 .000 .766 1.306


(5)

5.

Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glesjer Sesudah

Case-Wise

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .051 .083 .615 .542

MOWN .048 .121 .057 .399 .692 .951 1.052

CR -.004 .011 -.046 -.326 .746 .962 1.040

ROA .382 .200 .293 1.912 .062 .821 1.218

SIZE .001 .006 .018 .126 .900 .930 1.075

DER .001 .046 .002 .011 .991 .765 1.308

b. Dependent Variable: ABSRES_4

6.

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -.010 .155 -.061 .951

MOWN -.001 .228 .000 -.002 .998 .951 1.052

CR -.053 .021 -.335 -2.555 .014 .962 1.040

ROA .737 .375 .279 1.966 .055 .821 1.218

SIZE .014 .011 .161 1.212 .231 .930 1.075

DER .149 .085 .255 1.739 .089 .765 1.308

a. Dependent Variable: DPR

7.

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mode l

R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change

F Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .474a .225 .142 .10800949 .225 2.724 5 47 .031 1.918

a. Predictors: (Constant), DER, CR, SIZE, MOWN, ROA b. Dependent Variable: DPR


(6)

8.

Anova

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .159 5 .032 2.724 .031b

Residual .542 47 .012

Total .707 52

a. Dependent Variable: DPR


Dokumen yang terkait

Pengaruh Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI 2011-2013

2 94 91

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 13 44

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 38 25

Pengaruh struktur kepemilikan manajerial, leverage, growth opportunities dan ukuran perusahaan terhadap konservatisme akuntansi : Studi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

3 44 121

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

0 4 24

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

1 12 93

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 119

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58