Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 - 2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Soraya Faradina NIM: 1111082000003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 - 2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Soraya Faradina NIM: 1111082000003
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Ismawati Haribowo, SE., M.Si
NIP. 19490602 197803 1 001 NIDN. 2009098001
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(3)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 12 Maret 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswi: 1. Nama : Soraya Faradina
2. NIM : 1111082000003
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswi tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Maret 2015
1. Dr. Dharmajaya, MA NIDN. 0212037301
Penguji I
2. Putriesty Mandasari, S.P., M.Si NIP. 19840608 201101 2 010
Penguji II
3. Reskino, SE., M.Si., Ak. CA NIP. 19740928 200801 2 004
(4)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 25 Agustus 2015 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Soraya Faradina
2. NIM : 1111082000003
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014”
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Agustus 2015
1. Dr. Desmadi Saharudin, LC., MA NIP. 19720711 200501 1 007
2. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA NIP. 19760924 200604 2 002
3. Dr. Rini, SE., Ak., M.Si. NIP. 19760315 200501 2 002
4. Dr. Yahya Hamja, MM NIP. 19490602 197803 1 001
5. Ismawati Haribowo, SE, M.Si NIDN. 2009098001
(5)
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Soraya Faradina
No. Induk Mahasiswa : 1111082000003
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah memalui pembukuan yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Soraya Faradina
2. Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 29 Maret 1993
3. Agama : Islam
4. Alamat : Jl. WR. Supratman, Greenwoods
Townhouses No. M-03, Kp. Utan, Ciputat
5. Telepon : 085332000050
6. Email : ayafaradina@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SDN Banjarbaru Utara 2, Banjarbaru (Kal-Sel) Tahun 1999-2005 2. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2005-2008 3. Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2008-2011 4. S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Tahun 2011-2015
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. SEMINAR, WORKSHOP DAN TRAINING
1. Peserta pada seminar “Membentuk Karakter Kartini Masa Kini yang Maju, Cerdas, Mandiri dan Beretika” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.
2. Peserta pada seminar “Auditing Day” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.
3. Peserta pada seminar “Diskusi Entrepreneurship Chairul Tanjung & Joko Widodo” di Gedung SMESCO Convention Hall.
4. Peserta pada simulasi pasar modal “Take Your Chance, Get Knowledge, Grab Your Gain” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.
(7)
5. Peserta pada seminar “Bisnis Kreatif Muslim. Explore Your Socmed, Boost Your Business” di Aula Madya UIN Jakarta.
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Eddy Sumaryadi, SE
2. Tempat, Tanggal Lahir : Kandangan, 7 Juni 1964 3. Ibu : Hj. Farah Fitriyah, S.Pd 4. Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung, 17 Oktober 1966 7. Alamat : Jl. WR. Supratman, Greenwoods
Townhouses No. M-03, Kp. Utan, Ciputat 5. Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
(8)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
2010-2014
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the effect of firm age, firm size, leverage, profitability and concentration of ownership on intellectual capital disclosure. The sample of this study is from property and real estate firm that listed on Indonesian Stock Exchange from 2010 until 2014. This research using purposive sampling method, to determine the sample of this research with 80 companies as population and 16 companies as sample. This research using multiple linear regression analyzed method by SPSS program version 22 for windows.
Partially, the results of this research indicate that only firm size has an effect on intellectual capital disclosure, while firm age, leverage, profitability and concentration of ownership do not have an effect on intellectual capital disclosure. The result also indicates that firm age, firm size, leverage, profitability and concentration of ownership simultaneously have an effect on intellectual capital disclosure.
Keywords: firm age, firm size, leverage, profitability, concentration of ownership, intellectual capital disclosure.
(9)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan 2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk penentuan sampel dengan jumlah populasi sebanyak 80 perusahaan dan sampel sebanyak 16 perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan program SPSS versi 22 for windows.
Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital. Sedangkan umur perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan intellectual capital.
Kata kunci: Umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, konsentrasi kepemilikan, pengungkapan intellectual capital.
(10)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih tepat selain mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan ruang, waktu, kesehatan dan kesempatan bagi penulis dan atas semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi teladan bagi semua umat manusia.
Penelitian ini merupakan tugas akhir yang wajib diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah peneliti haturkan atas kekuatan yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rezeki kepada penulis, sehingga penulis selalu bersyukur atas segala nikmat dan rezeki yang telah diberikan oleh-Nya.
2. Kedua orang tua penulis, ibunda Farah Fitriyah dan ayahanda Eddy Sumaryadi atas segala kasih sayang, kesabaran, motivasi, nasihat, perhatian, semangat, dukungan dan doa yang tiada henti yang telah diberikan kepada penulis. Mereka adalah motivator utama penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
3. Adik penulis, M. Reza Fardian tersayang yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
(11)
ini. Semoga kita dapat menjadi anak-anak berguna bagi nusa dan bangsa, serta dapat dibanggakan oleh kedua orang tua baik di dunia maupun di akhirat kelak.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi dengan sabar dan ikhlas. Terima kasih untuk semua nasihat, ilmu, bimbingan, motivasi, dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan, saran, motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini.
9. Seluruh Dosen dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama menuntut ilmu yang akan menjadi bekal dan pengalaman yang berharga bagi penulis di masa depan.
10.Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi, canda, tawa dan semua perhatian yang telah diberikan selama ini. Yang telah memberikan hiburan dan semangat di saat penulis merasa jenuh dan sedih. Terimakasih atas segala bantuan, dukungan, perhatian, kasih sayang dan nasihat-nasihat yang telah kalian berikan, semoga kita semua menjadi orang yang sukses.
(12)
penulis sehingga memberikan berbagai pengalaman yang berharga dan warna kehidupan tersendiri di hati penulis. Semoga kita menjadi orang yang sukses seperti yang kita cita-citakan selama ini.
12.Sahabat seperjuangan penulis, yaitu seluruh keluarga besar akuntansi A yang telah memberikan banyak pengalaman berharga dan tidak terlupakan, semua canda, tawa serta isak tangis yang pernah kita lalui bersama akan selalu dikenang di hati penulis.
13.Sahabat tercinta penulis sejak SMA, yaitu Dila, Adani, Ziezie, Ririn, Bayu dan Andi terima kasih banyak atas waktu, doa, saran, dukungan, motivasi dan waktu yang telah diberikan untuk mendengar segala keluh kesah dari penulis. Semoga persahabatan kita sejak SMA akan selalu abadi hingga rambut kita menjadi abu-abu nanti.
14.Sahabat tercinta penulis dalam Grup Horfam, terima kasih atas segala dukungan dan motivasi yang diberikan, khususnya untuk Windy, Nindya dan Fila yang selalu memberikan semangat, hiburan dan motivasi kepada penulis.
15.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan maupun kritikan yang akan membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Agustus 2015
(13)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Abstract ... viii
Abstrak ... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi ... xiii
Daftar Tabel ... xviii
Daftar Gambar ... xix
Daftar Lampiran ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Perumusan Masalah ... 9
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1. Tujuan Penelitian ... 9
2. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13
(14)
1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) ... 13
2. Teori Signaling (Signaling Theory) ... 14
3. (Intangible Assets) ... 15
4. Intellectual Capital... 18
a. Human Capital ... 19
b. Structural Capital ... 20
c. Customer Capital ... 20
5. Pengungkapan Intellectual Capital ... 21
6. Umur Perusahaan ... 30
7. Ukuran Perusahaan... 31
8. Leverage ... 32
9. Profitabilitas ... 33
10.Konsentrasi Kepemilikan ... 34
B.Penelitian Sebelumnya ... 35
C.Kerangka Pemikiran ... 42
D.Perumusan Hipotesis ... 43
1. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 43
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 44
3. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 45
(15)
4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Intellectual
Capital ... 46
5. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 47
6. Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Konsentrasi Kepemilikan Secara Simultan Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 48
BAB III METODE PENELITIAN ... 49
A.Ruang Lingkup Penelitian ... 49
B.Metode Penentuan Sampel ... 50
C.Metode Pengumpulan Data ... 51
D.Metode Analisis Data ... 52
1. Statistik Deskriptif ... 52
2. Uji Asumsi Klasik ... 52
a. Uji Normalitas ... 53
b. Uji Multikolinieritas ... 54
c. Uji Autokorelasi ... 54
d. Uji Heteroskedastisitas ... 55
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 56
4. Uji Hipotesis ... 56
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 57
(16)
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 59
1. Variabel Dependen ... 59
a. Pengungkapan Intellectual Capital (Y) ... 59
2. Variabel Independen ... 60
a. Umur Perusahaan (X1) ... 60
b. Ukuran Perusahaan (X2) ... 60
c. Leverage (X3) ... 60
d. Profitabilitas (X4) ... 61
e. Konsentrasi Kepemilikan (X5) ... 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 64
A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 64
B.Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 66
1. Uji Statistik Deskriptif ... 66
2. Uji Asumsi Klasik ... 69
a. Uji Normalitas ... 69
b. Uji Multikolinieritas ... 72
c. Uji Autokorelasi ... 74
d. Uji Heteroskedastisitas ... 75
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 77
4. Uji Hipotesis ... 78
a. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 79
(17)
1) Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital ... 80
2) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 81
3) Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 83
4) Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 85
5) Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ... 86
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
A.Kesimpulan ... 90
B.Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 94
(18)
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Perbandingan Aktiva Tidak Berwujud ... 16
2.2 Klasifikasi Intellectual Capital ... 21
2.3 Penelitian Empiris Tentang Intellectual Capital ... 24
2.4 Item Indeks Pengungkapan Intellectual Capital ... 28
2.5 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 36
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 62
4.1 Rincian Sampel Penelitian ... 64
4.2 Daftar Nama Perusahaan Property dan Real Estate ... 65
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 66
4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 72
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 73
4.6 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test ... 74
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Glejser ... 77
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 78
4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 79
(19)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 42
4.1 Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram ... 70
4.2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot ... 71
(20)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Estate ... 100
2 Hasil Perhitungan Total Item Pengungkapan IC ... 101
3 Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen ... 106
(21)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Suatu perusahaan seringkali mengkaitkan kekayaan perusahaan dengan sumber daya fisik atau aset berwujud seperti uang, surat-surat berharga, bangunan, tanah dan tenaga kerja (labor). Karena terlalu memusatkan perhatian terhadap kekayaan yang berwujud fisik, sehingga sumber daya pengetahuan tidak begitu diperhatikan dalam suatu perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan yaitu dilihat dari pengetahuan dan kompetensi dari sumber daya manusia perusahaan, hal ini dibutuhkan agar perusahaan memiliki daya saing yang tinggi dalam melakukan kegiatan bisnis. Saat ini kesadaran dan kebutuhan akan pentingnya sumber daya pengetahuan (intellectual capital) semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis (Sangkala, 2006).
Perusahaan yang mampu bertahan lama dan terus berkembang bukan karena ukuran dan keberuntungannya, tetapi karena perusahaan-perusahaan tersebut mampu menunjukkan kapasitasnya untuk beradaptasi lebih cepat terhadap tuntutan zaman. Perusahaan tersebut secara terus-menerus melakukan inovasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk menggerakkan perusahaannya ke arah tujuan yang diinginkan. Kemampuan tersebut hanya mungkin terwujud jika perusahaan tersebut secara efektif menggunakan sumber daya pengetahuan atau Intellectual Capital (Sangkala, 2006).
(22)
Menurut World Economic Forum pada tahun 2014, kemampuan daya saing Indonesia selama beberapa tahun terakhir telah meningkat, yaitu sebelumnya pada tahun 2013 Indonesia berada pada urutan ke-38 dan pada tahun 2014 Indonesia naik menempati urutan ke-34 dari 144 negara. Indonesia pada tahun 2014 lalu telah mengalahkan Negara Spanyol, Portugal, Turki, Kuwait, India, Brazil dan Mexico. Sehingga telah terbukti bahwa setiap tahunnya, kemampuan daya saing Indonesia cenderung meningkat setelah mengalami penurunan daya saing pada saat beberapa tahun yang lalu seperti yang tercatat dalam World Economic Forum. Menurut The Jakarta Globe
pada tahun 2015, dijelaskan juga bahwa Indonesia merupakan kawasan ekonomi yang terbesar di antara negara-negara ASEAN dan merupakan satu-satunya di antara negara-negara G-20 kawasan ASEAN lainnya (Manuturi, 2015).
Dalam memasuki era modern saat ini, hal yang menjadi tantangan suatu perusahaan adalah bersaing dengan informasi, Dalam dunia perdagangan yang canggih saat ini, informasi lebih sering mengalahkan persediaan. Perusahaan dapat menyebarkan informasi dalam jumlah yang besar, mengirim informasi secara berulang dan terus-menerus, serta mengirimkannya dalam kecepatan yang luar biasa. Seiring dengan semakin bergunanya informasi, teknologi informasi dan perkembangan pekerjaan dalam bidang informasi, dunia usaha menemukan berbagai cara untuk memanfaatkan informasi sebagai pengganti investasi yang mahal dalam aset berwujud (Stewart, 1997: 24-26). Seperti pada awal tahun 1980-an ketika catatan dan pemahaman umum tentang nilai
(23)
intangible, biasanya diberi nama goodwill, mulai tampak dalam praktik bisnis dan akuntansi (IFA, 1998 dalam Ulum, 2009).
Sejak tahun 1990-an, perhatian terhadap praktik pengelolaan aset tidak berwujud telah meningkat. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible assets tersebut adalah intellectual capital
yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi. Selama ini, perbedaan antara intangible assets dan intellectual capital telah disamarkan ke dalam pengertian intangible yang keduanya dirujuk pada istilah goodwill (Ulum, 2009). Modal intelektual telah mendapat perhatian yang lebih baik bagi para akademisi, perusahaan maupun para investor. Modal intelektual dapat dipandang sebagai pengetahuan dalam pembentukan kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 1997).
Di Indonesia, fenomena intellectual capital mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital, namun lebih kurang intellectual capital telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002). Paragraf 09 dari pernyataan tersebut menyebutkan beberapa contoh dari aktiva tidak berwujud
(24)
antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names). Selain itu juga ditambahkan peranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar pelanggan, hak pengusahaan hutan, kuota impor, waralaba/franchise, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran dan pangsa pasar (Ulum, 2009).
Intellectual capital tidak hanya terkait dengan materi intelektual yang terdapat dalam diri karyawan perusahaan, seperti pendidikan dan pengalaman, tetapi juga terkait dengan materi atau aset perusahaan yang berbasis pengetahuan, atau hasil dari proses transformasi pengetahuan yang dapat berwujud aset intelektual perusahaan (informasi, intellectual property, loyalitas pelanggan, paten, trademark, brand equity, database) (Sangkala, 2006). Dalam dunia praktik, intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung menggunakan conventional based dalam membangun bisnisnya, sehingga produk yang dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi. Di samping itu perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih terhadap human capital, structural capital dan customer capital. Padahal semua ini merupakan elemen elemen pembangun intellectual capital
perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
Pengungkapan intellectual capital dalam suatu laporan keuangan adalah suatu cara untuk mengungkapkan laporan tersebut menjelaskan aktivitas
(25)
perusahaan yang kredibel, terpadu dan “true and fair”. Pengungkapan
intellectual capital dikomunikasikan untuk stakeholder internal dan eksternal, yaitu dengan menggabungkan laporan yang berbentuk angka, visualisasi dan naratif yang bertujuan sebagai penciptaan nilai. Laporan intellectual capital
mengandung informasi finansial dan non-finansial yang beragam seperti perputaran karyawan, kepuasan kerja, in-service training, kepuasan pelanggan dan ketepatan pasokan. Hal tersebut berguna agar karyawan mengetahui bagaimana dalam memberikan kontribusi terhadap penciptaan nilai bagi perusahaan (Ulum, 2009).
Bukh et al., (2005) melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi
intellectual capital dalam prospectus IPO (Initial Public Offering) pada perusahaan di Denmark. Penelitian tersebut menggunakan content analysis
untuk mengukur hubungan pengungkapan intellectual capital dengan jenis perusahaan, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Penelitian ini menggunakan 78 item pengungkapan yang terdiri dari 6 kategori, yaitu karyawan, pelanggan, teknologi informasi, proses, penelitian dan pengembangan serta laporan strategis. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepemilikan manajerial dan jenis industri berpengaruh terhadap jumlah pegungkapan sukarela tentang intellectual capital. Sedangkan ukuran perusahaan dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (White et al., 2007) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital
(26)
pada 96 perusahaan bioteknologi di Australia pada tahun 2005. Penelitian ini menggunakan 78 item disclosure index yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Bukh et al., (2005) dalam mengukur pengungkapan intellectual capital. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa tingkat leverage, komisaris independen, umur perusahaan dan ukuran perusahaan masing-masing mempengaruhi pengungkapan sukarela intellectual capital, sedangkan konsentrasi kepemilikan tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sukarela intellectual capital.
Di Indonesia, Sutanto (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan informasi intellectual capital pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009. Penelitian ini menggunakan 25 item pengungkapan intellectual capital (Purnomosidhi, 2006 dalam Sutanto, 2012). Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan saja yang berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital, sedangkan variabel struktur kepemilikan, basis perusahaan, profitabilitas, leverage dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital.
Beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengungkapan intellectual capital juga telah banyak dilakukan oleh Abdolmohammadi (2005), Ariestyowati et al. (2009), Artinah (2013), Astuti dan Ghozali (2013), Bozzolan et al. (2003), Goh dan Lim (2004), Guthrie et al. (2006), Istanti (2009), Marsono dan Cempaka (2013), Nugroho (2012), Purnomosidhi (2006), Reskino dan Margie (2014) serta Sawarjuwono dan Kadir (2003).
(27)
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan dan beberapa penelitian yang telah dilakukan yang hasilnya belum konsisten, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital dan penting untuk diteliti agar mengetahui bagaimana pengungkapan intellectual capital. Berdasarkan hal tersebut, maka judul yang diambil oleh peneliti adalah “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014”.
Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Artinah (2013) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat pada variabel independen penelitian, objek penelitian, dan periode penelitian dan indeks item pengungkapan yang digunakan sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan oleh Artinah (2013) adalah konsentrasi kepemilikan, leverage, komisaris independen, ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan. Penelitian kali ini tidak menggunakan variabel komisaris independen, dikarenakan peran dari komisaris independen tidak terlalu mempengaruhi
(28)
pengungkapan intellectual capital perusahaan dan jika jumlah komisaris independen relatif besar, maka akan mengganggu fungsi dan tugasnya sehingga menjadi tidak optimal. Kemudian penelitian ini menambah satu variabel lain berdasarkan penelitian dari Sutanto (2012) yaitu profitabilitas untuk diuji kembali dan mengetahui konsistensi pengaruh variabel tersebut terhadap pengungkapan intellectual capital.
2. Objek penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Artinah (2013) adalah pada lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti memilih objek penelitian tersebut karena perusahaan sektor property dan real estate sedang berkembang pesat di Indonesia dan dalam melakukan aktivitasnya dibutuhkan peran dari
intellectual capital.
3. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian Artinah (2013) adalah menggunakan periode 2009. Sedangkan periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode 2010 sampai dengan 2014. Peneliti memilih periode yang lebih panjang agar hasil penelitian dapat digeneralisasi.
4. Indeks pengungkapan intellectual capital yang digunakan dalam penelitian Artinah (2013) hanya menggunakan 34 item dari 78 item yang dikembangkan oleh Bukh et al., (2005), sedangkan penelitian ini
(29)
menggunakan 78 item pengungkapan yang juga dikembangkan oleh Bukh
et al., (2005).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital? 4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital?
5. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital?
6. Apakah umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
(30)
a. Untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan
intellectual capital.
b. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan intellectual capital.
c. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap pengungkapan
intellectual capital.
d. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan
intellectual capital.
e. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan intellectual capital.
f. Untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan secara simultan terhadap pengungkapan intellectual capital.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan tambahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital, serta diharapkan dapat menjadi dasar atau acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.
(31)
b. Bagi Para Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai intellectual capital dan praktik pengungkapan yang terjadi di Indonesia dan Internasional. Sehingga dapat diketahui masalah-masalah yang dihadapi mengenai intellectual capital. Sehingga diperoleh solusi masalah yang berkaitan mengenai penelitian ini dan agar dapat dipraktikkan dalam dunia kerja.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan informasi yang dapat membantu perusahaan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai intellectual capital dan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan secara sukarela dalam menerbitkan laporan tahunan perusahaan.
d. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi pemerintah dalam melakukan pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, seperti melakukan pelatihan bagi masyarakat usia angkatan kerja untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan ekonomi global. Dan juga agar pemerintah lebih memperketat peraturan dan hukum mengenai pengungkapan dan pelaporan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menerbitkan laporan tahunannya.
(32)
e. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai Intellectual Capital dan pengungkapannya dalam kinerja perusahaan dan juga mengenai pengelolaan sumber daya manusia.
(33)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Teori ini menjelaskan bahwa stakeholder berharap manajemen
perusahaan melakukan seluruh aktivitas dan melaporkan kembali
aktivitas-aktivitas tersebut kepada stakeholder. Stakeholder memiliki hak
untuk diberikan informasi mengenai bagaimana aktivitas-aktivitas yang
terjadi di perusahaan seperti polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan dan
lain-lain, bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan
informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung
memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi.
Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela
mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan
intelektual mereka melebihi permintaan wajibnya untuk memenuhi
ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Deegan, 2004
dalam Ulum, 2009). Pihak yang termasuk sebagai stakeholder adalah para
pemegang saham (investor), pemasok (supplier), pelanggan (customer),
karyawan (employee), pemerintah (government) dan masyarakat publik.
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer
korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan
(34)
hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan
yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong manajer
korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktivitas-aktivitas
mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder. Pada
kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa yang
akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan hubungan
mereka (Ulum, 2009).
Oleh karena itu, perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap para
stakeholder untuk mengungkapkan dan tidak mengungkapkan suatu
informasi dalam laporan keuangan. Perusahaan berkewajiban untuk
meyakinkan stakeholder bahwa aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan
oleh perusahaan sesuai dengan ekspektasi stakeholder. Sehingga para
stakeholder akan percaya dan merasa aman dalam menanamkan modal
atau sahamnya pada perusahaan tersebut, dan para stakeholder pun akan
mendapatkan keuntungan dari saham tersebut sesuai dengan ketentuan dan
ekspektasi yang diharapkan.
2. Teori Signaling (Signaling Theory)
Signaling theory mengatakan bahwa organisasi akan berusaha untuk
menunjukkan sinyal informasi positif kepada investor melalui mekanisme
annual report (Miller dan Whiting, 2005). Manajer memiliki motivasi
untuk mengungkapkan private information secara sukarela karena mereka
berharap informasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif
(35)
(Oliveira et al., 2008). Teori ini menjelaskan bagaimana sinyal-sinyal
keberhasilan atau kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik.
Perusahaan berharap dengan melaporkan pengungkapan intellectual
capital, maka akan memberikan keuntungan secara ekonomi untuk
perusahaan yang akan meningkatkan nilai dan reputasi perusahaan.
Sehingga hal tersebut mendorong pihak eksternal untuk menanamkan
sahamnya pada perusahaan tersebut (Marisanti, 2012).
Pengungkapan intellectual capital secara sukarela membuat investor
dan stakeholder untuk lebih baik dan berhati-hati dalam menilai
kemampuan perusahaan di masa depan, melakukan penilaian yang tepat
terhadap perusahaan dan mengurangi persepsi risiko mereka. Perusahaan
mengungkapkan intellectual capital pada annual report mereka dalam
rangka memuaskan kebutuhan informasi investor dan meningkatkan nilai
atraktif sumber daya perusahaan (Miller dan Whiting, 2005). Sinyal positif
yang diberikan oleh perusahaan diharapkan akan mendapat respon yang
positif dari investor dan pasar. Sehingga hal tersebut dapat memberikan
keuntungan yang maksimal bagi perusahaan serta menguntungkan
investor. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk mengungkapkan
informasi keuangan dan non-keuangan secara sukarela agar dapat menjadi
good signal bagi perusahaan.
3. Intangible Assets (Aset Tidak Berwujud)
Selama ini terjadi ketidakjelasan antara intangible asset dengan
(36)
intellectual capital adalah bagian dari goodwill (ASB, 1997; IASB, 2004 dalam Ulum, 2009). Pada paragraf 08 PSAK 19 (revisi 2000)
mendefinisikan bahwa aktiva tidak berwujud sebagai aktiva non-moneter
yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki
untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,
disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (Ulum,
2009). Berikut ini perbandingan diantara standar akuntansi tentang
intangible asset yang disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1
Perbandingan Tentang Aktiva Tidak Berwujud FRS 10 Goodwill and Intangible Assets IAS 38 Intangible Assets APB 17 Intangible Assets PSAK 19 Aktiva Tidak Berwujud Definisi intangible assets Aktiva tetap non-keuangan yang tidak mempunyai wujud fisik tetapi dapat diidentifikasi dan dikendalikan oleh entitas melalui penjagaan dan undang-undang. Aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Tidak ada definisi yang eksplisit. Aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak
lainnya, atau untuk tujuan administratif.
(37)
Tabel 2.1 (Lanjutan) FRS 10 Goodwill and Intangible Assets IAS 38 Intangible Assets APB 17 Intangible Assets PSAK 19 Aktiva Tidak Berwujud Klasifikasi intangible assets Suatu kategori: aktiva tidak berwujud yang memiliki ciri, fungsi atau kegunaan yang sama di dalam bisnis perusahaan, misalnya: lisensi, kuota, paten, hak cipta, franchises, dan trademarks. Ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi system atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang. Diklasifikasika n berdasarkan beberapa dasar yang berbeda: dapat diidentifikasi, cara perolehannya, masa manfaat yang diharapkan, dapat dipisahkan dari keseluruhan perusahaan. Ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implem entasi system atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang. (termasuk merek produk/brand names). Pengakuan (recognition)
Suatu aktiva tidak berwujud yang dikembangkan secara internal mungkin dikapitalisasi hanya jika ia memiliki nilai pasar yang dapat diketahui. Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika: kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut; biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal. Suatu aktiva tidak berwujud yang dikembangkan secara internal harus diakui jika: (a) secara khusus dapat diidentifikasi; (b) memiliki umur yang jelas; (c) dapat dipisahkan dari keseluruhan entitas. Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika (a)
kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut; biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal.
Bersambung pada halaman selanjutnya
(38)
Tabel 2.1 (Lanjutan) FRS 10 Goodwill and Intangible Assets IAS 38 Intangible Assets APB 17 Intangible Assets PSAK 19 Aktiva Tidak Berwujud Amortisasi Aktiva tidak
berwujud yang memiliki masa manfaat ekonomis yang terbatas, maka aktiva tersebut harus diamortisasi secara sistematis selama masa manfaat tersebut. Sedangkan aktiva tidak berwujud yang masa manfaat ekonomisnya tidak dapat didefinisikan, maka aktiva tersebut tidak dapat diamortisasi. Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Aktiva tidak berwujud harus diamortisasi melalui pembebanan secara sistematis selama periode pendapatan berdasarkan masa manfaat yang diperkirakan. Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan. Amortisasi harus mulai dihitung saat aktiva siap untuk digunakan.
Sumber: (IAI, 2002 dalam Ulum, 2009)
4. Intellectual Capital
Intellectual capital adalah suatu konsep yang dapat memberikan
sumber daya berbasis pengetahuan baru atau pengetahuan yang
memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan dan
mendeskripsikan aktiva tak berwujud yang jika digunakan secara optimal
(39)
dan efisien, serta dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan
bersaing (Istanti, 2009). Intellectual capital didefinisikan sebagai sumber
daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau
teknologi yang dimana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses
penciptaan nilai bagi perusahaan (Bukh et al., 2005). Metode pengukuran
intellectual capital dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: pengukuran non-monetary dan pengukuran monetary (Sawarjuwono dan
Kadir, 2003).
Intellectual capital sebagai intellectual material, yang meliputi
pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat
digunakan secara bersamaan untuk menciptakan kekayaan (wealth)
(Stewart, 1997). Intellectual capital umumnya didefinisikan sebagai
perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku
dari aset perusahaan atau dari financial capital sebuah perusahaan. Nilai
pasar dari bisnis kebanyakan adalah bisnis yang berdasarkan pada
pengetahuan yang nilainya menjadi lebih besar daripada nilai yang
dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh akuntan (Ulum, 2009). Intellectual capital terdiri dari 3
komponen, yaitu human capital, structural capital dan customer capital.
a. Human Capital
Human capital dapat didefnisikan sebagai kemampuan untuk
menyalurkan potensi manusia menjadi produk atau jasa. Human
(40)
perusahaan, kemampuan serta brainpower (Sangkala, 2006). Human
Capital merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu organisasi. Investasi dalam pelatihan dan peningkatan sumber daya
manusia merupakan investasi yang sangat penting (Pratiwi, 2005).
Oleh karena itu, human capital menjadi kunci kesuksesan perusahaan
karena memiliki peran yang penting bagi daya saing perusahaan,
sehingga perlu untuk mengembangkannya seperti melakukan program
pelatihan, program pembelajaran, proses perekrutan dan mentoring.
b. Structural Capital
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, seperti sistem operasional perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan intellectual
property yang dimiliki perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Jadi, structural capital adalah sarana yang mendukung produktivitas
karyawan untuk menciptakan kinerja yang efektif bagi perusahaan.
Structural capital meliputi information system, hardware, software,
database, struktur organisasi, patent dan trademark.
c. Customer Capital
Customer capital merupakan hubungan harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para
(41)
pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal
dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan,
berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat sekitar (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Oleh karena itu,
perusahaan perlu untuk menjaga hubungan baik dengan para mitranya
seperti supplier besar, pelanggan yang loyal dan juga hubungan baik
dengan pemerintah agar kualitasnya semakin meningkat dari segala
aspek dan menciptakan trust bagi mitra perusahaan. Berikut ini
merupakan klasifikasi mengenai komponen intellectual capital yang
disajikan pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Klasifikasi Intellectual Capital
Organizational Capital Customer Capital Human Capital Intellectual Property: Patents Copyrights Design rights Trade secret Trademarks Service marks Management philosophy Corporate culture Management processes Informations systems Networking systems Financial relations Brands Customers Customer loyalty Backlog orders Company names Distribution channels Business collaborations Licensing agreements Favourable contracts Franchising agreements Know-how Education Vocational qualification Work-related knowledge Work-related competencies Entrepreneurial spirit, innovativeness, proactive and reactive abilities, changeability Psychometric valuation Sumber: (IFAC, 1998 dalam Ulum, 2009)
5. Pengungkapan Intellectual Capital
Pengungkapan intellectual capital merupakan salah satu area yang
(42)
satu instrument untuk menentukan nilai perusahaan (Purnomosidhi,
2006). Saat ini pengungkapan intellectual capital memberikan manfaat
yang lebih besar dibanding masa lalu. Terutama bagi sektor yang
mempunyai karakteristik industri dominan yang kemudian mengalami
perubahan, seperti dari sektor manufaktur berubah menjadi high
technology, finansial dan jasa asuransi (Guthrie dan Petty, 2000). Pengungkapan dalam laporan keuangan dan laporan tahunan dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pengungkapan wajib
(mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sedangkan,
pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen
perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi
lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai
laporan keuangan tersebut. Pengungkapan informasi intellectual
capital merupakan pengungkapan sukarela (Ariestyowati, 2009).
Pengungkapan intellectual capital dalam suatu laporan keuangan
sebagai suatu cara untuk mengungkapkan bahwa laporan tersebut
menggambarkan aktivitas perusahaan yang kredibel, terpadu (kohesif)
serta “true and fair”. Sangat sedikit perusahaan yang membuat
laporan intellectual capital secara terpisah karena ketika melaksanakan
pengungkapan intellectual capital dengan cara yang berbeda,
(43)
sehingga tidak perlu untuk menyediakan pengungkapan yang kredibel
mengenai kegiatan perusahaan (Ulum, 2009).
Badan Akuntansi Internasional seperti International Federation of
Accountants (IFAC), International Accounting Standards Committee
(IASC), Society of Management Accountants of Canada (SMAC) juga
sedang melakukan pengujian terhadap kerangka kerja pengelolaan dan
pelaporan intellectual capital perusahaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan porsi pengungkapan setiap elemen modal intelektual,
dimana 30% indikator digunakan untuk mengungkapkan human
capital, 30% organizational capital (internal structure), dan 40%
customer capital (external structure) (Sawarjuwono, 2003).
Riset yang dilakukan oleh Guthrie dan Petty (2000) menunjukkan
bahwa:
a. Pengungkapan intellectual capital lebih banyak (95%) disajikan
secara terpisah dan tidak ada yang disajikan dalam angka atau
kuantitatif.
b. Pengungkapan mengenai modal eksternal lebih banyak dilakukan
oleh perusahaan. Hal-hal yang banyak diungkapkan menyebar
diantara ketiga elemen modal intelektual.
c. Pelaporan dan pengungkapan intellectual capital dilakukan masih
(44)
d. Secara keseluruhan perusahaan menekankan bahwa intellectual
capital merupakan hal penting untuk menuju sukses dalam
menghadapi persaingan masa depan.
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian empiris mengenai
intellectual capital yang disajikan pada tabel 2.3 sebagai berikut: Tabel 2.3
Penelitian-penelitian Empiris Tentang Intellectual Capital
Peneliti Negara Tujuan Penelitian Metode Penelitian Bidang Kajian Danish Trade and Industry Development Council (1997) Denmark dan Swedia
Sifat alami dari laporan
intellectual capital
Wawancara Tujuan, isi, dampak,
pengorganisasian dan definisi yang termasuk dalam akun-akun intellectual capital. Bornemann
et al. (1999)
Austria Nilai intellectual capital dari perspektif stakeholders Wawancara Kuesioner Content analysis Ukuran non-keuangan, perbandingan usaha kecil di Austria dengan perusahaan internasional. Backhuijs et
al. (1999)
Belanda Kerangka kerja untuk indikator intellectual capital
Studi kasus Signifikansi dari aset tidak berwujud, identifikasi dan definisi untuk indikator. Johanson et al. (1999)
Swedia Karakteristik aktiva tidak berwujud
Studi kasus Klasifikasi aktiva tidak berwujud, hubungan antar aktiva tidak berwujud. Bersambung pada halaman selanjutnya
(45)
Tabel 2.3 (Lanjutan) Peneliti Negara Tujuan
Penelitian Metode Penelitian Bidang Kajian Johanson et al. (1999)
Swedia Pengukuran dan
pengelolaan aktiva tidak berwujud
Studi kasus Pengembangan, tujuan, isi dan outcome dari sistem pengukuran. Achten
(1999)
Belanda Transparansi aset produksi tidak berwujud
Studi kasus Identifikasi aset produksi tidak berwujud dan pengukuran input. Andriessen et al. (1999)
Belanda Peilaian aktiva tidak berwujud
Studi kasus Pengukuran aktiva tidak berwujud dalam bentuk kapasitas laba masa depan. Miller et al.
(1999)
Kanada Pengukuran dan pelaporan intellectual capital
Kuesioner Indikator-indikator intellectual capital Canibano et
al. (1999)
Spanyol Pengukuran intellectual capital
Studi kasus Indikator-indikator intellectual capital Hoogendoor
n et al. (1999)
Belanda Pengembangan laporan intellectual capital Kuesioner Wawancara Identifikasi intellectual capital, perhitungan aktiva tidak berwujud dan indikator-indikator intellectual capital. Danish Agency for Trade and Industry (1999)
Denmark Pengembangan laporan
intellectual capital
Studi kasus Pengukuran intellectual capital dan acuan
(guidelines) bagi perusahaan. Bersambung pada halaman selanjutnya
(46)
Tabel 2.3 (Lanjutan) Peneliti Negara Tujuan
Penelitian
Metode Penelitian
Bidang Kajian Guthrie et al.
(1999)
Australia Pelaporan intellectual capital
Content analysis Studi kasus
Isi dari laporan intellectual capital, peran industri sebagai kekuatan penggerak bagi intellectual capital. Brennan (1999)
Irlandia Pelaporan intellectual capital
Content analysis
Isi dari laporan intellectual capital, perbandingan nilai pasar dan nilai buku. Williams
(2001)
Inggris Pengungkapan intellectual capital dan hubungan kinerja Automatic word search Disclosure index dan hubungan pengungkapan intellectual capital dengan kinerja. Bozzolan (2003)
Italy Pengungkapan intellectual capital
Content analysis
Isi dari laporan intellectual capital dan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pelaporan. April, Bosma & Deglon (2003) Afrika Selatan Pengungkapan elemen-elemen intellectual capital Content analysis Frekuensi pengungkapan elemen intellectual capital. Goh dan Lim
(2004)
Malaysia Pengungkapan intellectual capital
Content analysis
Isi dari laporan intellectual capital, baik kualitatif maupun kuantitatif. Bukh (2005) Denmark Pengungkapan
intellectual capital
Content analysis Studi kasus
Isi dari laporan intellectual capital di IPO.
(47)
Tabel 2.3 (Lanjutan) Peneliti Negara Tujuan
Penelitian
Metode Penelitian
Bidang Kajian Guthrie et al.
(2006) Hong Kong dan Australia Pengungkapan intellectual capital Content analysis
Isi dari laporan intellectual capital dan membandingkan bukti dari Hong Kong dan Australia. White et al.
(2007)
Australia Pengungkapan intellectual capital dan key drivers-nya Intellectual capital index Correlation Multiple-regression Key driver pengungkapan intellectual capital adalah: umur perusahaan, leverage, ukuran perusahaan dan keberadaan komisaris independen. Boedi (2008) Indonesia Pengungkapan
intellectual capital Content analysis Pengungkapan kategori (item-item) intellectual capital dalam laporan tahunan. Ariestyowati
et al. (2009)
Indonesia Pengungkapan intellectual capital Content analysis Pengungkapan kategori (item-item) intellectual capital dalam laporan tahunan dan key driver-nya: umur perusahaan, ukuran perusahaan, jenis industry dan leverage. Sumber: Ulum (2009)
Berikut ini merupakan item-item indeks pengungkapan intellectual
(48)
dikembangkan oleh Bukh et al. (2005) yang disajikan pada tabel 2.4
sebagai berikut:
Tabel 2.4
Item-item Indeks Pengungkapan Intellectual Capital (78 Item) Karyawan (27 item)
E1 Rincian berdasarkan umur E2 Rincian berdasarkan senioritas E3 Rincian berdasarkan gender E4 Rincian berdasarkan kebangsaan E5 Rincian berdasarkan departemen E6 Rincian berdasarkan fungsi pekerjaan E7 Rincian berdasarkan pendidikan E8 Tingkat perputaran karyawan
E9 Komentar mengenai perubahan jumlah karyawan
E10 Komentar mengenai kesehatan dan keselamatan pegawai E11 Tingkat kehadiran karyawan
E12 Diskusi wawancara karyawan
E13 Pernyataan kebijakan tentang pengembangan kompetensi E14 Deskripsi program dan aktivitas pengembangan kompetensi E15 Biaya pendidikan dan pelatihan
E16 Biaya pendidikan dan pelatihan berdasarkan jumlah karyawan E17 Biaya karyawan berdasarkan jumlah karyawan
E18 Kebijakan rekruitmen perusahaan
E19
Indikasi terpisah dari perusahaan yang memiliki departemen, divisi atau fungsi HRM
E20 Rotasi kesempatan pekerjaan E21 Kesempatan karir
E22 Sistem remunerasi dan insentif E23 Pensiun
E24 Kebijakan Asuransi
E25 Laporan ketergantungan pada personil kunci E26 Pendapatan karyawan
E27 Nilai tambah per karyawan Pelanggan (14 item)
C1 Jumlah pelanggan
C2 Rincian penjualan berdasarkan pelanggan C3 Penjualan tahunan per segmen/produk Bersambung pada halaman selanjutnya
(49)
Tabel 2.4 (Lanjutan) Pelanggan (14 item)
C4 Ukuran rata-rata pembelian oleh pelanggan C5 Ketergantungan pada pelanggan utama
C6 Deskripsi keterlibatan pelanggan dalam operasi perusahaan C7 Deskripsi hubungan pelanggan
C8 Pendidikan dan pelatihan pelanggan C9 Rasio pelanggan untuk karyawan C10 Nilai tambah per pelanggan/segmen
C11 Pangsa pasar absolut perusahaan dalam industri (persen) C12 Pangsa pasar relatif perusahaan
C13 Pangsa pasar berdasarkan negara, segmen, produk C14 Hak membeli kembali
Teknologi Informasi (5 item) IT 1 Deskripsi investasi IT
IT 2 Deskripsi sistem IT yang ada
IT 3 Aset software yang dimiliki atau dikembangkan IT 4 Deskripsi fasilitas IT
IT 5 Biaya IT Proses (8 item)
P1 Informasi dan komunikasi perusahaan P2 Upaya terkait dengan lingkungan kerja P3 Bekerja dari rumah
P4 Berbagi pengetahuan dan informasi internal P5 Berbagi pengetahuan dan informasi eksternal P6 Mengukur kegagalan proses internal atau eksternal P7 Diskusi balas jasa dan program sosial perusahaan P8 Persetujuan lingkungan atau pernyataan atau kebijakan Penelitian dan Pengembangan (9 item)
RD 1 Pernyataan kebijakan, strategi, dan tujuan aktivitas RD RD 2 Biaya RD
RD 3 Rasio biaya RD untuk penjualan
RD 4 RD yang diinvestasikan dalam penelitian dasar
RD 5 RD yang diinvestasikan dalam desain dan pengembangan produk RD 6 Rincian prospek masa depan tentang RD
RD 7 Rincian paten perusahaan yang ada RD 8 Jumlah paten, lisensi, dan sebagainya RD 9 Informasi tentang paten yang tertunda Bersambung pada halaman selanjutnya
(50)
Tabel 2.4 (Lanjutan) Laporan Strategis (15 item)
SS 1 Deskripsi teknologi produksi baru
SS 2 Pernyataan tentang kinerja kualitas perusahaan SS 3 Informasi tentang aliansi strategis perusahaan SS 4 Tujuan dan alasan aliansi strategis
SS 5 Komentar dampak aliansi strategis
SS 6 Deskripsi jaringan pemasok dan distributor SS 7 Pernyataan citra dan merek
SS 8 Pernyataan budaya perusahaan SS 9 Pernyataan tentang praktik terbaik SS 10 Struktur organisasi perusahaan
SS 11 Pemanfaatan energi, bahan baku, dan bahan input lainnya SS 12 Investasi di lingkungan
SS 13 Deskripsi keterlibatan karyawan
SS 14 Informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan dan tujuannya SS 15 Deskripsi kontrak karyawan atau masalah karyawan
Sumber: (Bukh et al., 2005 dalam Ulum, 2009)
6. Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan awal perusahaan beroperasi hingga
perusahaan tersebut dapat mempertahankan eksistensinya (going
concern) dalam dunia bisnis. Semakin lama umur perusahaan maka
semakin terlihat pula eksistensi perusahaan, sehingga semakin luas
pula pengungkapan yang dilakukan berkaitan untuk menciptakan
keyakinan pada pihak luar dalam kualitas perusahaannya (Nugroho,
2012). Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengetahuan yang
lebih mendalam tentang kebutuhan konstitusinya akan informasi
mengenai perusahaan (Marwata, 2001).
Umur perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis,
(51)
perekonomian. Semakin lama umur perusahaan akan memberikan
pengungkapan informasi keuangan yang lebih luas dibanding
perusahaan lain yang umurnya lebih pendek dengan alasan perusahaan
tersebut memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan laporan
tahunan (Istanti, 2009). Perusahaan yang umur listingnya di bursa efek
lebih muda akan berupaya untuk mendapatkan tambahan modal
dengan semakin banyak mengungkapkan informasi perusahaan
termasuk intellectual capital (Li et al., 2008).
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen dengan
asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang
lebih banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha dan memiliki
potensi penciptaan nilai jangka panjang (Purnomosidhi, 2006). Ukuran
perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu
perusahaan. Alasan utama ukuran perusahaan termasuk sebagai
variabel independen adalah bahwa perusahaan besar cenderung
melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki unit
bisnis yang berbeda yang menjadi faktor penentu keberhasilan dan
memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang (Bozzolan et al.,
2003).
Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan
terhadap keterbukaan informasi dibanding perusahaan yang lebih kecil.
(52)
mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan
prinsip-prinsip manajemen perusahaan yang baik (Nugroho, 2012). Ukuran
perusahaan merupakan variabel penting dalam menjelaskan variasi
pengungkapan informasi karena adanya kebutuhan untuk memperoleh
dana dengan biaya yang paling rendah, tekanan dari shareholders dan
para analis investasi untuk melakukan pengungkapan yang lebih
banyak, pemantauan yang lebih ketat dari pihak penguasa, kerumitan
struktur bisnis dan permintaan yang lebih besar untuk menyediakan
informasi kepada berbagai kelompok pemakai (Purnomosidhi, 2006).
Perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada
perusahaan kecil, sehingga konsekuensinya, perusahaan besar
didorong untuk mengungkapkan lebih banyak tentang informasi
voluntary, seperti intellectual capital, untuk mengurangi biaya
keagenan yang dikeluarkan (Jensen dan Meckling, 1976).
8. Leverage
Leverage adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakai
untuk membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang
diperoleh dari eksternal perusahaan dengan dana yang disediakan oleh
pemilik perusahaan (Sutanto, 2012). Leverage merupakan pengukur
besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Hutang yang digunakan
untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan dari pemegang
(53)
tinggiakan mengungkapkan lebih banyak informasi (Jensen dan
Meckling, 1976).
Tingginya rasio financial leverage mencerminkan bahwa tingginya
risiko keuangan suatu perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang
tinggi menjelaskan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan
(Petronela, 2004). Perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi
akan mengurangi pengungkapan yang dilakukan, termasuk intellectual
capital disclosure, untuk mengurangi sorotan dari bondholder.
Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Semakin tinggi angka leverage, maka
semakin tinggi ketergantungan perusahaan terhadap hutang, sehingga
semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan dan investor akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Jensen dan
Meckling, 1976).
9. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manejemen dalam
mengelola perusahaan. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total asset, maupu modal sendiri (Petronila dan Mukhlasin,
2003). Profitabilitas yang tinggi merupakan salah satu hal yang
dianggap baik oleh perusahaan, sehingga cenderung diungkapkan
secara detail oleh perusahaan. Pengungkapan secara detail ini biasanya
(54)
intellectual capital, yang diharapkan dapat meningkatkan nama baik
perusahaan (Sutanto, 2012).
Banyak perusahaan cenderung mengungkapkan secara lengkap
tentang hal-hal yang baik mengenai perusahaan dalam laporan
tahunan, dengan tujuan untuk memperoleh nama baik yang tinggi di
mata publik (Amalia, 2005). Profitabilitas yang tinggi merupakan
salah satu hal yang dianggap baik oleh perusahaan, karena
profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan, karena semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka
semakin tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan.
10.Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan adalah sejumlah saham yang tersebar dan
dimiliki oleh beberapa pemegang saham. Semakin besar tingkat
kepemilikan, maka akan semakin besar power voting yang dimiliki
dalam pengambilan keputusan perusahaan (Artinah, 2013). Manajer
perusahaan yang tingkat kepemilikannya terhadap perusahaan tersebut
tinggi, maka kemungkinan untuk melakukan diskresi/ekspropriasi
terhadap sumber daya perusahaan akan berkurang (Jensen dan
Meckling, 1976). Semakin terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan,
maka pemegang saham mayoritas akan semakin menguasai perusahaan
dan semakin berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
(55)
Tingginya konsentrasi kepemilikan dapat diasumsikan bahwa
tingginya konsentrasi kepemilikan saham akan ditemui pada kondisi
dimana hak milik tidak mampu dilindungi oleh negara. Dengan tidak
adanya perlindungan negara, maka pengendali perusahaan akan
mendapatkan kekuasaan melalui voting right dan insentif (melalui
tingginya cash flow right). Sehingga kekuasaan tersebut
mempengaruhi negosiasi dan pelaksanaan kontrak-kontrak perusahaan
terhadap para stakeholders (Herdinata, 2008 dalam Istanti, 2009).
B. Penelitian Sebelumnya
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil dari penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan intellectual capital dan faktor-faktor yang
(56)
Tabel 2.5
Hasil Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Bukh et al. (2005) Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses Indeks pengungkapan 78 item. Variabel ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Variabel jenis industri dan kepemilikan manajerial.
Jenis industri dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap luasnya
pengungkapan intellectual capital, sedangkan ukuran perusahaan dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. 2. Bambang
Purnomosidhi (2006)
Pengungkapan Sukarela Modal Intelektual Pada Perusahaan Publik di BEJ
Regresi linier berganda. Variabel ukuran perusahaan dan leverage. Variabel kinerja modal intelektual. Menggunakan 25 item indeks pengungkapan. Objek penelitian adalah
perusahaan publik.
Kinerja modal intelektual, ukuran perusahaan dan leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap indeks pengungkapan modal intelektual.
(57)
Tabel 2.4 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. White et al. (2007) Drivers of Voluntary
Intellectual Capital Disclosure in Listed Biotechnology
Regresi linier berganda. Variabel konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan leverage. Indeks pengungkapan 78 item. Objek penelitian tersebut adalah perusahaan bioteknologi di Australia, sedangkan dalam penelitian ini adlaah perusahaan property dan real estate.
Komisaris independen, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan leverage masing-masing mempengaruhi tingkat pengungkapan intellectual capital, sedangkan konsentrasi kepemilikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
4. Ariestyowati et al. (2009)
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Praktik Pengungkapan Intellectual Capital dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia Variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan dan leverage. Regresi linier berganda. Variabel jenis industri. Objek penelitian tersebut adalah perusahaan publik di Indonesia.
Ukuran perusahaan, umur perusahaan, leverage dan jenis industri berpengaruh
signifikan terhadap praktik pengungkapan intellectual capital
(58)
Tabel 2.4 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Sri Layla Wahyu Istanti (2009)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Modal Intelektual
Regresi Linier Berganda. Variabel umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage dan konsentrasi kepemilikan. Indeks pengungkapan 78 item. Objek penelitian adalah perusahaan non-keuangan yang listing di BEI. Variabel komisaris independen. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan modal
intelektual. Sedangkan umur perusahaan, leverage, komisaris independen dan konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan modal intelektual.
6. Ahmadi Nugroho (2012)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure (ICD)
Regresi linier berganda. Variabel umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage dan konsentrasi kepemilikan. Variabel komisaris independen. Objek penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur.
Umur perusahaan, ukuran perusahaan, komisaris independen, konsentrasi kepemilikan dan leverage tidak berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap intellectual capital disclosure. Bersambung pada halaman selanjutnya
(59)
Tabel 2.4 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Felicia Dwiputri Sutanto (2012)
Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Intellectual Capital di dalam Laporan Tahunan Analisis Regresi Berganda. Variabel independen basis perusahaan, profitabilitas, dan leverage. Penelitian ini tidak menggunakan variabel independen umur perusahaan. Ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan IC. Sedangkan struktur kepemilikan, basis perusahaan, profitabilitas, leverage, dan umur
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan IC. 8. Budi Artinah
(2013)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Regresi linier berganda. Variabel independen konsentrasi kepemilikan, leverage, dan ukuran perusahaan. Penelitian terdahulu meneliti pada lembaga keuangan yang terdaftar di BEI.
Konsentrasi kepemilikan dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif pada pengungkapan IC. Sedangkan leverage, umur perusahaan dan komisaris independen berpengaruh negatif pada pengungkapan IC. Bersambung pada halaman selanjutnya
(60)
Tabel 2.4 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
9. Maharani Dian Cempaka dan Marsono (2013)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure dan
Pengaruhnya Terhadap Cost of Equity Capital Regresi linier berganda. Variabel ukuran perusahaan dan leverage. Perusahaan property dan real estate. Indeks pengungkapan 78 item. Regresi linier sederhana. Variabel tipe auditor. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
intellectual capital disclosure, sedangkan leverage dan tipe auditor tidak mempengaruhi intellectual capital disclosure.
10. Wulan Budi Astuti dan Imam Ghozali (2013)
Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Prospektus Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital Laporan Tahunan Perusahaan Publik Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011 Regresi linier berganda. Variabel umur perusahaan dan ukuran perusahaan. Indeks Pengungkapan 64 item. Objek penelitian adalah perusahaan publik. Variabel tingkat
pengungkapan IC pada saat IPO, industri manufaktur dan non-manufaktur dan perusahaan audit. Rata-rata pengungkapan informasi IC dalam prospektus berpengaruh terhadap rata-rata pengungkapan IC dalam laporan tahunan. Dari 5
variabel kontrol, hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap pengungkapan IC.
(61)
Tabel 2.4 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
11. Reskino dan Lyandra Aisyah Margie (2014)
Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating
Indeks
pengungkapan 78 item.
Objek penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur. Profitabilitas sebagai variabel moderasi.
Komisaris independen, struktur kepemilikan saham dan moderasi antara komisaris independen dan struktur kepemilikan dengan
profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap
pengungkapan intellectual capital.
(62)
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada gambar 2.1 di
bawah ini sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya Umur Perusahaan
(X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Leverage (X3)
Profitabilitas (X4)
Konsentrasi Kepemilikan (X5)
Pengungkapan Intellectual
Capital (Y) Annual report dan laporan keuangan perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Basis Teori:
Teori Stakeholder dan Teori Signalling Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(63)
Gambar 2.1 (Lanjutan)
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka rumusan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital
Umur perusahaan memiliki hubungan terhadap kualitas pengungkapan
informasi perusahaan, karena perusahaan yang berumur lebih tua memiliki
pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan.
Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih
mengetahui kebutuhan informasi perusahaan. Semakin lama umur
perusahaan, maka perusahaan memiliki pengetahuan yang semakin dalam Analisis Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik: Uji Normalitas Uji Multikolinieritas
Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas
Uji Koefisien Determinasi
Uji Hipotesis:
Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Signifikansi Simultan
(1)
110 No.
Nama
Perusahaan Tahun
Umur Perusahaan (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Leverage (X3) ROA (X4) Konsentrasi Kepemilikan (X5) ICD (Y)
70 LPKR 2014 18 13.58 113.99 8.30 76.55 76.92
71 PLIN 2010 18 12.65 99.30 11.35 24.65 66.67
72 PLIN 2011 19 12.63 84.23 1.96 24.65 62.82
73 PLIN 2012 20 12.60 76.96 5.94 37.53 67.95
74 PLIN 2013 21 12.62 91.08 0.81 29.53 74.36
75 PLIN 2014 22 12.66 92.00 7.88 34.22 74.36
76 PUDP 2010 16 11.46 28.68 3.55 44.54 53.85
77 PUDP 2011 17 11.53 41.56 6.17 44.54 50.00
78 PUDP 2012 18 11.56 41.96 5.85 44.54 51.28
79 PUDP 2013 19 11.56 32.26 7.20 44.54 50.00
80 PUDP 2014 20 11.60 39.37 3.75 44.54 55.13
(2)
111
Lampiran 4 Hasil Output SPSS 1. Statistik Deskriptif
2. Uji Normalitas
a. Analisis Grafik
(3)
112
Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot
b. Analisis Statistik
(4)
113
3. Uji Multikolinieritas
4. Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi – Runs Test
(5)
114
5. Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Heterokedastisitas – Grafik Scatterplot
(6)
115
6. Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
7. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)