33
Gambar 4.3
Kurva kalibrasi natrium Berdasarkan Gambar 4.1 – 4.3, diperoleh hubungan yang linear antara
konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r kalsium sebesar 0,9995, kalium sebesar 0,9995 dan natrium sebesar 0,9993. Nilai r
≥ 0,95 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X
Konsentrasi dan Y Absorbansi Shargel dan Andrew, 1999. Data hasil pengukuran absorbansi larutan baku kalsium, kalium dan natrium dan perhitungan
persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 7 - 9, halaman 51 - 56.
4.3.2 Analisis Kadar Kalsium, Kalium dan Natrium pada Daun Bangun- Bangun Segar dan Direbus
Penentuan kadar kalsium, kalium dan natrium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi mineral kalsium, kalium dan natrium
dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku masing-masing mineral. Agar konsentrasi mineral kalsium, kalium,
dan natrium dalam sampel berada pada rentang kurva kalibrasi maka masing-
34 masing sampel diencerkan terlebih dahulu dengan faktor pengenceran yang
berbeda-beda. Faktor pengenceran untuk penentuan kadar kalsium dan kalium daun bangun-bangun segar adalah sebesar 250 kali, sedangkan faktor
pengenceran untuk penentuan kadar kalsium dan kalium daun bangun-bangun direbus adalah sebesar 200 kali. Faktor pengenceran untuk penentuan kadar
natrium daun bangun-bangun segar dan direbus adalah sebesar 25 kali. Data dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10 - 13, halaman 57 - 62.
Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 14 - 16, halaman 63 - 71.
Tabel 4.2 Hasil analisis kadar kalsium, kalium dan natrium pada sampel
No. Sampel
Kadar Kalsium mg100g
Kadar Kalium mg100g
Kadar Natrium mg100g
1. 2.
Segar Rebus
592,1772 ± 5,0541 420,5009 ± 7,7307
444,4997 ± 7,8920 280,5874 ± 17,7094
4,3621 ± 0,0449 2,8052 ± 0,3266
Berdasarkan Tabel 4.2, kemudian dihitung berapa besar persentase penurunan kadar dari masing-masing mineral pada sampel yaitu penurunan kadar
kalsium, kalium, dan natrium pada daun bangun-bangun segar Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 72.
Tabel 4.3 Hasil penurunan kadar kalsium, kalium dan natrium pada sampel
Mineral Kadar Sampel mg100g
Penurunan Kadar Segar
Rebus Kalsium
592,1772 420,5809
28,99 Kalium
444,4997 280,5874
36,87 Natrium
4,3621 2,8052
35,69
35 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa terdapat penurunan kadar
kalsium, kalium, dan natrium pada daun bangun-bangun direbus.
Tabel 4.4 Hasil uji beda nilai rata-rata kadar kalsium, kalium dan natrium antar
sampel No.
Kadar t
hitung
t
tabel
Hasil 1.
Kalsium 68,6705
3,1693 Beda
2. Kalium
33,8901 3,1693
Beda 3.
Natrium 19,0400
3,1693 Beda
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
kadar kalsium, kalium, dan natrium pada daun bangun-bangun segar dan direbus. Hal ini kemungkinan karena kalsium, kalium, dan natrium pada daun bangun-
bangun rebus banyak terlarut selama proses perebusan karena sebagian besar logam kalsium, kalium, dan natrium pada daun bangun-bangun terikat dalam
bentuk kompleks yang larut dalam air. Jadi, saat direbus kadar mineral kalsium, kalium, dan natrium yang terdapat di dalamnya berkurang. Mineral dalam bahan
pangan sebagian rusak pada proses pengolahan karena mineral sensitif terhadap panas dan proses pengolahan yang melibatkan air seperti perebusan Rahayu,
dkk., 2012. Tekanan darah normal memerlukan perbandingan antara natrium dan
kalium yang sesuai di dalam tubuh. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraseluler adalah 1 : 10. Natrium menjaga keseimbangan cairan dalam
ekstrasel, natrium sebagian besar mengatur tekanan osmosis yang menjaga agar cairan tidak masuk ke dalam sel–sel. Didalam sel tekanan osmosis diatur oleh
kalium guna menjaga cairan tidak keluar dari sel. Bila jumlah natrium didalam sel meningkat secara berlebihan maka air akan masuk kedalam sel, akibatnya sel akan
36 membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakanedema dalam
jaringan tubuh. WHO menganjurkan kebutuhan garam hingga 6 gram per hari ekivalen dengan 2400 mg natrium Almatsier, 2004.
Natrium dan kalium memegang peranan dalam pemeliharaan
keseimbangan cairan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Kalsium dan kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Kebutuhan kalium
perhari minimal 2000 mg. Terdapat hubungan antara konsumsi kalium tinggi dan penurunan tekanan darah. Konsumsi kalium yang tinggi juga dapat mengimbangi
kehilangan kalium bagi penderita hipertensi yang mengkonsumsi obat diuretik. Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi resistensi periferal
dan tekanan terhadap renin angiotensin yang berhubungan dengan hipertensi essensial Permaesih, dkk., 1999.
Menurut Permaesih, dkk., 1999 defisiensi kalsium turut berperan terhadap terjadinya tekanan darah tinggi. Kadar kalsium yang rendah akan
merangsang hormon paratiroid dan menyebabkan kadar ion kalsium intrasel meningkat, yang akan menyebabkan sel otot polos pembuluh darah hiperaktif
sehingga resistensi perifer pembuluh darah meningkat dan akan meningkatkan tekanan darah. Kadar kalsium dalam daun bangun-bangun sangat tinggi yaitu
sebesar 590,2770 ± 20,5108 mg100 g sehingga dapat digunakan untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah.
Spektrofotometri Serapan Atom dapat digunakan sampai 61 logam, non logam yang dapat dianalisis adalah fosfor dan boron. Sumber nyala yang dipakai
adalah udara-asetilen dengan tempratur nyala 2200°C yang dapat mengatomisasi hampir semua elemen, tetapi logam alkali seperti Kalium dan Natrium paling baik
37 ditentukan dengan metode emisi secara fotometri nyala, dengan sumber nyala
propana-udara 1700°C, serta Kalsium membutuhkan suhu yang lebih tinggi dalam proses atomisasi. Untuk menguraikan senyawa yang bersifat refraktori
secara sempurna menggunakan sumber nyala N
2
O-asetilen 3000°C, atau dengan penambahan senyawa penyangga seperti Sr dan La yang dapat mengikat gugus
penggangu Gandjar dan Rohman, 2007. Tetapi dalam hal ini diperhitungkan keterbatasan alat serta bahan yang ada.
Pertumbuhan dan perkembangan daun bangun-bangun dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, temperatur, kelembapan tanah
dan jenis tanah. Daun bangun-bangun yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Komplek P4TK Medan yang tanahnya cukup subur sehingga
ketersediaan unsur haranya baik.
4.3.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi