Perubahan pada Lansia Lanjut Usia 1. Definisi

10 Sistem endokrin Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktifitas tiroid, BMR, daya pertukaran gas, produksi aldosteron, sekresi hormone kelamin seperti progesteron, estrogen, dan testosteron. 11 Sistem integumen Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik, menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya. 12 Sistem muskuloskeletal Tulang kehilangan kepadatannya dan semakin rapuh, kifosis, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, atrofi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot keram dan menjadi tremor. b. Perubahan mental Perubahan mental pada lansia disebabkan perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan hereditas, lingkungan, tingkat kecerdasan, dan kenangan. c. Perubahan psikososial Perubahan psikososial pada lansia meliputi kehilangan sumber finansial, kehilangan status jabatan, kehilangan teman atau relasi, kehilangan pekerjaan atau kegiatan, dan merasakan atau kesadaran akan kematian.

3. Tugas Perkembangan Lansia

Tamher Noorkasiani 2011 menyebutkan tugas perkembangan lansia terdiri dari: a. Penyesuaian terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik b. Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan kesehatan c. Penyesuaian terhadap kematian pasangan atau orang terdekat d. Membangun suatu perkumpulan dengan sekelompok usia e. Mengambil prakarsa dan beradaptasi terhadap peran sosial dengan cara yang fleksibel f. Membuat pengaturan hidup atau kegiatan fisik yang menyenangkan.

4. Permasalahan Berkaitan dengan Lansia.

Tamher Noorkasiani 2011 mengatakan proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan hal yang wajar bagi siapa saja yang dikarunia umur panjang, proses menua tersebut membawa permasalahan meliputi: a. Masalah baik secara fisik, biologis, mental, maupun sosial ekonomis akibat proses penuaan. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisik semakin mundur, hingga dapat mengakibatkan penurunan pada peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan didalam mencukupi kebutuhan hidup. b. Berkurangnya kesibukan sosial, hal ini mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungan yang dapat mengakibatkan dampak pada kebahagiaan seseorang. c. Memfungsikan tenaga dan kemampuan yang dimiliki lansia dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja. d. Masih ada lanjut usia berada dalam keadaan terlantar, selain tidak memiiki bekal hidup dan penghasilanpekerjaan, mereka juga tidak memiliki keluargasebatangkara. e. Kecenderungan tidak dihargainya lansia pada masyarakat industri sehingga mereka terisolir dalam kehidupan bermasyarakat. f. Kewajiban generasi tua menjadi pembina jati diri budaya dan ciri khas Indonesia agar tetap terpelihara kelestariannya. g. Lansia memerlukan tempat tinggal dan fasilitas khusus.

5. Tipe Kepribadian Lansia

a. Tipe kepribadian konstruktif construction personality, pada tipe ini biasanya tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap. b. Tipe kepribadian mandiri independent personality, pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power syndrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya. c. Tipe kepribadian tergantung dependent personality, pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis, kehidupan pada masa lansia tidak bergejolak, namun jika pasangan hidup meninggal, pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana. d. Tipe kepribadian bermusuhan hostility personality, pada tipe ini setelah memasuki masa tua lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya. Banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonomi menjadi morat-marit. e. Tipe kepribadian kritik diri self hate personality, pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara karena perilakunya sendiri, sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya Sutarto Ismulcokro, 2008.

6. Perilaku Lansia

Maryam, dkk 2008 mengklasifikasikan perilaku lansia menjadi dua perilaku, yaitu: a. Perilaku yang kurang baik 1 Kurang berserah diri 2 Pemarah, merasa tidak puas, murung dan putus asa 3 Sering menyendiri 4 Kurang melakukan aktifitas fisikolahragakurang gerak 5 Makan tidak teratur dan kurang minum 6 Kebiasaan merokok dan minum minuman keras 7 Minum obat penenang dan obat penghilang sakit tanpa aturan 8 Melakukan kegiatan melebihi kemampuan 9 Menganggap kehidupan seks tidak diperlukan lagi 10 Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur. b. Perilaku yang baik 1 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa 2 Menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan 3 Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat 4 Melakukan olahraga ringan setiap hari 5 Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai serta banyak minum 6 Berhenti merokok dan minuman keras 7 Minum obat sesuai anjuran.

B. Depresi 1. Definisi

Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertanya Sadock, 2007. Gangguan depresif mayor biasanya mencakup mood sedih atau kurangnya minat dalam aktifitas kehidupan selama dua minggu atau lebih disertai minimal empat gejala lain depresi, seperti anhedonia dan perubahan berat badan, tidur, energi, konsentrasi, pembuatan keputusan, harga diri, dan tujuan Videbeck, 2013.

2. Faktor Penyebab Depresi pada Lansia

Penyebab utama depresi belum diketahui namun ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya depresi pada lansia. a. Faktor biologis Santoso Ismail 2010 mengatakan bahwa adanya ketidak seimbangan zat-zat kimia di otak menyebabkan sel-sel otak tidak berfungsi dengan baik dan pada anggota keluarga ada yang lebih rentan terhadap zat kimia ini sehingga menimbulkan depresi, oleh karena itu kemungkinan faktor keturunan atau genetik dianggap sebagai penyebabnya. Depresi pada lansia sering pula terjadi bersamaan dengan masalah fisik menahun yang dialaminya, misalnya diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, penyakit hati kronis yang sulit disembuhkan, asma, stroke, rematik, osteoporosis, kanker, dan lain- lain. Gangguan penglihatan dan pendengaran yang umum terjadi pada lansia dapat juga memperberat depresi. Pada sebagaian wanita perubahan hormonal ketika menjelang menopause terjadi gangguan psikologis berupa depresi ringan, mereka menjadi mudah tersinggung, cepat marah, suasana hati gampang berubah, merasa tertekan, murung, sedih, kecewa, merasa tidak berguna, mudah panik, mudah lupa, konsentrasi buruk dan emosi tidak stabil. Sa’abah 2001 mengatakan pada lansia laki-lakipun terjadi penurunan aktifitas gonad secara