2.2 Penyajian Data
Data yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah :
1. Data kondisi eksisting evaluasi hidrolik bangunan irigasi di desa Tanjung
Beringin Kecamatan Munte Kabupaten Karo. 2.
Peta Kabupaten Tanah Karo yang di peroleh dari BAPEDA Kabupaten Karo.
3. Peta jaringan Irigigasi yang diperoleh dari Dinas Pekejaan Umum Tanah
Karo. 4.
Data curah hujan dan stasiun pencatat curah hujan dengan rentan waktu pengamatan selama 10 tahun terakhir yang diperoleh dari Dinas Pertanian
Tanah Karo. 5.
Foto dokumentasi.
2.3 Panjang Saluran Irigasi di Kabupaten Karo
Kabupaten Karo mempunyai Luas sawah yang dialiri irigasi seluas 11.020 Ha dengan saluran primer saluran tanah sepanjang 18.390 m, sedangkan saluran
primer linning kiri-kanan sepanjang 1.949 m, dan saluran primer linning sebelah sepanjang 1.280 m.
Untuk saluran sekunder saluran tanah sepanjang 29.877 m. Sedangkan saluran sekunder linning kiri-kanan hanya 775 m. Dan saluran sekunder linning
sebelah sepanjang 700 m. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Daftar Inventarisasi Panjang Saluran Irigasi Kabupaten Karo Sumber : Dinas PU Tanah Karo
2.4 Aliran Sungai di Tanah Karo
Tanah Karo merupakan daerah pegunungan yang bertopografi perbukitan serta memiliki banyak sungai yang bermuara ke Daerah Aliran Sungai DAS
Asahan, DAS Belumai, DAS Deli, DAS Percut, DAS Singkil, DAS Ular, DAS Wampu.
Untuk Daerah Irigasi Tanjung Beringin dan Desa Munte yang berada di Kecamatan Munte, bersumber dari sungai Lau Tualah yang dibendung didesa
Tanjung Beringin.
Gambar 2.2 Peta Recana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karo Sumber. Bappeda Tanah Karo
Gambar 2.3 Peta Aliran Sungai Kabupaen Karo Sumber. Bappeda Tanah Karo
Gambar 2.4 Peta Situasi D.I Tanjung Beringin Sumber. Dinas PU Tanah Karo
2.5 Jaringan Daerah Irigasi Tanjung Beringin
Sumber air irigasi yang bersumber dari sungai Tualah mempunyai areal persawahan seluas 80 Ha yang terdiri dari 2 bangunan bagi utama, yaitu untuk
BTB 1 Ka = 40 Ha, BTB 2 Ki = 40 Ha, BM 1 Ka = 145 Ha, BM 2 Ki = 40 Ha, BMTC 1 Ki = 65 Ha, BMTC 2 Ka = 70 Ha, BMTC 2 Te = 240 Ha, BMTB 1 Ki =
80 Ha, dan BMTB 1 Te = 120 Ha.
Gambar 2.5 Skema Jaringan Irigasi Tanjung Beringin Sumber. Dinas PU Tanah Karo
2.6 Kondisi Bangunan Utama Irigasi di Desa Tanjung Beringin
Berdasarkan hasil survey bendung utama di Daerah desa irigasi Tanjung Beringin adalah merupakan jenis bendungan tetap. Dengan tipe ambang tetap
lurus. Kondisi fisik bangunan bendung utama masih cukup baik walaupun masih memerlukan perawatan khususnya, hal-hal yang dapat menyebabkan
pendangkalan air dalam bendungan utama.
Gambar 2.6 Bangunan utama Irigasi Tanjung Beringin
2.7 Kondisi Bangunan Bagi Irigasi Di Desa Tanjung Beringin
Kondisi bangunan bagi irigasi di Desa Tanjung Beringin pada saat sekarang ini, masih dalam kondisi memperhatinkan dimana pintu air sudah ada
yang berkarat sehingga terjadi kebocoran-kebocoran yang menyebabkan pembagian air tidak diatur sedemikan sehingga kondisi pembagian air tidak
efesien penggunaanya sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.
Gambar 2.7 Bangunan bagi Irigasi Tanjung Beringin
2.8 Kondisi Box Tersier Di Desa Tanjung Beringin
Kondisi Box Tersier yang berada di Desa Tanjung Beringin hampir tidak berfungsi dengan baik, karena bangunan yang kurang terawat. Hal ini dapat dilihat
banyaknya box tersier yang sudah retak-retak, maka terjadilah kebocoran. Sehingga air tidak dapat tersalurkan ke saluran tersier secara sempurna.
Gambar 2.8 Box Tersier Irigasi Tanjung Beringin