Komponen ekstrak yang bersifat antioksidan menghasilkan bercak kuning pucat dengan latar belakang ungu dalam waktu 30 menit.
b. Metode Kuantitatif
Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan cara sebanyak 4,0 mL DPPH 0,1 mM dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, ditambahkan 50 µL ekstrak dengan kadar tertentu 0,04; 0,08; 0,12; 0,16; 0,20 kemudian divortex 1 menit sampai
tercampur rata lalu didiamkan 30 menit dalam tabung gelap. Fraksi hasil isolasi diperlakukan sama dengan ekstrak. Serapan larutan
diukur secara spektofotometri pada panjang gelombang 515 nm. Blanko yang digunakan adalah metanol.
Kemudian dihitung aktivitas antioksidan sampeldan vitamin C dengan rumus :
Keterangan : Serapan kontrol
: Serapan DPPH dengan konsentrasi 0,1 mM; Serapan larutan uji
: Serapan hasil reaksi antara 4,0 mL DPPH konsentrasi 0,1 mM dengan 50 µL ekstrak umbi
ubi jalar ungu.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan penelitian ini, yaitu :
1. Telah diisolasi senyawa antosianin dari sampel umbi ubi jalar ungu berbentuk larutan berwarna ungu sebanyak 30 mL.
2. Senyawa hasil isolasi memiliki panjang gelombang maksimum pada 522 nm, dan 281 nm. Nilai panjang gelombang maksimum ini mendekati nilai panjang
gelombang maksimum milik sianidin -3-glukosida yaitu 275 nm dan 523 nm dan Sianidin-3-soporosida-5-glukosida yaitu 524 nm dalam pelarut 0,1 HCl
dalam metanol sehingga senyawa hasil isolasi diperkirakan sebagai senyawa antosianin golongan sianidin.
3. Berdasarkan kromatogram LC, fraksi 19 hasil kromatotron masih mengandung 3 senyawa, dibuktikan dengan adanya 3 puncak dengan waktu
retensi 2,9 ; 3,8 ; dan 12,1. 4. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan jumlah total antosianin dalam
umbi ubi jalar ungu yaitu 326,33 mg100 gram bobot umbi ubi jalar ungu. 5. Nilai EC
50
untuk ekstrak kasar yaitu sebesar 1,0716 ppm dan nilai EC
50
untuk senyawa hasil isolasi yaitu sebesar 2,5248 ppm.