99
5.1.2 House Index HI dengan Kejadian DBD
House index HI merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menghitung risiko penyebaran penyakit. Indeks ini memberikan petunjuk tentang
persentase rumah yang positif untuk perkembangbiakan dan menunjukkan populasi manusia yang berisiko terkena DBD.
Berdasarkan hasil analisis spasial gambar 4.4.1 disimpulkan bahwa area wilayah RW di kelurahan Sendangmulyo yang memiliki kasus DBD sebagian
besar memiliki House index HI yang tinggi. Jarak antara rumah yang berdekatan misalnya di RW 28 yang hanya dipisahkan oleh tembok setebal 30 cm karena
merupakan daerah perumahan juga mempengaruhi kejadian DBD. Menurut Nagao et all, 2003, Depkes, 2002, de Frietas 2006 pada
daerah kumuh umumnya memiliki kondisi yang tidak sehat karena pembuangan sampah padat yang tidak teratur biasanya ditemukan breeding site yang
menyokong perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. Jarak antar rumah penduduk yang saling berdekatan juga merupakan salah satu faktor penentu penyebaran
nyamuk ini, karena Aedes sp hanya memiliki jarak terbang 100 m. Hal ini terlihat dari jarak kasus DBD antara RW 8 dan RW 9 yang letaknya antara 7 sampai 35
meter. Dari penelitian ditemukan bahwa jumlah rumah di RW 8 mencapai 100 rumahhektar yang tergolong dalam kategori padat pemukiman
. Banyaknya
jumlah bangunan akan meningkatkan banyaknya jumlah tempat penampungan air TPA seperti: talang atap, bak mandi, cekungan pada lantai dan lain-lain yang
memungkinkan sebagai tempat untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti bila jarang dibersihkan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wahyuningsih 2012
100 bahwa jentik vektor DBD dapat ditemukan pada tempat di area sekitar rumah
yang berpotensi untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes sp yaitu genangan air disekitar pekarangan rumah dan tempat penampungan air, kaleng bekas, tatakan
pot dan lain sebagainya.
5.1.3 Container Index CI dengan Kejadian DBD